Bab 7b
Erica melenguh, bergerak makin cepat dengan jemari Jayde mencengkeram pinggangnya. Mereka sempat terhenti saat dari luar terdengar teriakan.
"Kenapa gue nggak boleh masuk?"
"Room ini sudah dibooking."
"Gue tahu room ini sudah dibooking sama kakak gue'kan? Gue mau masuk!"
"Nggak boleh, Kak."
Suara Jared, secara otomatis Erica menoleh. Kuatir kalau Jared mendadak masuk sedangkan dirinya sedang dalam posisi begini. Seakan bisa membaca pikirannya, Jayde bangkit. Melepaskan celanamya dan meraih jemari Erica lalu membawanya ke pintu.
"Pak, kenapa?" taya Erica gugup dan bingung.
Jayde tidak menjawab, menghimpit tubuh Erica di pintu dan melumat bibirnya. Di luar masih terdengar pertengkaran.
"Kenapa nggak boleh? Coba kasih tahu gue. Buka, gue berani bayar dua kali lipat!"
"Nggak bisa, maaf. Ini bagian dari tugas!"
"Halah, tugas tai kucing! Jangan-jangan kakak gue di dalam bawa perempuan" Sepertinya Jared merengsek maju dan menggedor pintu yang terkunci. "Kaaak, buka pintunya. Sama siapa di dalam?"
Erica menegang, pintu yang digedor membuat tubuhnya bergetar. Tanpa sadar melepaskan diri dari ciuman Jayde. Tersentak saat Jayde tiba-tiba membalik tubuhnya dan kini menghadap ke pintu. Meneguk pinggulnya dan perlahan memasukkinya dari belakang.
"Paak, ada Jared," ujarnya terengah.
Jayde menunduk, menjilat telinganya. "Kenapa kalau ada Jared. Biarkan saja. Kamu fokus pada tubuh kita." Tidak ingin Erica memikirkan adiknya, Jayde bergerak lebih cepat. Menekuk tubuh Erica dengan dua tangan gadis itu menahan pintu. Ia mencengkeram pinggang dan menghujam berbali-kali. Ingin memberikan seluruh gairah dan hasratnya ke dalam tubuh Erica.
"Buka pintunya, siapa pun yang bisa membuka gue kasih uang!" teriak Jared.
Erica melenguh, seakan tidak peduli kalau ada orang lain di luar pintu. Ia membiarkan Jayde keluar masuk di tubuhnya. Jared bukan hanya berteriak tapi juga menggedor dan memaki. Gerakan Jayde makin cepat seiring dengan setiap gedoran di pintu. Seakan tidak takut kalau mendadak terbuka dan orang-orang melihat apa yang sedang mereka lakukan.
Sejujurnya Erica tidak peduli kalau Jared melihatnya dalam keadaan begini. Karena orang yang sedang bersetubuh dengannya adalah Jayde. Ia tidak peduli apa pandangan orang, karena bersama Jayde sudah lebih dari cukup. Jemari Jayde terulur untuk meremas dadanya, Erica mendesah makin keras.
"Kak! Sedang apa di dalam? Sama siapa? Kenapa nggak buka pintuu!"
Seseorang datang untuk menenangkan Jared. "Di dalam buka Pak Jayde tapi orang lain."
"Siapa? Aku jelas-jelas baca nama pemesannya adalah kakakku."
"Memang, tapi hanya nama pemesan saja. Yang sebenarnya adalah salah satu relasi Pak Jayde. Saya nggak bisa bilang karena privacy."
"Benarkah, kamu nggak bohong?"
"Saya manajer di sini dan yang bertanggung jawab, Kak Jared. Kalau ingin tempat lain, saya berikan tapi room VIP malam ini udah terpesan semua. Maaf."
"Sudahlah, yang penting kalian nggak bohong. Lagi pula, nggak mungkin kalau kakakku yang di dalam tapi nggak mau buka pintu."
Suara-suara itu menjauh, sepertnya Jared sudah pergi. Erica merasakan kelegaan dan mendesah saat Jayde menghentikan gerakannya. Mereka berpelukan dan berciuman sambil bertelekan pada pintu. Jayde mengajak Erica ke sofa, merebahkan gadis itu di atasnya dan kembali melakukan penetrasi. Mereka melewatkan malam di klub sambil minum dan bercinta. Menjelang dini hari terkapar kelelahan.
Jayde membantu Erica memakai pakaian, memesan hotel melalui telepon. Setelah pikiran mereka jernih, ia mengajak gadis itu keluar dari klub melalui pintu belakang dan membawanya ke hotel terdekat. Mereka merebahkan diri di ranjang dan tertidur dalam keadaan berpelukan serta telanjang bulat.
.
.
.di Karyakarsa sudah ending.
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro