4
Kuroo Tetsurou--Dia yang selalu mengajarimu
“Bukan begitu, kau harus mencari rantai cabangnya dulu,"
[Name] menolehkan kepalanya ke arah Kuroo dengan kesal. Gadis itu menatap tajam pemuda berambut jelaga yang kini sedang asik menuliskan beberapa unsur-unsur kimia yang tidak dimengerti oleh [Name].
Jujur saja, [Fullname] bukanlah seorang gadis bodoh. Nilainya bisa dibilang memuaskan. Ia mampu mengikuti seluruh pelajaran. Namun tidak dengan kimia. Disaat nilai pelajaran lainnya tidak pernah berada dibawah delapan puluhan, maka ia bahkan harus belajar mati-matian agar nilai kimianya standar di tujuh puluhan—paling besar hanya menyentuh angka 72.
Dan parahnya lagi, Kuroo Tetsurou—seorang oknum tidak tahu diri yang katanya akan membantu gadis itu belajar kini malah sibuk dengan buku kimianya sendiri. Ah, sebenarnya Kuroo sudah memberikan buku catatan kimia kelas duanya. Tapi sama sekali tidak menjelaskan caranya. Padahal ia tahu pasti jika otak gadis yang tengah duduk disampingnya itu sudah hampir meledak hanya karena membaca tulisan tangan pemuda berambut jelaga itu.
Buku catatannya sangat padat dengan materi. [Name] curiga kalau Kuroo bahkan menuliskan seluruh perkataan guru kimianya. Terlalu banyak catatan sampingan. Poin-poin pentingnya jadi tersamarkan.
“Tetsurou-san, kalau begini namanya sih, kau sama sekali tidak mengajariku. Melainkan belajar sendiri! Apa gunanya aku datang ke rumahmu sekarang, hah?” Pekik gadis itu emosi.
“Hei, aku kan sudah memberimu catatanku. Lagipula apa susahnya sih? Kau hanya perlu mengerjakannya sesuai dengan cara yang ada di bukuku. Catatanku itu lengkap tahu,” Balas Kuroo tak terima.
“Susah tahu! Kau kan tahu sendiri kalau otakku tidak mampu menelaah semua ini?!” buku latihan sang gadis di lempar ke atas meja ruang tengah Kuroo.
Kuroo menghela nafas, pemuda itu menghentikan pekerjaannya, kemudian bergeser untuk mengajari [Name]. Gadis itu mengerucutkan bibirnya. Dengan detail, Kuroo menjelaskan secara singkat dan mudah dipahami. Sesekali menyelipkan candaan agar kepala gadis disebelahnya tidak berasap.
“Sekarang kau cari isomer dari C6H14,”
[Name] deham panjang. Gadis itu menuliskan beberapa rangka. Kuroo menaikkan kacamata berbingkai hitamnya. Mengamati buku tulis sang gadis berambut coklat kemerahan.
"Ah, yang itu sudah kau tulis di atas. Bentuknya sama dengan yang ini, perhatikan nama rantainya. Jadi tidak perlu menulisnya lagi," ralat Kuroo.
"Oh, begitu,"
Kuroo kembali membaca ulang latihan soal yang akan diberikan oleh sang teman masa kecil. Namun terhenti pada soal nomor tiga. Netra hazel-nya lebih memilih untuk melirik ke arah sang gadis berambut coklat kemerahan.
[Name] tampak sedang fokus mengerjakan tugasnya sambil sesekali bergumam pelan. Gadis itu berkali-kali mengerucutkan bibirnya ketika menyadari kesalahan pada jawabannya.
Kuroo mendengus geli. Menikmati wajah imut [Name] saat sedang frustasi mengerjakan soal-soal kimia di depannya. Pemuda itu beranjak dari duduknya, berjalan ke arah dapur dan mengambil satu kotak jus jeruk dan satu kotak susu strawberry.
Kedua minuman itu diletakkan di atas meja ruang tengah. Tepat di depan buku tulis [Name]. Pemuda berambut jelaga itu menopang kepalanya dengan tangan kanan sambil memperhatikan sang gadis [Lastname].
"Ah, aku lupa hukum oktet dan duplet," celetuk [Name] saat membaca tulisan di buku catatan Kuroo kalau kekhasan atom C (karbon) adalah harus oktet membentuk ikatan ekuivalen.
Iya, [Name] memang sebegitu tidak minatnya belajar kimia. Gadis berambut kemerahan itu belajar dengan cara mencari materi berpatokan saat mengerjakan soal latihannya. Jadi tidak begitu memperhatikan materi kekhasan atom C yang tertulis jelas di awal bab.
"Hei, kau kan sudah pernah mempelajarinya saat kelas satu?"
“Gurunya menyebalkan, aku tidak mengerti,” Mendengar itu, Kuroo menghela nafas.
“Unsur golongan alkali dan alkali tanah cenderung melepaskan elektron terluarnya untuk mencapai kestabilan ion positif. Sedangkan unsur golongan halogen dan kalkogen cenderung menangkap elektron untuk mencapai kestabilan membentuk ion negatif. Dan senyawa baru akan terbentuk melalui serah terima elektron sehingga masing-masing unsur mencapai kestabilan. Serah terima elektron pada senyawa baru membentuk ikatan ion.”
[Name] memiringkan kepalanya beberapa derajat. Sungguh, ia sama sekali tidak mengerti dengan penjelasan Kuroo.
Pemuda itu menatap sang gadis dengan senyuman pasrah. Lagipula, hukum oktet dan duplet tidak digunakan pada materi yang dikerjakan [Name]. Namun pikiran jahil terlintas di benaknya. Kuroo menahan seringaian.
“Tidak mengerti?” [Name] mengangguk.
“Sama seperti kau dan aku. Kekuranganku akan selalu tertutupi oleh kelebihanmu, kekuranganmu juga akan tertutupi oleh kelebihanku. Semua itu akan mencapai kestabilan dan membentuk sebuah kesempurnaan yang nantinya akan membentuk ikatan pernikahan.” Kuroo memperlihatkan senyum miring.
“Kalau yang itu, mengerti?”
Kuroo mengamati wajah sang gadis berambut coklat kemerahan disebelahnya. [Name] yang hanya melongo tak percaya membuat sang pemuda berdecih dalam hati.
"JANGAN GUNAKAN AKU SEBAGAI PERCOBAAN GOMBALAN UNTUK FANS-MU DONG!!"
"Tapi ini adalah pertama kalinya aku menggombal!"
Dan pemuda berambut jelaga itu mendapatkan sebuah bekas kemerahan dipipinya akibat ketidakseriusannya saat mengajari [Name].
.
.
.
Omake
Beberapa menit setelah selesai mengerjakan soalnya, [Name] meregangkan tubuhnya yang pegal akibat kelamaan berada di posisi duduk. Susu strawberry yang sudah tidak terlalu dingin diambil dan diteguk sampai habis.
"Tetsurou-san, kau tidak bilang kalau di materi ini, aku tidak perlu memusingkan hukum oktet dan duplet," kata [Name].
Kuroo yang sedang memakan kue kering buatan ibu [Name] menatap sang gadis tanpa ekspresi bersalah. Pemuda itu menanggapinya setelah menelan cookies coklat.
"Kau yang bertanya. Aku kan hanya menjelaskan," kata Kuroo.
Perempatan imajiner muncul di pelipis [Name]. Pensil mekanik berwarna biru dilayangkan--tepat mengenai kepala berambut jelaga. Kuroo mengaduh keras.
"Hei!"
K--Aii : nyari materi yg bisa dijadiin bahan gombalan susah juga ternyata :") aku sampai ngubek2 buku lks kimia kelas 10 😭😭
Btw, maap ya kalo nggak nyambung. Otak aku nggak nyampe buat yg beginian :"
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro