Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

Bab 19 ~ Keterlaluan

Sepulang sekolah, Ria dan Ayahnya langsung mengantarku pulang ke rumah. Sebelum, turun dari mobil, aku mengucapkan terima kasih pada Ayah Ria karena sudah mengantarku.

"Bye, Ria." Ujarku sambil melambaikan tangan.

"Bye, Mir." Balas Ria.

Aku melangkahkan kaki perlahan - lahan ke teras rumah. Ketika masuk ke dalam rumah, Ibu dan Bulan dengan wajah tampak suram menatapku dengan sinis.

"Ada apa ini?" Gumamku.

"Selamat siang, Ibu." Aku memberi salam dan hendak mencium tangan Ibu. Tetapi, tiba - tiba Ibu menarik tangannya dengan kasar hingga membuat aku terkejut.

"Ibu kenapa?" Perasaanku sudah tidak tenang. Pemikiranku mengarah ke hal kemarin. Mengira bahwa mungkin Ibu mengetahui  aku membohonginya.

"Kamu duduk sekarang," ujar Ibu dengan lembut.

"Mira simpan tas ke dalem du.." ujarku.

"Nggak usah," sambar Ibu.

"Ada apa Bu?" Tanyaku sambil menelan air ludah karena ketakutan.

Suara Ibu seketika menjadi besar, " Kamu keterlaluan banget ya, udah berani bohongi Ibu! Udah Ibu bilang jangan bergaul sama Ria. Sekarang kamu udah berani bohong. Katanya kamu bermalam di rumah Ria. Kenapa semalem kamu ada di pesta ulang tahun teman kamu ha?" 

"Ibu tau darimana kalau semalem aku ke pesta?" Tanyaku dengan dahi berkerut.

"Kamu nggak boleh nyangkal Ibu. Ibu suruh teman sekelas kamu yang ngawasin kamu selama ini.Dan ternyata, dia lapor ke Ibu kalau semalem kamu ada di acara itu," jelas Ibu dengan nada tinggi. "Sebagai hukumannya, kamu nggak boleh temanan sama Ria lagi."

"Ibu kok, gitu sih? Nggak adillah," aku berdiri dan membantah Ibu.

Ibu lalu ikut berdiri dan membentakku, " Apa? Mau ngelawan kamu? Keterlaluan banget jadi anak, Ibu jadi ngerasa terhina tau nggak? Bisa - bisanya kalian dua sekongkol bohongin Ibu."

"Ibu, lebay banget tau nggak! Sekarang aku nanya, aku yang keterlaluan karena bohongin Ibu cuman gara - gara biar bisa ke pesta, atau Ibu yang punya mata - mata buat ngawasin aku? Aku udah gede Bu, bukan anak umur 5 tahun!" Siang itu, emosiku meledak. Aku marah karena ternyata selama ini, Ibu menyuruh orang untuk memata - mataiku. Ditambah lagi Ibu melarangku berteman dengan Ria lagi. Ria satu - satunya teman yang aku punya. Jika, Ibu melarang, aku akan berteman dengan siapa lagi?

Pak, satu kali lagi tamparan melayang di pipiku. "Anak kurang ajar kamu." Emosi Ibu meluap - meluap.

Bulan menyaksikan perdebatan sengitku untuk yang pertama kalinya dengan Ibu. Bulan terlihat takut dan segera masuk ke dalam kamarnya. Sementara, Robi hanya mengintip dari balik gorden pintu.

Lagi, dan lagi aku menangis dan tidak bisa berkata - kata lagi. Aku masuk ke dalam kamar dan meninggalkan Ibu beserta tas di atas kursi.

"Hei, Ibu belum habis berbicara!" Panggilnya ketika aku meninggalkannya.

"Bisa - bisanya Ibu nyuruh orang buat mata - matain aku. Ibu kenapa sih begitu?" Ujarku sambil menangis tersedu - sedu. "Dada aku sakit banget."



Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro