3
Kuroo Tetsurou--Dia yang menganggap rumahmu adalah rumah sendiri
"Jadi, kau terkena demam karena memaksa menerobos hujan deras kemarin?"
Tanya Kuroo sambil bersidekap di depan [Name] yang sedang terbaring di kasur. Wajah gadis itu memerah karena suhu tubuh yang tinggi. Selimut menutupi tubuhnya dari ujung jari kaki sampai leher.
"Mau bagaimana lagi--uhuk-uhuk! ...kalian ada latihan voli sampai malam," kata [Name].
Gadis berambut coklat kemerahan itu mengerucutkan bibirnya tak suka. Biasanya ia akan tetap pulang bersama mereka karena klub basket memiliki jadwal yang sama dengan klub voli putra. Namun karena ia sudah keluar dari klub basket, mereka tak bisa pulang bersama. Lagipula, siapa yang rela menunggu klub voli latihan selama tiga jam?
Tidak melakukan apapun dan hanya menonton voli di gymnasium yang dipenuhi teriakan nice kill, nice receive, dan nice-nice lainnya. Lebih baik langsung pulang mendekam di kamar saat hujan turun, kan.
Sayangnya, tepat di hari yang sama, dimana gadis itu pulang dengan keadaan basah kuyup, [Name] langsung tepar seharian. Gadis itu sudah terbaring tak berdaya di awal musim panas. Hujan yang turun di musim panas memang lebih mengerikan.
Kuroo menghela nafas, pemuda itu duduk di atas meja belajar [Name]. Sedangkan Kenma duduk di kursi belajarnya sambil memainkan nintendo biru yang selalu dibawanya kemana saja.
"Kalian pulang saja. Nanti bisa tertular," kalimat [Name] diakhiri dengan batuk panjang.
"Kenmaaa," sang gadis berambut coklat kemerahan mulai merengek pada pemuda berambut pudding.
"Hei, aku juga ada di sini, kenapa kau hanya merengek pada Kenma?"
"Diam kau kucing garong. Aku selalu bersama Kenma sejak bayi. Jadi, orang pindahan diam saja. Kenma sudah kuanggap kakakku," ketusan [Name] membuat Kuroo berdecih kesal.
Namun dalam hati sama sekali tak merasa iri. Mana mau sang pemuda berambut jelaga dianggap sebagai kakaknya. Jangan sampai pokoknya, Kuroo amat sangat tidak sudi.
Melihat kedua teman masa kecilnya beradu mulut, Kenma hanya bisa menghela nafas. Ia memang sudah biasa, namun kali ini sang pemuda bernetra gold memutuskan untuk membawa Kuroo keluar kamar agar [Name] bisa beristirahat.
"Kuroo, ayo kita main di ruang tengah saja," ajak Kenma.
Tangannya menarik kerah baju sang pemuda bernetra hazel, menggeretnya sampai di ambang pintu mahoni. Kenma menoleh sebentar ke arah [Name].
"[Name], istirahatlah. Aku dan Kuroo ada di lantai bawah. Kalau kau butuh sesuatu, teriak saja," kata Kenma. [Name] mengiyakan.
Kenma kembali mendorong punggung Kuroo untuk berjalan ke arah tangga. Kemudian menutup pintu mahoni kamar [Name] dengan pelan. Memberi waktu pada sang gadis untuk terlelap ke dalam mimpi.
[Name] tertidur selama dua jam. Membiarkan kedua teman masa kecilnya memonopoli PS yang ada di ruang tengah. Sekalian meminta tolong pada Kenma untuk menaikkan levelnya.
"Tunggu, aku mau mengambil camilan," kata Kuroo sambil menaruh stick-controller yang dipakainya.
Sang kapten voli berjalan ke arah dapur, ia membuka almari makan. Tangannya mengambil beberapa jajanan milik sang gadis [Lastname]. Tak lupa mengambil dua kotak jus jeruk kesukaan [Name] dari dalam kulkas.
Kuroo kembali duduk di sebelah Kenma dengan beberapa camilan yang diletakkan di atas meja. Pemuda itu menyerahkan sekotak jus pada sang setter voli. Kemudian meminum miliknya sampai tersisa setengah.
"Kuroo, kau terlalu banyak mengambil jajan milik [Name]," kata Kenma sambil melihat setumpuk camilan di atas meja.
Kuroo menggeleng sambil tetap memakan potato chips rasa rumput laut. Pemuda itu menjawab santai setelah menelan makanannya.
"Tante Haruna yang memperbolehkan kita memakan jajanan di almari, kan. Apa kau lapar? Akan aku hangatkan kare di panci," kata Kuroo sambil menoleh ke arah Kenma.
Pemuda berambut pirang menghela nafas. Ibu [Name] memang memberi mereka kebebasan untuk memakan camilan milik [Name]. Beliau juga sempat menyuruh mereka untuk mengambil kare di dapur jika lapar. Sebagai bentuk terima kasih karena sudah menjaga [Name] selama ibunya bekerja.
Tapi bagaimanapun juga--oRANG INI TERLALU SANTAI!!
"[Name] bisa memarahimu jika dia tahu..." kata Kenma.
"Anggap saja sebagai balasan aku mentraktirnya ice cream dua minggu lalu,"
"Ooh, jadi ice cream-nya tidak ikhlas ya?"
Suara mezzosopran bernada rendah yang sangat dikenalinya membuat Kuroo tersedak. Pemuda itu terbatuk hebat. Jus jeruknya diteguk sampai habis, ia berlari ke dapur guna mengambil segelas air minum. Kemudian kembali sambil menyentuh lehernya.
"Kau bisa tidak, muncul dengan cara yang normal?" Keluh Kuroo.
Pemuda itu berdeham beberapa kali untuk menghilangkan rasa perih ditenggorokannya. Netra hazel bertatapan dengan netra coklat sang gadis [Lastname].
"Aku turun lewat tangga, Tetsurou-san. Bukan muncul tiba-tiba," kata [Name] sambil memutar bola matanya malas.
Gadis itu berjalan ke arah sofa ruang tengah, kemudian duduk tepat di belakang Kenma yang masih memainkan PS-nya. Pemuda pirang tersebut lebih fokus pada game-nya karena Kuroo berhenti bermain tiba-tiba. Membuat Kenma harus mengalahkan monster griffin yang menjadi bos level 99 sendirian.
Stick-controller yang tergeletak diambil oleh sang gadis berambut coklat. [Name] memainkan karakter Kuroo dan membantu Kenma mengalahkan griffin. Kuroo berjalan ke arah sang gadis.
"Kau sudah sembuh?" Tanya Kuroo.
Pemuda itu meletakkan telapak tangannya pada kening [Name]. Sang gadis hanya bergumam. Tak ada niatan untuk menepis tangan Kuroo.
"Sudah turun," Kuroo menjauhkan tangannya, "Ini sudah siang, ayo makan dulu. Kau juga harus minum obat,"
"Sebentar," sahutan [Name] dan Kenma yang bersamaan membuat Kuroo menatap mereka malas.
"Kuberi waktu sepuluh menit lagi. Kalau kalian tidak bisa mengalahkan griffin dalam sepuluh menit, akan langsung ku cabut kabelnya ya~"
Kuroo berjalan ke arah dapur. Menghangatkan kare yang ada di panci berukuran sedang. Meninggalkan dua sejoli berbeda jenis kelamin yang sedang menyerang sang monster yunani dengan terburu-buru.
Kemenangan diraih oleh tim mereka pada menit kedelapan. Keduanya merapikan kabel PS dan mematikannya. Kemudian beranjak ke ruang makan. Pemuda berambut jelaga tampak sedang mengambil porsi kare untuk ketiganya.
"Kuroo, aku sedikit saja nasinya,"
Perkataan Kenma diabaikan. Sang kapten voli malah mengambil satu setengah sendok nasi pada piring pemuda pirang. Yang diambilkan berdecih kesal.
"Habiskan," kata Kuroo dengan senyum mengancam.
Ketiganya makan dengan tenang. [Name] juga sudah meminum obatnya. Walau gadis itu sempat merengek tidak mau karena rasanya yang pahit.
"Kudengar kalian akan mengadakan training camp?" Tanya [Name].
Kenma yang tengah mengelap piring yang baru saja dicuci, menoleh ke arah sang gadis. Pemuda itu mengangguk. Ia menjawab sambil melanjutkan kegiatan mengelapnya.
"Begitulah. Tapi tahun ini bertambah satu tim,"
"Ah, Karasuno? Apa mereka hebat?" [Name] menopang kepalanya dengan tangan kanan.
"Yah, mungkin... belum. Tapi mereka menarik,"
"Itu karena ada chibi-chan, kan?" Ujar Kuroo.
[Name] mengerutkan keningnya heran. Mengingat-ingat tentang cerita Kenma saat mereka melakukan latih tanding dengan SMA dari Miyagi. Namun tak menemukan apapun karena kedua pemuda itu hanya menceritakan tentang gerakan cepat dari dua pemain kelas 1.
"Chibi-chan yang mana?" Tanya [Name].
Kuroo mengelap tangannya saat kegiatan mencuci piring selesai. Pemuda itu kembali duduk di depan sang gadis berambut coklat kemerahan.
"Yang melakukan smash cepat sambil menutup mata," jawab Kuroo.
"Aah, begitu,"
"[Name] juga pasti akan dekat dengannya. Shouyou itu mudah bergaul dengan orang," kata Kenma sambil menempati kursinya di sebelah Kuroo.
"...jangan bilang kalian akan menbawaku juga seperti tahun lalu?" Tanya [Name] sinis.
Kuroo menyeringai. Pemuda itu menepuk pelan kepala gadis di hadapannya.
"Kami kekurangan orang untuk memasak. Kau tahu seberapa banyak orang yang ikut training camp. Dan Nekoma menjadi satu-satunya yang tidak memiliki manajer. Jadi kami akan membawamu,"
[Name] merengut tak suka. Gadis bernetra coklat itu menatap tajam sang pemuda berambut jelaga yang tengah tersenyum seakan itu bukanlah hal buruk.
"Tidak bisa begitu! Tahun lalu aku tidak bisa menikmati liburan musim panasku. Masa' tahun ini juga?" Protes sang gadis bernetra coklat.
"Akan kubantu kau belajar untuk tes tengah semester minggu depan. Aku juga akan membantumu mengerjakan pr musim panas, bagaimana?" Kenma mengangguk setuju dengan perkataan Kuroo.
"Lagipula kau juga bisa kenal dengan orang baru. Karasuno mempunyai manajer yang cukup kalem. Mungkin kau bisa cocok dengannya," tambah Kenma.
"Aku memang senang menambah teman baru sih," gumaman [Name] terdengar oleh kedua laki-laki teman masa kecilnya.
"Kalau begitu ikut saja. Kau kan sudah tidak mengikuti klub apapun," kata Kuroo.
Melihat [Name] mengangguk--walaupun tampak ragu--membuat sang pemuda berambut jelaga merasa lega. Padahal Kuroo sudah mempersiapkan kalimat bersilat lidah kalau-kalau gadis itu menolak keras ajakannya.
Nekoma memang selalu krisis manajer sejak Kuroo menginjakkan kaki di klub voli. Akibatnya, sampai dua tahun lalu, persiapan konsumsi menjadi lebih lama karena kekurangan orang. Apalagi member klub voli juga lebih banyak dari tahun yang sebelumnya. Jadi Nekomata-sensei mencari orang yang mampu membantu pekerjaan para manajer.
K--Aii : ...ini apaan? 😭😭
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro