Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

(1) The Wedding

Warning!!!

1) Buat yang BELUM BACA "Marry Me If You Dare". DIWAJIBKAN BACA. Karena kebaperan kalian akan terasa kurang tanpa baca MMIYD lebih dulu.

2) Diputar aja setiap lagu yang aku kasih, biar nuansanya makin menguat.

3) Efek setelah baca cerita ini ditanggung masing-masing.

4) Bijaklah dalam membaca dan mengambil pesan tersirat dari karya saya plus jangan lupa tekan tanda bintangnya ya, Sis. ★★★

Terimakasih dan selamat membaca.

.
.
.
.
.

Ify berjalan seringan kapas di atas sneakers abu-abu tuanya, dengan ekor gaun berkibar tertiup angin hutan yang menyapu lembut kulitnya. Gaun bermotif batik pada bagian perut hingga atas tubuhnya, sukses mempertontonkan mulusnya tangan Ify yang menggenggam buket anggrek putih dengan pita bercorak kelinci.

Lautan bunga yang menggantung di atas kepala para tamu undangan mempertegas kesan mewah di pernikahan Trio Langit Shuwan dengan Ify Axelle hari ini. Namun anehnya, sang pengantin justru nampak sederhana dalam kecantikannya yang sempurna.

Kulit putihnya terbalut gaun berekor tak terlalu panjang berwarna pastel, dengan rambut hitam bergelombangnya yang dibiarkan tergerai. Mahkota bunga berwarna putih menjadi satu-satunya penghias di tubuh wanita itu, yang sialnya, semakin membuat Ify tampak seperti bidadari hutan yang baru saja terlepas dari sangkarnya.

Nada indah A Thousand Years terdengar dari piano dan cello yang dimainkan membuat seluruh orang terhanyut suasana, kecuali geng SISA-an yang diam-diam heboh di barisannya, ketika melihat penampilan sahabatnya yang berjalan semakin dekat dengan sang suami yang baru saja mengucapkan janjinya.

Ibu dan adik Ify yang berdiri di barisan terujung mencium kedua pipi Ify secara bersamaan sebelum gadis itu kembali berjalan sambil menahan tawa ketika melihat ekspresi melongo Agnes, Sivia dan Sania.

"Oh My God. You look perfect, Girl..." puji Agnes terdengar lebih dulu. Ify hanya menjawabnya dengan senyum tertahan ketika melewati sahabatnya itu. Sania dan Sivia tak henti menatap gadis bermahkota bunga ketika sosoknya berjalan anggun di depannya.

Sivia refleks teringat dengan lelaki yang berdiri di sebelah kirinya. "Mas, jaga mata!" bisiknya tak suka ketika melihat keterpanaan yang sama dari netra Dimas, suaminya.

Tersisa tiga langkah lagi hingga Ify sampai di hadapan lelaki yang telah mengucapkan janji untuk menjaga Ify selama hidupnya. Trio menghampiri Ify dan meraih tangan kanan gadis itu.

"Welcome, Mrs. Shuwan," katanya sambil tersenyum lebar.

"Hello, Mr. Shuwan," balas Ify yang juga tersenyum sama lebarnya.

***
[putar lagu di multimedia]

"Ini yang namanya private wedding sederhana?" cibir Sania menghampiri Ify yang duduk di salah satu meja bundar dengan bunga anggrek di tengahnya. Sania menarik kursi di sebelah kanan Ify dengan tangannya yang tak memegang gelas.

"Gue juga nggak tahu kenapa jadi begini, gue pikir bakal sesederhana gaun gue," jawab Ify sambil menyentuh bagian bawah gaunnya. "Sivia sama Agnes mana?"

Lagu Perfect dari Ed Sheeran yang terdengar mengalun indah sejak tadi membuat banyak tamu undangan memilih untuk berdansa dengan pasangan masing-masing. Tidak heran jika mungkin Dimas dan Sivia melakukan hal yang sama. Tapi Agnes, ke mana gadis itu sebenarnya?

"Sivia mah sama lakinya. Kalau Agnes lagi cari bujang kaya buat diajak dansa, trus dibius, dimasukin ke villa dan− Aduh!" Sania melotot lebar ke pelaku yang telah memukul belakang kepalanya. "Tangan perusak emang, ya! Hancur deh ini tatanan rambut gue," gerutu Sania dengan tangannya yang sibuk merapikan rambut.

"Otak lo udah rusak duluan, gila ya kalau ngomong, nggak dipikir dulu," cibir Agnes sambil menarik kursi di sebelah kiri Ify. "Suami lo ke mana, kok lo sendiri?"

"Fy, awas pelakor!" celetuk Sania membuat Ify tergelak. Rasa sakit yang tiba-tiba datang di kepala membuat Trio harus mengambilkan obat Ify di dalam kopernya yang belum dibuka sejak semalam. Sehingga Ify harus duduk sendirian di salah satu meja bundar dengan enam kursi yang mengelilingnya sambil menunggu Trio datang.

"Emangnya Trio mau sama gue?" tanya Agnes yang sama sekali tak terlihat tersinggung.

"Oh, iya. Bener juga. Masa dapat bidadari, trus berpaling ke tukang obat. Nggak bersyukur sama buta jadi nggak ada bedanya."

Ify tergelak mendengar Sania bersabda sementara Agnes sibuk mencari benda tumpul yang tidak terlalu mahal untuk melemparnya ke wajah Sania. Setidaknya, Agnes tidak perlu merogoh kocek yang terlalu dalam hanya untuk membuat wajah temannya menjadi secacat akal sehatnya.

"Honey." Suara Trio sukses membuat tawa Ify terhenti, Agnes mendongak dan Sania melongo.

"Gila, suami lo kok dari deket berkilauan ya, Fy?"

Ify melirik tak suka ke arah Sania yang tak menutupi kekagumannya pada Trio. "Gue curiga, lo yang mau nikung gue deh."

"Bener kan gue bilang? Sania itu otaknya rusak, mungkin dia abis ketimpa satu sak semen kemarin, Fy. Makanya begitu." Agnes bangkit dari duduk dan membiarkan Trio menempati kursinya sambil membantu Ify meminum obatnya dengan segelas air mineral. Tanpa disuruh, Agnes menyeret Sania yang terpana dengan adegan romantis pasangan suami istri baru itu untuk menjauh.

Ify menghela napas sambil mengibaskan tangan kanan di depan mulutnya. "Harus ya aku minum obat ini? Pahit banget, bikin enek."

Tangan Trio terulur ke pipi kanan Ify dan menuntun wajah cantik istrinya untuk semakin mendekat, hingga napas mereka terasa saling bertukar satu sama lain. "Aku tahu caranya biar mulut kamu nggak pahit lagi."

Sebelum sempat bersuara untuk mengelak, Ify mendengar pekikan tertahan dari tamu undangan yang tidak ikut berdansa. Saat material lembut dan manis milik Trio terlepas dari miliknya, wajah Ify terasa memanas. Ify tak sanggup jika harus bertatapan dengan mata lelaki yang telah mencuri ciuman pertamanya. Jadi dia memilih menatap ke arah lain, yang sialnya, membuat Ify merasa begitu bersalah.

Kenapa dia ada di sana?

***

Sivia melepaskan tangannya dari bahu sang suami, Dimas. Kemudian menutup bibirnya dengan mata terbelalak. Dimas yang penasaran mengikuti arah pandang Sivia dan ujung bibirnya terangkat sesaat.

"Kenapa nggak tunggu di kamar aja coba?" gumamnya memancing lirikan Sivia.

"Mas kok nggak suka gitu kelihatannya?" tanya Sivia sebal. Setelah sempat mengagumi kecantikan Ify, sekarang Dimas justru tampak tak suka dengan kemesraan mereka.

Dimas kembali memusatkan matanya pada wajah sang istri yang menatapnya dengan pandangan cemburu. "Kamu nggak tahu? Alvin hari ini datang mewakili Zeus Corp. Dan menurut kamu, apa yang dia pikirkan sekarang?" tanyanya dengan wajah sedatar papan seluncur.

Sivia kini mengikuti arah yang ditunjuk oleh Dimas dengan gerakan dagunya. Benar saja, Alvin tengah berdiri di sana, mengenakan setelan berwarna putih yang tampak menyatu dengan dekorasi pernikahan Ify. Lelaki itu terlihat begitu sempurna, hingga terlihat siap untuk menggantikan posisi Trio kapan saja hari ini.

"Kenapa dia diundang?" tanya Sivia dengan pandangan heran bercampur khawatir. "Trus istrinya mana? Kok nggak ikut?"

Dimas menatap mata Sivia datar, seolah ketakutan istrinya bukanlah hal yang harus mereka pusingkan. Bahu Dimas bergerak naik sekilas sebelum akhirnya dia meraih kembali tangan Sivia untuk diletakkan di bahunya.

"Kamu tadi yang minta dansa, kan?"

Wajah Sivia tampak keruh meski tubuhnya masih mengikuti gerak sang suami untuk berdansa. Alvin datang sendirian, tanpa Fara, dan berdiri di tempat yang tidak terlalu ramai. Diam. Mematung. Seolah apa yang sedang Alvin tahan bisa meledak kapan saja dan menghancurkan pesta sahabatnya.

Pesta pernikahan Ify Axelle dengan lelaki yang berhasil membuatnya bertahan dalam menerima kenyataan, Trio Langit Shuwan.

.
.
.
.
.

BERSAMBUNG

Setidaknya ada dua lagu di pestanya Trio dan Ify. Bisa kebayang nggak pestanya sekeren apa? Penuh bunga anggrek yang harganya lumayan, Sis! Trus lagu-lagu pengiringnya nggak dinyanyiin, tapi dimainkan dengan grand piano, cello sama violin. Padahal gaun Ify sesimple itu, tapi tempat pestanya... Hm. Horang Khaya mah bebas.

Kalau ada yang tanya kenapa Ify pake sepatu buluk padahal gaunnya begitu, kan Ify abis kecelakaan hebat. Baca lagi deh MMIYD di part-part akhir kalau lupa. Jadi, nggak bagus kalau pake stiletto, apalagi posisi jalannya di atas rumput-rumput, imajinasi terliar untuk wedding goalsku pribadi sebenernya, haha.

Trus Agnes ini seorang apoteker, Sania itu arsitek, sementara Sivia itu guru. Buat yang lupa, bisa baca part "A Day with SISA-an" di MMIYD.

Untuk yang baca Twenty Couple, mohon bersabar, ada beberapa kendala yang membuat I DARE akhirnya mengisi hari-hari kalian lebih cepat daripada jadwal.

SELAMAT MEMBACA & KUTUNGGU VOTE KOMENTAR KALIAN ^_^

100418

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro