Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

Part 12- Ares POV 1

Hai hai haii happy weekend guys

Part ini kalian bakal tau masa kecil daddynya Lil :) itu yang dimulmed mommy Nadin alias omanya Lili yaa. Aku milih wulan guritno karna aku suka aja apalagi pas di film 3600 detik.. jiwa ibunya itu lohh

So... happy reading.....

warning typo bertebaran

vomment please :)

**********

Ares POV

Aku Ares William Pradipta putra pertama dari Arsen Pradipta dan Nadin Alya Azkiya yahh mom Nadin memang bukan ibu kandungku tapi bagiku ibu kandungku adalah dia, bukan seorang yang bernama Sandra Amandita. Mungkin kalian akan menyebutku anak durhaka tapi rasanya sungguh sakit ditinggalkan, ditolak lalu diambil kembali hanya untuk dimanfaatkan oleh ibu kandungmu sendiri.

Sejak kecil yang ku kenal sebagai mommyku adalah mom Nadin, mom adalah wanita yang sangat cantik dan baik. Aku sangat menyayanginya, dan mom juga sangat menyayangiku. Sampai saat umurku lima tahun aku diberi tahu informasi yang mengejutkan. Daddy menunjukan foto seorang perempuan yang seumuran dengan mom, dia cantik dan sepertinya aku pernah melihatnya. Ohh aku ingat ia adalah wanita yang melihat kearahku dan mommy dengan tatapan sinis saat bertemu di Mall.

"Daddy itu siapa?" ucapku saat itu.

"My boy, ini adalah ibu kandungmu" aku kaget saat itu, bagaimana mungkin bisa begini.

"Daddy bohong, mommy ku hanya satu. Mom Nadin bukan wanita itu" aku merengek kearah mommy yang duduk didekatku.

"Mommy aku anakmu kan? aku tidak mau jadi anak wanita itu hiks hiks" mom mengelus rambutku dan mendudukkanku dipangkuannya.

"Tentu saja Ares adalah anak mommy yang tampan, tapi ia adalah ibu kandungmu sayang. Dia orang yang telah melahirkanmu" Mom menjelaskan itu dengan hati-hati.

"Jadi bukan mom yang melahirkan Ares?" ucapku polos.

Mom menggelengkan kepala "Bukan sayang, tapi kau tetap anakku" mom memelukku dan aku balas memeluknya erat.

"Kalau aku tetap anakmu maka jangan pernah memberikan aku padanya mom, aku ingin dengan mommy saja" aku bersembunyi dilekuk lehernya.

"Haha siapa yang akan memberikanmu padanya sayang? sampai kapanpun aku tidak akan rela kau pergi dariku. Daddy dan mom hanya memberitahu tentang ibu kandungmu boy" ucapan mommy membuatku lega.

"Iya anakku, dad hanya ingin kau tahu siapa ibu kandungmu karna itu hakmu untuk mengetahuinya" ucap daddy sambil mengelus rambutku.

"Aku tidak perlu tau, aku tidak suka dengan dia. Dia melihat mommy dengan tatapan sinis seperti ini dad saat kita bertemu di Mall" aku mempraktikan tatapan wanita itu tetapi dad dan mom malah tertawa melihatku, bukankah tatapanku seram.

"Sudah-sudah sayang, tatapanmu itu lucu sekali, sekarang mainlah dengan Varo dan Kevin. Daddy ingin berduaan dengan mommymu" huhh daddy selalu begitu. Akupun mengikuti perintahnya.

Saat usiaku sepuluh tahun daddy dan mommy kembali membicarakan wanita itu. Aku heran kenapa mereka kekeh sekali padahal aku sudah bilang mommyku adalah Nadin.

"Daddy sudahlah, mom ku hanya satu yaitu mommy Nadin. Jika ia memang ibu kandungku ia pasti mengunjungiku sesekali tapi lihatlah ia sama sekali tak pernah mengunjungiku sampai aku sebesar ini. Dia bahkan memandangku sinis" aku masih ingat tatapannya.

Mommy menghela nafas "Setidaknya bertemulah dengannya dulu nak, kau tidak boleh begitu. Dia adalah orang yang melahirkanmu"

"Apa mom tidak menginginkan Ares lagi?" ucapku putus asa.

"Bukan begitu sayang, mom hanya tidak ingin kau melupakan orang yang telah melahirkanmu. Kau harus tahu nak mengandung selama sembilan bulan dan melahirkan itu bukanlah hal yang mudah" yahh aku harus berterima kasih karna setidaknya ia mau melahirkanku.

Aku menganggukan kepala "Baiklah aku akan bertemu dengannya mommy, kau benar biar bagaimanapun ia adalah ibu kandungku ia telah mempertaruhkan nyawanya untuk melahirkanku". Malamnya aku berfikir keras dan kuputuskan untuk memaafkan mama toh aku tidak tau alasan mama meninggalkanku, mungkin dia mempunyai alasan yang kuat. Aku harus jadi anak yang berbakti pada mama seperti aku berbakti pada mommy.

Aku ada didepan rumah yang sangat besar yah rumah ini jauh lebih besar dari rumah kami. Kata daddy, mama Sandra ada didalam dan aku akan menemuinya.

"Ayo sayang kita turun" ajak mommy dan kami bertiga turun dari mobil. Kedua adikku dititipkan kerumah oma.

Daddy menekan bel pintu itu tak lama seorang wanita tua keluar dan tersenyum "Sedang mencari siapa tuan?" ucapnya ramah.

"Saya ingin bertemu dengan Sandra" ucap daddy dengan mantap kulihat daddy sepertinya tidak nyaman disini.

"Oh tamu nyonya besar, silahkan masuk" kami masuk dan duduk diruang tamu besar itu. Ibu itu pamit untuk memanggil mama Sandra.

Dan disanalah mamaku orang yang sudah melahirkanku, ia menuruni tangga dengan gaya angkuhnya. Matanya yang tajam menatap kami bertiga dengan tatapan sinis. Aku meneguk salivaku karna takut.

"Hay mas Arsen, untuk apa kau kesini? ingin mengemis cinta dariku?" aku hanya menatap mama Sandra dengan tatapan bingung.

"Hah jangan terlalu percaya diri Sandra, aku hanya ingin mengenalkan anakku padamu. Ini Ares dia adalah anakku dan..." belum sempat melanjutkan ucapannya mama sudah memotong ucapan daddy.

"Itu tidak penting untukku mas, mau anak itu anakmu atau anak pungutmu aku tidak peduli. Kau bukan siapa-siapa lagi untukku" kenapa mama Sandra bicara begitu. Daddy terlihat emosi tetapi mommy mengelus dadanya untuk menurunkan emosinya.

"Aku belum selesai bicara Sandra. Dia adalah anakku dan anakmu" ucap daddy datar.

"Haha aku tau itu, anak itu adalah anak yang kutinggalkan dulu bukan? Terus aku harus apa mas? mas mau aku mengambilnya dan membesarkannya karna mas tidak mampu membiayai kehidupannya?Hah aku tidak mau dan tidak sudi, bagiku dia bukanlah anakku" aku kaget mendengar ucapan mama.

"Mama tidak ingin mengakui Ares? tapi kenapa ma?" ucapku. Padahal aku baru saja ingin berbakti kepadanya.

"Mama? hay anak kecil aku bukan mama mu. Mama mu itu orang yang ada disampingmu bukan aku. Jangan pernah berharap aku akan menjadi mamamu" ucapnya sinis.

"Sandra cukup!!! dia juga sebenarnya tidak mau menerimamu sebagai ibunya tapi dia mempunyai otak dan hati dia menerimamu karna bagaimanapun juga kamu adalah orang yang melahirkannya. Tidak seperti kamu yang sama sekali tidak memiliki otak apalagi hati, dia ini darah dagingmu" aku tidak pernah melihat daddy semarah ini.

"Sandra, tujuan kami kesini bukan untuk menyerahkan Ares. Kami hanya ingin mempertemukan anak kami dengan ibu kandungnya agar ia tak dicap sebagai anak durhaka. Kami tidak perlu uangmu untuk membiayai anak kami karna insyaAllah kami masih mampu untuk membesarkannya. Kau tidak bisa menyakiti hati anakku begitu" Mommy meneteskan air mata.

"Mommy jangan menangis, Ares tidak papa kok" sebenarnya hatiku sakit mendengar semua ucapan mama. Tapi aku berusaha untuk tidak menangis karna aku tahu jika aku menangis maka mommy akan sangat sedih.

"Loh sayang, mereka siapa?" kami semua menoleh kesumber suara. Disana ada laki-laki yang menatap kami bingung. Laki-laki itu berjalan ke arah mama dan melingkarkan lengannya dipinggang mama.

"Eh mas itu.. mereka.. eh aku juga tidak tau mereka siapa mas" mama terlihat panik, apa dia suami mama.

"Kalian siapa ya?" ucap laki-laki itu.

"Saya Arsen dan saya kemari hanya ingin mempertemukan anak saya dengan ibu kandungnya. Istri anda adalah ibu kandung anak saya" ucap daddy datar. Mama terlihat sangat gugup.

"Bohong mas dia pasti hanya ingin memeras kita. Aku tidak pernah menikah dengan orang lain selain kamu"

"Kalian sana pergi dari rumah kami!!!" mama mengusir kami. Laki-laki itu masih syok dengan berita itu.

"Haha tidak perlu kau usir kami juga akan pergi dari sini. Ayo Nadin Ares kita pergi" daddy menarik tanganku dan mommy.

"Yahh bagus lah pergi sana. Bisa sekali mencari kesempatan untuk memeras orang lain" kata-kata mama membuatku naik darah.

Saat kami ingin menaiki mobil ada suara yang mencegah kami "Tunggu sebentar!!!" aku menoleh kearah laki-laki itu.

"Apa benar ucapanmu tadi?" ucapnya bertanya pada daddy.

"Mas kamu tuh apaan sih, masa kamu lebih percaya sama orang asing daripada sama istri kamu sendiri" mama terlihat ingin menangis aku jadi tidak tega.

"Diam kamu Sandra!! aku sedang tidak bicara denganmu" suasana semakin mencekam.

"Lihatlah, gara-gara kalian aku dan suamiku bertengkar" mama melotot kearah aku dan mommy. Aku berjalan mendekati mama dan menarik tangannya agar sedikit menjauh dari yang lain.

"Mama izinkan Ares menyalami tangan mama sebagai bakti Ares kepada mama, setidaknya Ares sudah berusaha menjadi anak yang berbakti. Setelah itu Ares janji Ares tidak akan mengganggu kehidupan mama lagi" mama menatap curiga kepadaku. Tapi ia mengulurkan tangannya. Kusalami tangannya kucium punggung tangannya sejahat apapun, tangan ini adalah tangan yang selalu mengelusku saat masih didalam perut dan pastinya tangan ini pernah mengurusku saat aku masih bayi.

Aku tersenyum kearahnya "Mulai sekarang kita adalah dua orang yang tidak saling mengenal mama"

"Yahh baguslah kalau begitu" mendengar itu aku langsung meninggalkannya untuk menghampiri daddy dan mommy yang menatapku bingung.

"Om.. tante itu benar aku bukan anaknya. Aku tidak mengenalnya sama sekali ternyata kami salah orang. Maaf karna telah mengganggu ketenangan keluarga om" ucapku pada laki-laki itu.

"Tuhhkan mas, anak itu bukan anakku. Kamu ini susah sekali percaya padaku" aku tersenyum miris.

"Lebih baik kalian cepat pergi" usir mama. Daddy menatap tajam mama tapi ia tak melakukan apa-apa.

"Apa yang kau katakan pada mamamu tadi nak" tanya mommy. Aku menceritakan semuanya dan mata mom berkaca-kaca.

"Maafkan kami sayang, harusnya kami tidak mengajakmu kesana" mom menciumi keningku. Aku hanya memeluknya dan menumpahkan air mataku di pelukannya.

Kehidupanku setelah kejadian itu berjalan normal dan dirumah ini tidak ada yang membahas tentang mama karna tidak ingin melukai perasaanku. Tiga tahun selanjutnya saat usiaku tiga belas tahun, daddy sekarang adalah pengusaha yang sangat sukses. Ini semua berkat usaha kerasnya.

Hari itu mommy dan daddy sedang pergi jadi hanya ada aku Varo dan Kevin serta bi Yanti dan mang Karta. Aku membuat susu coklat untukku dan kedua adikku. Varo dan Kevin sedang asik menonton televisi.

"Ini susu untuk kalian" mereka berteriak girang lalu menubrukku dan menciumi pipiku. Haha kami memang seperti ini setiap hari dan kami tidak malu dengan kebiasaan ini.

"Ares ada yang mencarimu nak" ucap bi Yanti ia sudah seperti ibu juga untuk kami bertiga.

"Siapa bi?" tumben sekali ada yang mencariku.

"Bibi juga tidak tau, sudah temui dulu saja" aku menurutinya dan berjalan kearah ruang tamu. Disana kulihat wanita yang tidak ingin kutemui. Aku menghampirinya dan bertanya apa keperluannya datang kemari.

"Maaf tante siapa yaa? ada urusan apa dengan Ares?" ucapku dengan nada biasa.

"Ares... kamu sudah lebih besar ya sekarang" ia mengusap rambutku.

Aku mengerutkan kening memasang wajah bingung "Tante ini siapa? Ares tidak kenal dengan tante" ucapku yakin.

Kevin dan Varo menghampiriku dan menatap bingung "Loh kak, orang ini siapa?" tanya Varo.

"Entahlah kakak juga tidak kenal" jawabku.

"Tante ingin bertemu dengan daddy dan mommy yaa? mereka sedang pergi" jelas Kevin.

"Aku ingin bertemu dengan anakku Ares" ucapnya datar. Kedua adikku langsung memandang wanita itu dengan tatapan permusuhan.

"Maaf tante salah orang, aku adalah anak dari mommy Nadin. Varo Kevin lebih baik kalian masuk. Kakak ingin bicara sebentar dengan tante ini" ucapku sambil memandang wajah wanita itu.

Setelah kedua adikku masuk keruang keluarga aku langsung melanjutkan pembicaraan ku "Tolong tante pergi dari sini, jangan usik ketenangan keluarga kami. Aku sudah turuti semua yang tante mau aku tidak pernah berharap kau menjadi mamaku" ucapku dingin.

"Oh astaga aku lupa, maaf tante aku bicara panjang lebar. Padahal kita tidak saling kenal" aku tersenyum ramah padanya.

"Tante tau pintu keluarnya bukan?aku masih banyak kerjaan" baru selangkah aku pergi tanganku sudah dicekal olehnya.

"Mama minta maaf sama Ares, mama hilaf sayang" ku lepaskan cekalan tangannya.

"Aku bukan anakmu" kulepaskan cekalan tangannya lalu pergi kekamarku. Aku hanya berusaha menepati janjiku padanya.

Ku baringkan tubuhku dikasur, baru sebentar ku pejamkan mata tiba-tiba aku mendengar suara orang ribut dibawah.

"DASAR TIDAK TAU MALU!!!! PERGI KAU DARI RUMAHKU!!" Kulihat daddy sedang marah-marah pada wanita itu, mommy Varo dan Kevin hanya diam melihat dad yang sedang marah.

Aku menghampiri mereka semua "Daddy kenapa marah dengan wanita itu? sudahlah jangan membuang energi untuk yang tidak penting" ucapku dengan tenang.

"Ares mama minta maaf sayang, kamu mau maafin mama kan?" wanita itu sudah berlinang air mata.

"Tante tidak perlu minta maaf lagi pula tante tidak punya salah. Kita bahkan tidak saling mengenal, jadi pergilah tante. Jangan pernah menggangguku dan kemari lagi" ucapku datar.

"Haha kau dengar? Ares sudah mengusirmu. JADI CEPAT PERGI DARI RUMAHKU!! kalau kau masih ingin hidup" ucap daddy dingin.

"Tapi mas kamu tidak boleh memisahkan ibu dengan anak kandungnya" wanita itu masih bersikeras.

"Ibu kandung? kau lupa dengan ucapanmu beberapa tahun lalu?" daddy berkata dengan sengit.

"CUKUP!" aku berteriak agar mereka tidak membahas masalah itu lagi.

"Daddy tolong suruh wanita ini agar segera keluar dari rumah kita dan mommy aku ngantuk, aku ingin tidur dengan mom" aku merengek pada mom dan mommy tersenyum padaku.

"Baiklah ayo kita tidur, Kevin Varo ayo tidur juga" Kami pun pergi kekamar meninggalkan daddy dan wanita itu.

Beberapa bulan selanjutnya wanita itu kembali lagi saat aku sedang pulang sekolah. Ia menungguku di pagar sekolah.

"Aressss anak mamaa... yaampun mama kangen banget" ia langsung memelukku dan aku berusaha melepasnya.

"Untuk apa tante kemari? bukankah sudah kubilang jangan pernah menggangguku? apa kurang jelas?" ia tampak berkaca-kaca.

"Mama sudah minta maaf Ares, kamu tidak mau jadi anak durhaka kan?" aku tersenyum sinis kepadanya.

"Kau bukan mamaku, bukankah kau sendiri yang bilang jangan pernah berharap untuk jadi anakmu?"

"Saat itu aku hilaf Ares, sekarang kau adalah anakku hanya anakku. Kau hanya mempunyai satu ibu dan itu aku bukan si Nadin itu" Ucapannya membuatku geli.

"Kau benar aku hanya mempunyai satu ibu tapi kau juga salah ibuku itu mom Nadin bukan kau"

"Tapi akulah yang melahirkanmu, Nadin itu hanya ibu tirimu dia tidak benar-benar menyayangimu" wanita itu berteriak prustasi. Kulihat kami mulai jadi pusat perhatian, haha mungkin orang akan menilaiku sebagai anak durhaka.

"Jangan bicara yang tidak benar tentang mommy ku. Dia jauh lebih baik darimu" ucapku datar.

Wanita itu mengusap air matanya lalu bersedekap kearahku terlihat senyum sinis dibibir merahnya itu "Kau membela orang lain didepan ibu kandungmu nak, sudah cukup aku memohon padamu. Sekarang kau harus ikut aku karna kau adalah anakku, kau lahir dari rahimku bukan rahim Nadin. Jadi yang harus kau bela itu aku" ucapnya dingin.

"Aku memang lahir dari rahimmu tapi tangan mommy Nadin lah yang selalu mengurusku sejak aku kecil. Lewat tangannya ia memberikan kasih sayang layaknya seorang ibu kandung, tangannya lah yang selalu menarikku kedalam pelukannya disaat aku menangis. Dan kau ibu kandungku, orang yang telah membuat luka didalam hatiku. Sekarang tolong beri aku alasan kenapa aku harus membela orang yang telah membuat luka yang lebar didalam hatiku"

Wanita itu diam tak menjawab semua ucapanku. Aku bergegas meninggalkannya untuk pulang. Kuputuskan untuk merahasiakan kejadian hari ini dari mommy dan daddy karna aku tak mau membuat mereka resah.

Jika saja aku bisa berdamai dengan rasa sakit ini. Aku sangat ingin memaafkan wanita itu tapi rasanya hati ini masih tidak bisa menerima semua penolakannya dulu.

Seminggu berikutnya ia datang lagi tapi kali ini ia membawa dua lelaki yang bertubuh besar dan berwajah seram "Hai anakku"sapanya.

Aku berdecak kesal, apa dia tidak lelah dengan penolakan. Kulewati dia tanpa menjawab sapaannya tetapi baru beberapa langkah ku beranjak tiba-tiba dua lelaki besar itu mencekalku dan membawaku masuk kedalam mobil wanita itu.

"Tante mau menculikku?" ucapku kaget.

"Tidak ada cara lain" suaranya terdengar dingin.

Aku dibawa kerumah besar tetapi bukan rumah besar yang waktu itu kudatangi. Dua lelaki iku mendudukanku disofa ruang tamu lalu mereka berdua berdiri dikedua sisiku agar aku tidak bisa kabur.

"Kau tidak perlu takut, aku mamamu jadi aku tidak akan berbuat yang kelewat batas" aku hanya mendengus mendengar ucapannya.

Wanita itu berjalan kearahku dan duduk disampingku "Mama ingin hidup dengan Ares, kita hidup sama-sama yaa sayang, kita bertiga.. kamu daddymu dan mama" ucapannya membuatku kaget.

"Apa maksud tante? daddy sudah memiliki mommy" dia tersenyum kearahku.

"Itu mudah sayang, kau harus membujuk daddymu agar mau meninggalkan wanita itu. Aku yakin daddymu akan memuruti kemauanmu karna ia sangat menyayangimu" Tunggu aku mengerti sekarang, ia sedang memanfaatkanku haha kupikir ia tulus meminta maaf padaku.

Aku tersenyum padanya "Kenapa aku harus melakukan itu?"

"Yahh karna jika kamu tidak melakukan itu maka kita tidak bisa berkumpul lagi, bukankah semua anak ingin melihat kedua orang tua kandungnya bersatu?"

"Haha aku tidak mau menjadikan daddyku umpan bagi serigala berbulu domba" ia kaget mendengar ucapanku.

"Apa maksudmu? aku sudah berbaik hati yaa menawarkan kebahagiaan" sikap lembunya tadi hilang dalam sekejap.

"Aku tidak perlu kebahagiaan yang kau tawarkan itu, karna aku sudah memiliki kebahagiaanku sendiri. Aku memiliki mommy daddy dan kedua adikku itu adalah kebahagiaanku" ucapku dengan santai.

"Haha jangan bodoh Ares, Nadin itu tidak menyayangimu ia hanya pura-pura saja agar ia mendapat simpati dari daddymu. Lagi pula ia sudah mempunyai dua anak kandung jadi anak tiri sepertimu itu sama sekali tidak berharga baginya" aku menggeretakan gigiku kesal.

"Mommy menyayangiku dengan tulus, kau jangan sembarangan bicara"

"Kau terlalu polos anakku, kau sudah ditipu habis-habisan. Nadin itu hanya kasian padamu, ia sama sekali tidak menyayangimu. Dan ingat Ares suatu saat nanti dia pasti akan membuangmu karna kau sudah tidak dibutuhkan lagi, dia akan meninggalkanmu" ucapan wanita itu terngiang dikepalaku.

"Dan harusnya kau tau diri nak, jika kau tidak ingin membujuk daddymu untuk kembali padaku maka kau harus pergi dari kehidupan keluarga itu karna kau itu satu-satunya orang yang tak diharapkan dan kau adalah pengganggu kehidupan bahagia mereka" kututup telingaku agar tak mendengar ucapan pedas wanita itu.

"TIDAKKK!!! KAU BOHONG.. MOMMY MENYAYANGIKU" aku berteriak histeris sambil menutup telingaku, kepalaku tiba-tiba sakit.

"Kau bohong.. mommy aku tidak mau ditinggal mom" aku menangis dan kulihat wanita itu panik melihatku.

Pintu depan didobrak dan terdengar suara daddy berteriak kearah wanita itu.

"KAU APAKAN ANAKKU!!!" terlihat daddy sudah bertengkar denga dua lelaki besar itu.

"Yaa Allah anakku.. kamu kenapa sayang" mommy menangis sambil memelukku. Tubuhku bergetar keringat dingin bercucuran.

"Mommy mana aku mau mommy" racauku.

"Ini mommy sayang, kamu tenang yaa disini ada mom" aku memeluknya erat.

Setelah daddy berhasil melumpuhkan dua lelaki besar itu dad menghampiri kami "Nadin kita bawa Ares kerumah sakit"

"Tunggu mas, aku ingin bicara sebentar dengan Sandra"

Mom berjalan kearah wanita itu dan Plakk mom menamparnya "Kau sudah keterlaluan, kalau sampai terjadi hal buruk pada anakku maka kau akan kena akibatnya" kami pergi dari rumah itu.

"Mommmy menyayangi Ares kan? mom tidak akan meninggalkan Ares kan?" racauku saat didalam mobil.

"Tantu saja sayang mom sangat menyayangmu mom tidak akan meninggalkanmu" mom mencium kening kedua pipi dan ujung hidungku seperti biasa.

"Promise?"ucapku.

"Promise my son" mom memelukku erat.

Kejadian itu membuatku menjadi pendiam, pandanganku sering kosong. Mom dan dad merasa kasihan padaku. Aku bukan lagi anak yang ceria dan manja pada mommy, aku lebih suka menyendiri dikamar dan merenung.

Sampai akhirnya daddy memutuskan agar kami semua pindah ke Aussie. Seminggu ini daddy dan mommy sibuk mengurus segalanya.

Pagi ini aku dan mommy sedang pergi ke supermarket untuk membeli susu coklat kesukaanku dan kedua adikku.

"Mom aku lupa membeli sesuatu, mommy keluar duluan saja" ucapku dan mommy mengangguk.

Saat keluar aku melihat mom sedang ribut dengan wanita itu dan kejadian itu begitu cepat, wanita itu mendorong mommy dan tubuh mom terserempet mobil yang lewat. Aku berlari kearah mommy kuabaikan belanjaanku.

"Mommy bangun mom" aku sudah menangis sambil menyangga kepala mom yang sudah pinsan.

"Tolongggg!! tolong mommy saya" aku berteriak minta tolong dan banyak orang yang menghampiri kami. Mereka mengangkat tubuh mom dan menghentika taxi. Wanita itu urusan nanti yang terpenting adalah mommyku.

Sampai dirumah sakit mom langsung diperiksa oleh dokter. Dokter keluar dari ruangan dan langsung terseyum padaku "Adek tidak perlu cemas, ibunya hanya luka-luka saja tidak ada cedera parah ia hanya syok tadi. Mungkin sebentar lagi bangun" aku terseyum lega mendengar penjelasan dokter. Ku telfon daddy untuk mengabari kejadian itu.

Setelah daddy dan kedua adikku datang aku berpamitan "Daddy tolong jaga mommy dulu, Ares ingin pergi sebentar" dad hanya mengangguk.

"Kak kita ikut" ucap Varo aku hanya mengangguk.

"Kita mau kemana?" tanya Kevin.

"Ke rumah nenek sihir yang sudah membuat mom begini' ucapku dingin mereka mengerti dan mengangguk.

Untunglah aku masih ingat rumah ini rumah yang dibuat wanita itu untuk menyiksa mentalku. Ku ketuk pintu itu dengar keras dan tak lama ia keluar lalu terkejut kearahku.

"Hai MAMA apa kabar?" ucapku dengan sinis.

"A.. Ares kamu kesini nak" wajahnya gugup.

"Ya aku kemari.. aku hanya ingin mengingatkan MAMA satu hal. JANGAN PERNAH DEKATI MOMMYKU!!!!" teriakku didepan wajahnya.

"Kalau kau berani mendekati mom maka aku tidak akan segan untuk melukaimu tidak peduli kau ini siapa"

"Jangan kau kira aku tidak tau kalau kau menginginkanku karna ingin memanfaatkanku"

"Kau benar anakku ia hanya memanfaatkanmu" aku menoleh kearah daddy loh bukankah dad harusnya menjaga mommy.

"Daddy kenapa disini? siapa yang menjaga mom?" tanyaku.

"Ada oma mu sayang, aku tau kau akan menghampiri wanita ular ini jadi kuikuti saja"

"Dan kau Sandra, kau ingin aku kembali padamu? hah jangan bermimpi kau" ucap dad dengan sinis.

"Kau menginginkan aku karna suami kaya mu itu sudah bangkrut bukan? dan kau memanfaatkan anakmu sendiri" Wanita itu gugup dengan ucapan daddy.

"Ti..tidak begitu mas, A.. Ak..ku hanya ingin berkumpul dengan anak kandungku"

"Haha jadi begitu, sudah jelaskan bahwa aku tidak memiliki ibu selain mommy. Mana ada ibu yang seperti tante"

"Yaudah ayo kita pulang anak-anakku. Tidak penting kita berada disini" aku menganggukkan kepala.

"Tante jangan mengganggu mommy dan kak Ares lagi, dan tante jangan senang dulu yaa suatu saat nanti aku akan balas semua yang telah tante lakukan pada mommyku dan kakakku" ucap Varo dengan sinis. Terlihat wajah wanita itu memerah menahan marah.

Beberapa hari kemudian mom sudah diizinkan pulang dan keberangkatan kami ke Aussie juga dipercepat untuk menghindari insiden lain yang mungkin terjadi.

Itulah trauma masa kecilku sehingga aku bisa sakit seperti ini.

*******

Nahhh udah panjang kan part ini

Ada yg mau request part selanjutnya POV siapa?

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro