Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

I Love My Brother (3)

3 Bulan Yang Lalu

Bandara Internasional Boston Longan

Sailub Pov

Hari ini aku dan Daddy sudah ada di Amerika untuk mengurus segala keperluanku selama berkuliah disini. Makanya sekarang aku dan Daddy sudah berada di bandara Boston setelah melakukan penerbangan selama 11 jam non stop dari Thailand.

Saat ini sudah jam 07.30 pagi waktu USA.

Aku sedang menunggu koperku keluar di bagian bagasi pesawat sedangkan Daddy.. Tadi dia mengatakan bahwa akan ke toilet. Tidak lama koperku dan Daddy terlihat, aku segera bersiap-siap mengambilnya.

Aku sudah berhasil mengambil koper daddy yang tidak terasa terlalu berat seperti koperku dan.. Saat aku sedang akan mengambil dan mengangkat koperku yang lumayan berat dari bagian bagasi pesawat yang terus berjalan, aku tidak melihat ke arah belakang dan..

Bruk!

Aku merasa menabrak seorang.. Lalu saat aku berbalik, aku melihat seorang wanita hampir saja terjatuh di belakangku. Secara refleks, aku segera menahan pinggangnya dan mengabaikan koperku yang terjatuh di sampingku.

Mata kami berdua bertemu dan posisi kami adalah, aku memeluk pinggangnya lalu tangan wanita itu di pundakku dengan dia yang terlihat menutup matanya.

Deg.. Deg.. Deg..

Aku merasakan jantungku tiba-tiba berdetak dengan cepat karena wanita di pelukkanku terlihat manis dan sangat pas di pelukkanku. Serta aku juga mencium aroma parfum yang dia pakai seperti aroma candy.

“Hm.. Hello Sir.. Can you let me go?”

Aku yang sempat tertegun beberapa saat, saat mendengar suaranya yang lembut dan tangannya yang terasa menepuk pundakku pelan.

Puk.. Puk..

Aku tidak sadar kapan dia membuka matanya, tetapi aku bisa melihat warna matanya yang berwarna coklat terang yang membuat aku semakin terpesona kepadanya. Setelah merasakan tepukannya yang semakin keras, aku segera tersadar.

"Ah.. I'm sorry miss.. I didn't see you walking behind me so I bumped into you.. Are you okay? Is anyone hurt? Let me take responsibility.."

Aku mengatakan itu dan melepaskan tanganku dari pinggang wanita itu serta melihat keadaan wanita itu dan juga sedikit membungkukkan tubuhku untuk menghormatinya.

"Yeah.. it's okay, I wasn't paying attention to my surroundings earlier and was just playing with my phone. I'm fine and not hurt either. Next time please be more careful when lifting your suitcase.. But thank you for holding me so I didn't fall because if I did I might get hurt.."

Wanita itu terlihat segera membetulkan pakaian, rambut dan mengambil ponselnya yang terjatuh.

"Is your phone okay? Is it not broken? I really feel guilty.. Sorry once again Miss.."

Aku mengatakan itu sambil memperhatikan ponsel yang ada di tangan wanita itu. Aku melihat wanita itu segera mengecek ponselnya beberapa saat lalu berkata lagi.

"My phone is good.. Thanks and don't worry about it.."

"Ok.. So happy to hear that miss.."

"Me too.. I must go now.. Bye.."

"Bye and sorry.."

Aku mengatakan itu dan melihat wanita itu kembali membungkukkan badannya lagi untuk mengambil kopernya yang terjatuh dan segera pergi dari hadapanku.

Saat aku melihat wanita itu semakin menjauh.. Aku sedikit merasa menyesal.. 🙁

Ah.. Sai bodoh!! Kenapa aku sudah mempunyai kesempatan untuk berbicara panjang lebar dengannya dan hanya merasa terpesona saja sehingga lupa menanyakan namanya? Bodoh.. Bodoh..

Aku sedang mengacak-acak rambutku dan merasakan ada yang menepuk pundakku. 😣

“Hei Sai.. Ada apa Luk? Kenapa kopermu terjatuh?”

Aku mendengar suara daddy memangilku dan bertanya kepadaku. Aku segera mendongakkan kepalaku untuk menatap mata daddy. 🥺

“Hm.. Tidak ada apa-apa Dad, tadi Sai hanya menabrak seseorang saja dan tidak sengaja menjatuhkan kopernya..”

Aku hanya mengatakan itu sambil mengambil koperku yang terjatuh dan lalu memberikan Daddy kopernya.

“Lain kali hati-hati.. Kita baru sampai di negara orang dan kita tidak tahu apakah orang yang kita tabrak sengaja atau tidak..”

“Iya Dad..”

“Kalau begitu ayo kita segera keluar dari bandara ini dan pergi ke hotel untuk beristirahat..”

Setelah mengatakan itu, aku mengikuti Daddy keluar dari bandara ini menuju hotel yang sudah daddy pesan.

---

Hotel Harvard

Sailub Pov

Aku dan Daddy sudah sampai di hotel. Saat ini Daddy sedang menghubungi Mommy dan mengabarkan bahwa kami sudah sampai dengan selamat di Amerika.

Aku sedang memandangi kota dimana aku akan berkuliah sebentar lagi dan aku juga bisa melihat Harvard University dari hotel ini karena sangat dekat.

“Sai.. Apakah kamu mau tinggal di dorm atau kondomonium nanti?”

Aku mendengar Daddy bertanya dan aku segera membalikkan tubuhku.

“Hm.. Terserah Dad saja ingin Sai tinggal dimana. Sai bisa tinggal dimana saja asalkan tempat itu nyaman..”

“Kamu memang anak yang baik, Luk.. Bagaimana kalau kamu nanti tinggal di kondomonium saja? Jadi nanti kalau Mommy, Daddy dan N’Pon datang untuk liburan kami bisa menginap di dalam kondomonium mu..”

“Iya kondomonium juga tidak masalah.."

“Baiklah sekarang kita istirahat dulu 2 jam dan nanti setelah makan siang, kita akan mengurus urusanmu di University lalu setelah itu kita akan mencari kondomonium, bagaimana?”

“Ok Dad..”

Aku hanya mengatakan itu dan setelah itu, Daddy masuk ke dalam kamarnya meninggalkan aku di ruang tengah kamar hotel ini sendirian. Kamar hotel kami ada dua kamar dan ada juga dapur serta ruang tengah untuk menonton TV.

Setelah Daddy masuk ke dalam kamar untuk beristirahat, aku berjalan ke arah sofa dan duduk. Aku lalu menyalakan TV dan mencari acara lagu untuk beberapa saat setelah menemukan lagu yang aku suka, aku membiarkan TV itu menyala. Aku menyamankan duduku di atas sofa sambil melamun.

Hm.. Apakah aku masih bisa bertemu dengan wanita itu? Kenapa tadi jantungku terasa berdebar-debar saat memeluk tubuhnya yang terasa sangat pas di pelukkanku. 🙄

Aku terus berpikir dan tidak sadar bahwa lama-lama mataku mulai tertutup dan akhirnya aku tertidur. 😴

---

2 Jam Kemudian

Sailub Pov

“Sai.. Sai.. Ayo bangun Luk.. Ini sudah waktunya jam makan siang.. Kenapa kamu malah tidur di sofa bukan dikamarmu?”

Aku merasakan pundakku di tepuk-tepuk dan samar-samar mendengar suara Daddy mengeluh.

“Hoaam.. Hugh..”

Aku mulai membuka mataku perlahan-lahan dan mengedipkannya sambil menguap.

“Oh.. Dad.. Ada apa?”

Aku bertanya sambil mulai membangunkan tubuhku.

“Kenapa kamu tidur di sofa bukan dikamar?”

“Heheh.. Aku ketiduran Dad..”

“Dasar.. Kamu ingin makan siang di hotel ini atau di luar?”

“Hm.. Bagaimana kalau kita makan di restoran hotel ini saja Dad.. Baru habis itu kita jalan-jalan ke luar..”

“Ok.. Jalan-jalan apa? Kita harus mengurus urusanmu dulu baru jalan-jalan, apakah kamu lupa??”

“Heheh.. Itu yang Sai maksud..”

“Ya sudah.. Ayo siap-siap nanti keburu siang..”

“Siap Daddy..”

Aku segera bangun dan berjalan ke dalam kamarku untuk mencuci muka serta mengganti pakaianku. Aku juga membawa tas yang menyangkut tetang urusanku di University ini.

“Aku sudah siap Dad..”

“Ayo kita pergi..”

Aku dan Daddy segera turun ke lantai bawah hotel ini. Kami makan di restoran hotel ini dan setelah itu kami berjalan kaki ke Harvard University yang sangat dekat untuk mengurus segala keperluan kuliahku nanti.

Tidak membutuhkan waktu lama urusan kami selesai.

---

Sailub Pov

Setelah menyelesaikan semua urusan untuk aku berkuliah di Harvard University, aku dan Daddy kembali berjalan-jalan di sekitar University untuk mencari kondomonium.

Yeah.. Lingkungan University ku banyak sekali kondomonium ada yang di sewa kan atau di jual.

Sambil aku dan Daddy berjalan kaki, aku bertanya kepada Daddy.

“Dad.. Apakah Daddy ingin membeli kondomonium atau ingin kita menyewanya saja?”

“Daddy sudah membicarakan hal ini kepada Mommy, Mom mengatakan lebih baik kita membeli kondomonium saja karena untuk investasi kita juga disini kalau kita ingin berlibur setelah kamu lulus dan kembali ke Thailand nanti..”

“Oh.. Lalu Daddy ingin mencari yang seperti apa? Ada lantai duanya kah? Lalu berapa kamar?”

“Hm.. Kalau bisa hanya satu lantai saja.. Kalau untuk kamar Daddy rasa.. kita perlu 3 kamar dan 1 kamar cadangan untuk tamu jadi 4 kamar cukup.. Oh ya setelah menemukan apartment, kita juga harus mencari mobil untuk kendaraan kamu berkuliah disini..”

“Untuk mobil bisakah kita mencarinya nanti saja Dad? Saat Sai sudah akan menetap disini kalau sekarang sayang Dad, tidak ada yang mengurusnya karena kita masih bolak-balik ke Thailand juga..”

“Iya tidak masalah.. Kita masih memiliki waktu 2 minggu disini.. Jadi kita cari pelan-pelan saja.. Ayo masuk ke kondomonium ini, sepertinya bagus dan kita lihat-lihat..”

Aku dan Daddy lalu segera masuk ke beberapa kondomonium yang terlihat megah dan mewah untuk melihat-lihat serta menanyakan harganya dulu. Aku merasa Daddy harus mendiskusikan hal ini dengan Mommy sebelum memutuskan untuk membelinya. 😊

Tidak terasa waktu 2 minggu berlalu dengan cepat dan kami juga sudah membayar DP kepada salah satu pemilik kondomonium yang menurut Daddy ok dan mommy juga sudah menyetujuinya.

Oh ya.. tentang mobil.. Aku mengatakan kepada Daddy agar membelinya jika aku sudah ingin menetap disini saja, yaitu 3 bulan lagi. Daddy akhirnya setuju dengan perkataanku.

---

3 Bulan Kemudian

Kamar Pon

Pon Pov

“Huf..”

Aku sedang duduk di dalam kamarku sambil membereskan barang-barang yang akan aku bawa ke Amerika. 🙁

Aku menghela napas dan menghentikan apa yang sedang aku lakukan karena memikirkan tentang waktuku yang semakin sedikit bersama-sama dengan P’Sai.

Waktu 6 bulan sangat cepat berlalu dan sebentar lagi P’Sai akan pergi serta menetap di Amerika, sedangkan aku.. Aku masih harus bersekolah di Thailand.

Aku sebenarnya merasa sangat sedih harus berpisah dan jauh darinya, tetapi aku harus menerimanya. ☹️

Selama 6 bulan belakang ini.. P’Sai menepati kata-katanya untuk selalu menemaniku. Kami banyak menghabiskan waktu bersama-sama kemanapun kami pergi.

Meskipun beberapa kali P’Sai dan Dad harus bolak-balik untuk mengurus segala keperluannya di Amerika. Ketika terakhir P’Sai pergi selama dua minggu ke Amerika saja, aku sudah merindukannya..

Lalu bagaimana kalau dia harus pergi selama 5-6 tahun dan jarang pulang? Siapa yang akan memanjakan aku dan jadi tempat aku berlindung? 🥺

Aku memikirkan itu sambil menggelengkan kepalaku karena aku tidak mau membayangkannya. 😥

Tok.. Tok.. Tok..

“Pon.. Ayo makan siang dulu Luk..”

Aku mendengar suara ketukan pintu dan mendengar suara Mommy memangilku untuk makan.

“Iya Mom.. Sebentar lagi aku akan turun.. Aku masih membereskan koperku..”

“Jangan lama-lama Luk, nanti maagmu kambuh lagi.. Ingat malam ini kita akan pergi ke Amerika..”

“Iya Mom..”

Yeah.. Hari ini adalah hari dimana kami sekeluarga akan mengantar P’Sai ke Amerika sekalian berjalan-jalan di sana selama 2 minggu. Aku bisa ikut karena aku sedang liburan kenaikan kelas.

Tidak berapa lama, Mom pergi.. aku segera bangun dari lantai dan meninggalkan barang-barang yang aku sedang masukkan ke dalam koper. Aku segera berjalan dengan gontai ke luar kamarku dan turun ke bawah untuk makan bersama-sama dengan Mommy.

Daddy saat ini masih bekerja dan P’Sai.. dia sedang pergi untuk berkumpul dengan teman-temannya sebelum dia benar-benar pergi dari Thailand ini. Jadi.. kali ini makan siang hanya aku dan Mommy saja. 😢

Setelah selesai makan siang, aku kembali ke kamarku untuk membereskan koperku. Lalu setelah itu aku beristirahat sebentar sebelum bersiap-siap untuk pergi ke bandara.

---

Jam 16.00

Di dalam Mobil

Pon Pov

Saat ini aku, Mommy, Daddy dan P’ Sai sedang dalam perjalan ke bandara karena pesawat kami akan take off jam 10 malam. Kami harus sampai di bandara sebelum jam 18.00 untuk check-in.

Selama di dalam perjalanan, aku duduk di kursi belakang dengan P’Sai di sampingku. Aku menyandarkan kepalaku di bahu P’Sai sambil mendengarkan musik dari earphones. Aku masih ingin bermanja-manja dengannya sebelum aku tidak bisa lagi melakukannya. 😣

Perjalanan ke bandara hari ini sedikit tersendat karena ini adalah hari Jumat dimana orang-orang baru pulang kerja. Jadi aku tidak sadar sudah jatuh tertidur di pundak P’Sai. 😴

---

Sailub Pov

Aku menatap Pon sambil tersenyum saat mendengar suara dengkuran halus dari mulutnya. 😊

“Sai.. Apakah Pon tertidur?”

Aku mendengar Mom bertanya kepadaku sambil melihat ke arah belakang dimana aku dan Pon duduk bersama-sama.

“Iya Mom.. Nong sedang tertidur pulas. Sepertinya dia terlihat kelelahan..”

“Iya.. Dia sedih karena harus segera berpisah dengan Phi yang dia sayangi selama ini makanya sepertinya belakangan ini Pon kurang tidur dengan baik..”

“Benarkah Mom?”

“Iya.. benar.. Biarkan Nong-mu tertidur dan jangan menganggunya karena perjalanan kita masih jauh..”

“Iya Mom..”

Aku mengatakan itu dan segera membetulkan posisi N’Pon agar lebih nyaman tidurnya. Aku merentangkan tanganku dan membiarkan dia sedikit menggeliat untuk mencari posisi yang nyaman.

Cup.. 😘

Aku mencium keningnya sekilas dan membetulkan rambutnya yang sudah mulai panjang saat ini. Lalu aku kembali melihat ke arah luar jendela sambil menikmati alunan lagu dari earphones.

Tidak terasa kami sudah sampai di bandara saat ini. Aku lalu mulai perlahan-lahan membangunkan N’Pon karena tanganku sudah mulai terasa kebas. 😅

“Pon.. Baby.. Ayo bangun sayang.. Kita sudah sampai..”

Aku membisikkan kata-kata itu di dekat telinganya sambil menepuk-nepuk pipinya dengan lembut.

---

Pon Pov

Puk.. Puk..

“Pon.. Baby.. Ayo bangun sayang.. Kita sudah sampai..”

Aku merasa ada yang menepuk-nepuk pipiku dengan lembut dan berbisik pelan sehingga aku merasa terganggu. Aku mulai membuka mataku secara perlahan-lahan.

Deg.. Deg.. Deg..

Jantungku kembali terasa berdebar-debar dengan kencang karena saat ini wajahku sangat dekat dengan wajah P’Sai. Hanya beberapa inci lagi maka bibir kami akan bersentuhan. 😣

Tetapi.. aku segera memalingkan wajahku terlebih dulu.

“Ugh.. Kita sudah sampai?”

Aku menggeliatkan tubuhku dan segera bertanya untuk menghilangkan rasa gugupku.

“Uhm.. Kita sudah sampai.. Ayo turun.. Mom dan Dad sudah menunggu kita..”

“Phi turun duluan saja dulu, aku ingin membetulkan bajuku sebentar..”

“Kamu sudah cantik baby.. Jadi ayo turun. Atau.. Kamu ingin Phi menggendongmu?”

P’Sai mengatakan itu untuk menggodaku. 😑

“Aizz.. Tidak perlu!! Aku sudah besar Phi dan bukan anak kecil lagi..”

Srek.. Srek.. Srek..

P’Sai mengacak-acak rambutku dan kembali berkata lagi.

“Tetapi.. dimata Phi kamu tetap anak kecil selalu dan selamanya.. Baby yang Phi cintai..”

“Aizz!! Phi rambutku berantakan.. Dasar gombal.. week 🤪”

“Hahaha…”

“Anak-anak.. Kapan kalian mau turun dari mobil? Kita perlu segera melakukan Check-in atau kita akan ketinggalan pesawat kita..”

Aku mendengar suara Mommy dari luar memperingatkan kami. Maka dengan enggan aku segera turun dari mobil dan diikuti dengan P’Sai.

Saat kami sudah turun dari dalam mobil, Mom kembali bertanya lagi.

“Kenapa kalian lama sekali turun dari mobil?”

“Pon tidak mau bangun Mom..”

Aku mendengar P’Sai mengatakan itu dengan nada santai.

“Benarkah Pon? Apakah sangat nyaman bahu Phi-mu itu?”

“Hm.. Tidak.. P’Sai bohong Mom.. Saat aku mau keluar Phi menggodaku dan menahanku..”

Aku mendekati Mom dan segera melingkarkan lenganku di lengan Mom sambil menaruh daguku di atas pundak Mom.

“Kalian berdua sudah besar masih saja saling menjahili kalau dekat dan bila jauh saling merindukan.."

Mom mengatakan itu sambil mengelus rambutku dengan lembut.

"Sudah-sudah.. Ayo ambil koper kalian masing-masing dan segera masuk ke bandara..”

Daddy menyela pembicaraan kami dan meminta kami untuk mengambil koper masing-masing. Kami lalu segera mengambil koper masing-masing dari bagasi mobil.

“Jangan sampai ada barang-barang kalian yang tertinggal di dalam mobil.. Periksa dengan benar-benar karena Daddy tidak mau dengar ada yang mengeluh ketinggalan ini atau itu di dalam bandara nanti..”

“Iya Dad..”

Aku dan P’Sai menjawab bersamaan. Lalu setelah yakin semuanya tidak ada yang tertinggal, kami segera masuk ke dalam bandara untuk terbang ke Amerika.

TBC

Vote and comment 😊🙏🥰

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro