PROLOG
Angin berhembus menerbangkan ujung parka yang dia pakai. Matanya menatap kosong pusara yang masih basah di hadapannya. Dia tak pernah menyangka bahwa Tuhan begitu tega pada hidup manusia yang kini telah berbaring di dalam sana. Tak pernah menyangka bahwa yang mereka lalui kemarin adalah yang terakhir.
Kebencian membutakannya. Membuat dirinya sempat berharap tak lagi dapat melihatnya. Tapi kini, saat hal itu terjadi. Justru luka yang amat dalam yang dia terima. Luka atas kepergian yang tak pernah dia harapkan. Kepergian yang takkan pernah mampu dia lupakan.
Andai saja waktu dapat kembali.
Andai saja Tuhan berbaik hati untuknya mengulang masa lalu.
Dia tak akan membuang waktunya untuk membenci. Dia akan menggunakan waktunya untuk mencintai. Mencintai hingga kehilangan ini tak meninggalkan rasa penyesalan yang amat menyesakkan.
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro