Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

Bab 26: TAMAT

SHEERAN OKTARINA. Gadis kutu buku itu kini tengah berdiri menunggu bus di salah satu halte. Sesekali ia tampak memperbaiki posisi kacamatanya.

Di tangannya, sebuah novel berjudul Four tampak menambah kesan kalau gadis itu adalah pecinta novel.

"Ran!"

Gadis itu menoleh. Kawan sebangkunya baru saja memanggilnya.

Gadis berambut sebahu itu berlari-lari kecil menghampiri Ran yang sama sekali tak bergerak dari tempatnya berdiri.

"Lo udah baca novelnya?" Dyna bertanya dengan napas yang masih sedikit tersengal.

Ran mengangguk. "Udah. Biasa aja sih, ceritanya," jawab Ran sambil menimang buku di tangannya. Walau sebenarnya bohong. Ia belum membaca ulang novelnya semenjak kepulangannya dari dunia novel kemarin. Karena sorenya, Ran mendapat surat dari Four. Isinya tentang penjelasan soal orang-orang di dunia nyata yang baru akan membaca novelnya malam ini. Jadi, seperti mengulang.

Ran membawanya ke sekolah hari ini agar ia tidak membuat Dyna curiga padanya karena Ran biasanya akan menenteng novel baru miliknya kemanapun di hari pertama membeli novel.

Dyna menyeringai. "Menurut gue, sih. Ceritanya agak aneh. Tokoh Utama yang masih SMA dan kejebak cinta segitiga sama dua cowok, tapi ternyata si Tokoh Utama udah punya suami. Aneh, kan?" celoteh Dyna panjang lebar.

Bus yang ditunggu-tunggu oleh Ran akhirnya datang. Ia segera menaikinya. Begitu juga Dyna.

Tidak biasanya mereka menaiki bus. Karena angkot yang biasa mereka tumpangi entah kenapa mendadak penuh. Dan yang tersisa adalah bus.

"Ceritanya memang aneh, sih. Tapi gue yakin penulisnya udah susah payah bikin ceritanya. So, nikmatin aja." Ran mengangkat bahu santai.

Dyna mengangkat salah satu alisnya. "Tumben lo terima sama alur cerita yang aneh kayak gini. Biasanya lo protes atau apalah itu," sindir Dyna setengah bercanda.

Ran tertawa. "Iya juga, ya," gumamnya.

"Gue penasaran sama tokoh cewek yang kedua. Kalo nggak salah yang namanya Rin. Kok bisa sih, dia tiba-tiba muncul dan berhasil bikin Nathan sama Arga jatuh cinta?"

Ran berusaha menahan tawanya. Apa Dyna bilang? Rin?!

"Mungkin si penulis cuma mau ngasih Nathan sama Arga cewek lain," komentar Ran geli.

Dyna menyetujui pendapat Ran. Terbukti dari anggukannya.

"Tapi ending-nya aneh," lanjut Dyna.

Ran mengernyit. "Aneh gimana?"

Dyna menatap Ran heran. "Lo nggak ngerasa aneh? Gini ya, Ran. Masa iya, besoknya habis pesta, Nathan dateng kerumah Rin. Terus pas Rin buka pintu, dia malah nangis pas sadar kalo Nathan yang baru aja ngetok pintu. Padahal Rin belum berangkat ke luar negeri, Sebenernya tokoh utamanya itu siapa sih? Rin apa Rachel?" jelasnya panjang lebar.

Ran membeku seketika. Merasakan ada sesuatu yang janggal, ia segera membuka buku yang sedari tadi dipegangnya. Membuka halaman terakhir.

Benar kata Dyna. Di halaman itu tertulis soal Rin yang menangis hanya karena Nathan mendatangi rumahnya.

Ran segera turun dari bus saat benda biru itu berhenti. Tidak memedulikan ucapan Dyna soal nanti ia akan main ke
rumahnya.

Yang Ran pikirkan saat ini adalah, akhir cerita Four.
Gadis itu memasuki kamarnya. Tidak ada siapapun di rumah.

Kedua orangtuanya masih bekerja; sedangkan kakaknya masih kuliah. Rumah sederhana itu benar-benar tampak sepi. Hanya berisikan Ran yang mulai memikirkan banyak hal di kamar miliknya.

"Kenapa ending-nya kayak gitu? Apa jangan-jangan, Nathan bakal beneran muncul?!"

Ran menggeleng cepat. Kembali menatap langit-langit kamar. Tubuhnya terbaring begitu saja di atas kasur.

"Nggak mungkin. Nathan cuman tokoh novel. Mustahil dia bener-bener datengin gue," guman gadis itu dengan wajah sendu.

Tok! Tok! Tok!

Ran loncat duduk saat mendengar suara ketukan pintu itu.

"Kakak?" gumamnya. Sekelebat, ia membayangkan Nathan lah yang baru saja mengetuk pintu rumahnya. Tapi Ran lebih dulu menepis pikiran itu jauh-jauh.

Gadis itu terlihat kecewa saat mengingat Dyna akan mengunjunginya usai sekolah saat di bus tadi. Ia menuruni anak tangga. Gue kira siapa, batin Ran saat ia sudah sampai di depan pintu.

Tangannya memutar knop. Bukan sosok Dyna seperti yang dibayangan gadis itu. Melainkan sesosok lelaki bertubuh tinggi.

Ran menduga itu kakanya, dan ternyata, dugaan gadis itu salah.

Adalah Nathan. Berdiri dengan senyum hangat di wajahnya. Sehangat matahari sore saat itu.

Mata Ran terbelalak. Tubuhnya mendadak kaku. Ia tercekat.

"Hai, Ran. Aku menemukanmu," ucap pemuda itu sambil menatap Ran dalam.

Hening. Hanya suara jangkrik yang terdengar.

"Cubit gue," gumam Ran memecah lengang. Tatapannya mendadak kosong. Ia teringat kalau ia baru saja berbaring di atas kasur. Kemungkinan yang dialami gadis itu hanyalah mimpi.

Nathan tampak bingung. Tapi akhirnya menuruti perintah pujaan hatinya. Perlahan, ia mencoba mencubit pipi Ran.

Hening.

Tidak ada reaksi apapun dari Ran.

"Kenapa, Ran? Lo nggak ngerasa sakit?" Nathan terlihat cemas.

Mata Ran mulai berkaca-kaca. Tanpa aba-aba, air matanya jatuh tak tertahankan. Persis seperti adegan yang tertulis di akhir cerita Four.

Ran membekap mulutnya. Ia mulai terisak.

Nathan yang melihat itu tanpa sadar memeluk gadis itu.

"Gue udah penuhi janji gue, Ran," bisik Nathan tepat di telinga Ran.

Gadis itu semakin terisak. "Ini bukan mimpi!"

_●°●°●_
..E N D..
.
.
(787 kata)
#Ran

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro