8.
Jam sudah menunjukan pukul delapan malam aku dan Clar pun langsung keluar dari Cafe itu.
Disaat perjalanan aku bercerita pada Clar apa yang terjadi padaku siang tadi dan Clar langsung bertanya "mana yang sakit, apakah kau tidak apa-apa" Clar sangat panik aku pun tertawa melihat wajah kahwatirnya, menurutku itu terlihat sangat lucu sedangkan sekarang ia tidak mau berbicara padaku karena aku menertawakanya padahal tadi ia sangat panik saat mendengar ceritaku.
Aku dan Clar pulang tidak mengunakan bus tapi kami berjalan kaki, kata Clar ia ingin menikmati suasana malam padahal ia sekarang membuang wajahnya ketika aku ingin bertanya padanya.
"Clar aku ingin mengatakan sesuatu"
"Tidakah kau liat aku masih marah padamu"
"Ohhh astaga bayi besarku sedang marah rupanya"
"Apa yang ingin kau katakan Sky"
"Tadi kau bilang sedang marah jadi aku tidak jadi mengatakanya"
"Katakan saja sekarang Sky"
"Tidak jadi"
"Ayolah Skyyy kumohon"
"Aku mencintaimu"
"Astaga hanya itu yang ingin kau katakan"
"Ya hanya itu dan sekarang lihatlah siapa yang wajanya tampak merona itu sangat mengemaskan"
"Hentikan Sky aku malu"
"Hahaha baiklah, ayo kita pulang"
. . .
Aku sudah sampai dirumah sekarang dan sedang berbaring ditempat tidur aku berfikir apakah ibuku tidak pulang lagi.
Kebetulan besok adalah hari minggu jadi aku tidak bekerja, Yerin mengatakan setiap hari minggu cafe itu tutup dan otomatis besok libur dan aku ingin mengajak clar kesesuatu tempat.
Aku mengambil hpku dan langsung menanyakanya dengan Clar dan Clar setuju.
Ntahlah mengapa sekarang aku sangat penasaran sebenarnya apa pekerjan ibuku mengapa ia tidak pernah mau memberitahukan bahkan ia akan ogah-ogahan ketika aku bertanya tentang pekerjan dan mumpung besok libur aku akan tidur setelah ibuku datang.
. . .
Astaga aku ngantuk sekali sekarang sudah pukul 01:26 ini sudah tengah malam mengapa ibuku belum pulang juga atau sebaiknya aku tidur saja.
Saat aku ingin beranjak ketempat tidur aku mendengar pintu depan seperti ada orang yang akan membukanya dan akupun otomatis langsung berjalan kearah pintu itu dan ternyata benar itu adalah ibuku "oh mama sudah pulang" aku mengatakan itu sambil menahan kantuk.
Tapi ibuku langsung membentaku "APA YANG KAU LAKUKAN SKY INI SUDAH MALAM MENGAPA KAU BELUM TIDUR, APAKAH MAMAH MENYURUH BERJAGA HAH...?"
Aku sedih ini adalah pertama kalinya ibuku membentaku dan sebenarnya apa salahkan aku hanya menungunya pulang bekerja apakah itu salah, "tidak mah Sky hanya merindukan mama, baiklah sekarang sky ingin tidur maafkan sky mah, Sky menyayangi mama, selamat malam"
Lagi-lagi ibuku tidak membalas perkatanku aku pun langsung kekamar dan sepertinya air mataku sudah tidak tahan lagi akupun menangis sejadi-jadinya hinga tertidur.
. . .
Aku terbangun kerena terusik karena cahaya matahari yang menyilaukan mataku akupun bangun dan hal pertama yang aku pikirkan adalah ibuku aku masih memikirkan kejadian semalam, ahh sudahlah masalah itu sudah berlalu sebaiknya aku membersihkan diri saja.
Tidak butuh waktu lama akupun langsung turun kebawah dan aku berjalan kearah kamar ibuku apakah ia sudah berangkat atau belum dan seharusnya aku tidak perlu repot-repot memeriksa kamar ibuku karena hasilnya akan sama ibuku sudah berangkat bekerja dan tempat tidurnya sudah rapi bahkan seperti tidak ditiduri orang.
Akupun berjalan kearah meja makan biasanya ibuku slalu menyiapkan makanan sebelum ia pergi bekerja dan ntahlah apakah sekarang ibuku masih memarahiku hinga ia tidak menyiapkan makananan sedikitpun, ya aku tau aku begitu manja kepada ibuku hinga aku tidak pernah menghawatirkanya aku selalu berangap bahwa ibuku akan baik-baik saja di luar sana.
"Melamun adalah rutinitas ku, ntahlah aku begitu bingung dalam situasi sekarang, rasanya aku ingin sekali berdoa kepada tuhan untuk mencabut nyawaku sekarang, tapi aku juga berpikir jika aku mati pasti ibuku akan sedih ia tidak memiliki siapapun selain aku, jika Kalian bertanya kemana orang tua dari ibuku jawaban mereka semuanya sudah tiada saat ibuku masih kecil dan mungkin karena itu ibuku terbiasa hidup dan bekerja keras tampa kenal lelah dan saat itu juga aku berpikir kapan aku bisa membahagiakan orang tuaku.
Disaat lamunanku aku terkejut mendengar dering ponselku, akupun mengambilnya dan ternyata Clar mengirimkan pesan "Sky apakah kita jadi pergi pesanya" ntahlah aku hanya membaca pesan clar tampa mau membalasnya rasanya aku ingin menangis saja sekarang mengapa hidupku begini.
Dering ponselku kembali berbunyi clar mengirimkan pesan lagi padaku "Sky apakah kau ada di rumah sekarang" kurasa Clar akan datang, ntah karena apalah aku tau Clar pasti kahwatir, Clar tahu jika aku tidak membalas pesanya pasti sesuatu telah terjadi dengangku biasanya ia akan betah mendengar keluh kesahku sepanjang hari bahkan terkadang ia juga ikut diriku menangis, yang sebenarnya ia membenci ku jika aku menangis.
Tidakah aku begitu beruntung memiliki Clar, dan pasti jawabnnya adalah sangat-sangat beruntung tidak ada teman sebaik dan seistimewa clar didunia ini, dan akupun sangat menyayanginya bahkan ada sedikit kekhawatiran di kemudian hari bagaimana jika Clar akan meningalkanku tidak mungkin kan dia akan hidup seperti ini, dan rasa takut itupun kian besar jika aku slalu mengingatnya.
. . .
T.B.C
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro