Chapter 01. Awal bertemu kembaran Tachibana
Title: I Hate You, I Love You
Author: Ika Rahmawati
Pair: RinLen /Lenku
Genre: Romance, misteri, gore and fantasy
Disclamir: Vocaloid (c) Cyprton future media, Yamaha Corportion
.
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
Request: kepada teman-temanku diFacebook. Meminta membuat ini semoga suka cerita ini ^^
Salah satunya temanku di facebook : HansaNabila_ akhirnya aku bisa balas dendamku eh!! Maksudku kita x3 #digampar
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
Aku melihatnya lagi...
Pemuda yang kucintai, menyukai sahabatku sendiri.. dan sahabatku yang sudah ku anggap saudaraku menusukku dari belakang.. saat aku ingin memberinya kejutan..
Aku melihatnya..
Mereka berciuman mesra..
Aku menatap mereka dari pintu sedikit terbuka..
Kenapa..!!
Kenapa Len berselingkuh dariku..
Dan kau Miku tega sekali dirimu menusukku dari belakang..
Aku benci kalian berdua...
Sampai aku bertemu kedua dua orang itu..!!
Aku tidak tau dari mana mereka muncul, mengatakan bahwa mereka akan membalas perbuatan orang-orang yang berani melukaiku.. ku pikir itu cuman hanya canda saja.. namun-..
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
Blaaarrr!!!
Hujan turun dengan derasnya, terlihat seorang gadis bersurai pirang menebus hujan dengan berlari tak tentu arah. Air mata turun dengan deras membasahi pipinya yang lembut..
"Hiks.."tangis suara dari gadis bersurai pirang memaki pita putih itu, menangis dalam larinya. "Mengapa.."isak gadis itu tengah larinya
Sampai kaki mungilnya tersandung, membuatnya roboh di tanah basah dengan tubuh di guyur oleh oleh hujan.
"Kenapa.. hiks.. Len.. Miku.."isaknya terduduk di tepi jalan, mengabaikan orang-orang yang menatapnya. "Kenapa.. kalian tega.. berbuat begitu padaku.."tangisku
"Apa salahku.. hiks.. kepada kalian.."ucapnya dengan nada bergetar
"Kalian tegaaa..."lirihnya
"Aku benci kalian.."
"Aku benci.. hiks.."
"KENAPAA.. PADAHAL.. KAU RELA AKU BERPACARAAN DENGANNYA!! HIKS!! TAPI MEMGAPA.. KAU BERCIUMAN DENGANNYA!!.."teriaknya pilu.
"AKU BENCI KALIAN BERDUA.."lanjutnya
Sraack!!!
"Hiks.."gadis itu terus menangis mengabaikan tubuhnya terguyur oleh hujan terasa dingin, sampai air hujan tidak lagi menghujaninya. Membuatnya menengok kearah atas dan melihat sebuah payung berwarna oren melindungi kepalanya.
"Ano.. apa kamu baik-baik saja.."tanya suara lembut yang ia yakin suara perempuan, membuatnya mengadah ke atas melihat suliet wajah yang tertutupi rambut biru laut yang tergerai menatapnya khawatir. "... Siapa?"tanyanya balik yang entah membuatnya terhuyung-huyung, bahkan dirinya tidak merasakan tubuhnya lagi dengan cepat perempuan asing itu menyangga tubuhnya mulai mendingin karena terlalu lama saat hujan turun
"Aku.."jawab perempuan itu menuduk kepala nya bahkan dirinya tidak bisa melihat warna mata perempuan itu yang terhalang oleh rambut biru lautnya.
Seketika dirinya memenjamkan mata saat, pandangannya mulai kabur ia melihat gadis itu menyeringai padannya bukan seringai iblis melainkan sesuatu yang lain.
Senyuman familir...
Dulu dirinya pernah melihat senyuman itu..
Dimana..
Dan semua menjadi gelap..
Perempuan itu menyangga tubuh gadis berambut pirang sebahu itu memeluknya dengan lembut, senyuman seringai itu masih terpasang dibibirnya. "Akhirnya.. aku menemukan anda.."bisik perempuan itu dengan lembut, berbisik lembut mengucapkan kata-kata lembut pada gadis yang kini berada di pelukannya. "Rin-sama.."lanjutnya
"Saya akan melindungi anda dari mereka berdua.."janji perempuan itu
Seringainya iblis muncul di bibir gadis berambut biru laut itu, lalu tertawa sambil mengendong tubuh gadis berambut pirang tak sadarkan diri. "Nee.. waktunya bermain.. ne Kuro."lanjutnya pelan dengan berjalan tengah kabut yang muncul tiba-tiba.
"Khu... khu.. khu.. ini pasti menyenakaan..!!"tawa perempuan itu.
Blraaaa...
Petir menyambar di kediamana Hatsune dimana ada dua berbeda gender.
"Len, bagimana dengan Rin-chan.."tanya gadis Miku pada pemuda berambut pirang di depannya. "Aku akan membicarakan ini padannya."jawab Pemuda pirang itu.
"Ku harap dia tidak marah saat apa yang telah terjadi.."balas gadis berambut tosca
Pemuda berambut pirang itu menuduk kepala, apa yang telah ia lakukan pada kekasihnya itu yang kemungkinan membenci dirinya dan juga sahabatnya. 'Maafkan aku.. Rin-chan.'batin pemuda pirang itu dengan penuh sesal
"Kuharap dia mengerti.."lanjut Pemuda pirang itu mengelus pelan rambut tosca itu.
Gadis berambut tosca itu mengangguk pelan lalu menyandarkan kepalanya pada bahu. Pemuda pirang itu yang merupahkan orang ia cintai. 'Baguslah.. jika gadis itu tau maka Len-kun akan menjadi milikku'batin gadis itu dengan jahat.
"Sebaiknya aku hubungi dia.."kata Pemuda pirang itu mengambil ponselnya, gadis berambut tosca itu mengangguk pelan.
Pemuda pirang itu mengetik berapa nomor dan mencoba menghubungi gadis berambut pirang yang sama sepertinya.
Tuut..
"...."
Tidak di angkat..
Pemuda itu kembali mencoba menghubunginya.
"Apa tidak di angkat.."tanya Gadis berambut tosca itu, pemuda itu mengeleng pelan. "Aku akan menghubunginya lagi.."lanjut pemuda pirang itu.
Tuuuut!!..
"Hallo.."kata pemuda itu saat terhubung.
'Halo, ini siapa ya..'tanya suara dari serbang sana
Pemuda itu mengeryit alisnya mendengar suara laki-laki di ponsel kekasihnya itu, membuat gadis berambut tosca itu menatapnya tanya. "Siapa.. Rin kah!"tanya gadis itu
Pemuda berambut pirang itu mengeleng pelan. "Bukan.."jawab pemuda pirang itu
"Lalu.."lanjut gadis itu.
"Akan ku tanyakan.."balas Pemuda itu kembali mengangkat ponselnya dan berbicara. "Halo, apa ini dengan Rin Kagamine.."tanya Pemuda itu pada suara itu.
'Ya, siapa ya..'jawab suara itu
"Maaf dengan siapa aku dengan berbicara.."tanya Pemuda itu dengan ragu kalau kekasihnya tau apa yang ia lakukan.
'...' laki-laki itu terdiam sebentar
"Halo..."lanjut pemuda pirang itu.
'Ah, maaf.. aku kakak sepupunya.. dengan siapa aku berbicara maaf.'tanya laki-laki itu
"Aku kekasihnya Rin, apa Rin ada.."tanya Pemuda itu dengan ragu
'Rin.., Ah!! Dia ada..'jawab laki-laki itu membuat pemuda pirang itu menghelang nafas lega lalu menatap gadis disebelahnya yang menatapnya berbinar.
"Benarkah..."tanya Pemuda itu memastikan.
'Ya, Rin-chan sedang bertemu dengan teman lama nya.. dan ia sedang tertawa bahagia..'jawab laki-laki itu terkesan menekan kata 'bahagia'
"Begitu ya, tolong titip salamku untuknya.. kalau aku menelpon.."pinta Pemuda itu pada kakak sepupu kekasihnya itu.
'Baik akan ku sampaikan..'balas laki-laki itu.
Tuuuuut!!!..
Percakapan itu berakhir.
"Bagimana.."tanya gadis berambut tosca itu sambil mengelyut manja di lengan pemuda pirang. "Dia ada dirumah.. kata nya bersama teman-teman lamanya."jawab Pemuda itu sambil tersenyum lembut pada gadis tosca itu. "Tapi setauku Rin-chan tidak memiliki banyak teman setauku.."jawab gadis itu
"Lupahkan saja itu bagimana kalau kita makan Len-kun.."lanjut gadis itu pada pemuda itu. "Baiklah ayo.."sambung pemuda itu.
.
.
Gadis berambut pirang itu membuka matanya, perlahan dari bulu mata letik itu terbuka. Samar-samar ia melihat dengan jelas sebuah kamar bergaya eropa tak dikenalinya, mengapa dirinya berada disini bukannya dia pingsan dan.
"D-dimana aku..!"tanya Gadis bernama Kagamine Rin itu dengan bingung, karena dia terbangun ditempat asing.
"Kenapa aku berada disini.."lanjutnya lagi sambil mulai beranjak dari tempat tidur king size yang tampak mewah itu.
Terbuka!!
Pintu itu terbuka lebar memperlihatkan menampilkan sosok pemuda lebih tua darinya, membawa troli yang berisi makanan itu membuat Rin menatapnya takut. "Hime-sama anda sudah sadar.."tanya Pemuda itu padannya.
"Siapa.."kata Rin takut bahkan ia memperat genggamnya pada selimut sultra itu. "Perkenalkan namaku Hibiki Lui, anda bisa memanggil saya Lui! Hime.."jawab Pemuda bersurai kuning pucat itu.
"Ano.. aku ada dimana.."tanya Rin ragu saat melihat pemuda itu, -Lui sedang menuangkan teh dan Lui tersenyum mendengarnya. "Anda berada di mansion Tachibana sekarang.."jawab Lui tenang dan memberikan teh beraroma terapi pada Rin.
"Silahkan di nikmati, Hime-sama.."lanjut Lui lagi
"T-terima kasih.."jawab Rin mencoba meminum teh yang diberikan Lui Hibiki padannya, dan pemuda itu tersenyum hangat padannya. "Sama-sama.."jawab Lui tulus.
"Rupannya kamu sudah sadar ya, gadis imutku.."kata seseorang membuat Rin cepat menoleh kearah suara itu, dan Lui tersenyum melihat majikannya itu.
"Selamat malam, Hikkari-sama.."ucap Lui sambil membungkuk hormat pada sosok bersurai cokalat panjang yang diikat itu, membuat Rin membelalak matannya terkejut. "Selamat malam untukmu, Lui-nii.."balas sosok itu mendekati mereka, ah tempatnya gadis bersurai pirang yang mematung melihatnya.
"Kalau begitu, saya pamit Hikkari-sama, Hime-sama."kata Lui mohon undur diri dari kamar tersebut. "Terima kasih untuh tehnya, Lui-nii.."ucap gadis berambut cokalat pada Lui.
"Haik.."jawab Lui
"Bisakah tolong panggilkan kakak kembarku.."pinta gadis itu dengan lembut
Lui mengangguk sebelum pergi meninggalkan kamar gadis berambut pirang itu yang kini menatapnya berkaca-kaca, Gadis berambut cokalat itu tersenyum lembut sebelum membuka kedua tangannya.
"Hiks...!!"isakan terdengar kembali
".... Hikkari-chan"lanjut Rin menghambur kedalam pelukan gadis berambut cokalat itu, membuat gadis bernama Hikkari kehilangan keseimbangannya membuat kedua nya terjatuh ke karpet berbulu.
"Hm.. kenapa menangis rindu padakku ya" ledek gadis berambut cokalat itu, sambil memeluk Rin lembut sementara Rin menangis tersedu-sedu didadannya.
"Hikkari-chan.. Baka!! Kemana aja berapa tahun ini.. Hiks!!"tanya Rin pelan
"Maaf.. aku berada di luar negeri selama ini.."jawab Gadis bernama Hikkari itu dengan sedih
"Hiks.. tapi mengapa seharusnya kamu menghubungi lewat pesan kan.."lanjut Rin padannya.
"Rinny, kan sudah milik Len-kun jadi aku tidak perlu khawatir bukan di tambah Hatsune-san juga sahabatmu ada untuk menjagamu.."balas Hikkari padannya
Mendengar kedua nama orang itu membuat Rin terdiam menuduk, membuat Hikkari bertanya mengapa sahabat manisnya kini mendadak diam. Ya, walau gadis bermarga Tachibana itu sudah tau semua nya.
"Apa terjadi sesuatu saat aku tidak ada..?"tanya Hikkari hati-hati
Rin mengangguk pelan lalu memeluk Hikkari pelan. "Baiklah, jika mereka membuatmu terluka akan ku pastikan kepala mereka akan ku tebas.."lanjut Hikkari pelan membuat Rin mendengarnya terbelalak kaget, sahabat masa kecil ini memiliki sifat sadis jika menyakut dirinya.
"A-aku tidak bertengkar dengan Len-kun maupun Miku-chan.."ucap Rin berbohong
"Benarkah itu.."balas Hikkari padannya lalu melepaskan pelukan mereka, dan menatap Rin kini menuduk pelan. "Iya.. aku sedang tidak ingin bertemu mereka."lanjut Rin
"Bohong.."ucap Hikkari
"Hikkari-chan.."kata Rin
"Rin-chan berbohong padaku..."lanjut Hikkari
"Hikkari-chan.. a-aku."ujar Rin menuduk kepalanya. "Rin-chan berbohong padaku, karena aku tidak ingin tau kan.."tebak Hikkari padannya.
Rin mengangguk lesu, Hikkari menghelang nafas pelan lalu menangkup wajah chubby Rin kini memerah karena menangis.
"Kamu tau kita sudah lama kenal, saat kita masih bayi bukan.. jika setiap Rin-chan berbohong padaku.."jeda Hikkari pelan lalu menyentil lembut dahi Rin. "Tidak ingin menatap wajahku apa lagi mataku.."lanjut Hikkari sambil terkekeh pelan.
Mata milik Rin kembali berkaca-kaca mendengarnya sahabatnya ini memang tau tentang dirinya sebenarnya, lalu ia terkekeh pelan. "Memang ya, aku tidak bisa berbohong padamu."jawab Rin pelan.
"Karena aku adalah sahabatmu Rin-ku sayang.."goda Hikkari padannya.
"Hikkari-chan berhentilah berkata begitu.."pinta Rin malu saat Hikkari bilang bingung. "Habisnya kamu imut sih.."balas Hikkari nyengir
"Jadi.."tanya Hikkari tiba-tiba
"Apa?"ucap Rin
"Bisakah kamu ceritakan apa yang terjadi.."
"..."
"Baiklah aku tidak akan memaksamu.."
Hikkari mulai meranjak dari tempat duduknya, namun lengan bajunynya ditarik oleh Rin, membuatnya menatapnya tanya.
"Ada apa?"tanya Hikkari
"Akan ku ceritakan semua nya, tapi Hikkari-chan janji jangan sakiti mereka berdua."pinta Rin memelas pada sahabat masa kecil. "Aku tidak bisa memengang janjiku, jika kamu tidak mengatakan sesungguhnya padaku.."balas Hikkari
"Akan kuceritakan tapi, kumohon padamu jangan sakiti mereka."mohon Rin pada Hikkari.
"Baiklah tidak akan ku apa-apakan mereka."balas Hikkari
"Janji.."lanjut Rin
"Ya, Aku berjanji pada gadisku yang imut.."
Skip Time
"Jadi begitu.."ucap Hikkari mendengar cerita Rin kini menangis kembali.
"Hiks.. memangnya aku ada salah sehingga Miku-chan berbuat begitu.."isak Rin pelan
"Kamu tidak salah Rinny.."balas Hikkari padannya
"Tapi mengapa mereka tega berciuman saat aku tidak ada.. hiks"lirih Rin
"Aku tidak tau tentang itu."jawab Hikkari
"Lebih baik kamu putus saja dari Len."jawab seseorang membuat kedua orang gadis itu menoleh dan menemukan seseorang yang mirip dengan Hikkari bermata cokalat, tengah bersandar di pintu.
"Asuka-kun.."lirih Rin melihat kakak kembar Hikkari.
"Nii-san bicara apa sih.."gerutu Hikkari sambil melempar buku tebal pada kakak kembarnya.
Braaak!!!
Buku itu jatuh saat Pemuda berambut cokalat menghindarinya, lalu berjalan menuju kedua gadis itu dan mendekati Rin pelan lalu menatapnya datar. "Pemuda seperti dirinya tidak pantas mendapatkanmu yang lebih baik dari sih negi itu."balas Pemuda itu dingin lalu memandang Rin kini melembut.
"Karena Rin-chan lebih baik darinya.."lanjutnya lalu menatap adik kembarnya. "Ya kan, Hikkari-chan.."sambungnya
"Eh!! Iya.. tapi apa maksudmu Nii-san si negi itu kamu kenal Hatsune-san."tanya Hikkari tiba-tiba
"T-tapi aku takut memutuskannya."jawab Rin padannya
Pemuda berambut cokalat bernama Asuka Tachibana itu menghelang nafas lalu menatapnya lembut."Kamu pasti bisa, aku akan membantumu nanti."balas Asuka padannya
Rin mengangguk pelan.
"Nii-san pasti ada rencana nih.."celetuk Hikkari polos.
"Tau saja.."jawab Asuka tersenyum iblis membuat Rin bersembuyi di belakang Hikkari, karena melihat aura di pancarkan kakak kembar Hikkari.
"Nii-san kamu membuat Rin-chan takut."tegur Hikkari pada Asuka.
"Ouh maafkan aku membuatmu takut Rin-chan.."sesal Asuka padanya.
"T-tidak apa-apa.."balas Rin terbata-bata
"Ouh iya soal ucapan tadi.."jeda Asuka pada Hikkari lalu berbisik di telinga adiknya itu.
'Hatsune Miku mantan kekasihku..!!'
"Jadi begitu rupannya."jawab Hikkari padannya melihat kakak kembarnya meranjak keluar kamar.
"Asuka-kun membisikan apa.."tanya Rin polos
"I-itu.."jawab Hikkari kebingungan.
"Ouh itu.. aku minta kerpik kentang yang ada didapur bolehkan."balas Asuka
"B-boleh ambil saja.. tapi sisakan untukku ya."ucap Hikkari padanya
"Eh!!"beo Rin bingung melihat tingkah saudara kembar Tachibana itu.
"Lupahkan itu, Ah!! Rin-chan kami akan sekolah di tempatmu."ucapan Asuka tiba-tiba membuat Rin membulatkan mata nya.
"Ehhhhh!!!.."jerit Rin tiba-tiba
"Asik akhirnya kita bisa sekolah bareng.."pekik Hikkari sambil memeluk Rin senang.
Asuka maupun Hikkari menuduk kepalanya menyembuyikan mata mereka berwarna oren dengan iris kucing, Hikkari yang memeluk Rin dan Asuka yang membelakangi mereka.
'Oyaa.. oyaa.. waktunya bermain..'batin Asuka tersenyum jahat
'Khu... khu.. khu.. aku akan membalasmu.. Len-kun dan Hatsune-san..'batin Hikkari dengan senyuman iblisnya.
Sementara Lui tersenyum dibalik tembok tak jauh dari mereka.
"Selamat bersenang-senang, Asuka-sama dan Hikkari-sama.."bisik Lui pelan.
.
.
.
Ke esokannya / Sekolah / kelas
Rin berangkat sekolah seorang diri biasannya bersama sahabatnya, namun karena ia ingin menghindari mereka untuk berapa saat. Ia menahan senyuman karena sahabat lama ny Sekolah a akan bersekolah bersama dengannya membuatnya senang saat ini.
"...Rin-chan."suara amat dikenalnya sekaligus orang yang ia hindari kini berlari kearahnya. "O-Ohayou, Miku-chan.."balas Rin gugup.
"Ohayou mo.. tumben kamu berangkat sendiri, tumben ngk bersama dengan Len."tanya Miku dengan nada basa-basi
"Ah, itu aku hanya ingin berangkat sendiri karena ada seseorang yang akan datang."jawab Rin pelan menahan senyuman karena sahabatnya datang.
"Eh!! Siapa apa aku mengenalinya."tanya Miku penasaran.
"Etto.. aku tidak tau.."jawab Rin
"Ohayoou.. Rin-chan, Miku-san."sapa Pemuda berambut pirang berlari kearah mereka sementara Rin membatu melihat kekasihnya itu lalu menatap sahabatnya kini tersenyum melihat pemuda itu.
'Kamu harus putus dari Len.'ucapan Asuka padannya karena tidak ingin melihatnya sedih.
'Kalau mereka berani melukaimu akan ku pegal kepala mereka..'ucapan Hikkari padannya yang slalu melindunginya.
"Ohayou.. Len-kun!"sapa Rin pelan membuat pemuda itu tersenyum lembut lalu mengelus rambutnya, membuat gadis berambut tosca memandangnya iri.
"Ohayou juga Len-san.."balas Miku pada pemuda itu membalasnya mengangguk pelan.
"Oh iya.. Rin-chan kemarin kamu kemana.."tanya Miku tiba tiba
Rin mendengarnya tersentak ngk mungkinkan dia bilang melihat mereka berciuman, sungguh membuatnya sedih dan kecewa. (Ika_nee: apa lagi aku Rin-chan..)
"Aku ada urusan bersama temanku kemarin, dia mengajak kerumahnya.."jawab Rin bohong karena ia berlari saat melihat kejadian 'itu' dan ia ditolong oleh suruhan sahabatnya. "Ah aku juga menelpon dan yang mengangkat kakakmu.."balas pemuda itu bernama Len Kagamine itu.
"Hahaha!! Aku lupa karena ponselku di pinjam Rinto-nii karena dibilang mau main game di ponselku.."bohong Rin lagi karena ponsel miliknya memang mati, namun soal yang menelpon kekasihnya bukan kakaknya. Tapi siapa. 'Akan ku tanyakan ini, pada Hikkari-chan nanti.'batin Rin
"Jadi begitu.."balas Len padanya
Rin mengangguk pelan namun sebuah teriakan menyandarkan mereka, terlebih Rin yang kaget saat melihat seorang gadis berambut hitam memakai pita putih bermata gold berlari kearahnya.
Tunggu..!!
Dia mengenalinya..
Kenapa Hikkari mengecat rambutnya dan apa-apaan lensa mata itu.
"Rinny-chaan.. anakku yang imuttt.."pekik gadis itu
"Dia siapa..?"tanya Len bingung melihat gadis itu berteriak
"Aku tidak tau.."jawab Miku melihat gadis itu
Gadis berambut hitam itu segera memeluk Rin, membuat kedua gadis itu terjatuh dan untungnya tidak membuat Rin terluka.
"Rin-chan apa kamu baik-baik saja.."tanya Len cemas melihat kekasihnya dipeluk oleh gadis asing ia tak kenal. "Aku baik-baik saja.."jawab Rin
"Hei... kamu meluk orang atau apa sih!?"gerutu Miku pada gadis itu.
"Ya peluk orang lah, emang kamu siapa nya Rinny.."balas Gadis itu dengan ketus membantu Rin berdiri. "Terima kasih.."ucap Rin padannya, gadis itu mengangguk pelan.
"Aku temannya.. kau siapa ya Rin-chan.."balas Miku dengan sinis
Gadis itu tersenyum menyeringai lalu memperkenalkan dirinya. "Perkenalkan namaku, Kagene Rui
Aku adalah sahabat 'masa kecilnya' Rinny."ucap Gadis itu yang bernama Rui
"Kau temannya Rin-chan.."kata Miku dengan terkejut melihat gadis yang merupahkan sahabat dari 'temennya'
"Ya, tentu saja.. "balas Rui lalu mengelyut tangan pada tangan Rin. "Rinny-chan tega sekali kamu meninggalkanku dirumah kemarin."ucap Rui dengan sedih membuat Rin memasang wajah gagal.
'Apa-apaan dia ini'pikir Rin
"Habisnya kamu tidur, Hikkari-chan.."jawab Rin membuat Rui cemberut. "Rui.. namaku Rui, Rin-chan.."seru Rui tidak terima
"Iya-iya namamu Rui.."balas Rin pasrah
Lalu menatap mereka yang tampak asing walau Rui tau siapa mereka. "Mereka siapa, pacaraan kah.."ucap Rui sedikit menyendiri.
"Rui-chan.."tegur Rin pada gadis berambut hitam itu.
"Aku bukan pacarnya Len-san tapi Rin-chan.."balas Miku yang mendapatkan bawa gadis bernama Rui tidak menyukainya.
"Ya, aku pacarnya Rin-chan.."sambung Len padannya.
"Ouh!! Pacarnya Rin-chan.. padahal aku mau jodohin kamu sama kakak kembarku loh."celetuk Rui tiba-tiba
Membuat mata Len mengelap mendengar ucapan gadis merupahkan sahabat masa kecil dari kekasihnya itu.
'Tak ku biarkan orang itu merebut Rin-chan dariku.'batin Len tidak terima
'Bagus deh jika, si Sialan itu menerima perjodohan dari gadis bernama Rui maka Len-kun akan menjadi milikku..'batin Miku
"Uhhh!! Mana mungkin dia menyukaiku.. orangnya serem -^-" seru Rin
"Jadi kamu mengataiku kakak kembarku seram tegannya TwT.."balas Rui
"Jadi nama kalian siapa..?"tanya Rui padanya
"Namaku Len Kagamine dan gadis tosca ini Hatsune Miku.."jawab Len sambil memperkenalkan Miku pada Rui.
"Salam kenal untuk kalian berdua."seru Rui datar
"Rui-chan.. kakak kembarmu mana?"tanya Rin tidak melihat pemuda bernama Asuka Tachibana itu yang slalu menempel padanya itu.
Rui mengangkat bahunya acuh. "Dia sudah berangkat, mungkin ada dalam perjalanan."jawab Rui lembut lalu mengandeng tangan Rin lembut.
"Kalau kamu benaran pacarnya anakku, jangan sampai kamu membuat Rin-chan menangis atau.. pilih hidupmu akan kuhancurkan."ancam Rui dengan nada dingin membuat kedua orang itu tersentak mendengarnya.
"Rui-chan kamu menakuti mereka."kata Rin yang tidak enak pada kedua orang itu yang membuatnya sakit hati.
"Biarin saja.. asal kamu tau, Kamu lebih baik dari orang itu."seru Rui lagi
"Rui-chaan ><" balas Rin
Len maupun Miku terdiam mendengarnya kenapa tatapan gadis bernama Rui Kagene, membuat kedua nya merinding terlebih aura yang dipancarkan gadis itu sungguh mengerikan. "Eh!! Aku mengatakan sesuatu yang tidak jelas.. maafkan aku ya."kata Rui sambil membungkuk pada keduaanya.
"Tidak apa-apa kok, tidak masalah.."balas Len padannya
"Tentu saja.."balas Miku cuek.
"Ok!!"ucap Rui lalu menarik lembut tangan Rin. "Antarkan aku keruangan kepala sekolah ya.. dan ku harap kita sekelas lagi."seru Rui dengan senang.
"Ku harap kamu ngk neror atau menjaili orang lagi.."ucap Rin yang berjalan menuju kedalam gedung diikuti Rui, dan Miku Len.
"Aku ngk janji untuk melakukan itu, tapi menyenakan loh menjaili mereka."balas Rui padannya.
"Memangnya kamu suka jail pada orang."tanya Len padannya.
Rui mengangguk pelan lalu berbisik pelan hanya bisa didengar oleh Len saja, (oh iya Rui sudah melepaskan tangannya dari Rin)
'Aku suka menoror orang-orang yang suka selingkuh, apa lagi yang menyakut Rin-chan..'bisik Rui pada Len.
"Apa?"kata Len terkejut melihat gadis itu menyeritakan tutup mulut.
"Ada apa?"tanya Miku heran melihat orang ia dicintainya terbelalak kaget.
"Tidak ada cuman kekasih Rin-chan sangat tampan mau menikah denganku.."ucap Rui watados
Mata milik Miku melebar saat mendengar ucapan murid baru itu, berani sekali gadis itu mau melamar Len kesayangannya. Dia sudah berusaha keras merebut Len dari Rin sekarang muncul gadis ini.
"Rui-chan sudah punya tunangan.."ucap Rin pokerpace melihat ucapan Rui tadi.
"Hehehe.. tapi pacarmu itu shota dan ikemen aku suka.."celetuk Rui
"Aku tidak Shota tau.."balas Len tidak terima
"Maa.. maa.. aku tau itu, lagi pula tunanganku juga shota."saut Rui polos
"Dia malah membanggakannya.."ucap Miku
"Sudah-sudah ayoo kita ke kepala sekolah, sebelum aku di teror kakak kembarmu itu Hiee.."
.
Skip Time/ pelajaran pertama /
Rin memandang aneh sepasang anak kembar di depan kelas, pemuda bersurai cokalat bermata cokalat itu kini berambut hitam sama dengan sahabatnya itu.
"Ayoo perkenalkan nama kalian.."kata Hiyama sensei pada kedua anak itu
Kedua anak kembar itu mengangguk.
"Kagene Rui salam kenal, semuannya!!"sapa gadis berambut hitam bermata gold dengan senyuman manis kepada pada semua murid disana.
"Dia cantiknya.."
"Manisnya.."
"Kagene Rui, dan tolong hentikan tatapan kalian pada adik kembarku.."ucap pemuda berambut hitam dengan bermata gold dengan datar.
Kriiikkk..!!!
"Maa.. apa kalian memiliki pertanyaan.."tanya Hiyama sensei kepada murid-muridnya.
Salah satu gadis mengangkat tangannya.
"Hai, Gumi-chan.."kata Hiyama sensei
"Ano.. kalian berasal dari mana.."tanya gadis bersurai hijau memakai google menatap berbinar itu.
"Kami dari inggris.."jawab Rui dengan senyuman dibibirnya.
"Benarkah, terima kasih.."balas gadis itu
Rui mengangguk pelan.
"Ada yang mau bertanya lagi.."tanya Hiyama sensei
Seorang pemuda berambut merah mengangkat tangannya.
"Ya, Ted-kun.."ucap Hiyama sensei
"Apa adikmu Rui-chan memiliki kekasih."tanya pemuda itu. .
"Sayang sekali dia sudah memiliki tunangan.."balas Rei kalem yang ditanyai malah menuduk lesu
"Baiklah.. kalian bisa melanjutkan percakapan ini setelah istrirahat."balas Hiyama sensei. "Haik.."ucap para murid
"Nah untuk tempat duduk kalian silahkan ketempat yang tersedia."lanjut Hiyama sensei
Rei dan Rui mengangguk pelan lalu berjalan menuju kebangku mereka.
"Apa disini kosong."tanya Rei datar pada Rin yang menatapnya gugup.
'Asuka-nii menyeramkan..'batin Rin
"I-Iya silahkan duduk.."jawab Rin padannya. "Terima kasih, Rin-chan.."balas Rei dengan senyuman lembut membuat semua gadis terpesona melihatnya.
"Nii-chan berhentilah mengodanya.."tegur Rui pelan duduk di sebelah Len memandang Rei kesal. "Memangnya tidak boleh, aku melihat orang ku 'suka' "balas Rei polos
"Rui-san dan Rei-san pelajaran akan dimulai, tolong duduk dibangku kalian."tegur Hiyama-sensei
"Maafkan kami.. Sensei"ucap kedua anak bermarga Kagene itu langsung duduk ditempatnya.
Rei duduk di sebelah Miku sementara, Rei duduk disebelah antara Len sama Rin hanya empat baris.
Rei membuka bukunya tidak perdulikan tatapan kedua orang yang berani menyakiti , orang ia sayangi karena Rin-chan sudah dianggap adik olehnya. "Apa?"tanya Rei dingin saat gadis berambut tosca itu menatapnya. "T-Tidak ada.."balas Miku yang ketauan menatapnya.
"Lihat kedepan jangan menatapku.."tegur Rei datar melirik Miku dingin.
"M-maaf.."ucap Miku kembali menatap papan tulis.
.
.
/Skip Time - Waktu Istrirahat/
"Huwaaaa... pelajaran tadi membosankan.."gerutu Rui sambil menaruh kepalanya dimeja, Rin memutarkan tubuhnya dan menepuk kepala sahabatnya pelan. "Kamu yang aneh bisa mengerjakannya tapi malas menulis dasar."balas Rin padannya.
"Aku memang tidak suka pelajaran itu tau."jawab Rui sewot
"Maa.. terserah apa katamu saja."ucap Rin padanya sambil menghelang nafas pelan.
"Rin-san sangat akrab dengan, Kagene-san ya."kata salah teman Rin berambut biru memakai syal itu. "Iya, apa lagi Kagene-chan kan murid baru."sambung gadis disebelahnya berambut unik seperti bor.
"Hehehe.. itu.."ucap Rin
"Aku dan Rin-chan sudah lama berteman saat kami masih bayi itu sudah wajar."jawab Rui padannya menatap Miku dengan menyeringai. "Waah!! Benarkah.. Rin-san dan Miku-san saja berteman saat kelas 1 Smp."balas Pemuda yang tadi mau dekati Rui namun tidak jadi.
"Uhmm.. aku tau itu karena Rin-chan sudah menceritakan Hatsune-san padaku."jawab Rui sambil tertawa kecil.
"Ne.. kapan-kapan kami akan aja Kagene-san boleh."tanya seorang gadis berambut abu-abu malu-malu kearahnya. "Tentu.. asalkan, Rin-chan di ajak."balas Rui.
"Eh!! Kok akuu.."ujar Rin tidak mengerti.
"Aku tidak mau ikut jika Rin-chan tidak ikut.."balas Rui
"Baiklah kamu boleh ikut juga Rin-san.. dan Miku-san juga boleh kok."balas Gadis berambut bor itu.
"Tentu aku akan ikut.."jawab Miku namun tidak dengan hatinya.
'Ck!! Buat apa sama si sialan itu..'batin Miku menatap Rin benci.
"Baiklah sudah kita putuskan minggu nanti kita pergi."seru semua yang ada disana. .
"Rin-chan duluan saja ya.."kata Rui padannya lalu menengok kakak kembarnya sedang berbicara pada Len.
"Baiklah aku duluannya.."balas Rin padannya lalu berjalan menuju keluar kelas diikuti oleh Rei dan Len.
Dan tinggalah Rui dan Miku berada dikelas.
"Ah, manisnya.."seru Rui mulai meranjak dari sana namun suara Miku menghentikannya.
"Kita perlu bicara.."kata Miku dengan serius.
"Bicarakan apa ya.."tanya Rui padannya.
"Jangan berlagak bodoh sialan.."maki Miku padannya.
"Uhh!!" Rui menaiki alisnya heran lalu tersenyum menyeringai. "Apa kau marah Hatsune-san.."tebak Rui dengan senyuman sinis dibibirnya berjalan menuju Miku yang kesal padannya.
"Kenapa kau melamar Len-san.."tanya Miku tiba-tiba membuat Rui memeringkan kepalanya polos. "Memangnya tidak boleh ya.."kata Rui padannya.
"Tentu saja tidak boleh.."balas Miku marah.
"Kenapa kau menyukainya.."tebak Rui dengan senyuman sinis dibibirnya
"YA.. AKU MENYUKAI LEN-KUNN"teriak Miku padannya
"Hahaha... kenapa Len-san mau menyukai gadis rendahan sepertimu ya, lagi pula Rin-chan kekasihnya."sindir Rui padannya.
"Gadis seperti Rin tidak pantas mendapatkan Len-kun.."ucap Miku dengan nada kebenciaan. "Ouh sungguh.. pantas sekali kau tidak suka melihat orang yang kau suka menjadi milik orang lain.."ucap Rui terus berjalan menuju Miku.
"Gadis itu aku benar-benar membencinya, gayanya sok polos membuatku muak.."ucap Miku dengan wajah jijik
Rui mengeraskan wajahnya melihat gadis yang ia sayangi dihina seperti ini.
"Kenapa Len-kun mau jadian sama si jalang itu, padahal aku lah yang mencintainya lebih dulu."lanjut Miku
Rui hanya diam mendengar berkataan gadis berambut tosca itu, jika gadis ini terus menghina sahabatnya dia pastikan gadis didepannya lenyap sekarang juga.
"LEBIH BAIK DIA LENYAP SAJA!! AKU LEBIH SENANG!! JADI AKU LEBIH BEBAS MENDAPATKAN LEN-KUN??"teriak Miku
Sudah cukup
Breeett!!!
"Kyaaa..."pekik Miku kaget saat gadis berambut hitam itu menarik rambut twital miliknya dengan kasar, kenapa gadis ini tiba-tiba marah padannya dia hanya mengatakan sebenarnya. "Dengarkan aku, B***** kau tidak pantas mengatakan begitu pada Rin-chan.."ucap Rui dengan datar semakin menarik rambut tosca Miku dengan kasar membuat sang gadis meringgis kesakitan. "Lepasskan... rambuutku.."pekik Miku kesakitan
"Lepaskan katamu tidak bisa.. perkataanmu itu sungguh membuatku muak tau."ucap Rui datar menarik Miku dengan keras membuat gadis berambut tosca itu mengikuti Rui.
"Lepasskan.. aku.."teriak Miku meronta pada Rui. "Hahaha!!! Kau tidak akan bisa lepas dariku Hatsune-san.."balas Rui padannya.
Mereka sampai di tangga menuju kebawah, membuat Rui melepaskan cengkramnya.
"Brengsek apa yang kau lakukan padaku."teriak Miku padannya melihat helai rambut rontok karena jambakan Rui tadi.
"Memberimu pelajaran itu saja."jawab Rui tenang
"Sialan kau berani sekali.."bentak Miku yang ingin menampar Rui.
Rui menyeringai iblis membuat Miku terkejut melihat wajah murid baru itu.
"!?"
"Kau harus dihukum karena berani berkata kasar pada sahabatku."ucap Rui padannya.
"A-apa?"kata Miku melihat gadis itu berjalan kearahnya membuat gadis berambut tosca ini mundur seketika, jika dia mundur lagi maka dia akan terjatuh di kebawah. "Ini hukum pertamamu, Hatsune-san."lanjut Rui dengan seringainya mengerikan dibibirnya.
"!???" Miku terkejut saat dengan cepat, gadis berambut hitam itu mendorongnya kebawah membuatnya kehilangan kesimbangannya dan jatuh berguling kebawah. "KYAAAAA...."teriak Miku saat tubuhnya terjatuh dan berguling kebawah membuatnya terluka menatap Rui horror saat dirinya sudah berada dibawah sana.
Tubuh Miku terluka dengan kaki terkilir dan dahi berdarah. "Hahaha.. bagimana.. sakit ya."kata Rui berjalan kebawah membuat Miku menatapnya horror, membuatnya bergerakan tubuhnya terluka mengakibatkan jejak darah.
"Ini balasan jika dirimu berani menyakiti sahabatku."kata Rui padannya.
"J-jangan.."ucap Miku ketakutan saat Rui gencar ingin menyakitinya, ia tau kalau murid baru itu memiliki kelainan.
"Tidak semudah itu, Hatsune-san..."bisik Rui di depan wajah Miku membuat, gadis berambut tosca menatapnya pucat melihat sosok gadis berambut cokalat yang diikat kesamping tengah menatapnya sadis.
".. Hallo Hatsune-san.."ucap Gadis itu dengan suara mengerikan membuat Miku terbelalak kaget saat gadis asing itu memengangi kepalanya dengan kuat membuatnya meronta.
"Terima hadiah keduamu ini.."lanjut Gadis asing itu membenturkan kepala Miku dengan kuat. Membuat gadis berambut tosca ini tidak sadarkan diri sekarang dengan keadaan terluka sana-sini
"Gadis menjijikan.."ucap Gadis asing itu menedang Miku tidak bersalah dengan kuat.
"Khu... khuu.. aku akan menghapus memori tentang kejadian ini, jadi aku tidak akan disalahkan."celetuk gadis itu menarik paksa kepala Miku dan mengunakan kekuatan menghilangkan memori apa yang gadis berambut tosca itu alami barusan.
"Selasai.."
TBC
11 november 2018
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro