Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

❤Oneshoot Story❤

❤❤❤

.

I Found You
Sasusaku oneshoot story
Story by: LIANA2789
.
Genre: Fanfiction
Pairing: Sasusaku
Rate: Teen
.
Happy reading minna-san❤

.

.

.

"Aku mau kita putus."

DEG

Kalimat itu keluar dengan lancar dari bibir pemuda Uchiha itu. Ekspresinya sama sekali tak berubah ketika mengucapkan kalimat itu pada gadis didepannya.

Haruno Sakura, kekasihnya hanya bisa mencelos. Dia hanya bisa terdiam. Setelah ia mendengar jelas perkataan kekasihnya, gadis itu menatap pemuda itu dengan mata berlinang.

"Sa-Sasu.. Kau-"

"Kita berakhir hari ini, Haruno." ucap Sasuke santai.

"Ta-Tapi kenapa Sasu?" tanya Sakura yang sudah berderai air mata.

"Aku bosan padamu."

Bosan. Rasa bosankah yang membuat Sasuke tidak mencintainya lagi? Segampang itukah Sasuke bosan padanya?

Pemuda itu berjalan meninggalkan gadis itu. Langkahnya seakan tiada rasa berat. Mata emarald itu menatap nanar punggung kekasihnya itu yang mulai menjauh.

"Sasuke!!" Sakura berteriak padanya.

Sasuke membalik badannya menghadap Sakura yang masih menangis.

"Aku, aku mencintaimu! Kumohon.. Aku akan berubah demi dirimu, aku akan berubah sesuai keinginanmu!"

"Kumohon, jangan tinggalkan aku.. Hiks, hiks." Sakura jatuh berlutut, namun itu semua tak mengubah wajah dingin Sasuke didepannya.

"Dengar, carilah penggantiku. Kau sudah bukan lagi milikku dan sebaliknya. Aku sudah bosan, dan kau harus menjauhiku. Kita bukanlah sepasang kekasih lagi mulai saat ini, kuingatkan sekali lagi, carilah penggantiku dan jauhi aku." tegas Sasuke.

Sasuke segera meninggalkan tempat itu menggunakan mobilnya. Membiarkan Sakura menangis sendirian disana.

Dia membiarkan seorang gadis sendirian dimalam yang dingin, Sakura kini hanya sendiri dan berteman dengan rasa sakit yang ia dapatkan.

.

.

.

TING TONG

Sasuke mulai membuka kelopak matanya kala telinganya mendengar suara bel pintu apartementnya. Sekilas ia tampak heran, siapa yang mengunjunginya? Dia merasa tak memiliki janji dengan siapapun.

Segera ia bangkit dari sofa tempati dirinya berbaring sejenak tadi. Langkah kakinya bergerak menuju pintu apartmentnya dan membuka pintu itu.

Onyx kelam itu menatap dingin seseorang yang menekan belnya. Seorang gadis dengan helai rambut bak bunga sakura dan mata emeraldnya yang khas kini berdiri dihadapannya.

"Mau apa kau kesini." tanya Sasuke.

"Sasuke-kun, kumohon beri aku kesempatan sekali lagi. Aku akan berubah seperti yang kau inginkan, aku akan berubah agar kau tak bosan padaku tapi kumohon.. Jangan tinggalkan aku.. Kumohon.." Sakura menggenggam erat telapak tangan Sasuke.

Pemuda itu tetap tak bergeming. Dia tak membalas apapun yang dilakukan oleh orang yang telah ia anggap sebagai mantan kekasihnya.

Perlahan Sasuke memutuskan genggaman erat gadis itu. Perlahan pula rasa hangat genggaman gadis itu hilang. "Sasu, kumohon. Aku tidak bisa hidup tanpamu." Sakura tampak memelas dihadapan Sasuke.

"Tidak. Sudah kubilang aku mulai bosan padamu dan perlu kau ingat lagi, sekarang kita bukan lagi sepasang kekasih." tegas Sasuke.

"Sas-"

BRAK

Sebelum Sakura menyelesaikan kalimatnya, Sasuke sudah menutup pintu apartmentnya dengan begitu keras.
Sekali lagi emerald itu hanya bisa menatap nanar pintu didepannya. Dia gagal, dia sudah berusaha sekuat mungkin namun hasilnya tetap sama.

Harus apalagi dia? Dirinya sudah tak bisa lagi membuka hatinya, dihatinya tetap berisi nama pria itu.

Kenapa takdir begitu kejam padanya? Masa manis yang sudah ia alami dengan Sasuke kini berakhir dengan rasa sakit ini.

Harus apa dia sekarang?

.

.

.

Kedua sosok manusia itu kini duduk saling berhadapan disatu meja yang sama. "Ada apa kau memanggilku kemari, Sasuke?" tanya Hinata.

"Jadilah milikku, Hinata" ucap Sasuke.

"Untuk apa? Kau sudah mempunyai Saku-"

"Dia dan aku bukan lagi sepasang kekasih." mata gadis berklan Hyuga itu sontak melebar kaget.

"Apa? Kau putus dengan Sakura?!" tanya Hinata dengan kaget.

"Hn, aku sudah bosan dengannya. Aku kini tertarik padamu." ungkap Sasuke. Mendengar kalimat dibibir pemuda itu membuat Hinata tak percaya.

"Biar kuperjelas, kau memutuskan gadis sebaik Sakura hanya karena bosan?! Dan kau tertarik secara tiba-tiba padaku?! Apa kau gila?!" bentak Hinata.

"Aku sudah tak membutuhkannya." jawab Sasuke santai.

"Setega itukah kau?! Tak kusangka ada pemuda Uchiha yang setega itu pada gadis sebaik Sakura!" Sasuke terdiam.

"Tidakkah kau berpikir? Sakura sudah mencintaimu dengan setulus hatinya, kalian sudah menghabiskan banyak waktu dengan kenangan manis kalian. Dan semua harus berakhir dengan sebuah rasa 'bosan' yang kau alami tanpa kejelasan?! Kau sudah gila!" Hinata membentak Sasuke yang kini terdiam.

"Ingat Sasuke, aku sekarang ini juga sudah memiliki Naruto-kun! Jika dia tau semua ini, dia takkan pernah memaafkanmu!" Sasuke terbelalak kaget. Bagaimana dia bisa melupakan Naruto?!

"Aku tak habis pikir dengamu Sasuke. Apa kurangnya Sakura hingga terlihat membosankan dimatamu?" tanya Hinata dengan suara yang mulai melembut.

Sasuke merenung sejenak. Dia mencoba mencari alasan yang tepat. Tapi tetap saja hasilnya tidak ada.

Sakura seakan tak memiliki cela sedikit pun. Gadis itu terlalu sempurna untuknya. Hati baik dan tulusnya, tubuh sempurna, wajah cantik jelita, sikap anggun dan perhatian, dan juga otak cerdas telah dimiliki gadis itu.

Lalu mengapa dirinya bosan?

Apa alasannya untuk merasa bosan?

Hinata menepuk pelan pundak Sasuke,"Kuharap kau segera sadar sebelum semunya terlambat untukmu." Sasuke hanya menunduk.

"Aku pergi dulu, jika kau sadar tolong cepat kejar kembali Sakura sebelum terlambat." pinta Hinata.

Benarkah? Apakah Sakura adalah orang yang benar-benar ia butuhkan dalam hidupnya?

.

.

.

Kini Sasuke tengah berbaring diatas ranjangnya. Pikirannya melayang pada sang gadis musim seminya.

Dirinya mencari tau tentang apa arti gadis itu dimatanya, tentang seberapa pentingnya gadis itu, dan tentang perasaan apa yang sebenarnya ia rasakan bersama gadis bermata emerald jernih itu.

Kenangan manis yang ia lewati kembali berputar didalam ingatannya. Betapa manisnya kenangan yang mereka habiskan bersama. Banyak pelukan hangat dan juga beribu ciuman romantis yang mereka lakukan, lalu mengapa dirinya bisa merasa bosan pada gadis itu?

Gadis itu tampak seperti dewi. Wajah cantik jelitanya yang begitu bersih dan mulus, mata emerald yang dapat menarik perhatian semua orang, rambut panjang yang sehalus sutra dan berwarna bak bunga kebanggaan jepang, tubuh mapan dan molek yang membuat itu melengkapi semuanya. Apa yang kurang dari gadis itu?

Sifat Sakura begitu baik, dia sangat ramah pada siapapun, begitu perhatian padanya dimana pun dan kapan pun, gadis itu selalu menceriakan hidupnya layaknya sinar mentari. Lalu apa kekurangannya?

Ketulusan hati Sakura membuat gadis itu bisa dengan mudahnya memberikan seluruh hatinya pada Sasuke. Semua perhatian, kasih sayang, dan cinta selalu ia berikan pada Sasuke disetiap waktunya. Setiap hari kata cinta tak pernah Sasuke lewati dari bibir Sakura. Apa yang membuatnya bosan?

Gadis itu sangat mandiri. Dia tak pernah memaksakan kehendaknya, dirinya selalu menuruti semua kemauan Sasuke.

Apa yang kurang? Yang kurang hanyalah Sasuke sendiri.

Dengan begitu dirinya langsung terbangun dan pergi membawa mobmilnya membelah jalanan. Dia sadar saat itu juga, dirinya yang bodoh.

Dan waktunya untuk meminta maaf pada gadisnya sebelum dirinya benar-benar terlambat.

.

.

.

3 bulan kemudian..

Sasuke memandang sendu jalanan kota. Dirinya berulang kali menghela nafas. Dia seakan tak memiliki tenaga untuk berdiri dari kursi kerjanya.

Ia merindukan sosok itu. Gadis dengan senyum manis yang alami, dengan wajah ayu yang cantik jelita disertai mata emerald yang yang mampu menjerat hatinya.

Dia adalah Haruno Sakura. Orang yang terlalu ia cintai sekaligus orang yang mencintai ia dengan teramat sangat.

Hilangnya gadis itu membuat Sasuke frustasi. Kebodohannya lah yang membuat dirinya kehilangan gadis musim semi itu.

Beberapa waktu ini dia lalui tanpa adanya suara merdu yang keluar dari bibir gadis itu, tanpa pelukan hangat yang setiap hari gadis itu lakukan, tanpa melihat kehadiran gadis itu disetiap harinya.

Sasuke akui, ini adalah kesalahannya. Andai saja kata bosan itu tidak pernah ia katakan begitu saja, mungkin Sakuranya masih berada disampingnya saat ini.

Dirinya menyesal membuat gadis itu benar-benar pergi dari hidupnya. Sasuke kini merasa dirinya begitu merindukan gadis itu.

Tangannya masih setia menggenggam sepasang cincin kembar. Ya, sepasang cincin yang sangat berarti baginya. Kedua cincin itu adalah milik Sasuke dan juga Sakura.

Pada 3 bulan lalu dirinya sudah mencari Sakura kedalam apartement gadis itu, namun sayangnya gadis itu dikabarkan sudah pergi dari sana dan hanya meninggalkan cincinnya. Itu semua membuat Sasuke semakin terpukul.

Apalagi Sakura juga meninggalkan sepucuk surat yang tertulis untuk Sasuke. Didalam surat itu tak terlalu banyak kata, hanya kata singkat namun mengandung banyak arti didalamnya. Gadis itu hanya menuliskan kata pendek "Aku selalu mencintaimu" didalam surat itu. Dan hal itu membuat Sasuke semakin menyesal karena kelakuannya.

Setetes air mata kini kembali menetes dari mata onyx itu. Harus apa saat ini? Dirinya sudah tak tahan lagi, dirinya begitu merindukan sosok Sakura yang ada dalam hidupnya.

"Aku merindukanmu, Sakura.. Kembalilah." lirih Sasuke.

"Sasuke." panggil Naruto. "Ini sudah waktunya pulang." ingat Naruto.

Sasuke hanya tetap terdiam. "Hn, kau duluan." ucap Sasuke.

"Sasuke, aku tau kau merindukannya tapi kau tidak bisa seperti ini terus menerus. Kau boleh mencarinya dan aku akan membantu, tapi jangan sampai kau seperti ini." Naruto mulai khawatir pada kondisi Sasuke saat ini. Dia tampak terlihat kurus dan kurang bertenaga.

"Ini kesalahanku dam kau tau itu, Naruto. Aku begitu menyesal ketika aku menyadari kesalahanku." ucap Sasuke jujur.

Melihat ekspresi Sasuke, membuat dirinya ikut bersedih. "Aku tau teme, akan kubantu dirimu untuk bisa menemukannya."

"Arigato, Naruto." Sasuke tersenyum kecil.

BRAK

Seseorang masuk tiba-tiba dan menggebrak pintu itu secara kasar.

"Sasuke! Aku menemukan dia! Aku menemukan Sakura!" teriak Hinata.

DEG

Hati Sasuke berdenyut kencang. Nafasnya seakan tercekat begitu saja. Rasa gembira mulai membuncah didalam hatinya.

Dia telah ditemukan. Dia telah berhasil ditemukan! Dan tak lama lagi dirinya akan bisa bersama dengan gadis itu.

Rasanya benar-benar menjadi gila. Dirinya mulai bergembira namun tidak lama setelah Hinata melanjutkan perkataannya.

"Tenang dulu Sasuke, aku menemukannya dijalan. Dia berusaha bunuh diri dengan menjatuhkan dirinya dari atas jembatan gantung." jelas Hinata.

"Apa?!" Sasuke dan Naruto tersentak saat itu juga.

"Dimana dia sekarang? Dimana dia Hinata?!" tanya Sasuke yang gelisah.

"Dia dirawat dirumah sakit setempat, rumah sakit konoha barat." setelah mendengar info dari Hinata, dirinya langsung berlari keluar menuju tempat dimana gadis itu berada.

'Sakura, tunggu aku.' teriak inner Sasuke.

.

.

.

"Dokter, detak jantung pasien semakin menurun."

"Tidak ada cara lain lagi, pompa jantungnya!"

"Baik dokter." asisten dokter itu berusaha memompa jantung pasien yang diketahui bernama 'Haruno Sakura' tersebut.

"Dokter ini tidak berhasil."

"Keluarkan alat kejut jantung! Cepat!" asisten dokter itu segera mencari alat yang dibutuhkan. Dengam tergesa-gesa dia memberikannya dengan cepat.

Pada kejut jantung yang kedua, detak jantung Sakura masih belum juga membaik. "Tambahkan kekuatan kejut jantungnya lagi." perintah dokter.

"Tapi dokter, itu bisa berbahaya untuk pasien."

"Hanya ini jalan satu-satunya." yakin dokter itu. Suster itu hanya menggangguk dan mulai melakukan tugasnya.

Namun..

TIIIIIIIIITT

"Kita gagal." ucap sang dokter.

"Catat tanggal kematiannya."

"Iya dok."

BRAK

Sasuke membuka kasar pintu ruang rawat itu. Matanya tampak berbinar melihat Sakura berada dalam ruangan itu.

"Maaf tuan, ada tidak bisa sembarangan masuk kesini."

"Jangan halangi aku untuk bertemu dengannya! Dia kekasihku!" bentak Sasuke.

"Kami mohon maaf, pasien kini sudah tiada." mata onyx itu terbuka lebar.

"Ti-Tidak mungkin.." Sasuke tetal menerobos dokter itu dan memeluk erat sang kekasih yang telah terbujur kaku.

Ia memeluk erat gadis itu. Tak ada balasan, tapi ia tetap begitu bahagia. Telinganya seakan tuli dengan suara monitor detal jantung. Dia menghiraukan semuanya dan tetap memeluk Sakura erat.

Mata onyx itu memandang wajah pucat Sakura dengan senang.

"Aku menemukanmu. Lihat aku menemukanmu! Kau ada dipelukanku lagi, hatimu tetap milikku sekarang dan hatiku juga tetap milikmu. Aku senang Sakura, aku senang." Sasuke benar-benar gila sekarang. Dia berbicara dengan gadisnya yang tanpa ia sadari telah tak bernyawa.

"Aku menemukanmu. Aku berhasil menemukanmu kembali. Kini semuanya akan seperti semula. Aku milikmu dan kau milikku. Selamanya Sakura, selamanya akan seperti itu." melihat itu dokter mulai mendekati Sasuke.

"Tuan. Kuharap tuan bisa mengerti, pasien telah pergi dari dunia ini. Ikhlas kan beliau untuk pergi dengan damai." Sasuke menatap tajam dokter itu.

"Siapa yang kau sebut-sebut telah meninggal?! Dia masih disini! Tidakkah kau lihat dia ada didalam pelukanku?!" amuk Sasuke.

"Mulai saat ini pasien sudah tidak hidup lagi tuan. Anda harus tenang dan berusaha merelakannya."

"Berhentilah berbicara omong kosong, dokter gila!" Sasike mulai tersalut emosi.
"Sasuke!" Naruto memanggil Sasuke. Pemuda berklan Uzumaki.

"Naruto, katakan pada dia dengan jelas bahwa kekasihku masih hidup. Sakura masih hidup, dia masih ada dipelukanku!" ucap Sasuke.

"Sasuke tenanglah."

"Tidak dobe, dia sudah menghina kekasihku!" ucap Sasuke tidak terima.

"Sasuke, kuharap kau bisa terima kenyataan. Sakura telah meninggal, yang kau peluk saat ini tidak lebih dari sekedar raga!"

Hati Sasuke mencelos. Apa? Hanya raga?

"Mengertilah Sasuke. Biarkan Sakura damai, jangan seperti ini."

"Tidak mungkin. Tidak. Tidak mungkin! Tidak.."

"SAKURA!!!"

.

.

.

END

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro