Bab 2b
Warning: Khusus Dewasa.
"Ah, ah."
Erica tidak dapat berkata-kata, kecupan Jayde di dadanya seolah mengguyur tubuhnya yang panas dengan air dingin yang menyegarkan. Meski begitu, ia menginginkan lebih. Ia menengadah menarik satu tangan Jayde ke dadanya yang bebas dan saat jemari yang kuat meremasnya, tidak dapat menahan desahan.
"Kamu menginginkan ini?" bisik Jayde saat meninggalkan dada Erica menuju leher dan telinga.
"Yaa, Pak. Aku suka."
"Bagus, aku juga suka."
Jayde menarik wajah Erica dan melumat bibir gadis itu. Mereka saling memagut, dengan lidah bertemu. Erangan halus terdengar dari tenggorokan mereka. Erica bahkan tidak peduli kalau laki-laki yang sedang mengecupnya sekarang bukan Jared. Rasa takutnya pada Jayde sirna digantikan rasa mendamba yang menggebu-gebu.
Jayde menghentikan ciuman mereka, menarik Erica turun dari meja untuk menelanjangi, hingga tersisa hanya stoking yang terpasang sampai pinggang ke bawah. Area intimnya ditutupi celana dalam hitam yang mini sekali. Jared menyentuh perut yang rata, pinggang yang ramping dan tangannya masuk ke dalam celana dalam untuk membelai mesra area yang hangat.
Erica mengerang panjang, bersandar pada meja dengan kepala berayun ke belakang. Tanpa rasa malu membuka paha lebar-lebar agar jemari Jayde bisa menjelajah dengan bebas. Awalnya hanya sentuhan biasa, makin lama makin intens dan Jayde menyentakkan celana hingga ke lutut dan melucutinya. Telanjang, tersisa hanya stoking saja, Erica berdiri goyah, menatap Jayde yang sedang melepas jubah yang dipakainya.
Laki-laki itu hanya memakai celana dalam saja. Tidak tahan untuk menyentuh, Erica mendekat. Melumat bibir, dengan jemari menyusuri tubuh Jayde yang kokoh dan liat. Ia tidak puas hanya mencium, berjinjit untuk mengecup leher, bahu, serta memberanikan diri mengisap puting Jayde. Semua yang dilakukannya sekarang, tidak pernah ia lakukan pada orang lain. Hanya dengan Jayde ia dipengaruhi gairah yang seolah menggila dalam dirinya.
"Gadis nakal," seru Jayde dengan suara serak. "Sepertinya kamu harus dihukum karena sudah bersikap nakal."
Tanpa kata Jayde mengangkat kembali tubuh Erica ke atas nakas, melumat bibir dengan jemari meremas dada, lalu membeli area intim yang basah. Ia menyudahi ciuman, menunduk untuk mengulum puting, membuka paha Erica lebih lebar dan membenamkan dirinya di selangkangan. Terdengar erangan panjang dari Erica.
"Ah, Paaak. Yaa, di situ, aah."
Erica tidak mengerti kata-kata yang keluar dari bibirnya tapi sapuan lidah Jayde di kemaluannya sungguh memabukkan. Ia menggelinjang, mengerang, dan menjepit kepala Jayde dengan kuat. Ia nyaris berteriak saat sensasi yang panas menyentuh pusat intimnya.
"Erica, kamu menyukainya?" Jayde mengangkat kepala, mengusap bibirnya dan tersenyum pada Erica yang mengangguk lemas. "Bagus, karena aku juga suka. Ayo, kita ke ranjang."
Dalam satu kali sentakan, Jayde memanggul Erica di bahunya dan merebahkannya di ranjang lalu menindihnya. Tubuh mereka saling membelit dengan bibir menyatu. Paha Erica membuka lebar, dengan Jayde memosisikan diri di tengahnya. Jayde mendesah, menikmati bibir yang basah dan ranum, tubuh yang hangat serta lembut, dan sikap Erica yang penuh gairah, sama sepertinya. Padahal ini pertama kalinya mereka bercumbu tapi seolah sudah pernah melakukan sebelumnya.
Erica tidak ingin berpikir apa-apa lagi, saat ini yang diinginkannya hanya menyentuh tubuh Jayde sepuasnya. Jemarinya bergerak untuk masuk ke dalam celana dalam dan menyentuh kejantanan Jayde yang menegang. Desahan laki-laki di atas tubuhnya membuatnya tersenyum. Ia mengusap perlahan dan menggerakan jarinya dengan menggoda.
"Nakal kamu," bisik Jayde sambil mengisap leher Erica. "Tunggu, aku buka dulu."
Jayde berlutut di antara tubuh Erica, membuka celana dalamnya dengan cepat. Kejantanannya menegang dengan menantang, Erica tersenyum saat melihatnya.
"Paak, tegang sekali."
"Ehm, dari kamu masuk melewati pintu itu. Sekarang kamu harus tanggung jawab, Erica."
"Bagaimana caranya?"
Jayde membungkuk, mengisap bibir gadis di bawahnya dan membuka pahanya lebar-lebar. "Dengan memberikan seluruh tubuhmu padamu."
"Dengan senang hati, Pak." Erica tersenyum mengundang. Menarik kepala Jayde dan melancarkan ciuman.
Mata Jayde menggelap karena gairah, sekali lagi mengusap area intim untuk memastikan basah dan siap. Menurunkan tubuh untuk melakukan penetrasi. Hujaman pertama sedikit sulit karena Erica meringis kesakitan.
"Sakit?"
Erica mengangguk. "Sedikit, Pak. Ayo, lanjut."
"Yakin?"
"Iya, Pak."
Jayde kembali melanjutkan penetrasinya hingga hujaman ketiga berhasil masuk, meskipun Erica mengerang kesakitan. Selanjutnya ia bergerak keluar masuk perlahan. Erangan bercampur dengan desahan terdengar memenuhi kamar. Keduanya saling melumat, memeluk, dengan tubuh bersatu. Tidak ada protes ataupun pertanyaan dari apa yang mereka lakukan, seolah memang sudah ada perjanjian sebelumnya untuk melakuan percintaan yang menggairahkan.
Erica tidak peduli apa pun, yang ia rasakan hanya kegembiraan karena panas tubuhnya perlahan terkikis oleh gerakan tubub Jayde di area intimnya. Rasanya begitu menyenangkan. Begitu pula Jayde. Ia tidak peduli kalau Erica menunggu Jared atau siapa pun yang seharusnya menemani malam ini. Rasanya tubuh Erica membuatnya tergila-gila dan tidak ingin berhenti sekarang.
.
.
.
Di Karyakarsa, kisah panas ini update bab 9-12.
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro