7
"Yaya..."Panggil Cahya padanya.Namun Yaya hanya diam saja.Ia masih setia dengan tatapannya pada secangkir minuman hangat itu.
"Ya!"Panggilnya lagi.Namun Yaya masih tidak bergeming.
"Woyy!!!"Teriak Cahya pada telinganya.Sontak Yaya menumpahkan minumanya hingga membasahi baju.
"Makanya,kalo dipanggil tuh nyahut!"Ucap Cahya yang membuat Yaya menyergit heran.
"Basah kan?Nih ganti!Pake aja baju kemeja ku yang ini!"Cahya memberikan sebuah kemeja putih padanya.
"Tidak usah,aku permisi...Tidak pantas bagi seorang obe berdiam ditempat bosnya"Ucap Yaya yang entah mengapa membuat cahya merasa canggung.
"Jangan bedakan aku dengan status sosialku!!Aku tidak suka!"Tekanya sembari duduk dan menatap Yaya tajam.
"Aku permisi tuan.."Ucap Yaya sembari beranjak dengan wajah sendu.
"Panggil aku Cahya!"ucapnya seraya mengetik komputer.Namun Yaya hanya tersenyum kecil dan keluar.
Krkkk..
Brukkk..
Yaya sudah keluar.Cahya terdiam memikirkan apa yang sudah ia perbuat.Mengapa secepat ini dia bisa peduli dengan orang lain?Bukankah ia adalah orang yang acuh?Ah...Perasaan yang sulit dijelaskan.
'Lain kali aku akan hanya diam....Mungkin:v'Batinya sembari mengetik cepat.
Tap...
Tap..
Tap..
Suara langkah kaki terdengar dibelakang Yaya ketika ia dengan lunglainya melangkah entah kemana.Telinganya sempat menajamkan pendengarannya,namun terkecoh oleh sebuah bayangan yang entah mengapa terlihat berbeda.Bukan,bukan bayangan.Namun seseorang dengan sebuah jubah tengah berdiri diujung lorong tempat tangga darurat.Orang itu hanya diam mematung.Sangat sulit untuk membedakan ia sedang menghadap depan atau belakang.
Perlahan Yaya menghampiri orang berjubah itu.Ada rasa was-was dan hawatir dihatinya.Memori suatu kejadian pun mulai muncul menghantui pikiranya.Dimana ia harus terkapar tidak sadarkan diri ditangga darurat itu.Mengapa harus di tangga darurat itu?Ada apa disana?Apa yang membuat orang misterius itu senang berada disana?pasti karena ada alasanya mengapa.
Tek
Tek
Tek...
Orang misterius itu menaiki tangga satu persatu dengan pelan dan hati-hati.Sekarang Yaya tau,orang itu tengah melihat kedepan,tidak kebelakang.Yaya sedikit lega karena orang itu berarti tidak menyadari keberadaanya.Dengan hati yang was-was,ia mencoba mendekat dengan langkah hati-hati.Bahkan ia melupakan tujuannya untuk mengganti baju.Langkah demi langkah mereka saling mengejar.
Sesekali orang misterius itu berhenti.Entah apa yang sedang ia perbuat,yang pasti,ia akan berhenti untuk melakukan sesuatu.Tapi,entah apa itu.Ia hanya diam mematung lalu menggesekan sepatunya kelantai lalu naik lagi.Setelah tujuh tangga,ia berhenti dan menggesekan sepatunya lagi kelantai.Sungguh aneh bukan?Dan dia sekarang sudah berada dilantai yang cukup tinggi.Kira-kira sudah 8 kali ia melakukan hal yang sama.
Dibawah,Yaya berusaha mengatur nafasnya dengan pelan.Mungkin ia baru saja menantang maut,namun ia tidak kenal takut,ia cukup berani untuk hal ini.
"Hey!!Apa yang kau lakukan?!!"Teriaknya dengan penuh keberanian.
Treng..
Plak..
Pluk..
Sebuah benda berbentuk bulat seperti bola terjatuh lalu pecah.Didalamnya juga terdapat beberapa benda aneh seperti besi yang dibentuk bulat.
Orang misterius itu terdiam, sepertinya ia terkejut.Ia mematung sebelum akhirnya menatap kebelakang dan menatap Yaya jengah.Dengan kecepatan tinggi,orang itu meletuskan sebuah bom asap lalu menghilang begitu saja.
BOM!!!
Langsung saja Yaya terkejut dan refleks mundur kebawah tangga,namun sayangnya,karena kurang hati-hati ia pun hendak tersungkur kebelakang.
"Eh eh!!"Kakinya menginjak terlalu jauh tangga sebelumnya.Ia tidak bisa menyeimbangkan tubuhnya yang saat itu masih tegak.
Hup..
Seseorang menangkap tubuhnya dengan tepat waktu.Karena kondisi yang saat itu sedang berasap,Yaya tidak bisa mengenali siapa yang menyelamatkanya.Bahkan orang itu langsung menghilang begitu saja setelah menyelamatkannya.
"Eh?!si-siapa tadi?!"Ucapnya heran bercampur takut.Kini ada dua orang misterius yang sudah ia temukan.Entah itu orang yang sama atau berbeda.Yang pasti,keduanya belum diketahui.
"Ya!Kamu masih belum ganti baju?!"Tanya seseorang dari belakang sembari menepuk bahunya.Yaya terlonjak kaget dan langsung menghadap belakang.
"Cahya-eh...tuan...Maaf...Aku,Tadi..."Yaya terbata-bata saat hendak memberitau perihal kejadian tadi.Ia ragu apakah mungkin kejadian tadi akan dipercaya atau malah dianggap hal yang spele.
"Panggil aku Cahya saja"Ucapnya datar.Yaya tergagap dan langsung pamit untuk mengganti baju.
"Te-tentu...Aku mau ganti baju dulu...permisi.."-Yaya
"Tunggu dulu!!Aku ingin menanyakan satu hal,,,"Cahya pun mendekat dan menghela nafas kasar.Yaya juga hanya diam.
"Apa kamu melihat sebuah foto dimejaku? Foto seorang perempuan..."Ucapnya mencoba santai.Yaya pun mencoba mengingat-ingat dan mencerna omongan Cahya.Foto?Perempuan?Ia pernah menemukanya.Tapi,itu dua hari yang lalu saat ia masih jadi sekertaris pribadinya.Dan bukanya itu adalah foto ...
"Aku tidak melihatnya,maaf.."Ucapnya lalu ia pun berjalan menuju toilet dengan hati yang was-was.Ia kini dipenuhi oleh perasaan yang resah dan tidak tenang.Bahkan ia meninggalkan Cahya begitu saja.
Brukk..
Tak sengaja ia menabrak sesuatu yang didepanya.Untung saja ia tidak tersungkur kebelakang karena tanganya dengan sigap dipegang oleh seseorang yang ternyata ditubruknya hingga posisi mereka seperti orang yang habis berdansa dipesta para princes.(kebayang posisinya gimana?).
Cukup lama mereka berada diposisi itu hingga akhirnya Yaya tersadar dan berbicara.
"Eh...Ha-....Ma-maaf maksudku!"-Yaya.
Orang itu hanya diam menatap matanya dalam,Sedalam lautan.Yaya yang agak tidak nyaman dengan posisinya pun mulai menyingkirkan pelan tubuh orang itu.
"Ah ya...Maafkan aku ..."Tiba-tiba orang itu berdiri tegak.
"Aku,Yaya..."Ucapnya sembari mengulurkan tangannya untuk berkenalan.
"Hn,..."Orang itu pergi tanpa membalas uluran tangannya.Yaya hanya menunduk merasa malu.Kenapa ia sebodoh ini?!
"Mirip banget Halii..."Ucapnya pelan sembari terus menatap orang itu.
"Ah ngga mungkin,Hali kan Vampire,Udah pergi juga..."Yaya pun kembali menuju tempat tujuannya.
______________________________
"Hei,kau!!"Teriak seorang pemuda pada pekerjanya mengisyaratkan bahwa pekerja itu harus menghampirinya.
"Tolong bantu gadis itu,nanti gajimu aku naikan"Bisiknya sembari menunjuk seorang gadis yang sedang mengelap lantai.
"Hari mulai menjelang malam,aku tidak mau dia pulang terlalu malam karena pekerjaanya,.."Ucapnya kagi.Lalu sang pekerja itu hanya mengangguk mengerti lalu pergi ketempat gadis yang dimaksudkan.
"Maaf nona,biar saya saja yang menyelesaikan semuanya"Ucap seorang laki-laki yang tiba-tiba muncul.
"Eh,tidak apa-apa...Lagian ini tugasku,kamu bereskan saja tugasmu itu..."Gadis itu mencoba bertanggung jawab atas kerjaanya.
"Tidak,ini perintah tuan,tolong ijinkan saya membantu nona..."Ucapnya dengan menunduk.Sepertinya laki-laki ini sangat setia pada tuanya.
Gadis itu mendecak kesal melihat kerjaannya diambil begitu saja.Ia juga tidak bisa memaksakan diri untuk terus bekerja jika kerjaanya saja diambil alih.Ia pun bergegas menuju tempat ganti baju dan berkemas bagi para pembersih.
"Huh...Setidaknya ini bukan permintaan ku..."Pikirnya sembari sesekali menatap sekitar luar gedung.Karena sekarang ia berada dilantai 50,ia agak tertarik untuk melihat keadaan kotanya itu.Kota dengan sejuta keindahan lampu warna-warni dimalam hari.
Ia menatap keluar sembari merenung.Entah apa yang sedang ia pikirkan,yang pasti,pikiranya yang saat ini telah terkunci oleh keindahan kotanya dimalam hari.
Namun keindahan itu lebur sedikit-sedikit ketika ia melihat orang yang mirip dengan seseorang yang berarti dihidupnya sedang berada dibawah gedung.Terlihat ia sedang memegang sebuah telepon genggam dan tengah berbicara dengan seseorang disana.
'Sedang bicara dengan siapa dia?Kekasih?Orang tua?Teman?Ah...Kenapa juga aku harus ingin tau...'Batinya sembari menutup matanya dalam.
'Mengapa harus ada orang yang mirip dengamu'Pikirnya yang terasa sangat kesal bercampur sedih.
Bersambung....
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro