I Love My Brother ( Intro )
Jangan pernah takut mencintai, tetapi.. berhati-hatilah dengan siapa kamu jatuh cinta..
Aku membaca quotes itu di dalam sebuah buku novel yang aku baca dan merasa bahwa perkataan itu memang benar. 🙁
Namaku adalah Pon Thanapon saat ini aku berusia 25 tahun dan merupakan anak ke dua dari dua bersaudara. Aku mempunyai Phi yang bernama Sailub Hemmawich dan dia sudah berusia 30 tahun. Dia bahkan sudah menikah dengan orang yang dia cintai yang bernama Supanut, satu tahun yang lalu.
Lalu apa hubungannya quotes itu dengan Phi ku?
Kalian pasti bertanya-tanya bukan?
Baiklah.. Aku akan menceritakan sedikit kisah hidupku meskipun hal ini tidak berakhir bahagia karena aku memang seharusnya tidak boleh mencintainya lebih dari rasa cinta kepada saudara, tetapi.. aku mencintainya sebagai seorang pria. 😔
---
Pengenalan Tokoh
Ada yang mengatakan kalau tidak kenal maka tidak akan sayang.. Jadi kita kenalan dulu tokoh-tokoh yang akan tampil di cerita ini. 😊
1. Daddy Yin Anan Wong dan Mommy Warnarat
Daddy Yin Anan dan Mommy Warnarat sama-sama berusia 35 tahun. Daddy dan Mommy sudah menikah selama 5 tahun dan mereka sangat saling mencintai.
Daddy Yin adalah seorang pengusaha perhiasaan dan Daddy mempunyai perusahaan sendiri. Daddy adalah orang yang sangat tegas, berwibawa, sayang keluarga dan tentu sangat tampan. Sebelum Daddy menikah dengan Mommy, Daddy adalah pria yang digilai oleh banyak wanita. Tetapi.. Daddy hanya mencintai Mommy seorang.
Mommy Warnarat adalah seorang mantan pramugari yang sangat cantik, tetapi sejak memikah dengan Daddy.. Mommy berhenti dari pekerjaannya dan hanya menjadi ibu rumah tangga saja. Hal ini karena Daddy tidak ingin Mommy bekerja dan meninggalkan kami anak-anakny di bawah asuhan pembantu. Mommy juga dulu sangat terkenal dan banyak pria yang mengejar-ngejarnya, sejak bertemu dengan Daddy di salah satu penerbangan.. Mommy hanya ingin Daddy seorang saja. 😅
Mommy orangnya sangat baik hati, rendah hati, sangat menyayangi keluarga dan anak-anaknya.. Tetapi.. kalau mommy marah sangat menyeramkan. 😣
2. Phi Sailub Hemmawich Wong
P'Sailub atau lebih suka semua orang memangilnya P'Sai, adalah anak pertama Daddy dan Mommy. P'Sai sangat tampan dan dia sangat mirip dengan Daddy.
P'Sai sangat memanjakan aku sebagai Nongnya. P'Sai itu orangnya penyayang, baik hati, ramah, terkadang dingin kalau dengan orang yang tidak dekat atau yang dia kenal.
Tetapi.. Aku merasakan bahwa P'Sai sangat mencintai aku sejak aku baru dilahirkan atau mungkin sebelum aku di lahirkan. 😁
3. Pon Thanapon Wong
Aku adalah anak kedua Daddy dan Mommy, aku adalah seorang perempuan ya.. Meskipun aku terlihat seperti laki-laki, tetapi ingat bahwa aku adalah seorang perempuan yang paling imut dan manis di dalam keluarga Wong. 😊
Tentu saja manis dan imutnya diriku keturanan dari Mommy War, mommy yang paling aku sayangin di dunia ini.. selain P'Sai dan Daddy Yin tentu saja.
Aku dan P'Sai berbeda usia 5 tahun. Aku lahir saat usia P'Sai 5 tahun dan aku sangat menyayangi P'Sai..
Ehm.. Entahlah menyayangi atau sudah mencintainya.. Aku juga belum terlalu yakin.. Biarkan saja semua mengalir sesuai dengan yang Author buat. 😅😅
4. Supanut L
Hmm.. Dia adalah Supanut atau bisa aku sebut P'Nut. Yeah.. Dia juga seorang perempuan sama seperti aku..
Sebenarnya aku tidak suka menceritakan tentang dia, tetapi.. dia nanti ada hubunganya dengan P'Sai dan aku tidak suka itu. 😑
Yeah.. aku cemburu karena P'Sai adalah milikku.
P'Nut adalah orang yang seumuran dengan P'Sai dan mereka bertemu saat P'Sai melanjutkan studynya di Amerika.
Sisanya kalian lihat saja nanti di story ok.. 🙏
5. Bank Thantip
Bank.. Hmm.. Apa yang bisa aku katakan tentang Bank? 🙁
Bank merupakan seorang pria dan dia seumuran denganku. Aku bertemu dengannya saat kami berada di Fakultas yang sama. Dia yang selalu menemaniku dan menyemangatiku saat P'Sai sedang berada di Amerika.
Yeah.. Dia suka kepadaku, tetapi.. aku.. Aku tidak tahu apa yang aku rasakan kepadanya. Aku merasa nyaman saat berada di dekatnya.. 😖
Entahlah.. Biarkan waktu juga yang menjawab hubungan kami seperti apa akhirnya ya..
6. Benz Alter
Benz.. Dia adalah sepupuku dari Mommy War, dia seumuran denganku dan kami sangat dekat. Dia adalah tempat aku suka curhat dan dia juga tahu ada perasaan apa aku dan P'Sai sejak kami kecil.
Meskipun terkadang dia suka menjahili aku sampai aku menangis, tetapi.. dia adalah sahabat dan sepupu yang aku sangat sayangi serta yang paling dekat denganku.
---
Intro
25 Tahun yang lalu..
Rumah Sakit Bersalin Xxx
Yin Pov
Di salah satu bilik di ruang persalinan rumah sakit ternama di Bangkok, terdengar suara seorang pria yang sedang menyemangati istrinya yang sedang melahirkan anak mereka.
"Ayo sayang.. Lebih kuat lagi mengejangnya.. Anak kita akan segera lahir.."
"Ugh.. arghhh.. Huf.. Huf.. Ughh.."
"Iya ayo sayangku.. kamu pasti bisa.."
Aku terus menyemangati istriku dengan menggenggam tanganya. Istriku bernama Warnarat atau War yang saat ini sedang berjuang untuk melahirkan anak ke dua kami, meskipun saat ini umur War sudah 35 tahun, tetapi dia masih bisa melahirkan secara normal.
"Ayo Bu.. Saya sudah melihat kepala bayinya akan keluar.. mengejanglah sedikit lagi.."
Aku mendengar dokter yang menangani persalinan ini juga berusaha untuk menyemangati War.
"Ahhrrggg.. Uhh.. Hah.. Hah.. Hah.."
Tidak lama kemudian, pada tanggal 1 Mei 2000 terdengar suara bayi yang kami nantikan terdengar sangat keras.
"Oewww.. Oweee.. Owee.."
"Hah.. hah.. hah.."
War terlihat senang meskipun sudah pucat dan kehabisan tenaganya setelah berhasil melahirkan anak ke dua kami. Yeah.. War sudah berusaha selama setengah jam untuk melahirkan anak kami dengan normal.
"Terima kasih kerja kerasmu sayangku, anak kita sudah lahir.."
Kiss 😘
Aku mendundukkan kepalaku dan segera mencium bibir istriku karena dia sudah bersusah payah melahirkan anak ke dua kami yang aku tahu pasti sangat menyakitkan dan melelahkan.
"😊"
Aku melihat War tersenyum kepadaku dan kami saling menatap sementara anak kami sedang di urus oleh dokter dan suster.
"Selamat Khun Yin dan Khun War, anak anda gadis yang sangat cantik sekali.."
Dokter mengatakan itu dan menyerahkan bayi kami ke depan dada War, agar bayi itu segera menyusu kepada ibunya untuk pertama kali.
"🥺"
Aku melihat mata War berkaca-kaca saat melihat baby kami yang terlihat sangat montok, putih dan cantik.
"Dia sangat mirip denganmu sayangku.."
Aku membisikkan itu ke telinga War sambil mencium mereka berdua. Untuk sementara dokter dan pra suster membiarkan kami menikmati suasana ini sambil mereka membersihkan War.
Setelah mereka membersihkan War, aku mendengar salah satu suster berkata dan mendekat kepada kami.
"Baiklah Khun War dan Khun Yin, kami akan mengambil dan membersihkan anak kalian dulu dan kalian nanti bisa menemuinya lagi setelah Khun War di dalam kamar rawat inap. Siapa nama anak kalian ini?"
"Ah.. Baiklah Suster.. Nama anak kami.."
Aku menatap War dan dia terlihat tersenyum, lalu dengan suara yang lemah dia menjawab.
"Pon.. Pon Thanapon Wong.."
"Ah.. Nama yang sangat manis seperti baby ini.. Baiklah, kami akan membawa N'Pon untuk di cek dulu.. Khun Yin sudah bisa meninggalkan ruangan ini dan bisa menemui Khun War nanti lagi.."
"Iya.. Makasih Dokter dan Suster.."
Aku mengatakan itu dan membungkuk tubuhku untuk berterima kasih kepada para suster dan dokter yang sudah membantu persalinan istriku sehingga dapat berjalan dengan lancar.
Aku lalu menatap War lagi yang terlihat menatapku. Aku mendundukkan kepalaku dan berbisik kepadanya.
"Sayangku.. Aku keluar dulu, ya.. Tidak apakan aku tinggal sendiri disini? Kita akan bertemu lagi di ruang rawat inap. Aku ingin memberitahukan kabar ini kepada Sai dan kedua orang tua kita yang menunggu di luar.."
"Hm.. Baiklah.. Aku tidak apa-apa.."
Kiss 😘
Aku kembali mencium bibir dan kening istriku sebelum benar-benar meninggalkan dia di dalam ruang bersalin ini dan keluar untuk menemui Keluarga kami serta anak kami yang pertama.
Ya, kami sudah mempunyai anak sebelumnya dan dia adalah seorang laki-laki yang tampan seperti aku ayahnya. 😅
Anak pertama kami bernama Sailub Hemmawich Wong dan saat ini dia sedang menunggu di luar kamar bersalin dengan kedua orang tua kami. Sai benar-benar sudah tidak sabar mempunyai seorang adik ketika dia tahu ibunya sedang mengandung. 😊
---
Ruang Tunggu Kamar Bersalin
Yin Pov
Grek!
Saat mendengar suara pintu ruang bersalin terbuka, aku melihat kedua orang tua kami dan juga anak pertamaku segera berdiri. Lalu.. anak laki-lakiku segera menghampiriku sambil berlari dan berteriak..
"Daddy.. Daddy.."
Aku segera berjongkok untuk menangkap tubuhnya yang berlari menghampiriku.
Hup!
Setelah Sai sampai dan memeluk tubuhku dengan tangan kecilnya, aku segera mengangkat tubuhnya dan kembali berdiri. Aku lalu tersenyum kepada kedua orang tua kami yang berjalan menghampiriku. 😊
"Daddy.. Bagaimana keadaan Nong dan Mommy? Apakah mereka baik-baik saja.."
"Iya.. mereka semua baik-baik saja.."
Aku mendengar Sai bertanya sambil memeluk leherku dengan erat untuk menyembunyikan wajahnya. Aku lalu menjawabnya sambil mengelus kepalanya.
"Yin.. Bagaimana keadan War dan bayi kalian? Semuanya selamat dan baik-baik saja bukan?"
Aku mendengar ibuku bertanya kepadaku dengan nada khawatir.
"Iya mereka berdua selamat dan baik-baik saja Bu.. Bayi kami perempuan dan dalam keadaan lengkap juga tanpa kekurang sesuatu apapun.."
"Ah.. Syukurlah kalau begitu kami sangat lega mendengarnya.. Tadi ibu sangat khawatir karena ini bukan prediksi dokter untuk War melahirkan.. Dokter bukannya mengatakan bahwa dia akan melahirkan seminggu lagi.."
"Iya.. Ibu benar, aku juga sempat merasa khawatir dan terkejut tetapi semua berjalan dengan lancar. Meskipun.. tadi ada pendarahan sedikit, tetapi itu sudah diatasi. Kita bisa segera menemui War dan Baby di ruang rawat inap sebentar lagi.."
Aku berusaha untuk menenangkan kedua orang tua kami yang terlihat masih khawatir dengan keadaan War dan baby kami.
"Tetapi.. siapa nama baby kalian? Kamu sama sekali belum memberitahukan kepada kami semua nama baby perempuan kalian?"
Saat kami masih menunggu di ruang tunggu dengan aku yang masih menggendong Sai, aku mendengar Ibu War sekarang yang bertanya kepadaku.
"Oh.. Benarkah aku belum memberitahukan kepada kalian tadi nama baby kami? Maafkan aku Bu, aku merasa sangat senang. Nama baby kami adalah Pon Thanapon Wong.. Kalian bisa memanggilnya N'Pon atau baby Pon atau Pon saja.."
Aku mengatakan itu sambil tersenyum. 😊
"Dad, apakah Pon adalah nama Nong-ku?"
Aku mendengar Sai mengatakan itu sambil mengesekkan kepalanya di leherku mencari posisi yang nyaman. Aku tahu bahwa dia sudah terlihat mengantuk saat ini.
"Iya sayangku.. Nama Nong-mu adalah Pon.. Kamu suka nama itu?"
"Hm.. Aku suka Daddy.. terdengar manis, apakah Nong juga manis?"
"Iya.. Dia manis seperti ibumu dan juga sangat cantik.."
"Hoam.. Benarkah, Dad? Aku tidak sabar untuk bertemu dengannya.."
Aku melihat Sai menguap dan semakin menggelamkan kepalanya di leherku. Aku hanya bisa tersenyum dan mencium pipinya sekilas.
"Iya sayangaku.. Apakah kamu sudah mengantuk? Jika iya, tidurlah.."
"Hoam.. Iya, Dad.. aku sudah sangat mengantuk, Nong sangat lama keluarnya. Aku lelah menunggunya.."
Aku memperhatikan Sai dan melihat dia mempoutkan bibirnya, matanya terlihat sayu karena mengantuk. Saat ini Sailub baru berusia 5 tahun dan terlihat sangat lucu dengan pipinya yang gembul.
"Tetapi.. Sai sayang tidak kepada Nong?"
"Sayang Dad.. Sai sayang dengan Nong, Dad dan Mom.."
"Kalau sayang nanti Sai tidak boleh membuat Nong menangis dan harus selalu melindunginya ya.."
"Hoam.. Iya Dad.. Dad, aku mengantuk bolehkah aku tidur di pundak daddy?"
Aku melihat Sai mengatakan itu dengan tatapan mata memohon. 🥺
Sehingga aku tidak bisa menahan tawaku dan menanggukkan kepalaku.
"Hahaha.. Tentu saja boleh sayang.. Tidurlah.."
Aku mengatakan itu dan mengelus kepala serta pundak Sai agar dia merasa nyaman. Aku juga sedikit mengayunkan badannya agar dia cepat tertidur.
Cukup lama juga kami menunggu War dipindahkan ke ruang rawat inap, mungkin sekitar 30 menit atau mungkin satu jam. Sampai kami mendengar seorang suster menghampiri kami.
"Apakah kalian Keluarga Khun War?"
"Iya.. Suster ada apa?"
Aku segera berjalan menghampiri suster itu dengan masih menggendong Sailub yang sepertinya sudah tertidur.
"Kalian sudah bisa menemui Khun War di kamar inapnya.."
"Oh.. Makasih suster atas informasinya.."
Aku mengatakan itu dan tersenyum kepada suster itu. 😊
Aku lalu berjalan kembali ke tempat kedua orang tua kami menunggu dan mengatakan kepada mereka.
"Pah.. Mah.. Ayo kita jengguk War dan melihat keadaannya.."
Setelah itu, kami semua mulai berjalan ke arah kamar rawat inap War yang masih satu lantai dengan ruangan bersalin ini.
Saat sedang berjalan, aku mendengar suara dengkuran halus Sailub yang rupanya sudah tertidur lelap. Aku hanya bisa tersenyum. 😊
"Yin.."
Aku mendengar suara ibuku memanggil namaku dari belakang.
"Iya Bu, ada apa?"
"Sailub sudah tertidur, apakah kamu ingin ibu yang menggendongnya? Kamu pasti sudah lelah dari tadi.."
"Tidak bu, biarkan aku yang menggendongnya saja dan aku sama sekali tidak merasa lelah. Lagian sebentar lagi aku akan membaringkan Sai di tempat tidur di samping War di rawat.."
"Oh.. Baiklah jika kamu tidak merasa lelah. Kamu harus menjaga kesehatanmu karena kamu sudah mempunyai satu tanggungan lagi. Jangan sampai kamu jatuh sakit.."
"Iya Bu, Yin tahu dan ibu tidak perlu khawatir.."
Tidak lama, kami semua sampai di depan ruang rawat inap War yang merupakan ruangan VVIP di rumah sakit ini.
Aku memang sengaja memesan ruangan VVIP agar keluarga kami bisa menginap dan menjaga War dengan nyaman. Aku selalu mengutamakan kenyamanan dan keamanan Keluargaku. Untuk urusan.. uang semua bisa di cari.
Tetapi.. Keluarga yang menyayangi dan mencintai kita dengan sepenuh hati tanpa mengharapkan apapun itu sangat jarang di dapatkan. 🥰
---
Kamar VVIP Rawat Inap
War Pov
Grek!
Saat aku sedang mencari posisi yang nyaman di atas tempat tidur karena baru saja di pindahkan dari kamar bersalin, aku mendengar suara pintu kamar rawat inapku dibuka.
Aku lalu segera menghentikan gerakkanku dan mengalihkan pandanganku untuk melihat siapa yang datang.
Tidak lama aku melihat kedua orang tuaku dan Yin masuk ke dalam kamar ini, lalu yang terakhir Yin yang sedang menggendong Sailub anak pertama kami.
"Pah.. Mah.."
Aku menyapa kedua orang tua kami begitu melihat mereka.
"Hm.. Bagaimana keadaanmu War? Apakah ada yang sakit?"
"Aku baik-baik saja. Yeah.. sakitnya sama saat aku melahirkan Sailub, Mah.."
Aku mengatakan itu sambil tersenyum kepada ibuku. 😊
"Kamu sangat hebat, Luk sudah kuat melahirkan secara normal dua kali.. Pasti kamu merasa lelah bukan?"
"Iya lelah tetapi semua terbayar saat mendengar suara tangisan pertama anak-anak kami, Mah.."
Aku mengatakan itu sambil memperhatikan Yin yang terlihat sedang berjalan ke arah tempat tidur di sampingku.
"Dad.."
Aku memangil Yin dengan suara pelan.
"Ya.. Ada apa Mom?"
Sejak kami memiliki anak, aku dan Yin menyebut diri kami Mommy dan Daddy.
"Apakah Sai tertidur?"
"Iya Mom, dia tertidur karena merasa kelalahan menunggu Nong lahir katanya.."
"Ow.. Bawalah Sai kesini dulu Dad, aku ingin mencium pipinya.. Aku merindukan dia.."
Aku mengatakan itu dan meminta Yin membawa Sailub untuk mendekatiku. Yin lalu membawa Sailub untuk di letakkan di sampingku karena aku sedikit bergeser untuk memberikannya ruang. Tempat tidurku sangat besar sehingga bisa menampung dua orang dewasa. 😅
Setelah Yin meletakan Sailub di sampingku, aku melihat Sailub sedikit merengek karena merasa tidurnya terganggu. Aku segera menepuk-nepuk pantatnya agar dia kembali tidur dengan tenang. Tidak membutuhkan waktu lama dia kembali tidur dengan tenang.
Aku memperhatikan wajahnya yang memiliki pipi yang gembil, mengusap pipinya.. menyingkirkan rambut yang ada di keningnya dan mendundukkan wajahku sedikit.
Kiss 😘
Aku mencium kedua pipinya dan keningnya, serta menghirup aroma baby yang keluar dari tubuhnya. Aku sangat merindukannya karena sejak kemarin aku tidak bisa melihatnya. Aku lalu segera mengulurkan tanganku untuk memeluk tubuhnya yang mungil dan terasa hangat. 🤗
Tidak terasa tahun ini Sailub sudah berusia 5 tahun dan dia baru saja memiliki seorang adik. Jika memikirkan hal itu.. rasanya waktu cepat sekali berlalu..
Rasanya baru kemarin aku menikah dengan Yin dan mengucapkan janji suci kami di depan altar gereja, tetapi.. sekarang semua itu sudah lima tahun berlalu.
Yeah.. Setelah kami menikah, tidak lama aku segera mengandung Sailub dan saat itu kami merasa sangat senang.. Perasaan ini masih sama dengan apa yang aku rasakan saat mengandung Pon. 😊
"Mom.. Apa yang kamu pikirkan, hm?"
Aku mendengar Yin bertanya kepadaku dengan suara yang lembut. Aku lalu mengalihkan pandanganku untuk menatapnya.
Aku memperhatikan Yin yang masih tetap terlihat tampan meskipun kami sudah menjalani kehidupan rumah tangga ini selama 5 tahun dan selalu sangat mencintaiku. Aku tidak menyesal dan merasa sangat beruntung bisa bertemu serta menjadi istrinya.
Aku lalu mengangkat tanganku dan mengelus pipi Yin, aku melihat matanya sedikit ada lingkaran hitam dan aku tahu bahwa dia ikut bergadang denganku karena dia selalu berada disampingku saat aku menjalankan proses kelahiran ini tanpa meninggalkan aku sedikitpun.
"Hm.. Memikirkan tentang semuanya dan Keluarga kita, Dad.. Terima kasih sudah selalu sabar, mencintaiku dan berada di sampingku.."
Setelah aku mengatakan itu, Yin segera mendundukkan wajahnya dan..
Kiss 😘
Bibir kami bertemu dan kami sedikit melumat bibir satu sama lain untuk menyalurkan apa yang kami rasakan saat ini tanpa bisa di ungkapkan dengan kata-kata.
Setelah beberapa saat kami berciuman, Yin melepaskan ciuman kami perlahan-lahan dan berkata kepadaku.
"Terima kasih juga karena sudah selalu sabar, mencintaiku dan mendukung apapun yang aku lakukan.. Aku mencintaimu Warnarat Wong.."
"Aku juga mencintaimu Yin Anan Wong.."
Kiss 😘
Yin kembali mencium keningku dan kami berpelukkan. Kami tidak malu untuk menujukkan kemesraan kami di depan kedua orang tua kami karena mereka juga tahu bahwa kami memang saling mencintai dengan tulus. 😊
Tok.. Tok.. Tok..
Saat aku dan Yin masih berpelukkan, kami kembali mendengar suara pintu kamar ini di ketuk. Lalu tidak lama..
Grek!
Pintu terbuka dan aku melihat ada seorang suster mendorong keranjang baby masuk ke dalam kamar ini.
"Permisi.. Maaf menggangu, sekarang waktunya Khun War untuk kembali menyusui baby-nya lagi.."
"Ah.. Baiklah suster.."
Saat mendengar perkataan itu, aku segera tersenyum kepada suster itu dan mulai bergerak untuk duduk di atas tempat tidur di bantu dengan Yin.
"Mom.. Lebih baik aku memindahkan Sai ke tempat tidur di sampingmu dulu supaya kamu lebih mudah menyusui Baby Pon.."
"Iya Dad.. Hati-hati jangan sampai dia terbangun.."
Yin mengatakan itu dan segera membungkuk untuk memindahkan Sailub ke tempat tidur yang ada di sampingku dengan sangat berhati-hati karena kami tidak ingin Sailub terbangun dan menangis dengan keras karena tidurnya terganggu.
Setelah Yin memindahkan Sailub ke tempat tidur sebelah, suster segera mendorong keranjang Baby Pon dan di tempatkan di samping ranjangku.
Lalu.. suster itu mulai mengangkat baby Pon dengan hati-hati dan meletakannya di pelukkanku.
Aku melihat baby Pon segera mencari putting susuku dan meminum susunya dengan lahap.
"Sepertinya baby kalian sangat kehausan.."
Suster itu mengatakan itu sambil memperhatikan baby Pon minum susu dengan lahap.
"Iya.. Dia sepertinya kehausan.."
Aku mengatakan itu sambil tersenyum dan menggenggam tangan babyku. 😊
"Baiklah Khun War, aku akan meninggalkan baby kalian bersama-sama dengan kalian disini. Nanti aku akan kembali mengambilnya lagi.. Permisi.."
"Iya suster.. Terima kasih.."
"Selamat ya Khun War dan Khun Yin, baby kalian sangat manis dan imut.."
Setelah mengatakan itu, suster itu menganggukkan kepalanya kepada kami semua dan berjalan ke luar kamar ini.
Setelah suster itu keluar, kedua orang tuaku dan Yin segera datang mendekati kami. Dari tadi mereka hanya duduk dan mendengarkan percakapan aku dan Yin.
"Oh.. Baby Pon benar-benar mirip sepertimu War. Dia sangat manis, imut, kulitnya putih dan halus.."
"Iya.. terima kasih Mah.."
"Benar itu.. Pon mirip War dan Sailub mirip Yin. Kalian sekarang sudah mempunyai keluarga yang lengkap, tetap terus saling mencintai dan menyayangi seperti ini sampai maut memisahkannya.."
"Iya Pah.. Yin akan berusaha untuk menjaga Keluarga ini sampai akhir hayatku.."
Aku mendengar perkataan ayah Yin dan Yin sambil tersenyum. 😊
Yeah.. Aku sangat bersyukur memiliki suami dan mertua yang selalu baik dan mau menerima aku apa adanya tanpa pernah membandingkan aku dengan menantu orang lain. Sekarang aku semakin bersyukur dan gembira karena sudah mempunyai sepasang anak-anak yang sangat manis.
Aku berharap Keluargaku ini selalu bahagia dan rukun sampai akhri hayat. 😁
TBC
Vote and comment please 🥰🙏
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro