46.
Don't forget to vote and comment.
Give me many love guys.
Love you.
Happy reading.
And sorry for typo.
. . .
Dua jam berlalu aku dan Clar menghabiskan waktu kami di luar rumah, dan sekarang ini kami sudah kembali ketempat tinggal kami.
Hal yang pertama kulakukan adalah menurungkan semua belanjaan dari dalam mobil sedangkan Clar ia sudah masuk sedari tadi tampa membantuku.
Yang kedua yang ingin kulakukan adalah mengisi perutku, aku yakin seratus presen yakin cacing didalam perutku sekarang ini pasti sudah menari ria.
Aku sebenarnya memberi tahu Clar supaya makan di luar saja jadi tidak terlalu merepotkanya, tapi kata 'tidak' begitu dengan mudahnya keluar dari mulut Clar, ia bahkan berburuk sangka jika aku mengingingkan makan di luar karena masakanya tidak enak, Dan ya begitulah Clar dengan hormon kehamilanya yang slalu berkerja sama untuk membuatku lebih extra sabar.
Setelah selesai aku duduk dimeja makan dengan kedua tanganku memegangi sendok sembari menghentak-hentakan.
"Makan, makan, makan" gumanku dengan suara sedikit kuat.
"Makan, makan, makan, makannnnn, Clarrrr, aku laparrrr" ucapku kedua kalinya, tapi Clar masih fokus pada masakanya.
"Bisakah kau hentikan tingkah konyolmu itu Sky, berapa usiamu? Melakukan hal itu"
"Kekanakan sekali"
Aku sedih, sangat sedih bukankah lebih baik dengan jawaban,
'tungulah sebentar sayang'
'sebentar lagi' kurasa itu lebih baik dari pada perkatan Clar tadi, jadi kini aku makin sedih.
Aku meletakan kedua sendok dari jemariku Dan mendorong sedikit kursi lalu pergi dari hadapan Clar.
"Sky, kau ingin kemana?"
"Bukankah kau lapar?"
"Skyy, apa kau mendengarkan perkatanku?"
Ucapan Clar terdengar sayu-sayu ditelingaku, tapi aku sedikitpun tidak berniat kembali kedapur, ntahlah apa yang terjadi mengapa aku bisa bergini, tiba-tiba saja mood ku hancur.
Aku kini berbaring diranjangku dengan mentelungkupkan badanku dan menyembunyikan wajahku diantara bantal.
Dan tidak butuh waktu lama derap langkah Clar pun terdengar didalam kamar.
"Skyy, ada apa?" Ucapnya, dan terdengar sangat jelas ditelingaku.
"Skyyy, katakan, apa ada yang salah? Jangan seperti itu" ucapnya lagi.
Kini aku membalikan badanku dan duduk diatas ranjang, sembari menatap kearah Clar.
Aku mempaoutkan bibirku dan tiba-tiba saja liquid bening itu meleleh melewati pipiku.
"Jangan mengatakan hal seperti itu" ucapku disela tangis.
Aku terus menatap kearah Clar meskipun air mataku terus mengalir.
Clar mendekat kearahku dan duduk diranjang tepat disebelahku lalu ia memeluku.
"Maafkan aku" ucapnya, setelah ia mengatkan hal itu ia menangkup wajahku dan mengecup bibirku sekilas.
"Kau lapar bukan, mari kita makan bersama" ucapnya lembut, selembut kapas.
Aku mengangkukan kepalaku dan mengikuti langkah kaki Clar.
Semuanya tadi seperti sebuah drama, sejak kapan seorang Sky menangis tentang hal seperti itu, dan yang hamil kan Clar bukan Sky, mengapa lalu Sky yang sensitif, ada-ada saja.
. . .
Dua jam kemudian!
Aku sudah selesai dengan kegiatan istirahatku dan melakukan segalanya, dan sekarang ini aku sudah siap dengan kaleng cat dinding tepat di depanku.
Aku akan mulai mengecat dinding kamar bayi kami, ya dengan warna pilihan Clar, warna pink.
Aku membuka kaleng catnya dan mengaduknya, pertama aku akan memulai nya dari sebelah kanan, menurut perkiraan ku waktu yang dibutuhkan untuk mengecat sekitar tiga jam, ya kuharap dalam waktu tiga jam akan selesai.
Aku mulai mengecat sedangkan Clar duduk di kursi sedari tadi mentertawaiku.
"Kau yankin, bisa melakukannya sayang?" Tanyanya, dan aku hanya menatap sinis kearahnya.
Ohh rupanya seorang Clar meragukan pekerjaan seorang Sky.
"Tentu saja aku bisa" ucapku ketus, dan setelahnya aku kembali mencelupkan kuas kedalam kaleng cat dan mengoleskannya didinding.
Jujur ini tidak semudah yang kubayangkan, bahkan ini masih terhitung waktu dua puluh menit tapi aku sudah menahan sakit dilengangku.
Aku melakukan pengecatannya dari atas lalu turun kebawah, pantas saja lengangku sakit karena terus bergantung.
"Akhhh, ini sakit" ucapku.
Aku meletakkan kuas dan berbaring terlentang di lantai, ini tidaklah mudah.
"Kau yakin, kau bisa Sky?" Ucap Clar. Ia benar-benar meremehkanku.
Aku bangkit dan kembali mengambil kuas lalu mulai mengecat lagi hinga hampir empat jam aku selesai dengan urusan dinding kamar ini.
Waktu yang kutebak untuk menyelesaikan pekerjaan ini meleset, ya aku senang akhirnya aku selesai dengan pekerjaanku, tetapi lenganku rasanya tidak bisa digerakkan, ini sangat sakit.
Clar sudah pergi menyiapkan air mandiku dan tidak lama pun aku menyusulnya kekamar dan mulai membersihkan tubuhku.
Sekarang ini aku sudah berendam di dalam bathtub dengan Clar yang sedang mengosok punggung ku dan menyabuni tubuhku, sudah kukatakan bukan tanganku sangat sakti dan tidak bisa digerakkan jadi Clar membantuku mandi dan memasangkan bajuku.
Kini aku duduk di ranjang dengan keadaan rapi, aku menatap Clar ia membuka bajunya tepat di depanku dan setelahnya ia menghilangkan diri didalam kamar mandi.
Sekitar setengah jam aku menunggu Clar dan akhirnya ia selesai.
"Apakah lama" tanyanya.
Aku hanya menggelengkan kepalaku, setelahnya aku dan Clar keluar kamar dan aku mengikuti Clar kedapur menungunya menyiapkan makan malam.
"Clar" ucapku setelah mendudukkan pantatku dikursi.
"Huhh, ada apa?" Jawabnya.
"Aku sudah menyiapkan nama untuk bayi kita"
"Benarkah?"
"Ya aku serius, aku menyiapkan dua nama sekaligus"
"Bolehkah kau memberi tahuku, aku penasaran"
"Jadi, kau ingin tahu?"
"Tentu saja"
"Katakan, sky"
"Baiklah, baiklah, jika bayinya perempuan aku akan memberikan nama Aquastenie Sky, bagaimana bagus bukan?
"Hahahaha, kau bercanda, itu gabungan dari kedua nama kita, Sayang"
"Bagus bukan"
"Tentu saja, bagaimana jika bayinya laki-laki?"
"Jika bayinya laki-laki aku akan memberikannya nama Ederson Sky"
"Keduanya bagus Sayang, aku menyukai keduanya"
"Aku ingin nama anaku dengan namaku SKY dibelakangnya, seperti yang kau ketahui aku sangat menyukai langit bukan, ibuku juga menyukai langit dan karena itu lah ia memberiku nama SKY"
"Ia sky, langit enak sekali diliat apalagi jika langitnya biru, sama sepertimu, enak dilihat dan enak dipandang"
"Ada-ada saja"
"Sayang, cepatlah keluar, Daddy sudah tidak sabar ingin bermain bersamamu"
"Baiklah, Daddy tunggu sebentar lagi kita akan bertemu"
Setelahnya kami berdua tertawa terbahak bahak.
Aku benar-benar tidak sabar menunggu bayiku.
. . .
21:05.
Aku kembali ke kamar bersama Clar setelah melewati pembicaraan yang panjang.
Besok kami akan berbelanja lagi untuk kebutuhan bayi kami, kebetulan Clar juga sudah mencatat barang-barang yang akan kami beli, seperti baju bayi, celananya, kaus tangan dan masih banyak lagi.
Hari yang kami lewati sama seperti biasanya, melakukan aktivitas seperti biasanya, hanya saja dalam sepekan ini aku akan slalu bersama Clar dirumah.
Sebelum aku dan Clar juga berencana akan berkunjung ke rumah lamaku, kebetulan ada orang yang ingin menepati rumah lamaku.
Sebenarnya aku tidak keberatan, tapi di lain sisi Clar mengatakan biarkan saja rumah itu tidak berpenghuni katanya.
Tapi menurutku itu tidak baik, aku dan Clar juga tidak punya waktu banyak untuk mengunjungi rumah itu ataupun untuk merawatnya, jadi bukankah lebih baik jika orang lain yang menepatinya jadi mereka akan merawatnya.
Menurutku hampir segala hal berubah dalam hidupku, aku lebih berpikir jernih untuk segala hal.
Mungkin faktor utamanya adalah karena sekarang ini aku sudah dewasa dan aku juga memiliki tanggungan.
Hingga sekarang ini aku juga berfikir keras, mengapa hal yang tidak pernah kupikirkan dulu tapi terjadi sekarang ini.
Misalnya menikah dengan seorang wanita, seorang Clar, bagaimana bisa aku menikahi teman baikku dan menjadikannya istriku, dan yang lebih tidak habis kupikir lagi adalah kami mempunyai anak, bayi dalam perut Clar.
Bagaimana itu semua bisa terjadi, ya aku tahu aku pernah melakukan hubungan seks bersama Clar, tapi hal itu tidak ada kaitannya sama sekali dengan bayi dalam perut Clar.
Untuk sekarang ini aku hanya percaya kepada Tuhan karena ini semua terjadi karena mukjizat yang Tuhan beri dalam hidupku.
Aku tahu yang kulakukan sebenarnya salah, mencintai sesama jenis itu tidaklah baik.
Tapi kurasa semua orang pernah mengalami yang namanya jatuh cinta.
Dan saat itulah semuanya terasa sulit, sakit itu pasti akan kalian alami.
Percayalah semuanya membutuhkan suatu proses, hidup itu proses, segala hal butuh proses.
Aku memilih Clar menjadi pendamping hidupku dan menemani hari tuaku, itu tidaklah salah sebenarnya.
Bukankah semua manusia punya hak atas hidupnya?.
Aku ingin berbicara panjang lebar tentang manisnya hidupku bersama seorang Clar.
Demi Tuhan aku memujinya, Clar adalah seorang malaikat yang Tuhan kirim untukku.
. . .
Pagi hari yang cerah aku dan Clar sudah duduk didalam mobil dan siap untuk berangkat.
Hari ini aku dan Clar akan pergi berbelanja kebutuhan bayi kami lagi, dan perlu kalian ketahui aku adalah yang paling bersemangat dalam hal ini.
Aku bahkan tidak sabaran menunggu bayiku.
Didalam mobil seperti biasanya tidak ada pembicaraan apapun, aku hanya fokus terhadap jalanan dan Clar yang menoleh keluar jendela, seperti biasa karena Clar slalu dirumah jadi ia jarang sekali melihat-lihat pemandangan diluar.
Sekitar satu jam perjalanan kami sampai di pusat perbelanjaan, aku langsung memarkirkan mobilku dan keluar dari dalam mobil, begitupun dengan Clar.
Aku berjalan bergandengan tangan dengan Clar, ya siapa tahu jika aku tidak memegang tangannya ia bisa tersesat ditempat seperti ini.
Beberapa menit kemudian kami sampai ditempat penjualan baju bayi, disini semuanya ada, semuanya tersedia.
"Pilihlah" kataku kepada Clar.
Sedangkan aku hanya menunggu Clar, kali ini aku tidak ingin berdebat tentang pakaian karena yang lebih fashionable adalah Clar, jadi aku hanya mengikuti pilihannya saja.
Aku juga tidak akan mempermasalahkan jika ia membeli pakaian dengan warna pink semua, itu haknya jadi aku cukup mengikuti kemauannya.
"Kau tidak ingin menemaniku memilihnya?"
"Tidak, lakukan saja Clar, aku akan menunggu, pilihan sesuai dengan keinginan mu"
"Baiklah"
Hampir sejam aku menunggu Clar, cukup membosankan.
Setelah selesai dengan membayarnya aku dan Clar keluar dari pusat perbelanjaan.
Kini aku dan Clar ingin menyeberangi jalan, kalian tahu aku lupa menyimpan belanjaan tadi kemobil dan berakhir lah dengan tangan kananku memegang tiga kantung besar belanjaan tadi, kami akan makan disebuah restoran yang lokasinya sangat strategis tepat didepan pusat perbelanjaan tadi.
Jadi yang dibutuhkan hanyalah menyebarang jalan.
Clar memegangi tangan kiriku dengan erat, perlu kalian ketahui Clar sedikit mengalami trauma dengan hal menyebrang jalan, bahkan hingga sekarang ini masih terjadi, tangannya sedikit bergetar hal itu dapat kurasakan ketika ia mengegam erat jemariku.
Dulu saat aku dan Clar pulang bersama saat sekolah seseorang menabraknya, tapi syukurlah itu tidak parah, hanya lutut kaki Clar yang terluka, dan sejak kejadian itu ia tidak bisa menyebrangi jalan sendirian tampa seseorang yang membantunya.
Kurasa sekarang ini waktu yang tepat untuk menyebrang, lampu lalu lintas nya sudah berwarna merah dilajurku, tapi tunggu lintasan diseberang sana masih hijau dan ada anak kecil yang hampir tertabrak mobil, aku melepaskan tautan tanganku dengan Clar dan berlari kearah anak itu.
Tapi, tungguuuu.
"Brakkkkkkk" suara apa itu????
. . .
Guys Lin mau nanya kalian suka Story Happy ending or Sad ending.
Beri tahu Lin ya lewat komentar kalian.
[ Sky-Clar August 6 2020 ]
Menuju part END.
Happy reading!
Enjoy story!
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro