I'd Rather Die: 1
『KETOS EMO』
══⛧⌒*。
baru juga mulai dekorasi kelas, udah dibuat tambah pusing aja sama ini dua sejoli.
"Anna bisakah sehari saja kau tidak mengganggu pekerjaanku?!"
"a-aku hanya ingin membantumu, Ray.."
"sudahlah, pergi sana"
Anna menuruti kata Ray dan membantu murid yang lain mendekorasi kelas, sementara Ray bangkit dari kursinya dan mengecek ponselnya.
aku baru ingin melanjutkan dekorasi kelas, tapi Ray memanggil.
"Feby, mohon panggilkan semua osis untuk berkumpul diruang osis" suruhnya padaku, aku dengan menanggapinya dengan anggukan dan segera melenggang pergi keluar kelas mencari para osis.
.
.
.
"jadi dipuncak festival ini kita akan menentukan kelas mana yang effort nya paling besar, kita akan mencari juara satu, dua, dan tiga" jari lentikku menari-menari didepan papan tulis putih, menuliskan rencana beserta jadwal sepanjang festival ini.
"untuk hadiah apresiasi kita akan memberikan sesuatu yang pastinya berguna untuk seisi kelas. bagaimana, ketos?" tanyaku yang merujuk pada Ray, ketua osis emo一.
Ray membuka suara sambil menyilangkan tangannya didepan dada, "untuk hadiah aku tak masalah apa saja, yang terpenting tidak lebih dari budget yang kita punya"
"baik"
"dengan begitu rapat ini saya akhiri, kita akan berkumpul lagi esok untuk mengurus hal lainnya. silahkan kembali pada urusannya masing-masing" ujarku menutup rapat dadakan ini, satu persatu para osis keluar dari ruangan dan hanya menyisakan aku beserta Ray dengan tumpukan berkas-berkas.
"masih banyak berkas yang perlu dicek, Ray?" tanyaku sembari menghampirinya, lalu duduk dan mengambil air mineral yang disediakan.
dia hanya membalas pertanyaanku dengan deheman, aduh bang cool banget.
dia melirik kearahku, "tidak kembali ke kelas?" tanya nya, lalu kembali fokus pada kertas-kertasnya itu.
"malas, capek, ngantuk" jawabku mewakili keadaanku, padahal belum hari dimana festivalnya berlangsung, tapi udah lelah.
"istirahat yang cukup, kita ini lagi dimasa sibuk-sibuknya" ucapnya dengan nada khawa一 tunggu, memangnya seorang ketua osis yang satu ini pernah mengkhawatirkan orang selain keluarganya?.
baru kuingin menaruh kepalaku diantara lengan yang kutekuk, Ray bangkit dari kursinya dan memanggilku.
"jangan tidur sekarang feb, ayo kekelas bantu murid yang lain" ujarnya sambil melenggang keluar dari ruangan osis.
aku bangkit dan menghela nafas, "baiklah" lalu mengikuti Ray kembali ke kelas.
.
.
.
"terimakasih kerja samanya semua! semangat untuk besok!" Emma berseru, lalu menghampiri mejaku yang berdekatan dengan meja Ray.
"Febyy, Rayy, ayo pulang bareng!!" Emma sangat energik ya, tidak seperti diriku yang belum apa-apa sudah 5L.
aku tersenyum menanggapi Emma, "maaf Emma tapi aku ada beberapa urusan yang harus diselesaikan, besok kita pulang bareng ya".
terlihat Emma mendengus kecewa, tapi segera menampilkan senyumannya lagi.
"ya sudah tidak apa, Ray dan Norman kita pulang barengan aja"
"baiklah" -Norman.
sedangkan Ray hanya menanggapinya dengan deheman.
aku bangkit dari kursiku dan menggendong tasku, "aku duluan ya" pamitku.
lalu aku melenggang pergi ke perpustakaan untuk mengurus sesuatu.
.
.
.
"jadi untuk siswa atau siswi yang menjaga perpustakaan selagi festival sudah diputuskan, pak?"
pak James Ratri, penjaga perpustakaan sekaligus guru bahasa.
aku bertanya padanya seputar festival nanti.
"sebenarnya belum diputuskan, sih. tapi saya sudah melirik dua murid yang sepertinya cocok untuk menjaga perpustakaan selama festival nanti" begitu jawab pak James.
"begitu pak, kalau boleh tau siapa saja pak?"
"sepertinya Ray, dan.."
"dan..?"
"dan kamu"
aku segera menulis nama Ray di buku kecilku, sebelum aku menyadari sesuatu.
"baik, jadi Ray dan saya yang akan一 tunggu pak! kenapa saya ya??" tanyaku terheran-heran.
pak James hanya tertawa mendengar responku, "kalian sudah bekerja cukup keras, hanya sekedar menjaga perpustakaan dan memberi izin pada murid yang ingin meminjam buku bukan hal yang berat, bukan?"
"bukan itu masalahnya pak.. kan pak James tau sendiri kalau Ray itu pacaran sama Anna" entah ini dapat mengalihkan topik atau gak, tapi seenggaknya jangan aku yang dipasangkan sama Ray buat jaga perpustakaan nanti.
pak James menaruh tangannya dibawah dagunya dan terlihat berpikir, "iya ya, tapi sepertinya Ray tidak mempermasalahkannya tuh. benar tidak, Ray?"
eh? pak James bertanya ke.. Ray..? bukannya Ray udah pulang bareng sama Norman dan Emma?.
"asalkan itu yang baik saya tidak masalah, pak" suara itu berasal dari belakangku, sontak aku menoleh kebelakang dan mendapati Ray yang duduk dibangku perpustakaan sambil membaca buku.
sungguh, ini termasuk perilaku tidak sopan didepan guru bukan?.
"bagaimana Feby? atau mau yang lain juga tidak apa nanti saya pilihkan lagi"
ahh pak James ini memang kelewat baik ya, tapi mungkin menjaga perpustakaan dengan Ray tidak terlalu buruk.
aku menghela nafas, "baiklah pak, saya bersedia"
mendengar jawabanku pak James menarik senyum, "mohon bantuannya selama festival nanti".
⊱ ────── {.⋅ ✯ ⋅.} ────── ⊰
-✰ғʙʏʀᴀʏ81.
723 word.
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro