Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

25. Pemutusan Perjodohan

Hempaskan ratusan kali, hancurkan ribuan kali. Hati ini akan kembali utuh dan tetap mengukir namamu. (Naima)

***

Dua hari sejak Betty di rumah Dilan kehidupan Dilan menjadi penuh cinta dan romantis. Dilan seakan bayi besar yang haus akan perhatian. Betty memberikan semua hal yang menurutnya terbaik. Hal yang diberikan Betty padanya adalah menyiapkan sarapan, membuatkan minuman, mengingatkan jadwal terapi, mengajaknya olahraga di trackmill di rumah, mengajaknya bercerita, main playstation bersama, main ding-dong dan lainnya yang membuat Dilan bahagia. Sesekali Betty juga membantu pekerjaan Bi Marni, asisten rumah tangga Mama Sean. Sementara aktivitas yang bersifat dewasa dan sangat intim tidak mereka lalukan mengingat mereka belum sah.

Betty melakukan kebaikan ini hanya karena menginginkan Sean kembali. Ia hanya mencoba membuat Dilan nyaman dan Sean hadir kembali. Supaya kehidupan Sean menjadi lebih tenang seperti sedia kala.

Pagi itu Betty membuat kopi untuk Dilan di dapur. Ia mencampurkan bahan-bahan kopi kesukaan Dilan. Tiba-tiba Dilan datang dan memeluknya dari belakang. Dilan memejamkan matanya setelah menghirup aroma mawar rambut Betty. Sesekali pria itu mencium lembut rambut Betty.

"Dilan, lepasin. Gue lagi sibuk," kata Betty yang masih dengan aktivitasnya.

"Lo rajin banget sih! Biar aja Bi Marni yang kerjain," jawab Dilan dengan irama manja.

"Dilan, selagi gue bisa gue bakalan kerjain. Lo tunggu aja di ruang makan nanti gue anterin kopinya sekalian sama omeletnya."

Dilan diam dan masih belum ingin melepas pelukannya. Ia masih memeluk Betty dan mengikuti langkah Betty yang sibuk membuat kopi dan omelet untuk dirinya.

"OH JADI GINI KALIAN TIAP HARI! MESRA SAMA TUNANGAN ORANG!" Tiba-tiba Ima sudah ada di dapur. Dilan dan Betty serentak menoleh pada sumber suara. Mereka terkejut ternyata Ima sudah ada di hadapannya. Betty langsung melepas paksa pelukan Dilan.

"Ini enggak seperti yang kakak kira Kak, aku sama Dilan enggak ngapa-ngapain," Betty mencoba membela dirinya.

"Kamu ngapain sih tetangga, nyelonong masuk aja gak baca salam," protes Dilan.

"Ini rumah calon tunangan gue, jadi wajar kalau gue muncul di sini tiba-tiba," jawab Ima serak karena menahan tangisnya. Hatinya sangat cemburu melihat mereka berpelukan di dapur. Bukankah seharusnya dirinya bersama Sean yang ada di dapur bersama.

"Kak, maafin aku kak. Aku enggak bermaksut buat," jawab Betty tertunduk. Kata-katanya dipotong Ima

"Lo sekarang deketin Dilan, besok lo juga bakalan ngerebut Sean dari gue kan? Lo nggak lebih dari seorang pelakor," hujat Ima. Wanita yang selalu menjaga sikap itu tiba-tiba marah dan menyebut Betty seorang pelakor.

Mendengar ucapan Ima Betty langsung menangis terisak-isak. Ia kerap kali menyeka air matanya. Ia juga menutup mulutnya. Malu sekali rasanya di sebut pelakor apalagi tertangkap basah dipeluk Dilan yang sebenarnya adalah Sean tunangan Ima.

"Tetangga, jaga ucapan lo!" hardik Dilan.

"Ada apa nih?" tanya Soni yang tiba-tiba muncul dengan setelan jas. Ia bersiap-siap berangkat ke kantor. Sementara Ima dan Betty semakin terisak. Tak kuasa Ima juga juga menyeka air matanya dengan punggung tangannya. Mereka berdua menangis.

"Kenapa kalian berdua menangis?" tanya Soni heran, ia langsung memindahkan tatapannya pada Dilan. "Sarimin lo apain mereka?" Dilan tak menjawab, ia tahu kalau yang dilakukannya pada Betty adalah salah.

"Gue udah enggak tahan lagi Son. Sekarang di depan lo di depan adek lo yang udah berubah jadi monster juga di depan pacarnya gue pengen perjodohan gue sama Sean diakhiri," jawab Ima terisak. Setelahnya Ima menyeka matanya dengan tangannya. Hatinya sangat hancur dengan apa yang yang ia lihat. Ini belum seberapa, kalau mereka bermesraan di luar rumah apa kata oranng? Apa kata orang tua Ima.

"Ima kamu tenang dulu, ini mungkin salah paham," kata Soni diplomatis.

"Gue lihat dengan mata kepala gue Son, Betty bermesraan sama Dilan, mereka peluk-pelukan. Ini yang gue lihat, gue enggak tahu kalau di blakang gue mereka ngapain! Mungkin aja lebih dari ini. Gue udah nggak tahan Son, gue capek," isaknya. "Kalau pun Sean balek, Sean pasti lebih milih Betty dibanding gue. Gue sadar kok kalau kemaren Sean gak mau dijodohin sama gue, pasti dia kepikiran Betty."

"Enggak Kak, aku sama Kak Sean enggak ada apa-apa kami juga udah lama nggak ketemu," Betty mencoba membela diri. "Aku janji aku akan menjauh setelah Kak Sean kembali. Aku cuma mau bantu bikin Dilan nyaman."

"Lo mau berkilah apa lagi? Ini udah jelas, lo masuk ke keluarga Sean mengambil hati mereka dan nantinya lo pasti bakalan ngerebut Sean dari gue." Ima masih terisak -isak.

"Ima lo tenang dulu. Itu semua belum tentu seperti yang lo lihat. Biar nanti gue ngomong sama Sarimin baek-baek," Sarimin yang dimaksut Soni adalah Dilan. Setelahnya pria itu menatap Dilan sekilas.

"Gue gak bisa Son, bilang sama Mama dan Papa. Kalian semua baik, tapi gue gak tahan dengan semua ini. Gue balik Son, makasih semuanya. Makasih udah mengukir kisah indah di hati gue, sampein kalau Sean udah balek," tukas Ima.

"Ima... Ima..," panggil Soni.

Soni mengejar Ima hingga perkarangan rumah. Tapi Ima tetap berlari meninggalkan mereka. Ima sedikitpun tidak menghiraukan panggilan Soni. Lalu Soni terdiam di teras rumah dan memandang ke arah rumah Ima. Lalu setelahnya Dilan mengikuti Soni.

"Udah puas lo?" bentak Soni tiba-tiba setelah Dilan muncul di hadapannya.

"Kok lo malah nyalahin gue Son? Gue kan udah putusin pertunangan dia. Dia aja yang ngejar-ngejar gue. Gue musti gimana dong? Apa gue nikahi aja mereka berdua?" kata Dilan santai.

"Berdua, berdua! lo nggak lihat kakak lo yang jomblo ini hah! Lo itu jodohnya sama dia, kalau Betty sama gue!" cecar Soni tanpa ragu-ragu.

"Enak aja lo! Lo tuh yang sama dia, kan dulu lo suka banget sama dia," protes Dilan.

"Itu dulu nyet!" umpat Soni.

Setelahnya Soni menggaruk kepalanya. Soni berpikir Dilan memang tidak terlalu menjahili dirinya tapi Dilan membuat masalah besar yang menyebabkan Ima marah dan menghentikan perjodohan. Perjodohan yang tadinya ditunda menjadi dibatalkan sepihak oleh Ima.

"Gue musti jawab apa ini kalau Cik Wati nanya, lo emang Sarimin bikin masalah terus," komentar Soni sambil nunjuk-nunjuk Dilan.

"Ini semua salah ku Kak," tiba-tiba Betty muncul di belakang Soni dan reflek membuat Soni membalikkan badannya.

"Enggak, ini bukan salah lo. Ini salahnya Sarimin," jawab Soni.

"Oi Son!Lo kira gue topeng monyet!" protes Dilan.

"Yang suka bikin keributan kan topeng monyet," jawab Soni jengkel. Dilan benar-benar telah membuat masalah yang sangat besar. Lagi-lagi Soni yang kena getahnya. Selalu sejak dulu, sejak Dilan muncul tiap Dilan membuat masalah selalu Soni yang menjadi sibuk.

"Kak Soni, Dilan sebaiknya aku pergi dari rumah ini. Aku udah buat Kak Ima sedih dan marah," kata Betty lirih. Wanita cantik itu mengusap air matanya, sebenarnya ia tak tega melihat Ima seperti itu. Sebagai sesama wanita Betty merasakan pedihnya melihat pria yang amat dicintainya sedang memeluk wanita lain.

"Jangan dong sayang," jawab Dilan.

"Wah jangan dong, kamu di sini aja temenin Sarimin. Kamu itu kan pawangnya," canda Soni.

Sekejap Betty langsung tersenyum karena candaan Soni. Pipinya bersemu merah. Sementara Dilan komat-kamit misuh karena disebut Soni Sarimin.

"Kamu enggak usah sedih, nanti pulang dari kantor aku coba ngomong sama Naima," hibur Soni. "Sekarang hapus dulu air mata kamu. Kamu fokus jagain adekku ya."

Betty mengganguk dan menyeka air matanya.

"Nah gitu dong," puji Soni.

Tiba-tiba Betty yang ada dihadapan Soni memeluk Soni.  Ia reflek memeluk tanpa banyak pertimbangan bahkan ia seperti lupa dengan Dilan. Betty bahkan mendengar degup jantung Soni.

"Makasih Kak, Kakak baik banget," kata Betty dalam pelukannya pada Soni. Pelukan Betty membuat Soni melongo, ia tak berani mengusap punggung Betty sekedar menengkan. Ia merasa tidak enak dengan Dilan.

"Betty lo salah peluk kali!" protes Dilan.

Soni hanya tertawa pelan, wajahnya seperti sedang mencemooh Dilan. Gue menang banyak Sarimin.




















From author:

Vote jangan lupa teman2... Kasihani aq hiks...

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro