6
Bokuto Koutarou—Dia yang selalu percaya diri
"Waaahhh ramai sekali ya!" Pekikan Suzuna--teman sekelas [Name] dijawab dengan anggukan.
"Ah, ini pertama kalinya kau menonton pertandingan voli ya?" Tanya [Name]. Suzuna mengangangguk.
"Aku ingin melihat seberapa hebatnya klub voli kita," kata gadis berambut pirang itu.
Mereka mencari tempat duduk tepat di depan dinding pembatas. [Name] membuka tasnya, mengambil sebuah kamera DSLR. Kemudian mengarahkan lensanya ke arah Bokuto dan rekan setimnya. Jari sang gadis menekan shutter beberapa kali. Suzuna yang melihatnya mengerutkan keningnya heran.
"Kenapa tidak Bokuto-san saja?"
"Ini untuk dokumentasi. Aku diminta untuk memfoto jalannya pertandingan. Yah, sebenarnya sih beberapa anggota voli ingin memiliki foto mereka saat dilapangan," kata [Name] dengan senyum tipis.
"Mereka tampak gugup," kata Suzuna. Melihat beberapa anak kelas satu yang berwajah pucat.
"Tenang saja, Fukurodani itu kuat," kata [Name].
"Sepertinya begitu. Ah, sudah dimulai,"
Pertandingan diawali dengan serve dari pihak lawan. Kemudian di-receive dengan manis oleh Konoha. Bola mengarah ke Akaashi. Kemudian di toss pada Bokuto. Pemuda berambut dwiwarna itu memukul bola ke arah telapak tangan blocker dihadapannya. Bola voli melambung kembali ke arah wilayah Fukurodani.
Sang libero—Komi Haruki melakukan receive, dilanjutkan oleh passing dari Sarukui. Bola melambung ke arah Akaashi. Pemuda bernetra gunmetal blue itu melakukan two attack dan bola jatuh memantul pada lantai lapangan. Sorak sorai pendukung Fukurodani Gakuen memenuhi ruangan.
"Hebat,"
Mendengar perkataan Suzuna, [Name] hanya bisa membalasnya dengan senyuman. Karena yang tertangkap jelas oleh netra coklatnya bukan poin pertama yang berhasil dicetak Fukurodani. Melainkan ekspresi lesu sang Bokuto Koutarou.
Dan beberapa saat kemudian, perasaan tak enaknya menjadi kenyataan. Bokuto tampak tidak fokus dengan permainannya. Meskipun para pemain setimnya mampu menutupi keadaan itu. Sedikit-banyak, gadis bernetra coklat itu tahu penyebab penurunan mood yang dialami teman masa kecilnya.
"Apa Bokuto-san sedang tidak dalam kondisi prima ya?" Gumaman Suzuna setelah mendengar ucapan komentator membuat [Name] tersenyum maklum.
"Kurasa karena ini adalah lapangan cabang," jawab gadis itu.
Suzuna menoleh ke arah [Name]. Mengangkat sebelah alisnya dengan raut tak mengerti. Sedangkan [Name] masih sibuk tersenyum melihat Akaashi yang mulai berbicara dengan Bokuto.
"Lapangan cabang memiliki ukuran yang lebih kecil. Jumlah penontonnya juga lebih sedikit daripada di lapangan utama,"
Suzuna mengerjap pelan. Tidak mengerti dengan penjelasan gadis berambut coklat yang duduk di sebelahnya.
"Sebentar lagi Kou-chan pasti segera memukul bolanya sekeras yang ia bisa,"
"Kenapa? Apa hubungannya mencetak angka dengan jumlah penonton dan ukuran lapangan?"
[Name] mengarahkan kameranya kembali pada lapangan. Tangannya bersiap menekan shutter-nya, dengan senyum tipis yang menghiasi wajah.
"Biasanya orang akan merasa takut atau gugup saat melakukan pertandingan. Sehingga mereka tidak bisa mengeluarkan kekuatan maksimalnya. Apalagi akan ada banyak pasang mata yang mengawasi,"
Gadis itu menjeda kalimatnya. Kemudian menoleh ke arah Hinata yang sedang mengangkat t-shirt biru bertuliskan 'Jalan Seorang Ace'. Sesaat kemudian, Akaashi menunjuk tepat ke arah middle blocker berambut orange dari Karasuno.
"Oh, Bokuto-san juga bisa merasa gugup ya?" [Name] menjawabnya dengan gelengan.
"Kou-chan suka menjadi pusat perhatian. Semakin banyak orang yang menontonnya, semakin banyak suara yang meneriakkan namanya, maka rasa percaya dirinya akan semakin tinggi,"
Lensa kamera diputar guna mencari fokus gambar terbaik. Kameranya mengarah tepat ke arah Bokuto. Besiap-siap mengikuti gerakan sang pemuda yang akan melompat melakukan smash.
"Dan ketika seluruh rasa percaya dirinya bangkit, saat itulah..."
Ckrek
"WUOOOHHH!!"
"HEBAT!"
"BOKUTO-SAAANNN!!"
[Name] mengamati foto yang diambilnya. Foto seorang Bokuto Koutarou yang sedang memukul bola sekuat tenaga ke arah wilayah lawan dengan posisi tubuh melayang di udara.
"...Kou-chan akan mengeluarkan seluruh kekuatan yang dimilikinya dan menjadi ace Fukurodani yang paling bisa diandalkan," sambung gadis berambut coklat itu.
Suzuna mengamati Bokuto dengan ekspresi terkejut. Apalagi saat gadis itu mendengar teriakan bersemangat ala kapten voli sekolahnya tersebut. Gadis itu menunjukkan senyuman ke arah [Name].
"Aku tidak pernah tahu apa yang ada dipikiran Bokuto-san," katanya.
"Begitukah?" [Name] mengarahkan kameranya pada Konoha.
"Iya. Bagaimana bisa kau menebak isi pikirannya?" Mendengar itu, [Name] tertawa pelan.
"Mungkin karena aku sudah lama berada di sisinya?"
K--Aii : NGGAK ADA IDEEE (TAT) UDAH BERAPA LAMA AKU NGGAK UPDATE?!
oh iya sebelum ada yang nanya, drabbles ini nggak terikat satu sama lain. Jadi alur waktunya bisa maju atau mundur.
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro