Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

bab 5


*

*

Mata kelam itu tak lepas menatap sosok pirang yang tengah terlelap di pelukannya. Senyum terukir di bibir tipisnya, tangannya terangkat mengelus rambut pirang yang terasa halus di telapak tangannya itu.

Apa pepatah memang benar?

Jika kau bertemu dengan tak sengaja selama 3 kali dengan seseorang, maka di pertemuan ketiga itu kalian akan berjodoh.

See ?! Lihatlah mereka sekarang. Mereka adalah salah satu dari sekian banyak orang yang mengalaminya. Tapi sepertinya ia yang paling beruntung, karena perasaannya pula terbalas. Karena pemuda didekapannya juga memiliki ketertarikan juga padanya, dan malam panas sebagai bonusnya.

Ia menunduk untuk melayangkan buterflay kiss di wajah putih itu. Ia tak akan pernah melepaskan pemuda itu, karena pemuda itu yang sudah berhasil menjerat hatinya hingga tak bisa lepas dari pesona pemuda Namikaze itu.

Sepertinya kegiatannya yang menciumi seluruh wajah pemuda di dekapannya itu membuat Naruto terusik. Terbukti dengan Naruto yang bergerak gelisah, tapi malah menelusupkan tubuhnya hingga menempel pada tubuh polos Sasuke. Dengan bibir bengkak yang bergumam entah apa.

Ok... Mereka barusaja melewatkan malam panas hingga dini hari, dan otomatis meleka berdua polos/naked/tanpa busana/telanjang dibalik selimut tipis yang membungkus tubuh mereka hingga perut.

Membayangkan bagaimana erotisnya kegiatan yang semalam mereka lakukan, membuat tubuh bagian selatan Sasuke tanpa sadar mulai mengeras.

Sial... Ia mengutuk nafsu dan hormon lelaki yang menghampirinya tiap pagi. Di tambah dengan wajah polos kekasih? Boleh dia panggil begitu? Ayolah, mereka sudah resmi.

Menatap wajah tertidur Naruto malah menambah besar keinginannya untuk kembali melakukan olah raga ranjang.

Naruto langsung membuka mata lebar, saat dia merasakan sesuatu yang sejak semalam masih bersarang di lubangnya mulai mengeras.

Dia dorong dada bidang pria di depannya hingga menjauh, tapi sayang bagian bawah mereka masih menyatu.

Sasuke terkekeh geli melihat wajah kekasihnya yang panik. Ia meraih tubuh menggoda itu kedalam pelukannya dan merebahkan kembali tubuh mereka.

" hey, tenang sayang "

" ck... Bagaimana aku bisa tenang !?"

" jika kau diam, dia tak akan ber-ereksi lov "

Sasuke terbahak, tapi sesaat kemudian ia meringis karena dengan sengaja kekasihnya malah mengetatkan bagian belakangnya yang masih menelan member Sasuke.

" sebenarnya kau ingin menggodaku atau melepasnya ?"

" keduanya "

Seringaian tercetak di wajah putih Naruto, yang malah membuat Sasuke harus menelan ludah karena wajah menggoda kekasihnya.

Ia balas menyeringai dan meraih sebelah kaki kekasihnya hingga melingkari pinggangnya. Posisi mereka sekarang berhadapan dengan posisi menyamping. Masih dengan selimut yang menutupi tubuh bawah mereka.

Tangannya merambat ke atas mengelus paha mulus itu hingga sampai di bongkahan kenyal sang kekasih dan meremasnya sensual.

" tentu, dengan senang hati. Seperti ini.... Ahh "

Sasuke perlahan mengeluarkan membernya, tapi tak seluruhnya dan menghentakkannya dengan keras. Kepala Naruto mendongak, tangannya meremas pundak kokoh Sasuke saat menerima hentakan keras kekasihnya yang tepat di titik yang tepat.

" yaahhh... Seperti itu "

Katakan jika ia gila karena berani menggagahi Naruto di rumah utama, dimana seluruh keluarganya dan keluarga Naruto bermalam, dengan statusnya yang akan menikah 2 minggu lagi. Tapi bukankah kesempatan tak akan datang dua kali.

Akhirnya kegiatan itu terus berlanjut. Desahan-desahan saling bersahutan didalam, dan suara kulit berbenturan tedengar jelas memenuhi kamar pribadi milik Sasuke di kediaman utama Uchiha. Keringat dan aroma sex sangan kental terasa. Walau AC dalam ruangan itu menyala, tapi tak bisa menurunkan suhu tubuh mereka.

Untung kamar itu kedap suara, tapi ada satu hal yang mereka lupakan. Pintu kamar yang tak terkunci, hingga kepala keluarga Uchiha itu bisa melihat dengan jelas kegiatan yang kedua pemuda itu lakukan.

Fugaku menatap putranya yang terlihat sangat menikmati kegiatannya itu dengan tajam. Tangannya terkepal erat melihat tubuh bawah Sasuke yang dengan keras menumbuk bagian belakan Naruto.

" SASUKE !! "

Suara menggelegar Fugaku membuat tubuh keduanya berhenti bergerak. Naruto langsung mendorong dada Sasuke yang ada diatasnya hingga ciuman mereka terlepas.

Masih dengan kondisi yang menyatu, mereka memandang kearah pintu kamar dengan kaget. Disana Fugaku berdiri tegak dengan aura kemarahan yang kental. Untung Fugaku sempat menutup pintu kamar Sasuke, hingga teriakannya tak bisa terdengar hingga keluar.

Niatnya ingin membangunkan sang putra untuk mengajaknya joging. Dia malah melihat sang putra yang tengah olah raga ranjang dengan putra sahabatnya.

" keruang kerjaku sekarang! "

BRAK !!

Pintu di banting dengan keras. Naruto mengusap wajahnya kasar begitu pula dengan Sasuke yang menyisir rambutnya kebelakang.

" ma'af "

" untuk apa ?"

Naruto menatap pria diatasnya bingung. Apa pria itu menyesal telah berbuat lebih jauh padanya atau karena mengingat tunangannya yang mungkin saja sakit hati karena perbuatan mereka.

Sial... Memikirkannya saja membuat emosi Naruto tersulut. Sudah menjadi yang kedua, malah sekarang pria itu membuatnya bagaikan orang ketiga yang jahat.

Hey... Bukan dia yang memulai, tapi Sasuke. Pria itu sendiri yang menarik dan meminta dirinya sebagai kekasih pria itu, bukan dia yang melempar dirinya pada Sasuke.

Chup~

Sasuke mengecup bibir merah Naruto. Naruto sendiri tersadar dari lamunannya dan menatap Sasuke.

" hilangkan pemikiran burukmu..... Aku minta ma'af untuk pintu yang lupa tak ku kunci "

Naruto menatap datar pria yang tersenyum mengejek kearahnya. Apakah wajahnya tadi terlihat seperti gadis yang marah karena kekasihnya tak mau bertanggung jawab sehabis melakukan sex, dan malah memikirkan gadis lain.

" kita lakukan dengan cepat "

" apa ?"

" tak mungkin kita membuat ayah menunggu.... Aku belum keluar "

" tap- ...ahh "

Akhirnya kegiatan itupun kembali berlangsung. Meninggalkan Fugaku yang menahan kesal menunggu pasangan baru itu menyelesaikan kegiatannya selama 1/2 jam.

*

*

PLAK

" papa "

Suara tamparan menggema di ruang kerja Fugaku. Ia tatap wajah sang putra yang menyamping karena kerasnya tamparan di sisi wajah sang putra, hingga sudut bibirnya berdarah.

Ia tak memperdulikan suara khawatir Naruto yang berdiri tak jauh darinya. Ia memandang bengis putra keduanya itu.

" kau tau apa yang kau lakukan !"

Ia memijat pelan pelipisnya dan berbalik berjalan ke kursi kerjanya. Ia mendudukkan tubuh lelahnya disana.

" duduk.... Kau juga Naru "

Diam, ia menunggu kedua pemuda di depannya duduk di kursi yang ada di depan meja kerjanya. Ia bisa menatap gelagat resah atau tak nyaman dari Naruto yang baru saja mendudukkan dirinya di sebelah Sasuke.

" masih sakit? "

" em "

Pemuda bersurai pirang itu mengangguk menjawab pertanyaan yang di lontarkan Sasuke padanya. Dia juga bisa menatap sorot khawatir dari manik kelam yang dimiliki Sasuke.

Ok... Kembali ke Fugaku. Ayah dari dua anak itu hanya diam melihat interaksi antara dua pemuda yang ada di depannya. Ia juga bisa melihat sebelah tangan sang putra yang mengelus lembut punggung bawah Naruto.

" ekhem "

Ia berdehem untuk mengembalikan fokus kedua pemuda itu.

" pembelaan ?!"

Sasuke menatap lurus wajah datar yang menurun padanya dan sang kakak itu. Sebelah tangannya tak lepas menggenggam tangan Naruto yang terasa dingin di genggamannya.

" tak ada pembelaan "

" apa kau sadar dengan apa yang barusaja kau lakukan "

" ya "

Fugaku menggebrak meja di depannya membuat Naruto terlonjak dan menundukkan kepalanya semakin dalam.

" kau!! Menodai Naruto disaat kau akan menikah 2minggu lagi?!.... Dimana otakmu saat akan melakukannya huh!!... Kau pikir Naruto itu seperti salah satu mainanmu di luar sana "

" aku tak pernah menganggap Naruto seperti itu ayah "

" lalu kau pikir apa yang kau lakukan tadi "

" ma'af jika aku membuat ayah kecewa- "

" bagus jika kau tau. Kau pikir akan ditaruh dimana mukaku, jika Minato dan istrinya tau apa yang kau lakukan pada anaknya "

Fugaku mendengus mendengar penuturan Sasuke. Sasuke menghela nafas berat.

" aku akan bertanggung jawab "

" mudah sekali kau bicara. Lalu akan kau apakan tunanganmu yang sudah tinggal bersamamu hampir 1 tahun itu ?"

" aku bersumpah, selama aku tinggal bersamanya aku tak pernah menyentuhnya "

" dengan cap playermu di luar sana, aku tak akan percaya begitu saja ucapanmu "

Naruto tanpa sadar melepaskan genggaman Sasuke pada tangannya, saat mendengar perkataan Fugaku. Sasuke yang merasakan wajah Naruto yang meredup dan genggaman Naruto yang terlepas, langsung menghadapkan tubuhnya menatap kekasihnya.

" sayang... Hey, kau percaya padaku kan ?!"

Kedua tangannya merengkuh sisi wajah Naruto untuk menghadapnya. Ia tatap manik safire yang menatapnya redup itu.

" aku bersumpah, aku tak pernah menyentuhnya... Sedikitpun tak pernah. Jika gelar player itu, aku memang sering gonta ganti pasangan. Tapi aku bersumpah kaulah yang pertama, tadi malam adalah malam pertama kita. Kau bisa menanyakan itu pada Sai "

Wajah Naruto bersemu, matanya menatap kesamping. Dia malu sekali mendengar apa yang dikatakan Sasuke tentang malam pertama. Dengan tidak langsung kekasihnya itu membongkar apa yang mereka lakukan tadi malam di depan Fugaku.

" bagus "

Chup

Setelah melayangkan kecupan singkat di dahi Naruto, Sasuke kembali menatap sang ayah.

" aku tak akan mengelak dengan apa yang aku lakukan pada Naruto, karena aku mencintainya..... Ha'ah, dan ada satu hal yang perlu ayah tau"

" apa itu ?"

" ini tentang hubungan ku dengan Sakura. Aku menuruti keinginan kakek untuk bertunangan dengan Sakura, karena aku tak ingin membuat kakek kecewa. Dan aku menuruti keinginan ibu untuk tinggal serumah dengan Sakura, agar ibu tidak sedih "

Sasuke kembali menggenggam tangan putih Naturo.

" awalnya, aku berharap pernikahan yang diatur oleh kakek bisa berhasil. Menikah dengan seorang gadis dan membuat sebuah keluarga bahaga dengannya...... Tapi itu dulu saat sebelum aku merasa hubungan kami datar, aku merasa lelah sejak setengah tahun yang lalu. Dan puncaknya sebulan yang lalu, aku merasa gadis itu berubah "

Sasuke menghela nafas dalam, kepalanya menunduk. Ingatan tentang hubungan yang diatur oleh sang kakek berputar dikepalanya.

" kami memang hidup bersama, tapi tak saling mencampuri urusan satu sama lain. Melakukan semuanya sendiri memasak bahkan untuk hal terkecil, yaitu menyiapkan kebutuhanku dia tak pernah. Ibu bilang ingin membuat ikatan kami semakin kuat, tapi nyatanya .... Tidak sama sekali "

Sasuke membali menatap Naruto yang sejak tadi menatapnya. Ia tersenyum tulus dan sebelah tangannya yang bebas ia letakkan diatas genggaman tangan mereka dan meremasnya lembut.

" setelah aku bertemu dengannya, aku merasa semuanya berbeda. Aku merasakan apa itu cinta dan hasrat "

" bisa tidak, kata yang terakhir di sensor "

" tak bisa lov "

Sasuke tersenyum dan kembali melayangkan ciuman di kening Naruto lalu kembali menatap sang ayah dengan senyum yang terpatri di bibir tipisnya.

" hatiku berdesir, jantungku berdetak tak karuan dan kepalaku rasanya ingin meledak karena selalu memikirkannya. Aku tau semua ini salah, tapi apa mau dikata. Hati dan tubuhku terpatok padanya "

" lalu apa yang akan kau lakukan selanjutnya? ..... Yang jelas, aku ingin kau bertanggung jawab atas apa yang kau lakukan pada Naruto, begitu pula Sakura "

" aku mencintai Naruto, dan aku tak mengelak akan itu. Aku menginginkannya hanya untuk diriku, dan aku tak berbohong. Aku akan menikahinya terlepas dari apa yang aku perbuat padanya tadi, aku berjanji.... Dan untuk masalah Sakura dan seluruh keluarga, serahkan saja padaku "

" baiklah jika itu maumu.... Tapi ingat, aku ingin semuanya cepat beres "

" tentu "

" keluarlah, aku ingin bicara dengan Naruto..... Hanya senentar "

Fugaku menyela saat Sasuke akan melayangkan protesnya.

" pergilah "

Naruto mengelus lengan kelar kekasihnya lembut untuk meyakinkannya, jika dia tak akan apa-apa.

Dengan berat hati Sasuke beranjak pergi setelah mencium pipi sang kekasih, yang dibalas tatapan bosan sang ayah. Ia membungkuk pada sang ayah dan keluar ruang kerja ayahnya.

" bagaimana ekting ku? "

Naruto mengerjapkan matanya menatap tak mengerti pada Fugaku yang menyeringai, menumpukan wajahnya diatas kepalan tangannya dimana sikunya menumpu diatas meja.

Senyum lebar Naruto terlihat saat dia tau apa yang dimaksud Fugaku. Ia beranjak dan berhambur menerjang tubuh Fugaku yang masih duduk di kursinya dengan pelukan erat.

" papa yang terbaik "

" apapun untuk mu sayang"

Sebenarnya sejak awal Fugaku tak menyetujui rencana perjodohan yang diatur Madara. Apa lagi dengan gadis ambisius dan seenaknya macam Sakura.

Saat dirinya tau bahwa sang putra menyukai anak dari Minato, tentu dengan senang hati ia restui. Apa lagi calon yang disukai sang putra adalah orang yang sangat ia kenal.

Jadi dimana letak kesalahannya.

" tapi kenapa papa sampai menamparnya, tadi terlihat sangat keras "

" tanganku terpeleset "

Fugaku membali meraih tubuh yang ada di atas pangkuannya itu kedalam pelukannya. Ayolah, kapan lagi ia bisa bermanja-manja dengan Naruto tanpa gerutuan Minato.

" hey... Apakah yang dibawah masih sakit ?"

" papa pikir bagaimana buasnya anak papa saat diranjang, aku bahkan sampai kualahan "

" hahaha... Itulah Uchiha "

*

*

.

.

.

.

.
End

Hahaha... NO SEQUEL DLL .... Otak aq udh mentook

Ditunggu like, coment dan kritiknya...

Bay.... Bay.... Bow

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro