Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

I Love My Brother ( 1 )

15 Tahun Kemudian

Rasanya waktu ini terasa seperti berlari dan sudah 15 tahun berlalu sejak Pon lahir ke dunia ini.

Di halaman sebuah rumah yang terlihat luas dan megah terlihat ada seorang gadis yang terlihat tomboy sedang berlari-lari untuk mengejar sepupunya yang seorang laki-laki dengan kencang. Gadis itu terlihat memakai terusan rok yang cukup panjang dan bisa saja dia terjatuh kalau tidak hati-hati.


---

Kamar Sailub

Sailub Pov

Aku saat ini sudah berusia 20 tahun dan sebentar lagi akan berkuliah. Aku memutuskan untuk berkuliah di luar negeri, tepatnya di Amerika.

Saat ini aku sedang membuat resume tentang diriku yang akan aku kirimkan ke Univeritas yang aku tuju. Aku sedang mengetik di dalam laptop dan meja yang aku tempati menghadap ke arah halaman rumah kami.

Sambil mengetik, sesekali aku memperhatikan Nong kesayanganku yang terlihat gembira dan berlari-lari dengan saudara sepupu kami di halaman belakang rumah kami. Kamarku berada di lantai dua rumah ini, sehingga aku bisa melihat bagian belakang rumah.

Aku hanya bisa tersenyum memperhatikannya, meskipun dia seorang gadis dan sudah berusia 15 tahun sekarang, tetapi penampilannya sangat tomboy seperti laki-laki dan sangat suka berlari-lari. Yeah.. N'Pon sangat suka dengan rambut pendek yang tidak pernah melewati bahunya dan sangat jarang memakai dress seperti saat ini.

Jadi.. saat dia memakai dress saat ini, aku mengakui dia terlihat sangat cantik dan menggemaskan. 😊

Jangan sampai N'Pon terjatuh saat berlari-lari seperti ini..

Aku membatin seperti itu dan kembali fokus mengetik di laptopku.

---

Pon Pov

“Pon.. Jangan lari-lari dan mengerjar Benz dengan memakai dress seperti itu.. Nanti kamu akan jatuh, Luk.."

Aku mendengar suara Mom memperingatkan aku dari teras halaman ini.

"Hahah.. Tenang saja Mom, Pon tidak akan terjatuh.."

Aku membalas perkataan ibuku dan terus berusaha untuk mengejar Benz sambil mengangkat dressku.

"Aizz.. Kamu ini kalau di bilangin Mommy tidak pernah menurut.. Ingat Luk, kamu adalah seorang perempuan jangan bersikap seperti laki-laki.."

Mommy terdengar kembali berteriak dan memperingatkan aku.

"Iya Mom.. Pon tahu.."

Aku mengatakan itu sambil melihat ke arah Mommy dan tidak melihat ke arah depan. Aku tidak melihat ada sebuah batu yang menjulang di depanku sehingga..

Bruk!

Aku akhirnya menabrak batu itu dan kemudian terjatuh.

Grubrak!

Aku terjatuh dengan sedikit terguling-guling sedikit dan akhirnya berhenti.

"ASTAGA PON!! LUK.."

Aku mendengar suara Mommy terdengar terkejut melihat aku terjatuh. Aku merasakan lututku terasa sakit dan kepalaku sedikit berputar-putar mungkin karena terkena batu tadi.

"Hik.. Hik.. Hweeee.. Hweee.. Phi.. Phi.. Sai.. Hweee.."

Bukan hanya Mommy yang terkejut melihat aku terjatuh, tetapi Benz juga merasa terkejut.

Aku melihat Benz segera berlari menghampiriku duluan sebelum Mommy datang dan bertanya kepadaku.

"Kamu tidak apa-apa Pon? Apakah ada yang bisa aku bantu? Maafkan aku..."

Benz menatapku dengan tatapan mata khawatir dan juga terlihat bersalah. 🥺

"Hik.. Hik.. Tidak apa-apa.. Ini bukan kesalahan Benz.. Hik.. Ini kesalahanku.. Hik.. Hik.. Pon mau P'Sai.."

Aku mengatakan itu sambil terus menangis. 😭

"Aigoo.. Anak mommy yang cantik, bukankah Mommy sudah bilang jangan lari-lari kamu tidak dengar makanya kamu jatuhkan.. Sini-sini mommy lihat.."

Aku mendengar Mommy mengatakan itu sambil berjalan ke arahku dan kemudian memeriksa keadaanku.

"Hik.. Hik.. Mommy.. P'Sai.. Hik.. Hik.."

"Iya Mommy tahu.. Benz..."

"Iya Aunty.."

"Tolong kamu panggil P'Sai untuk datang kesini secepatnya ya.. Katakan kepada P'Sai bahwa Nong tercintanya jatuh terguling-guling.."

"Baiklah Aunty.."

"Oh ya Benz.. P'Sai ada di lantai 2 di dalam kamarnya, kamu ketuk saja pintunya.."

"Ok Aunty.."

Aku memperhatikan Mommy dan Benz berbicara sambil memeluk Mommy dengan erat.  🤗

Setelah Benz pergi untuk memangil P'Sai, aku mendengar Mommy bertanya lagi dengan nada khawatir kepadaku.

"Apakah ada yang sakit Luk? Haruskah kita ke dokter untuk memeriksanya?"

"..."

Aku hanya menggelengkan kepalaku dan melihat Mommy kembali mengecek seluruh tubuhku.

"Ah.. Untung saja hanya lututmu yang berdarah dan luka memar di keningmu. Mommy merasa kamu akan segera baik-baik saja.."

"Um.."

"Makanya lain kali hati-hati kalau kamu memakai dress.. Tidak perlu berlari-lari.."

"Hik.. Hik.. Ini salah Mommy..hik.."

"Salah Mommy? Mommy salah apa Luk?"

"Mommy terus berteriak.. Hik.. Hik.. sehingga Pon tidak.. Hik.. Memperhatikan jalanan dan terjatuh.. Hik.. Hik.."

"Ah.. Benarkah? Maafkan Mommy ya Luk.. Mommy hanya khawatir padamu.. Sudah jangan menangis lagi nanti cantiknya hilang.."

"Hik.. Hik.. Pon mau P'Sai.. P'Sai.. Mommy.. Hik..Hik.."

"Iya.. sabar ya.. Benz sedang memangil P'Sai untukmu.."

Mommy memeluk diriku sambil mengelus-elus rambutku untuk menenangkan aku.

---

Sailub Pov

Samar-samar aku mendengar ada yang menangis dengan kencang di halaman belakang rumah kami.

Tolong.. jangan sampai itu Pon..

Aku membatin itu di dalam hatiku dan mulai merasa cemas. Lalu..

Tok.. Tok.. Tok..

Aku mendengar suara pintu kamarku di ketuk.

"P'Sai.. Ini Benz.. Aunty menyuruh aku memberitahukan kepada Phi bahwa Phi harus segera turun karena Pon jatuh terguling-guling di halaman Phi.."

Saat mendengar perkataan Benz, aku segera menghentikan apa yang sedang aku kerjakan saat ini dan segera berjalan ke arah pintu untuk membuka pintu kamarku.

Brak!

Aku melihat Benz berdiri dengan sedikit ketakutan.

"Apa katamu? Katakan sekali lagi!!"

"Uhm.. Itu Phi.. Pon jatuh terguling-guling di taman.. P'Sai harus segera menemuinya.."

Saat mendengar perkatan Benz, aku segera berlari turun tangga secepatnya dan berlari ke arah halaman belakang rumahku untuk menemui Pon.

Yeah.. Pon kalau menangis memang hanya bisa di tenangkan olehku kalau tidak ada aku, maka dia tidak akan bisa diam dan akan terkena demam selama dua hari.

Makanya saat mendengar Pon terjatuh dan menangis, aku segera merasa khawatir dan ingin segera menemuinya.

---

Halaman Belakang Rumah

Sailub Pov

Aku berlari menuju Mommy dan N'Pon saat melihat Mommy sedang berusaha menenangkannya.

"Hah.. Hah.. Mommy, Nong kenapa?"

Aku bertanya-tanya kepada Mommy sambil berusaha untuk mengatur napasku yang terengah-engah karena berlari dari lantai dua ke halaman belakang.

"Tarik napas dulu Sai.."

"Huf.."

Aku menarik napas sesuai dengan perkataan Mommy.

"Sudah Mom.. Kenapa Pon bisa terjatuh?"

"Iya.. Kamu tahu sendiri Nong-mu kalau di bilangi oleh Mommy tidak pernah menurut makanya dia terjatuh.."

"Hik.. Hik.. Bukan begitu Mom.. P'Sai.. Hug.."

Aku melihat Pon melepaskan pelukkan Mommy dan mengangkat tangannya untuk minta aku peluk. Aku lalu berjalan ke arahnya dan merentangkan tanganku agar aku bisa memeluknya.

"Huh.. Giliran Phi kesayangan sudah datang, Mommy dilupakan kebiasaan.. Baiklah.. Mommy akan masuk dulu ke dalam mencari P3K untuk Pon. Sai.."

"Iya Mom.."

"Tolong kamu jaga dan bujuk Pon agar berhenti menangis ok?"

"Baik Mom, serahkan saja kepada Sai.."

Aku mengatakan itu sambil tersenyum dan mengelus bahu Pon agar mau berhenti menangis. Tidak lama.. Mommy berjalan untuk masuk ke dalam rumah meninggalkan aku dan Pon berdua di halaman belakang.

Aku lalu mulai meregangkan pelukkanku dan menatap Pon.

"Kenapa kamu bisa jatuh Baby?"

Aku menatap matanya yang terlihat sembab karena kebayakan menangis dan bertanya dengan nada yang menyenangkan sambil tersenyum. 😊

Saat mendengar aku bertanya, Pon segera mendongakkan wajahnya dan menatapku dengan masih berlinangan air mata, pipinya terlihat sudah semerah tomat.

"Hik.. Hik.. Ini salah mommy.. Hik.. Hik.. Pon jadinya jatuh.."

Aku mendengar Pon berbicara sambil terisak-isak. Aku masih mengelus punggungnya untuk menenangkan dia dengan dia yang masih memeluk pinggangku.

"Hm.. Memang Mommy salah apa baby?"

"Tadi ketika aku.. hik.. Hik.. sedang berlari-lari.. hik..hik.. Mommy terus saja berbicara.. Hik.. Hik.. makanya Pon melihat ke arah Mommy untuk membalasnya.. Hik.. Hik.. Jadi Pon.. hik.. Tidak melihat ke depan dan akhirnya.. hik.. hik.. terjatuh dan berdarah.."

Aku mendengarkan Pon berbicara sambil terisak-isak dengan sabar.

"Ow.. Lalu sekarang mana yang sakit baby? Katakan kepada Phi hm.."

"Hm.. Kepala Pon terasa pusing karena terkena batu tadi hik..hik.. dan juga.. lutut Pon berdarah.. Hik.. Hik.. Kaki Pon terasa sakit Phi.. hik..Hik.."

" Aigoo.. Aigoo.. Baby P’Sai tidak boleh menangis lagi sudah besar.. Ayo hapus dulu air matamu nanti Phi akan menggendong dan mengobati lukamu..”

“Hm.. Pon tidak menangis..”

Aku melihat Pon segera berusaha untuk menghapus air mata dan ingusnya dengan kedua tangannya. Dia terlihat sangat lucu dan manis. 😊

"Hahah.. Iya.. Iya.. Baby tidak menangis tetapi hanya mengeluarkan air mata dan ingus saja dari hidung sambil terisak-isak ya.."

"Aizz.. Phi Sai.."

Aku merasakan Pon memukul belakangku dan menenggelamkan kepalanya di perutku. Aku lalu kembali meregangkan pergelangan tangannya.

"Iya.. Phi tidak akan bercanda lagi.. Sini.. sini.. Phi bantu hapus air matamu sayang..”

Aku mengulurkan kedua tanganku, ke pipi Pon yang berwarna putih dan halus.. Lalu mulai menghapus air matanya perlahan-lahan. N’Pon terlihat menatapku dengan matanya yang bulat tanpa berkedip, seperti memohon.. lalu aku mendengar suaranya yang manis.

“Kiss Pon please..”

"Kamu mau Phi kiss dimana?"

Aku melihat Pon mengangkat tangannya dan menyentuh bibirnya, sambil sedikit menggigitnya dengan gaya menggoda.

Dasar gadis penggoda.

Aku membisikkan kata-kata itu di dalam hatiku dan menarik napas sebelum berkata.

"Baiklah.. Phi akan menuruti keinginanmu.. Ayo tutup matamu.."

Setelah aku melihat Pon menutup matanya..

Kiss 😘

Aku mengecup bibirnya sekilas.

"Sudah ya.. Jangan menangis lagi, ya.. My Baby.. My love.. nanti manisnya hilang.."

“Hmm..”

Pon mengatakan itu dan menanggukkan kepalanya, lalu menunduk. Aku melihat pipinya terlihat lebih memerah dari yang tadi dan dia terlihat menggemaskan.  😊

Saat aku melihat Pon sudah mulai tenang dan berhenti menangis, aku lalu membalikkan tubuhku.

"Ayo baby.. Naik ke punggungku, Phi akan menggendongmu.."

Hup!

Tidak perlu mengatakan dua kali,Pon segera naik ke belakangku.

"Aigoo.. Baby Phi sudah semakin berat saja.."

Aku mengatakan itu dan..

Buk!

Aku merasakan pukulan di punggungku karena Pon memukulku.

"Kalau Pon berat.. Turunkan Pon saja.. Pon bisa berjalan sendiri.."

Pon berusaha menurunkan tubuhnya dari atas punggungku, tetapi aku segera menahannya.

"Hahah.. Phi hanya bercanda baby.. Jangan marah ya.. Ayo naik yang benar nanti kamu terjatuh lagi.."

Setelah aku mengatakan itu, Pon segera memeluk leherku dan menaruh kepalanya di lekukan leherku. Aku lalu perlahan-lahan mulai berjalan untuk masuk ke dalam rumah dan mengobati lukanya.

---

Pon Pov

Saat aku menangis, entah kenapa aku sangat suka mendengar P’Sai membujukku dengan mengatakan ‘Babyku.. My Love..’😊

Rasanya sangat spesial, meskipun dia adalah Phi-ku sendiri dan sangat suka mendengar dia membujukku untuk berhenti menangis.

Aku juga suka saat dia menangkup kedua wajahku dan mengecup bibirku agar aku berhenti menangis. Bahkan aku suka berada di dalam gendongannya dan merasakan hangat punggungnya.

Aku suka P’Sai.. Aku sangat menyukainya. Mungkin sudah jatuh cinta kepadanya..🥰

Aku memikirkan itu sambil tersenyum di belakang tubuh P’Sai dan menaruh kepalaku di lekukan lehernya.

---

Di dalam Rumah

Pon Pov

P’Sai membawaku untuk kembali ke rumah dan dia segera mendudukan aku di atas sofa.

Saat kami sudah sampai di dalam rumah, kami melihat Mommy sudah siap dengan kotak P3K di tangannya untuk mengobati lukaku.

"Kalian mengapa lama sekali di luar sana?"

Aku mendengar Mommy bertanya kepada kami.

"Mom.. seperti tidak tahu saja bagaimana cara membujuk Pon agar berhenti menangis sangat susah.."

P'Sai mengatakan itu sambil menatapku dan mengusap kepalaku.

"Iya Mommy tahu.. Ya sudah, ini kotak P3K nya dan tolong kamu obati dia Sai.. Sehabis itu ajak Pon mengganti bajunya dan minta dia untuk beristirahat.."

"Hmm.. Baiklah Mom.."

Aku hanya terdiam saat mendengar percakapan Mom dan P'Sai sambil mendundukkan kepalaku. 🥺

Setelah Mom pergi ke ruangan lain, aku mendengar P'Sai berkata kepadaku lagi..

"Baby.. Ayo sini Phi obati lukamu.. Mungkin akan sedikit perih, kamu harus menahannya ok?"

"Hm.. Iya Phi.."

Lalu P'Sai mulai membuka botol alcohol dan menunangkannya di kapas. Lalu menarik dressku sehingga lututku yang terluka terlihat. Dia kembali menatapku dan berkata..

"Tahan ya Baby.. Ini akan terasa sedikit perih.."

"Hm.."

Lalu setelah itu, P'Sai membersihkan lukaku dengan alcohol dan memang sangat perih, tetapi.. aku berusaha menahannya dengan menggigit bibirku.

"Nah.. Sudah selesai.. Kamu sangat hebat baby.."

Kiss 😘

P'Sai mengatakan itu dan mencium pipiku sekilas. Aku merasakan wajahku mulai terasa menghangat.

Oh.. Apakah aku terkena demam karena kebanyakan menangis?

Aku memikirkan itu sambil menangkup wajahku.

"Baby.. kenapa wajahmu terlihat kembali memerah? Apakah kamu terkena demam karena kebanyakan menangis?"

P'Sai mengatakan itu dan mendekatkan wajahnya sehingga kening kami bersentuhan.

Deg.. Deg.. Deg..

Aku merasakan jantungku berdebar-debar dengan kencang dan hanya bisa menutup mataku.

Tolong.. Jangan sampai P'Sai mendengar debaran jantungku.  Nanti dia malah berpikir aku terkena serangan jantung.

Aku hanya bisa membatin di dalam hatiku dan membuka mataku lagi.

"Hm.. Tetapi badanmu tidak panas.. Ah.. Mungkin kamu sudah lelah, Ayo kita naik ke atas dan ganti baju lalu tidur.."

"Hm.. Iya Phi.."

"Ok.. Tunggu sebentar ya.. Phi akan membereskan kotak P3K ini dan habis itu kita akan naik ke atas.."

"..."

Aku hanya menganggukkan kepalaku dan kembali memperhatikan P'Sai. Setelah beberapa saat..

"Ayo.. sini Phi gendong lagi untuk kembali ke kamarmu. Kita akan. Mengganti bajumu, lalu Phi akan memelukmu sampai kamu tertidur.."

“Hm.."

Hup!

Aku kembali digendong lagi oleh P'Sai untuk naik ke lantai dua dimana kamarku berada.

---

Kamar Pon

Pon Pov

Kami saat ini sudah sampai di depan pintu kamarku.

"Pon.. Ayo bantu Phi membuka pintu kamarmu.."

P'Sai mengatakan itu dan memiringkan badannya agar aku bisa membuka pintu kamarku tanpa berniat untuk menurunkan aku.

Clek!

Aku membuka pintu kamarku dan P'Sai segera masuk ke dalam kamarku, dia berjalan ke arah tempat tidurku.

Dia menurukan aku di atas tempat tidur dengan sangat hati-hati.

"Tunggu disini dan jangan bergerak sebelum Phi suruh ok?"

Aku menganggukkan kepalaku, lalu aku melihat P'Sai mengambil remot AC dan mengatur suhunya, kemudian dia berjalan untuk menutup pintu kamarku. Setelah itu.. dia berjalan ke arah lemari pakaianku.

Aku melihat dia terlihat mencari-cari sesuatu di dalam lemar pakaianku, mungkin piayama untukku. Setelah beberapa saat..

"Ganti bajumu dengan ini.."

P'Sai menyodorkan sepasang piayama bergambar Hello Kitty kepadaku.

"..."

"Kamu bisa ganti baju sendirikan kan? Apakah Phi perlu memangil Mommy untuk membantumu?"

P'Sai mengatakan itu karena aku hanya diam saja.

"Hm.. Aku bisa menggantinya sendiri, aku sudah remaja Phi.."

"Baiklah kalau begitu gantilah.. Phi akan menunggumu di sini.."

Lalu aku segera mengambil baju tidur hello kitty yang P’Sai sudah pilihkan untuk aku pakai. Tetapi.. sebelum aku masuk ke dalam kamar mandi, aku berkata..

“Phi.. Bisakah Phi membantuku untuk menurunkan resleting di belakang baju ini agar aku mudah melepasnya..”

“Iya.. Sini Phi bantu..”

Slert!!

P’Sai menurunkan resleting bajuku dan aku menahan bajuku agar tidak terjatuh.

“Terima kasih Phi..”

Aku mengatakan itu dan segera berjalan ke arah kamar mandi sambil memegangi dressku.

---

Kamar Mandi


Pon Pov

Brak!

Deg.. Deg.. Deg..

Aku merasakan jantungku berdebar-debar dengan kecang sehingga aku harus mengangkat tanganku untuk merasakan debaran jantungku.

Ada apa denganmu Pon? Bukankah biasa P’Sai membantumu? Jangan katakan bahwa aku sudah mencintainya lebih dari seorang Phi? 🤔

Aku memikirkan hal itu dan menggelengkan kepalaku untuk mengeyahkan pikiran itu.

Tidak.. Tidak mungkin.. Ingat kamu masih 15 tahun Pon.. Kamu belum tahu apa arti cinta..

Aku mengatakan itu untuk mengingatkan diriku sendiri dan menepuk-nepuk pipiku.

Aku memandang bayangan diriku di depan cermin dan melihat bahwa pipiku sekarang sudah semerah tomat. Aku lalu membuka keran untuk membasuh wajahku.

Singkirkan pikiran itu dan cepat ganti baju..

Aku mengusap wajahku dengan handuk dan kemudian mendengar suara ketukan pintu.

Tok.. Tok.. Tok..

“Pon.. Kenapa kamu lama sekali mengganti baju? Apakah kamu baik-baik saja?”

Aku mendengar suara P’Sai yang terdengar khawatir di balik pintu kamar mandi, mungkin aku sudah terlalu lama di dalam makanya PSai khawatir.

“Hm.. aku baik-baik saja Phi, tidak perlu khawatir.. Sebentar lagi aku keluar..”

“Ah.. Baiklah.. Cepat ya..”

“Iya Phi..”

Aku menjawab itu dan segera buru-buru mengganti bajuku dengan baju piayama yang sudah P’Sai pilihkan untukku.

Clek!

Setelah selesai menganti baju, aku lalu membuka pintu kamar mandi.

----

Kamar Pon

Pon Pov

Aku melihat P’Sai sudah duduk di atas tempat tidurku. Saat dia melihatku keluar kamar mandi, dia segera menepuk-nepuk tempat tidurku.

“Waktunya istirahat My Princess..”

Saat mendengar perkataannya, aku sedikit malu.

“Aizz.. Phi kenapa kamu gombal sekali..”

“Haha.. Ayo cepat sini naik ke atas tempat tidur, kamu harus beristirahat kalau tidak kamu akan sakit..”

“Iya Phi.. Iya..”

Aku lalu segera berjalan dan naik ke atas tempat tidur dengan P’Sai yang sudah merentangkan tangannya untuk bantalan kepalaku.

Aku mencari-cari posisi yang nyaman untuk beberapa saat. Aku sangat suka memeluk tubuh P’Sai saat akan tertidur karena saat mencium dan merasakan aroma tubuhnya yang hangat serta harum dapat menenangkan hatiku. Rasanya sangat nyaman dan terlindungi saat berada di dalam pelukkannya.

“Apakah kamu sudah merasa nyaman sekarang? Apa yang kamu ingin Phi lakukan?”

“Hm… Sangat nyaman Phi.. Phi hanya perlu memelukku seperti ini, mengusap punggungku dan bersenandung itu sudah cukup..”

“Hm.. Baiklah..”

P’Sai mengatakan itu dan semakin mempererat pelukkannya di tubuhku. Lalu tidak lama aku mendengar dia mulai bersenandung di dekat telingaku sambil mengsuap-usap punggungku.

“😊”

“Tidurlah My Princess dan jangan sampai sakit.. Phi sangat mencintaimu..”

Sebelum aku terlelap.. aku mendengar P’Sai mengatakan itu dan kemudian.. aku samar-samar merasakan..

Kiss.. 😘

Dia mencium bibirku dan melumatnya sedikit.

Apakah aku sedang bermimpi? Mengapa mimpi ini sangat indah? Tolong jangan bangunkan aku sekarang..

Aku memikirkan itu sambil mempererat pelukkanku di tubuh P’Sai dan tersenyum. 😊

---

Sailub Pov

Saat melihat Pon sudah tertidur.. Dia terlihat sangat manis, sehingga aku mulai membungkukkan tubuhku dan..

Kiss 😘

Aku merasa tidak tahan sehingga.. aku mencuri cium di bibirnya lagi yang terasa lembut, manis dengan sedikit melumatnya sebentar. Lalu aku menjauhkan wajahku untuk melihat bibirnya yang sekarang terlihat semakin memerah.

Aizz.. Sai.. Apa yang kamu pikirkan? Ingat dia adalah adikmu meskipun dia sangat manis dan imut..

Aku memikirkan itu dan menggelengkan kepalaku untuk mengeyahkan pikiranku.

Yeah.. meskipun aku mengakui bahwa Pon terlihat semakin manis dan imut setiap harinya. Wajah aku menyukainya karena aku sekarang sudah menjadi pria dewasa.

Tetapi.. aku harus tahu batasan karena Pon adalah adik kandungku sendiri. 😔

Aku merasa bahwa Pon semakin memelukku dengan erat dan sekilas aku melihat dia tersenyum samar.

Clek!

Saat aku sedang memandangi Pon, aku mendengar suara pintu kamar Pon terbuka dan tidak lama melihat Mommy menjulurkan kepalanya, untuk melihat kami.

Aku melihat Mommy kemudian masuk dan berjalan mendekati tempat tidur yang kami tempati dan bertanya kepadaku.

“Sai.. Apakah Pon baik-baik saja? Dia tidak demamkan? Kita tidak harus membawanya ke rumah sakit?"

"Hm.. Tidak Mom.. Pon baik-baik saja dan dia baru saja tertidur.."

“Ah.. Syukurlah kalau begitu... Jika Pon sudah benar-benar tertidur pulas, kamu segera turun dan makanlah sekarang sudah waktunya jam makan siang..”

“Ok Mom.. Nanti kalau Pon sudah benar-benar terlelap aku akan turun, jika dia belum tidur nyenyak maka kita akan repot karena dia pasti akan rewel..”

“Ah.. Kamu benar juga.. Ya sudah Mommy turun dulu dan tolong jaga Nong-mu dengan baik..”

“Iya Mom..”

Lalu setelah itu, Mommy kembali menutup pintu kamar Pon dan aku kembali menatap Pon. Aku sedikit menyingkirkan rambut yang menutupi wajahnya dan mengelus pipinya yang terasa hangat serta lembut itu.

Kiss 😘

Aku membungkukkan badanku untuk mencium ke dua pipinya dan juga keningnya. Yeah.. aku sangat suka mencium Pon karena dia sangat wangi. 😊

Pon adalah Nong yang aku cintai dan selamamnya akan seperti itu..

TBC

Vote and comment 🥰🙏

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro