31.
. . .
Aku memberi tahu Clar untuk tidur dan benar saja Clar menuruti perkataanku, ia kembali memejamkan matanya sembari memeluk erat tubuhku.
Waktu terus berjalan hingga sekarang sudah pukul dua pagi dan mataku masih belum mau terpejam, saat aku memejamkan mata tapi otaku terus bekerja memikirkan banyak hal yang akan terjadi.
Hinga tepat pukul empat pagi akhirnya aku bisa memejamkan mata. Sekarang waktu tidurku tersisa 3 jam lebih kerena tepat pada pukul delapan pagi aku sudah harus berada dikantor.
'kringggg....kringggg' dengan Satu tangan kanan aku brusaha mematika jam yang terus berdering. Semalam aku mengaturnya tepat jam tujuh pagi, 'apakah jam itu benar?, Mengapa cepat sekali' gumanku kesal.
Dengan mata sayu aku berjalan pelan hingga kepalaku kejedot ambang pintu dan aku langsung terduduk dilantai kerena kehilangan keseimbangan.
'sial' umpatku, kini aku berdiri dan langsung masuk kedalam kamar mandi yang letaknya ada dalam kamarku.
Setengah jam berlalu aku sudah siap kini aku mengambil tas kerjaku dan turun kebawah.
"Pagi, Sayang" ucapku pada Clar.
"Pagi juga" ucapnya.
"Sarapanlah aku sudah menyiapkanya" ucap Clar lagi, tapi sebelum ia mengatakanya aku bahkan sudah memakan masakanya.
"Sayang aku pergi, jaga dirimu baik-baik dirumah, dan kuncilah pintu" kataku sembari mencium bibir Clar dan meningalkanya. Clar sebenarnya sudah sangat hapal dengan tingkahku dan ia hanya tersenyum saja menangapinya.
. . .
At office.
Aku sudah sampai dikantor dan sudah bergabung bersama yang lainya diruang rapat. Tuhan menyertaiku sehinga dengan waktu lima menit tersisa aku bisa sampai diruangan ini.
Kami mengadakan rapat pembentuka tim pemasaran untuk produk sepatu yang akan dikeluarkan bulan depan fan kami punya target untuk itu, jika diantara Tim bisa menjual produk itu dalam waktu cepat dan semuannya sold out, jabatanya bisa dinaikan lebih tinggi.
Jujur aku tidak terlalu peduli dengan hal seperti itu, bekerjaa sebagai staff biasa saja sudah cukup yang penting penghasilan bulananku cukup untuk menghidupi Clar. Demi Tuhan sekarang mataku mulai berair menahan kantuk sedari tadi yang melandaku, bahkan kepalaku sudah berulang kali menunduk dan mataku terpejam. Jika atasanku melihatku sekarang ini kuyakin ia bisa saja langsung memecatku sekarang juga.
'ELLYN SKY' aku tersentak kaget kala namaku dipangil. 'a-a ada apa' tanyaku kepada teman disebelahku. 'SILAHKAN MAJU KEDEPAN' kata itu kembali terdengar dari bibir atasanku.
Dalam hati 'matilah aku jika ia melihat aku tertidur saat rapat' Dengan berat hati aku beranjak dari kursiku dan mendekat kearah suara.
'berikan tepuk tangan' kata atasanku. Kini aku hanya tersenyum bodoh, bagaiman aku bisa melakukanya, Dan tepuk tanggan untuk apa?.
Kini aku berdiri tepat disamping atasanku ia langsung memberi tanganya untuk bersalaman denganku. 'aneh' itulah kata yang terlintas diotaku, mengapa menyalamiku?.
"Selamat kamu dipilih sebagai ketua Tim, pemasaran produk yang akan kita keluarkan bulan depan" kata atasanku.
'Tungu-tungu aku tidak salah dengar bukan, aku ketua Tim pemasaran?, Itu bukan aku. Pasti atasanku salah.' gumanku dalam hati.
Tapi setelah namaku lima orang kemudian dipanggil, Dan berdiri dekatku mereka memperkenalkan dirinya masing-masing dan sialnya wanita ular itu juga ada, maksudku Allyana.
Kelima orang tadi adalah Tim baruku, mereka yang akan membantu tugasku.
Rasa senang bercampur tidak percaya yang aku rasakan saat ini, semuanya seperti berlalu begitu saja. Aku memang bekerja dengan tepat dan mengikuti setiap aturan yang ada itulah kuncinya, mungkin. Semua ini karena kebaikan Tuhan, ia turut berkerja dalam hidupku.
'Berita bahagia ini harus kuberitahu pada Clar', gumangku dalam hati.
Sedangkan rapat kami sudah berakhir satu jam yang lalu, kini kukembali keruanganku mengerjakan bebrapa tugas yang diberika oleh atasanku hinga jam kerja selesai.
. . .
17:00.
Aku sudah keluar dari dalam kantor, dan rencananya aku akan mampir kesuatu tempat.
Setelah menyalakan mobilku dan langsung melaju
ketempat yang kukatakan tadi.
Aku turun dari mobil tepat disebuah Toko perhiasan.
kalian tau apa yang akan kubeli?.
Aku melangkahkan kaki kedalam Toko itu dan mulai melihat-lihat, disini semuanya bagus asalkan uang yang cukup saja untuk membelinya.
Aku menghampiri salah satu pelayan toko ini dan menanyakan tentang Cincin pernikahan yang cocok. Lalu ia mulai mengeluarkan berbagai macam model, dari harga yang rendah hingga paling tinggi. Itu semua tampak cantik, tapi harganya terlalu cantik juga.
Akhiranya pilihanku jatuh pada kedua cincin dengan permata ditengahnya, itu tampak biasa saja dan tidak terlalu mencolok.
Aku membelinya, harganya?. Ya cukuplah, ini barang yang akan kami gunakan seumur hidup dengan harga tadi kurasa itu cukup.
Aku kembali menaiki mobilku dan berjalan pulang.
Sekita empat puluh lima menit yang lalu aku sudah tiba dirumah, Dan sudah membersihkan diri.
Kini aku dan Clar sudah berada dimeja makan.
Kalian tau aku hampir melewatkan setiap Hari makan siangku, dengan kata lain supaya kami berhemat, Dan Clar ia adalah gadis yang memang tuhan berikan padaku.
Semenjak Clar tinggal bersamaku, ia tidak oernah mengeluh atau meminta yang aneh aneh, termasuk dengan skincarenya, aku tau setiap perempuan tidak bisa melewatkan hal itu tapi Clar, Clar tidak mengunakanya jika aku tidak membelinya dan ia juga tidak meminta dibelikan. Sunguh gadis idaman.
Aku menyuapkan makanan pertamaku kedalam mulut begitupun Clar.
"Sayang, ada yang ingin mengatakan sesuatu padamu" gumanku pada Clar, yang sedang asik menyantap makananya.
"Katakan lah, apa yang ingin kau sampaikan" katanya diselah kunyahanya.
"Aku naik jabatan, sekarang posisiku menjadi ketua tim pemasaran" kataku.
"Uhuk...uhukk, apa...apa" kata Clar, ia sampai tersedak makanan, sangkinng terkejutnya.
"Makanlah dengan perlahan, Clar" ucapku, sembari menatapnya
"Aku hanya terkejut, mengapa begitu cepat?" Ucapnya.
"Ntahlah, aku juga terkejut dan sedikit tidak percaya bahwa itu benar terjadi" kataku.
. . .
Setelah makan malam selesai aku dan Clar sudah berada didalam kamar.
Kini aku membaringkan tubuhku keranjang sedangkan Clar ia mengatikan pakaian bisanya dengan piyama tidur.
Setelah berganti pakaian Clar pun ikut merebahkan diri diranjang.
Clar berbaring membelakangiku, aku mendekatkan tubuhlu dengan Clar dan memeluknya dari belakang.
"Sky" ucap Clar.
"Ada apa, ada yang ingin kau katakan?" Gumanku.
"Tidak jadi" katanya.
"Mengapa?, Beri tahu aku sekarang, ayo lah Clar beri tahu aku" gumanku.
"Beri tahu aku sekarang, kalau aku mati besok kau akan menyesal tidak memberitahuku" ucapku lagi.
Sedangkan Clar ia sudah menarik telingaku dengan kuat "jangan berkata seperti itu" gumanya, sedangkan aku hanya terkekeh.
"Kalau begitu katakan padaku" ucapku lagi.
"Ntah lah aku tidak tau memberitahumu seperti apa, apakah kemarin saat Kita kerumah sakit dokter memberitahukan sesuatu" Tanya Clar.
"Kurasa tidak ada" kataku.
'Ya aku berbohong, apakah Clar ingin bertanya tentang hal itu' gumanku dalam hati.
'Ada apa, katakan" Tanya ku lagi sedangkan Clar ia masih terdiam.
"Aku mual setiap pagi Clar, aku tidak tahu karena apa, apakah aku hamil?" Tanyanya, Demi tuhan ia menyadari hal itu, kebohongan ini tidak akan bertahan lama, tapi aku belum punya waktu yang tepat until memberitahu Clar.
. . .
[ Sky-Clar may 18 2020 ]
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro