I Love My Brother ( 4 )
Bandara Internasional Boston
Pon Pov
Ugh.. Akhirnya sampai juga di Amerika.. 🥰 Amerika.. I'm coming.. Yeah..
Aku meregangkan tubuhku dan bersiap-siap turun dari pesawat yang sudah kami tumpangi selama 11 jam dari Thailand. Perjalanan terpanjang di dalam kehidupanku. 😁
Tapi tidak masalah karena aku sangat ingin tahu bagaimana kehidupan perkuliahan P'Sai saat disini nanti.
So.. Let's go and enjoy in Amerika..
Setelah turun dari pesawat, kami harus ke bagian imigrasi dulu dan untung saja semuanya berjalan dengan lancar tanpa ada kendala. Habis dari bagian imigrasi, kami lalu mengambil koper dan berjalan ke luar bandara.
Udara di Boston saat ini lumayan dingin karena sebentar lagi sudah mau masuk musim dingin.
Untungnya tidak perlu menunggu waktu lama, mobil yang sudah Daddy pesan datang menghampiri kami. Sehingga kami segera masuk ke dalam mobil.
---
Di dalam Mobil
Pon Pov
Saat ini kami sudah di dalam mobil van yang cukup luas dan aku duduk bersama-sama dengan P'Sai tentunya di belakang. Di depan kami duduk Mom dan Dad sedangkan supir kami duduk di depan sendirian. 😊
Saat mobil sudah berjalan ke luar bandara, Mom bertanya kepadaku.
"Pon.. Kamu ingin makan apa? Sekarang sudah hampir makan siang dan kamu harus makan kalau tidak maag mu akan kambuh.."
"Hm.. Aku tidak tahu mom.. Aku belum pernah kesini sebelumnya, mungkin Dad dan P'Sai mempunyai rekomendasi restoran untuk kita? Mereka berdua sudah sering datang kesini bukan.."
Aku mengatakan itu sambil menatap kearah P'Sai dan Daddy.
"Kamu meminta pendapat Phi, Nong tersayang?"
P'Sai berkata seperti itu sambil menatapku.
"Tidak! Aku bertanya kepada angin lalu dan Daddy.."
Aku mengatakan itu dan memutar mataku karena P'Sai sangat suka menggodaku. 😑
"Hahah.. Jangan marah kepada Phi, baby.. Phi terserah Daddy saja karena selama ini Daddy yang selalu mempunyai rekomendasi restoran yang enak selama kami disini. Benarkan Dad?"
P'Sai mengatakan itu dan bertanya kepada Daddy yang dari tadi hanya diam saja menyimak pembicaraan kami.
"Iya.. Sai benar.. Kalau begitu Daddy akan membawa kalian makan di restoran favorite Daddy saat disini bagaimana?"
Daddy bertanya dan kami semua menyetujuinya.
"Aku bisa memakan apa saja Dad asalkan enak hehee.. Pon lagi lapar.."
Aku mengatakan itu sambil tertawa dan memegangi perutku.
“Aizz.. Dasar Nong rakus semua mau dimakan nanti pipimu tambah cubby kalau kamu terlalu lama disini..”
P’Sai mengatakan itu sambil mencubit pipiku.
“Ouch!! Sakit Phi!! Siapa yang tambah gemuk? Aku ini memiliki badan yang proposional tidak gemuk asal Phi tahu itu!! Aizz.. pipiku sakit tau..”
Aku masih mengusap pipiku yang dicubit oleh P’Sai. 😑
“Oh.. Oh.. Jangan marah.. Maafkan Phi na Nong Rak..”
Cup 😘
P’Sai berkata seperti itu dan menarik tubuhku untuk mendekatinya. Dia lalu segera mencium pipiku yang sudah memerah karena dia mencubitnya terlalu keras tadi.
"Hm.. Iya.. Iya.. Aku mana bisa marah lama-lama kepada Phi yang menyebalkan ini.."
Aku mengatakan itu dan mendorong tubuh P'Sai menjauh karena wajahku sekarang sudah memerah.
"Hahaha.. Kamu memang Nong, Phi yang paling manis.."
P'Sai mengatakan itu lalu melepaskan tubuhku. Kami lalu kembali duduk seperti semula.
"Kalian ini.. Sudah besar tetap saja seperti anak kecil suka saling menggoda satu sama lain.. Benarkan Dad?"
Aku mendengar Mom bertanya kepada Dad dan Dad hanya menganggukkan kepalanya.
"Iya.. Tetapi kami saling menyayangi dan mencintai benarkan Nong Rak.."
"Hm.."
Aku hanya bergumam menanggapi perkataan P'Sai.
Hanya membutuhkan waktu sekitar 10 menit, kami langsung sampai ke restoran untuk makan siang.
---
Restaurant Alden and Hollow
Pon Pov
Saat mobil kami sampai di depan sebuah restoran yang terlihat cukup ramai, kami segera turun dari dalam mobil. Aku melihat Mom dan Dad segera masuk ke dalam restoran itu.
Sedangkan aku.. aku membaca dulu nama restoran itu dan memandangi sekelilingku. Aku melihat restoran ini sangat ramai dan aroma masakannya terasa sangat menggugah selera.
Aku melihat banyak Keluarga yang makan di dalam restoran ini dan mereka terlihat bahagia. 😊
Saat aku masih memandangi sekelilingku, aku merasakan pundakku di rangkul dan aku sudah tahu bahwa orang itu pasti P'Sai.
"Ayo kita masuk baby.. Mom dan Dad sudah menunggu kita di dalam jangan hanya melamun saja.."
"Iya Phi.. Aku juga sudah lapar ingin makan hehe.."
Aku dan P'Sai lalu segera masuk ke dalam restoran itu sambil tangan P'Sai menggenggam tanganku, seperti dia takut aku hilang. 😅
Aku melihat Mom dan Dad sudah duduk di meja yang ada di dekat jendela, lalu saat mereka melihat kami berdua.. Mom segera melambaikan tangannya.
Aku dan P'Sai segera menghampiri Mom dan Dad.. Aku memilih duduk di dekat jendela untuk melihat kesekelilingku dan tentu saja P'Sai akan selalu duduk di sampingku.
Dari jendela ini, aku bahkan bisa melihat gedung Harvard University yang terlihat megah dan sangat keren.
“Phi Sai..”
Aku segera memangil P’Sai yang duduk di sebelahku.
“Hm.. Ada apa baby?”
“Apakah itu adalah University tempat Phi akan belajar nanti? Gedungnya terlihat sangat megah dan luas..”
Aku mengatakan itu sambil menujuk ke arah gedung yang ada tulisan Harvard University dan P’Sai mengikuti arah tanganku.
“Iya.. Nanti Phi akan berkuliah disana. Apakah kamu mau melihat tempat Phi berkuliah?”
“Mau.. Aku mau melihatnya Phi.. Ajak aku melihat-lihat University mu..”
“Hahah.. Iya nanti kita akan meminta Mom dan Dad menbawa kita untuk pergi kesana ya..”
“Oce..”
Aku mengatakan itu dan menganggukkan kepalaku lalu tersenyum. 😊
Srek.. Srek.. Srek..
“Kenapa Nong-ku ini sangat manis saat tersenyum sehingga Phi ingin mencubitmu lagi?”
P’Sai mengacak-acak rambutku lalu mengatakan itu.
“Jangan mencubit aku lagi Phi.. Sakit!! Phi saja yang aku cubit mau?”
Aku mengatakan itu sambil memanyunkan bibirku. Lalu aku melihat P’Sai mendekatkan wajahnya ke telingaku dan berbisik.
“Kalau Phi mencubitmu dengan bibir Phi kamu mau kan?”
“Phi!!”
Buk! Buk! Buk!
“Hahahaha.. Sakit baby.. Kenapa wajahmu memerah seperti kepiting rebus?”
P’Sai segera tertawa dan aku hanya bisa memegangi wajahku yang terasa panas. P’Sai kalau bercanda memang suka tidak tahu tempat, sehingga membuat aku malu saja.
Bagaimana kalau Mom dan Dad mendengar perkataannya? P’Sai bodoh!! 😑
“Anak-anak.. Sudah cukup bercandanya, sekarang kita makan dulu..”
Mom mengatakan itu dan meminta kita untuk segera makan karena makanan yang Mom dan Dad pesan sudah ada di hadapan kami.
“Ok Mom..”
Aku dan P’Sai berbicara bersama-sama. Lalu kami segera makan, Daddy memesan Pizza yang berukuran besar, kentang goreng dan juga burger. Lalu sebagai makanan penutupnya ada waffle plus ice cream coklat juga. 😊
Makanan di restoran ini sangat lezat dan aku sangat suka. Aku ingin makan disini setiap hari rasanya. 🤣
---
Di dalam Mobil
Pon Pov
Setelah kami selesai makan sekitar 2 jam karena kami sekaligus sambil berbincang-bincang dengan santai.
Kami lalu kembali naik ke dalam mobil untuk pergi berbelanja untuk membeli beberapa kebutuhan sehari-hari sekalian membeli makan malam sebelum pergi ke kondomonium tempat P'Sai akan tinggal disini serta merupakan rumah ke dua kami jika kami sedang liburan ke Amerika.😊
Kami sampai di Mall dekat restoran dan segera berbelanja.
---
Mall Boston
Pon Pov
"Pon.. Kamu harus membeli beberapa keperluanmu selama disini seperti sandal, sprei, selimut dan apapun yang kamu butuhkan.."
Mom mengatakan itu kepadaku dan aku hanya menganggukkan kepalaku. Aku segera mengambil troli, tetapi.. P'Sai segera mengambil troliku.
"Biarkan Sai membantu Pon memilih kebutuhannya Mom.."
P'Sai mengatakan itu dan Mom hanya menganggukkan kepalanya. Setelah itu aku dan P'Sai berpisah dengan Mom dan Dad yang pergi ke bagian makanan. Tetapi.. sebelum Mom pergi aku kembali berkata.
"Mom.. Bolehkah Pon membeli ice cream dan beberapa snack untuk dimakan disini?"
"Iya kamu boleh membelinya tetapi untuk ice cream beli yang setengah litter saja dan maksimal 4 box ok?"
"Baiklah Mom.."
Setelah itu aku dan Mom benar-benar berpisah agar kami lebih cepat berbelanja.
---
Sailub Pov
Saat ini aku mendorong troli dan menemani N'Pon untuk berbelanja.
"Baby.. Kamu ingin membeli apa?"
Aku bertanya karena melihat Pon hanya melihat-lihat saja tanpa memasukkan barang apapun ke dalam troli.
"Hm.. Apa ya.. Aku juga masih bingung Phi.. Apakah ada ide apa yang harus kita beli dulu?"
"Bagaimana kalau kita ke bagian seprai dan selimut dulu?"
"Ide yang bagus.. Ayo kita pergi.."
Aku dan Pon lalu segera berjalan ke arah seperai dan selimut. Kami lalu memilih-milih beberapa seperai dan selimut dengan berbagai motif serta warna. Setelah memutuskan yang tepat, maka kami membeli masing-masing dua seperai dan selimut.
"Kita ke bagian mana lagi Phi?"
Pon bertanya kepadaku dengan tersenyum.
"Kita ke bagian alat-alat mandi.."
"Ok.. Ayo jalan.."
"Kita seperti pengantin baru kalau seperti ini ya? Hahahah.."
"Apa sih Phi.. memang Phi ingin segera menikah?"
"Yeah.. Kalau Phi sudah menemukan wanita yang cocok dengan Phi mungkin Phi akan menikah.."
"Phi ingin menikah di usia berapa?"
"Kalau bisa Phi ingin menikah di usia 30 tahun.. Supaya kalau Phi punya anak, Phi belum terlalu tua seperti Mom dan Dad.."
"Ah.. Berarti 5 tahun lagi donx.. Aku tidak rela.."
"Hahaha.. Ini kan baru rencana Phi.. Mungkin bisa berubah, jangan sedih na Nong Rak.. Ayo pilih sabun dan shampoo serta body lotion yang biasa kamu pakai.."
"Hm.."
Setelah itu Pon dan aku segera memilih alat-alat mandi yang kami perlukan, body lotion dan sandal untuk di dalam kondomonium.
"Sudah semua.. Apa lagi yang kita akan beli Phi?"
Pon kembali bertanya kepadaku dan menatapku.
"Phi rasa sudah cukup.. Sekarang kita kebagian snack dan ice cream bagaimana? Bukannya kamu mau membelinya?"
"Yeah.. Ice cream.. Ayo Phi.. Dimana ice cream nya?"
Aku melihat Pon terlihat sangat senang jika sudah menyangkut ice cream dan snack. 😊
Yeah.. Dari kecil Pon memang sangat suka dengan ice cream dan di rumah harus selalu sedia stock ice cream untuknya kalau tidak dia bakal ngamuk. 😅
Tidak membutuhkan waktu lama kami membeli 4 kotak ice cream ukuran setengah litter dengan berbagai rasa sesuai dengan kesukaan Pon tentunya. Lalu tidak lupa membeli snack, beberapa minuman ringan, beberapa roti dan juga beberapa kopi.
"Phi.. Aku rasa sudah cukup.. Ayo kita mencari Mom dan Dad.."
"Iya.. Apakah kamu sudah merasa lelah?"
"Hm.. Sedikit.."
Aku lalu segera mendorong troli dengan Pon yang mengalungkan tangannya di lenganku. Kami mencari Mom dan Dad untuk membayar belanjaan kami. Tidak lama mencari, kami menemukan Mom dan Dad yang sedang melihat-lihat bahan makanan.
"Mom.. Dad.. Aku dan Pon sudah selesai berbelanja.. Apakah masih lama? Nong sepertinya sudah lelah.."
Aku mengatakan itu kepada Mom dan Dad.
"Iya kami juga sudah selesai.. Ayo kita bayar dan segera ke kondomonium.."
Mom dan Dad mengatakan itu dan kami sama-sama mendorong troli kami ke kasir untuk membayar barang-barang yang kami beli dan segera masuk ke dalam mobil untuk menuju kondomonium.
---
Harvard Kondomonium
Sailub Pov
Saat kami sampai di depan gedung kondomonium yang kami tuju, kami semua segera turun dari mobil dan juga menurunkan koper dan belanjaan kami.
Pada saat kami menurukan koper dan belanjaan kami, disini sudah selalu siap office boy yang akan mengantarkan koper dan barang-barang kami ke depan pintu kondomonium sehingga kami tidak perlu cape-cape untuk menggerek koper atau mengangkut barang-barang yang kami beli. Saat koper dan belanjaan kami sudah di tangani oleh office boy di kondomonium ini dengan baik, aku melihat Mom dan Dad segera masuk duluan ke dalam gedung kondomonium ini.
Aku membiarkan Mom dan Dad masuk duluan karena aku berpikir pasti mereka akan melakukan serah terima kunci dan mengurus surat-surat duluan. Pasti akan membutuhkan waktu yang lama, jadi aku masih di depan gedung ini menemani N'Pon yang terlihat masih merasa kagum dengan keadaan sore hari di sekeliling kami. 😊
Pon terlihat hanya berdiri diam dan menatap sekeliling kami dengan mulut yang sedikit terbuka.
Kenapa Nong-ku yang satu ini sangat imut dan manis ketika dia semakin dewasa.
Aku memikirkan itu dan segera berjalan menghampirinya. Aku segera merangkul bahunya agar dia bersandar di bahuku.
"Ada apa Baby? Kenapa kamu hanya menatap sekelilingmu saja dan tidak masuk ke dalam kondomonium? Apakah kamu merasa terpesona dengan keadaan disekelingmu ini?"
"Hm.. Iya Phi.. Susasana disini sangat asri dan kondomonium ini juga sangat terlihat modern dan keren sekali.. Pasti harganya sangat mahal apalagi dekat dengan University Phi dan tempat makan juga.."
“Hahah.. Kamu tidak perlu merasa khawatir akan hal itu karena Daddy mempunyai banyak uang untuk membahagiakan anak-anak dan istrinya.. Kita cukup beruntung memiliki Daddy yang sangat menyayangi kita.. Sudah.. ayo kita masuk atau Mom dan Dad akan merasa khawatir kita tidak masuk-masuk..”
“Iya Phi.. Aku juga merasa sangat bersyukur di lahirkan di dalam keluarga ini.. Aku sangat menyayangi dan mencintai kalian..”
"Aku juga mencitaimu Nong Rak.."
Aku mengatakan itu dan mencium rambutnya sekilas sebelum kami masuk ke dalam gedung kondomonium.
Saat masuk ke dalam gedung, aku melihat Mom dan Dad masih duduk serta terlihat sibuk berbicara di depan meja receptionist.
“Baby.. Ayo kita duduk di sofa dulu.. Phi merasa Mom dan Dad masih mengurus serah terima kunci dan surat-surat kondomonium ini..”
“Iya Phi..”
Kami lalu segera duduk di atas sofa yang ada di dalam ruang lobby kondomonium ini. Suasana kondomonium ini cukup sepi karena sekarang sudah menjelang sore dan suasananya juga bagus.
"Baby.. Bagaimana kalau kita berfoto sambil menunggu Mom dan Dad?"
"Iya boleh Phi.."
Kami lalu segera mengambil beberapa pose sambil menunggu Mom dan Dad.
"Sai.. Pon.. Ayo kita naik ke atas.."
Aku mendengar suara Mom memangil kami berdua, sehingga kami segera bersiap-siap untuk mengikuti Mom. Sedangkan Dad sudah berdiri di depan lift.
Tidak berapa lama kami sudah sampai di depan kondomonium yang Dad beli dan akan menjadi rumahku sementara waktu. 😊
---
Kondomonium Sailub
Sailub Pov
"Selamat datang di rumah kita yang ke dua anak-anak.. Semoga kalian suka dengan kondomonium ini.."
Dad membuka pintu kondomonium dan mengatakan hal itu kepada kami. Kami melihat barang-barang dan koper kami sudah di masukkan ke dalam kondomonium ini.
"Wowo.. Keren sekali Dad.."
Pon mengatakan itu dan terlihat senang lalu berlari masuk ke dalam kondomonium ini untuk melihat-lihat.
"Bagaimana Sai? Apakah kamu suka?"
Dad bertanya kepadaku.
"Aku selalu suka apapun yang Dad berikan. Terima kasih Dad.."
Aku mengatakan itu dan segera memeluk Daddy sebentar.
"Dad.. Kamar Pon yang mana?"
Aku mendengar Pon bertanya kepada Daddy ketika dia habis melihat-lihat ke dalam kamar.
"Kamarmu dan Kamar Phi-mu kalian saja yang pilih mau yang mana. Tetapi kamar yang paling besar adalah kamar Mom dan Dad.."
"Ok Dad.. Phi.. Kamu ingin kamar yang mana?"
Pon mengatakan itu kepada Dad dan bertanya kepadaku.
"Hm.. Terserah kamu saja.. Kamu mau yang mana? Aku mau yang ada jendelanya di kiri kamar Mom dan Dad.. Berarti kamar Phi yang di kanan ya?"
"Iya.. Atur saja.."
"Horre.. Phi Sai menang yang paling baik.. Kalau begitu aku mau mengatur kamarku dulu.."
Pon mengatakan itu dan segera membawa koper dan barang-barang yang tadi kami beli masuk ke dalam kamarnya.
---
Kamar Pon
Pon Pov
Aku segera meletakan koper dan barang-barang yang aku beli tadi di dalam kamar yang akan menjadi milikku. Aku memandang sekeliling kamarku.
Kamar ini memiliki tempat tidur berukuran cukup besar untuk dua orang, kata Mom tadi ukurannya 180x200. Sebuah lemari baju berwarna coklat muda, meja belajar, kamar mandi, kursi dan ada sofa di dekat jendela. Tentu tidak lupa AC. 😁
Yeah.. meskipun kamar ini terlihat lebih kecil dari kamarku di Thailand tidak masalah..
Baiklah.. Waktunya untuk berberes.. Semoga aku betah tinggal di dalam kamar ini selama dua minggu.. Sadhu.. 🙏
Aku mengatakan itu dan mulai menata kamarku, pertama-tama aku meletakan barang-barang ke butuhan mandi di dalam kamar mandi, lalu mulai mengeluarkan seperai baru untuk aku pasang di tempat tidur dan menata selimutnya juga.
Di atas meja belajar, aku menata peralatan make up yang aku bawa dan juga laptopku. Setelah itu, aku mulai menggantung pakaianku di dalam lemari.
Tidak membutuhkan waktu lama semuanya sudah selesai dan aku merasa puas. 😊
Setelah semua selesai, aku memutuskan untuk mandi karena badanku terasa lengket oleh keringat. 😄
Sebelum masuk ke dalam kamar mandi, aku menyalakan AC agar susana kamarku terasa sejuk. Lalu aku segera masuk ke dalam kamar mandi dan mandi.
Setelah selesai mandi, aku berjalan untuk mengeringkan rambutku dan mendengar suara pintu kamarku di ketuk.
Tok.. Tok.. Tok..
"Baby.. Ayo makan malam.. Mom sudah meminta kita untuk makan malam.."
Aku mendengar suara P'Sai dari luar pintu kamarku.
"Iya Phi.. Sebentar lagi aku keluar.."
"Jangan lama-lama.."
"Iya.."
Aku segera mengeringkan rambutku dan setelah kering, aku segera berjalan keluar kamarku menuju ruang makan.
Kami lalu segera makan bersama-sama masakan Mom yang tentu sangat enak tidak kalah dari restoran. Setelah makan, kami duduk di ruang tengah untuk menonton TV.
"Hoam.. Hoam.."
Aku duduk di samping P'Sai dan mulai merasa mengantuk, aku mulai mencari posisi yang nyaman dengan menyandarkan kepalaku di pundak P'Sai.
---
Sailub Pov
Aku merasakan Pon terlihat mulai mengantuk dan dia mulai menyandarkan kepalanya di atas bahuku.
"Baby.. apakah kamu sudah mulai mengantuk?"
"Hm.. Aku sudah mulai mengantuk Phi.."
"Kalau begitu tidurlah di kamarmu.."
"Tidak mau.. Aku masih ingin disini dengan Phi, Mom dan Dad.."
Pon mengatakan itu dan tidak mau pergi ke dalam kamarnya. Yeah.. dia selalu seperti ini dan pastinya aku harus selalu menggendongnya nanti. 😅
Aku lalu hanya bisa mengusap-usap punggungnya dengan pelan dan tidak membutuhkan waktu lama Pon tertidur. 😴
Aku bisa mendengar suara dengkuran halus dari mulutnya.
Hahah.. Apakah senyaman ini pundakku sehingga kamu tidur dengan cepat baby? Mungkin sebentar lagi kamu akan menemukan pria yang di takdirkan untukmu.. Waktu begitu cepat berlalu ya.. Tidak terasa kamu sudah semakin dewasa.. 😊
Aku mengatakan itu di dalam hati sambil memperhatikan Pon yang terlihat manis saat tertidur.
“Sai.. Apakah Nong-mu tertidur lagi?”
Mom bertanya karena melihat Pon sudah tidak lagi bersuara.
"Iya Mom.. Sepertinya Nong lelah setelah seharian kita berjalan-jalan tadi.."
"Kenapa kamu tidak menyuruhnya untuk tidur di kamar saja?"
"Mom seperti tidak tahu Pon saja.."
"Hahah.. Dia pasti tidak mau dan lebih memilih tidur di pundakmu.. Sehingga kamu harus menggendongnya.."
"Iya.. Itu Mom sudah tahu.."
"Ya sudah kalau begitu gedong Nong-mu itu agar dia lebih nyaman tidurnya.."
"Ok mom.."
"Jangan terlalu memanjakannya.. Jika kamu tidak ada di Thailand nanti Mom pasti akan kerepotan nanti.."
Aku hanya tersenyum mendengar perkataan Mom dan bersiap-siap untuk mengangkat tubuh Pon.
"Oh.. Baby Pon sudah tidur?"
Aku mendengar suara Dad yang baru keluar dari kamar tidur.
"Iya Dad.. Dia kelelahan.."
“Apakah kamu bisa menggedongnya? Badan Nong-mu sekarang sudah sangat berat..”
“Hahah.. Sai sudah biasa menggendongnya Dad.. Tenang saja..”
“Ah.. baiklah.. Hati-hati membawanya dan jangan sampai dia terjatuh.."
"Iya Dad.."
Aku lalu segera membetulkan sedikit posisi Pon sehingga aku bisa menggendongnya dengan cara bridal style.
Yeah.. aku mengakui sekarang badan N’Pon lumayan berat juga. 😅
Saat aku mengangkat tubuhnya, N’Pon sempat menggeliat tetapi aku segera menenangkannya sehingga dia kembali tenang dan mencari posisi yang nyaman dengan menaruh kepalanya di atas pundakku dan lengannya mengalung di leherku.
Aku lalu berjalan perlahan-lahan menuju kamarnya.
---
Kamar Pon
Sailub Pov
Clek! Bruk!
Aku membuka pintu kamar Pon dan segera menutupnya lagi dengan kakiku.
Aku lalu berjalan ke arah tempat tidur dan mulai menurunkan tubuh Pon dengan perlahan-lahan.
"Ugh.."
Aku mendengar Pon terdengar mengeluarkan suaranya sedikit dan aku segera mengusap-usap kepalanya.
"Sttt.. Tidurlah Baby.."
Aku mengatakan itu dan ingin pergi dari kamarnya, tetapi.. aku merasakan Pon tidak mau melepaskan bajuku.
Sehingga dengan terpaksa.. aku harus naik ke atas tempat tidurnya agar dia tidak terbangun. Jika dia sudah benar-benar tidur pulas maka aku baru bisa melepaskan genggaman tangannya dari bajuku.
Huf.. Nong sekarang sudah berat dan aku hampir tidak sanggung menggendongnya. Apakah aku harus latihan Gym lagi?
Aku memikirkan itu sambil menatap N’Pon dan membetulkan rambutnya yang terlihat berantakkan. Aku lalu mendekatkan wajahku ke arahnya dan..
Kiss 😘
Aku mencuri cium di bibir N’Pon sekilas. 😁
Lalu kembali berbaring telentang sambil menatap langit-langit kamar ini. Aku memutuskan untuk memejamkan mataku sebentar menunggu Pon tertidur lelap baru aku kembali ke kamarku.
Tetapi.. tanpa aku sadari.. Aku terlelap.. 😴
TBC
Vote and comment 🙏😊
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro