Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

21. Ciuman Rindu

Kamu muncul lagi di saat aku mulai melupakanmu. Cobaan berat bagiku ketika rasa yang aku miliki kembali lagi. Setelah keluar dari kandang singa aku masuk ke mulut buaya, perumpamaan antara singa dan buaya adalah orang yang sama. (Betty)

***

Dilan mengantar Betty ke rumahnya. Betty turun dari motor Dilan dan mengucapkan terima kasih. Ia tak ingin berlama-lama di dekat Dilan. Di mata wanita itu terpampang nyata kalau Dilan atau Sean sudah memiliki tunangan, walau acaranya diundur.

"Betty, tunggu!" kata Dilan sembari turun dari motornya. Pria itu berjalan mendekati Betty yang memunggunginya. Tangan pria itu meraih tangan Betty. Betty menoleh dan menghentikan langkahnya.

Dilan berpindah ke hadapan Betty, pria itu masih ingin bercengkrama dengan Betty yang ia rindukan. Semakin dekat jarak mereka. Tak ada sekat pembatas tubuh Dilan menempel pada tubuh Betty. Mata indah pria itu menatap lembut mata Betty walau samar-samar karena gelapnya malam.

Betty tak bisa lari dari Dilan yang kini ada di hadapannya. Sebenarnya Ia juga rindu pada Dilan. Cukup ia tak boleh rindu dengan tunangan wanita lain.

Tangan Dilan mulai menyibak rambut Betty. Jemari Dilan juga meraba kening hingga pipi Betty. "Gue sayang sama lo Betty!"

Napas Dilan mengalir lebih cepat pria. Kedua tangan itu memegang lembut kedua pipi Betty kini mereka saling bertatapan. "Gue kangen sama lo Betty," bisik Dilan.

"Gue juga Dilan," jawab Betty tanpa melepas pandangannya pada Dilan. Ingin menghindar tapi tak bisa, Dilan adalah magnet yang tarikannya sangat kuat.

"Gue pengen menghabiskan waktu gue bareng lo, boleh kan?" kata Dilan.

"Ta..tapi," kata Betty.

"Ssshh...," Dilan memotong kata-kata Betty.

Pria itu memejamkan matanya dan mendaratkan bibirnya diatas bibir Betty. Ia mencium bibir Betty dengan penuh nafsu dan rasa rindu. Belum puas, ia juga menarik tengkuk Betty agar lebih dekat. Ia juga menggebu-gebu menggerakan bibirnya dan menguasai bibir Betty. Betty tak bisa berkutik gadis itu kini dikuasai Dilan mau tak mau ia mengikuti irama ciuman yang diciptakan Dilan.

Beberapa detik setelah puas mencium bibir Betty Dilan melepas bibirnya dengan lembut dan penuh perasaan. Tangannya masih belum ia lepaskan dari pipi Betty. Kini ia mencium lembut kening Betty lalu berpindah ke pipi dan berlanjut di leher.

"Ahh... Mmm... Dilan udah," desah Betty.

Mendengar perintah Betty ia langsung menjauhkan kepalanya dari leher Betty. Tangannya kini merengkuh kepala Betty di dadanya. Mereka berpelukan.

"Betty gue pengen selalu ada di dekat lo seperti dulu, boleh ya?" bisik Dilan.

"Tap...tapi Dilan," kata Betty.

"Betty, gue pengen menghabiskan hari-hari gue, sebelum Sean datang dan menghabiskan harinya bareng lo!" kata Dilan masih memeluk Betty.

"Hmm, baik lah," jawab Betty.

"Makasih Betty, besok gue minta izin sama Emak supaya ngizinin lo tinggal di rumah kami," kata Dilan serius.

"Apa!!!? Enggak Dilan. Gue enggak bisa tinggal di rumah lo, gue... gue bisa nemuin lo tiap hari, tanpa harus nginep dinrumah lo," tolak Betty.

"Ssshh..., jangan nolak gue! seperti biasanya kehadiran gue mungkin gak lama," bisiknya.

"Tapi... Gi... Gimana dengan Kak Ima? Gue nggak ingin menyakiti kak Ima," kata Betty.

"Pertunangan Sean dan Ima udah gue batalin, sama kayak Sean mutusin gue sama lo!" kata Dilan.

"Apa! Lo nggak boleh gitu Dilan! Gue sama Kak Ima sama-sama cewek lo nggak boleh gitu," protes Betty.

Tiba-tiba, "Mmm..., mmm...," desah Betty setelah bibirnya diserang bibir Dilan sejenak.

"Kalau lo protes, gue gak bakalan lepasin lo. Biar kita berdua di sini sampe pagi!" kata Dilan.

"Lepasin gue Dilan."

Betty mulai merasa tak nyaman dengan rengkuhan Dilan. Pria itu memang nekat, dalam waktu beberapa menit bersamanya Betty telah dicium berkali-kali. Sayangnya Betty tidak marah atau menampar Dilan, karena secara tidak langsung ia menikmati perlakuan Dilan.

Kemunculan Sean sebelumnya telah membangkitkan gairah cinta yang ia pendam. Kini ditambah dengan hadirnya Dilan gairah cinta itu justru semakin menggebu-gebu. Perlahan Dilan melepas rengkuhannya.

"Besok sore lo gue jemput, lo tinggal di rumah gue!" kata Dilan.

"Hmm," Betty mengangguk terpaksa. Ia tak bisa menolak lagi. Semakin menolak pria itu akan berbuat nekat.

"Gue pamit pulang," katanya sambil mengusap rambut Betty.

"Dilan!" panggil Betty.

"Iya," jawab Dilan lembut.

"Lo hati-hati di jalan ya, beberapa hari yang lalu anak buahnya Martin udah menghabisi Sean. Mereka ngira kalau Sean itu lo!" cerita Betty.

"Apa! Martin?" Dilan berucap dengan nada marah.

"Iya, untung gue lihat aksi mereka dan mereka berhasil gue lumpuhkan. Setelahnya gue berhasil bawa Sean pergi dari mereka," cerita Betty.

"Bukankah Martin udah dipenjara karena gue?"

"Sepertinya dia udah keluar dari penjara dan gue takut kalau dia dan anak buahnya mau bales dendam sama lo," kata Betty.

"Gue enggak takut sama siapa pun! Lihat aja kalau dia nyakitin Sean berarti dia nyakitin gue. Gue bakalan matahin lehernya," ucap Dilan dengan sorot mata penuh amarah. "Sekarang di mana berandal itu?"

"Dilan, lo enggak usah nyari dia. Lo jangan bikin masalah lagi, gue gak pengen lo kenapa-kenapa."

"Lo tenang aja, gue bakalan bikin mereka kapok kalau perlu hidup martin gue akhiri," katanya tajam.

"Jangan Dilan, gue gak pengen lo kenapa-kenapa. Lebih baik lo hidup tenang ya, please," rengek Betty.

"Betty, sayang. Kalau gue gak pukul mundur dia, hidup Sean gak bakalan aman seumur hidup. Mereka akan tetap menggangu Sean dan mengira Sean itu gue."

"Di...Dilan," lirih Betty.

"Gue pamit," kata Dilan singkat. Ia langsung meninggalkan Betty dan menjalankan motornya. Pria itu tidak main-main.

***

Gubrak!!!!

Bunyi dentuman seseorang bertubuh besar yang dibanting seseorang. Delapan preman Pasar Kebon yang sedang main kartu di warung remang berhamburan ketakutakan. Bos mereka, pria bertato bertubuh kekar yang beberapa hari yang lalu memukuli Sean kini dibanting Dilan tiba-tiba. Mereka langsung berhamburan seperti kumpulan semut yang disiram air.

Dilan melawan dua orang yang mendatangainya, Dilan menghindar sedikit dan meninju wajah orang itu. Lalu dua orang lainnya ditinju Dilan hingga pingsan. Meja mereka bermain kartu dibalik Dilan hingga minuman mereka dan kartu yang mereka mainkan tumpah ruah. Dilan marah besar, Dilan murka.

"Anjing kalian semua! Siapa yang nabokin gue beberapa hari yang lalu?" pekik Dilan dengan mata yang melotot parah.

Mereka kaget bukan kepalang terlebih pria berbadan kekar yang menghabisi Sean beberapa hari yang lalu. Pria itu mengusap bibirnya yang berdarah ia juga kaget melihat pria bersetelan jas itu tiba-tiba membantingnya tanpa ampun. Bukankah beberapa hari yang lalu Sean yang ia habisi tak berkutik dan ambruk  dalam sekali pukulan, mengapa sekarang pria itu bisa membanting tubuhnya.  Belum pernah ada orang yang bisa membantingnya, tapi pria balas dendam ini tiba-tiba bisa.

"Ngaku kalian! Atau gue bakar tempat ini!" Ancam Dilan.

Mereka tak berani mengaku, beberapa mereka gemetaran. Pelaku yang berempat itu dua orang telah pingsan tinggalah pria kekar dan pria kurus bertato. Tatapan Dilan kini berpindah ke pria kekar itu.

"Lo kan pelakunya? Lo anak buah Martin!" tuduh Dilan dengan menunjuk wajah pria kekar itu.

Pria itu tak meberikan jawaban dan perlawanan.

"Jari lo udah pernah gue patahin, apa lo mau leher lo gue patahin! Bajingan!" Dilan berkata-kata keras. "Sekarang kalian semua tiarap!" mereka pun berkumpul dan tiarap menghindari amukan Dilan.

"Kalian babi-babi gak berguna udah bangunin singa tidur!"

Dilan berjalan pelan mengelilingi para preman yang tiarap itu. Matanya menatap tajam satu persatu preman itu. Bergerak sedikit saja mereka mungkin Dilan akan membantingnya. Gaya Dilan berjalan berputar mirip senior yang menatar junior masuk ke kampus baru.

"Ini peringatan buat kalian! Lain kali kalau kalian sentuh lagi gue, kalian bakalan tinggal nama!" ancam Dilan dengan suara keras. Jelas beda dengan beberapa hari lalu yang memohon belas kasih saat diberi pukulan.

"Lo dan lo!" tunjuknya pada preman yang memukuli Sean tempo hari. "Kalian musti tobat! Sebelum gue beneran jadi malaikat maut kalian."

Dilan mendekati pria kekar itu dan menjambak pria kekar bertubuh besar. Jambakan Dilan memaksanya berdiri. Pria itu menurut dan berdiri, keberingasannya tiba-tiba hilang ditelan bumi. Kini pria itu berdiri di hadapan Dilan. Dilan menarik kaos oblong tak berlengannya, lalu mengangkat dan membanting pria itu. Sukses pria kekar itu dibanting Dilan dua kali.

"Itu kalau lo udah bikin muka gue babak belur," kata Dilan.

Setelah meberi ancaman Dilan langsung meninggalkan mereka yang masih tiarap. Dilan menstater motor trailnya dan mengenakan helmnya.Lalu ia meninggalkan kumpulan preman itu. Kumpulan preman itu saling memandang tak mengerti, sungguh hebat. Beberapa hari yang lalu pria itu sangat ketakutan sekarang justru murka.

FYI :

Alter ego pengidap gangguan mental DID (kepribadian ganda) ada yang sangat kuat dan memiliki ketrampilan yang berbeda dengan kepribadian asli. Contohnya adalah Billy Morigan alter egonya bernama Tommi yang seorang ahli melepaskan diri dari segala macam kunci dan simpul ikatan.

Lalu dalam film Split juga ada kepribadian kevin yang bernama  the beast yang sangat kuat dan tahan terhadap peluru.

Aq terasa betul nyari pembaca itu sangat susah....

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro