Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

4

"Hmmmmmmppphh!!!!"Yaya mencoba meronta.Namun pada akhirnya,karena efek obat bius itu,ia pun tidak sadarkan diri.

Bruukk

Tubuhnya dibiarkan jatuh begitu saja kelantai.Orang berjaket tudung hitam itu pun mengambil sesuatu dari dalam sakunya.

Sreeekkk

Sebuah kartu jatuh perlahan kedekat yaya Yang saat itu tidak sadarkan diri.Orang itu pun melangkah pergi dengan seringai matanya yang terlihat merah.

"Stupid"-ucap orang itu pelan.

Skip pagi

"Hey!!Bangun!!Nona!!"Seseorang mengguncang tubuh seorang gadis yang tergeletak dilantai tangga darurat.

"Bagaimana ini!Lihat!Dia mulai beraksi lagi!"Timpal satpam.

"Zero?Hum...Mereka pasti akan membuat perjanjian bodoh itu lagi!"Gertak seorang pemuda sembari menatap kartu yang bertuliskan zERo Sv1(dibaca es Vi one).Anggota dari sebuah grup mafia yang terkenal licik.

"Bagaikan ular ditepi jurang...."Keluh salah seorang pegawai disana.

"Apa artinya?"Tanya satpam.

"Tidak ada pilihan!"Jawab pemuda itu.

"Kalian urus gadis ini!Biar aku yang mengurus seterusnya!"Ucapnya seraya pergi.

"Hum,sepertinya sedang dilanda masalah..."

Sebuah bayangan dibalik dinding pun pergi setelah mengetahui pembicaraan tadi.

"Hallo,kirimkan beberapa info dengan tulisan xxxxx,semua terkendali,tinggal pengarahan..."

Nit..

Bayangan itu pun memutuskan teleponnya dan menghilang.

Kediaman Hiraya

"Sean,papa ingin perjodohanmu dengan Affina dipercepat!"Tegas seorang laki-laki paruh baya yang menyebutkan dirinya papa itu.

"Pa!Sean ngga mau nikah sama Affina!Sean pengen nyari perempuan yang Sean Bener-bener cintai!Bukan pemaksaan kayak gini!"Kesalnya diacara makan malam itu.

"Pa,kita bicarakan ini lain kali aja ya...Kita makan dulu..."Ucap seorang perempuan yang disampingnya dengan lembut.

"Kamu juga Tania!Kamu harus segera punya suami!Papa ngga suka liat kamu bawa laki-laki ngga jelas kerumah ini!Kamu pikir ini rumahmu sendirii!!"Ucapnya lagi.

"Udah pa, anak-anak lagi pada makan dulu..."Lerainya dengan sopan.

Drtt..

"Tania udah kenyang!Tania mau langsung tidur"Ucap seorang gadis yang bernama Tania itu dengan berdecak kesal.Ia sakit hati saat ayahnya sendiri mengatakan kalau ia sering membawa laki-laki gak jelas kerumahnya.Bukankah ia sudah mengatakan kalau semua yang pernah kerumahnya ini adalah temanya sekelasnya?Bukankah dia sendiri yang meminta agar Tania mengenalkan semua teman-temanya?

"Hah....Mana juga anak kita yang satu lagi?!Kenapa dia tidak pernah mau makan malam?Apa dia pikir dengan badan kurusnya itu dia menarik?!"Ocehnya lagi.

"Udah pa,ayo makan dulu.."

"Ma,pa,Sean duluan ya"Ia pun beranjak.Dan makan malam keluarga itupun menjadi tidak berwarna dengan suasana yang terlihat suram itu.

Tok

Tok

Tok

"Tania!!Tania!!!"Sean mengetuk pintu kamar Tania.

"Buka aja kak!Ngga dikuncii!!"Teriaknya dari dalam.

Kreakk

Sean membuka pintunya.Ia pun masuk dan menghampiri Tania yang sedang sedang terisak.

"Kamu nangis lagi Tania?"Tanya Sean lembut lalu duduk disampingnya.

"Iya kak,masa papa tega bilang gituh ke aku?!Emang!hiks...aku tuh selalu salah dimatanya!"Isaknya sedih.

"Sttt...Ngga boleh ngomong gituh...Kaka juga sama,lagi kesel sama papa...Padahal ....kak Sean...Ngga mau nikah sama Affina..."Keluhnya dengan helaan nafas yang panjang.

"Kaka tau Arkana?"Tanya Tania lalu duduk dan menghadap Sean.

"Arkana....Wijaya?!"Tebak Sean.

"Iya kak..."Jawab Tania polos.

"Kaka tau,dia itu adiknya Cahya Alfataro Wijaya,saingan ketat papa!"Ucap Sean serius.

"Aku,suka sama dia kak!"Ucap Tania yang membuat Sean terkejut.

"Suka?!"

Hati Sean seakan hancur tak berkeping.Bagaimana bisa,Tania menyukai Arkana?

"Kenapa kak?"Tanya Tania heran.

"Kamu harus taulah.. Papa pasti ngga bakalan  setuju"Ucapnya dengan dingin.

"Hali mana yah...Dia suka main ngilang-ngilang aja kalo malam..."Ucap Tania teringat adik bungsu kesayangannya.

"Iya yah,adek aku satu lagi ngga ada...kemana tuh anak... keluyuran aje..."Sean pun beranjak dan menatap jendela.

"Dunia ini memang keras Tania,tapi kamu harus lebih keras"Ucap Sean dengan nada yang entah mengapa terdengar ....sedih.Namun Tania hanya sibuk dengan dengan lamunanya sendiri.

Kantor Wijayanto

"Dia masih belum sadar,sepertinya kadar bius obat itu kuat sekali..."Ucap seorang perempuan yang memakai baju putih dan masker didagu.

"Merepotkan!"Dengus pemuda yang berdiri disampingnya.

"Anda bisa menunggunya siuman beberapa jam lagi,....Beri saja dia minum obat ini,ini akan membantunya menghilangkan racun apabila terdapat infeksi"Ucap perempuan itu lalu mengemas barang.

"Terimakasih dok..."Ucap pemuda itu datar.Sang dokter hanya tersenyum hangat.

'kenapa juga ni gadis harus yang kena!So'k so'k an berani sih!'Batinya kesal.Ia duduk disampingnya sembari menatapnya datar.

Beberapa saat kemudian

"Hum....hah...."

"Eh?!Dimana ini?!"Tanyanya gelapan sembari memegang kepalanya yang terasa pusing.

"Hey....Hey...Bangun!"Ia menepuk-nepuk pundak seorang pemuda yang sedang tidur disampingnya.(Tapi ia duduk dikursi)

"Ah apaan sih?!Ganggu aja!!"Ia menepis tanganya kasar.

"Humm..._-"Yaya mendengus lalu mencoba bangun.

"Aduh,bosku dah datang,aku belum nyelesain semua kerajaanku... Bisa-bisa dipecat aku tuh..."Gerutunya pada diri sendiri.Ia mencoba bangkit menuju tempat komputer.

"Yaya...."Tiba-tiba pemuda itu memanggilnya pelan namun bisa terdengar.Yaya menoleh dan mendapati dirinya sedang tertidur pulas.

"Ngingau dia?!Masa sih nyebut nama aku?Salah dengar kali aku..."Yaya pun kembali menuju tempat tujuannya dengan sedikit lemas.Kepalanya terasa berat,dan ia merasa tidak ingat apa-apa.

"Astaga!jam 10 pagiii!!"Jeritnya terkejut.Ia pun segera menuju komputer dan mulai mengetik.

"Eh,kok udah beres?!"Tanyanya heran ketika melihat semua tugasnya sudah selesai.Semuanya terkerjakan dengan rapi.Ia menoleh menatap pemuda yang tidur disamping ranjang tempat tadi ia tertidur.

"Masa Iyah dia yang nyelesain?!"Yaya memijit kepalanya yang terasa berdenyut.Ia mencoba mengingat apa yang telah terjadi.Namun kepalanya terasa sangat pusing untuk berpikir keras.

"Yaya..."

Ia tidak bergeming.

"Yaya..."

Ia masih diam.

"YAYA!"

Teriaknya agak keras.Namun Yaya Masih sibuk memijit kepalanya yang terasa berdenyut itu.

"Cewek gudeg!!!"Hingga Sebuah panggilan itu berhasil membuat Yaya mendongkak menatap sang arah suara.Dengan wajah yang terkesan kesal dan mengkerung tidak suka.

"Aku punya nama TUAN,..."Tekan Yaya seolah memberitau dan merasa tidak suka dengan panggilannya tadi.

"Aku dari tadi manggilin kamu!Ngga denger?!"Tanya pemuda itu  sembari menyerahkan sebungkus plastik putih.

"Apa ni?"Tanya Yaya heran namun dengan datar.

"Buka aja sendiri kalo mau tau,kamu harus diajarin sopan santun!"Ketusnya lalu pergi keluar.

"Sopan santun?!Dia kali yang harus gituh!"Gerutunya sembari melihat isi bungkusannya itu.Ternyata didalamnya,terdapat dua buah roti,sebotol minuman jernih,dan obat.

'Hum....'Pikir yaya heran sembari menatap kearah pintu seolah hendak melihat kepergian tuanya.

"Huh(hela nafas)...Aku tidak tau mengapa aku bersikap seperti ini padanya...."Ucapnya pelan dan mulai memakan roti.

Skiptime...

"Woy!Bangun pemalas!!Kalo kerja tuh yang bener!!kau ini benar-benar tidak bisa diandalkan!!"

"Hemmmhh...."Yaya terbangun dan mendapati seorang pemuda tengah berada didepanya.

"Bangun cewek pemalas!Karena kamu tidak bisa diandalkan,kamu harus membersihkan gedung ini saja!"Ucapnya sembari berjalan dan duduk ditempat khusus untuknya.

"Aku kan bukan obe!!Ngga mau!"Sanggahnya karna tidak terima.

"Oh yah?!kamu kan bukan obe!Tapi mulai besok kamu bekerja disini sebagai obe!"Ucapnya dengan tatapan yang tajam.

"Apa?!Aku...Aku..."Yaya berpikir berkali-kali untuk mencerna ucapan tuanya itu.

"Tidak ada penolakan,aku tidak suka!"Ucapnya lalu menyerahkan sebuah dokumen yang sudah ia tanda tangani.Yaya diam saja melihat tuanya itu.

"Ayo ambil!"Suruhnya dengan tegas.

"Huh...."Yaya hanya bisa menghela nafas panjang dan menerima semuanya.Tih dia juga yang salah.

"Lain kali,gadis pemalas sepertimu,jangan bermimpi ketinggian"Ucapnya ketika Yaya sudah menerima dokumen itu.Yaya hanya meleret dan pergi tanpa berkata apapun.

"Besok,aku jadi obe?!"Ketusnya kesal.

Bersambung...

Maaf kalo ceritanya kayak ginih,maklum,saya penulis yang masih belajar,...mungkin belum bisa dibilang penulis,cmn ya... begitulah....

Hehehehe...bayyy







Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro