Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

13

Musim pesta masih berjalan dan malam ini aku kembali menemani Russell menghadiri sebuah pesta rumah dari keluarga Earl Devon. Aku memilih meniadakan warna merah dari pilihan gaun pesta buatan Miss Torrent. Erin masih memerlukan setengah jam untuk mengikat korsetku dan mengingatkan untuk pulang bersama petticoat. Katanya, wanita bangsawan paling binal pun ingat untuk tetap mengenakan kurungan ayam di balik gaunnya saat kembali ke rumah.

Dia pikir aku punya rencana mempermalukan diriku dua kali? Ya, enggak kaleee...

"Gaunmu." Russell memicing pada apa yang aku kenakan.

"Apa masalah para perempuan?" Dia bergumam sembari menggeleng.

"Bukan masalah, melainkan obsesi diterima pergaulan. Kau telah mengingatkanku pentingnya menjaga nama baik Hawthorne sehingga aku mengorbankan diri mengenakan pakaian yang nyaris membuatku tak bisa mencicip apapun sepanjang malam," balasku dalam suara mendayu tapi sarat sindiran.

Sesaat Russell diam. Tak berkutit membalas kata-kataku. "Aku tak pernah memintamu berpakaian senonoh. Aku hanya memintamu bersikap selayaknya perempuan yang menyandang nama Hawthorne. Kau tidak dipaksa mengenakan satu pun dari gaun para istri bangsawan itu. Tanpa memilih gaun ini pun, semua orang tahu kau sangat cantik."

Aku menganga. Itu kalimat terpanjang Russell yang tidak dibumbui omelan. Mungkinkah aku salah mengenali ucapannya? Bisa saja dia sedang melontarkan sindiran khas bangsawan yang gagal kucerna. Aku harus tetap waspada.

"Aku akan menyimpan baik-baik ucapan Anda, My Lord."

Tak ada lagi pembicaraan di antara kami sepanjang perjalanan menuju tempat pesta. Ada banyak hal yang belum kupelajari dari kehidupan Elaine, selain apa yang aku baca di novel. Kemarin malam, Erin memberiku kabar mengenai seorang lady yang mengencani pria padahal sudah berstatus istri earl. Itu terjadi tak lain karena mereka tak diperbolehkan bercerai. Alhasil, pasangan itu mempunyai kekasih gelap.

Astaga, itukah yang akan aku alami jika Russell berhasil merebut hati Maria? Suamiku akan mempunyai kekasih gelap sementara dia masih suami sahku?

Eh, suami siapa?

Mungkin aku terlalu menikmati peran sebagai Elaine hingga lupa bahwa Russell adalah suami Elaine, bukan suami Elma.

Aku memandang Russell yang duduk diam sembari memandang ke luar jendela. Wajahnya kaku, berbeda dengan Gerard. Hidungnya tinggi dan langsing, pas sekali dengan bentuk rahangnya yang mengingatkanku pada Chris Evans. Rambutnya cokelat terang. Secara garis besar, Russell tampan andai dia lebih sering memanfaatkan bibirnya untuk tersenyum, alih-alih merengut.

Saat kami tiba di pesta, tamu sudah memenuhi ruangan. Aku berpisah dari Russell setelah menyapa penyelenggara pesta, Lord Devon dan Lady Devon. Russell segera bergabung dengan sekelompok pria berwig. Untung saja Russell tidak mengenakan wig. Jika iya, aku akan menamakannya pria wig yang cemberut.

"Lady Hawthorne, apa kabarmu?"

Aku nyaris melotot menemukan Gerard menghampiriku bersama Maria. Seharusnya mereka belum bertemu saat ini. Maksudku, bukan di pesta ini. Gerard mestinya masih sibuk menenggelamkan diri di kegiatan rakyat biasa.

"Oh, aku ba-baik," aku tak bisa menahan lidahku dari kegugupan, "apa yang membawa kalian datang bersama?"

"Sebenarnya, aku mencarimu. Secara tak sengaja, aku berpapasan dengan Lady Warren. Dia pun sedang mencarimu, sehingga kami sepakat mencarimu bersama-sama," Gerard menjelaskan dengan senyum malu-malu.

Aku melirik Maria yang tersenyum antusias padaku. Di dahinya aku membaca tulisan 'berikan aku pujian karena telah mengomeli suamimu'. Astaga, aku tidak mungkin mengucapkan terima kasih sudah mencampuri urusan rumah tanggaku di depan Gerard. Maria harus menjaga imejnya sebagai calon Duchess Arleston. Aku akan menunggu kesempatan lain untuk mengutarakan rasa bersyukurku.

"Apakah ada sesuatu yang kalian butuhkan dariku?" tanyaku keheranan.

"Sudikah Anda memberikan kehormatan untuk berdansa denganku, Lady Hawthorne?"

Kalau aku lupa bahwa posisiku sekarang ialah Elaine yang sudah bersuami, aku ingin sekali menerjang Gerard. Kapan lagi bisa dansa bersama pria lajang idaman.

"Apakah Anda melupakan keberadaan perempuan secantik Miss Warren, Your Grace?" Aku lempar tawaran itu.

Gerard melirik Maria. Mereka tersenyum penuh makna. Aku mengendus aroma manis di antara mereka. Jangan bilang aku tertinggal permainan cinta. Tolonglah, aku ingin menjadi saksi cinta mereka.

"Aku sudah mendaftar di kartu dansa Miss Warren untuk dansa pertama. Aku akan menjadi bujang paling beruntung jika mendapatkan kesempatan dansa kedua denganmu," balas Gerard sembari melempar cengiran.

Aku menebak Russell akan menumbuhkan sepasang tanduk cemburu saat melihat dansa pertama Maria adalah bersama Gerard. Tenang saja, aku akan ada di dekat Russell untuk berkata, 'Sabar, Mas Russell. Hidup manusia emang gitu. Kalo enggak meninggal, ya ditinggal.'

Buwahahahaha...

"Aku akan sangat beruntung menjadi rekan dansa Anda, Your Grace."

"Jawaban yang kuharapkan, Lady Hawthorne."

"Bagaimana kalau kita mencicip kue?" Maria mengusulkan. "Elaine, ah maaf, Lady Hawthorne sangat menyukai makanan manis."

Gerard memandangku antusias. "Mengapa Anda tak mengatakannya? Ayo kita mencicip kue di pesta ini. Asal Anda tahu, Lady Devon telah merekrut seorang pembuat kue yang sangat lezat dari Wales."

"Baiklah." Aku merasakan kejanggalan menerima perhatian mereka yang berlimpah. Tentu saja yang paling mengherankan adalah keakraban Gerard dan Maria yang lebih cepat dari waktu seharusnya.

Tapi, bukankah hal itu sangat baik? Gerard dan Maria kembali dekat.

Aku tak sabar melihat respons Russell. ( /// 'ิϖ'ิ/// )

###

25/08/2020

Follow IG missbebeklucu

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro