Bab 24: Kosong
RAN BERJALAN menghampiri dua pemuda yang duduk berhadapan itu. "Ngapain kalian di sini?" tanyanya sambil berkacak pinggang.
Arga dan Nathan sontak terkejut. "H-hai Ran." Arga melambai kecil yang dibalas senyum tipis oleh Ran.
Gadis itu ikut bergabung ke meja. Duduk di samping Nathan. Arga mengerucutkan bibirnya. "Kenapa nggak duduk di samping gue?"
Ran mengangkat salah satu alisnya. "Lo udah ngecewain gue," jawabnya sarkas.
Nathan berdehem. Ditilik dari ekspresinya, ia tengah senang.
"Lo tadi ngomongin apa sama sepupunya Rachel?" tanya Nathan sambil mendorong jus jeruk pada pujaan hatinya.
Ran tersenyum miring. "Bukan sepupu, tapi suami."
"APA?!"
Ran santai menyesap jus jeruk pemberian Nathan. Ia sudah menebak seperti apa reaksi kedua tokoh novel tersebut.
Arga lebih dulu tertawa. "Lo bercanda kan?"
Ran menggeleng santai. "Udah sejak dua minggu lalu," jawabnya.
Nathan dan Arga saling bertukar pandang; membuat Ran menghela napas.
"Lo berdua beruntung gue tahu kenyataan itu. Kalo enggak, gue bakal habisin lo berdua."
"Maksud lo?" Arga mengangkat salah satu alisnya. Bagaimanapun, ia tidak paham dengan ucapan Ran barusan.
Ran menghela napas kemudian memperbaiki posisi kacamatanya. "Kalo sampai lo berdua nyakitin Rachel dengan suka sama gue, gue nggak bakal diem aja. Artinya, lo beruntung Kak Ken ternyata suami Rachel. Jadi lo berdua aman karena nggak nyakitin hati Rachel," jelas Ran panjang lebar.
Nathan tampak berpikir sebentar. "Arga suka sama lo?" tanyanya pada Ran di sampingnya.
"Iya, emang kenapa?" cibir Arga.
"Ran, lo pilih siapa? Gue apa Arga?" tanya Nathan setelah hening sesaat.
Ran terkesiap. Tak menyangka seorang Nathan akan menanyakan hal seperti itu.
Arga ikut memberi tatapan menunggu. Membuat Ran reflek memutar matanya. "Gue nggak pilih satupun. Gue bakal pergi seminggu lagi dan nggak bakal kembali selamanya. So, buat apa kalo gue milih salah satu dari kalian?"
"Gue bakal nyusul lo, di mana pun itu." Nathan mengacak rambut Ran gemas.
"Gue juga bakal nyusul lo." Arga ikut mengacak rambut Ran.
Ran berdecak kesal. "Gue serius!"
Arga terkekeh. "Kalo gitu, pergi ke mana?"
"Luar angkasa," jawab Ran sambil mengambil iced Cappuchino milik Arga. Meneguknya tanpa permisi.
"By the way, kenapa Rachel nggak ngasih tahu kita soal pernikahannya?" Arga mengalihkan topik. Menganggap jawaban Ran hanya kelakar semata.
Ran kali ini tidak langsung menjawab. Kembali ia menghela napas panjang.
Tidak mungkin ia mengatakan kalau saat itu Rachel masih memiliki perasaan pada Arga atau Nathan, entahlah.
"Dia kan masih SMA. Wajar di rahasiain," jawabnya setelah hening beberapa saat.
Arga dan Nathan hanya manggut-manggut mendengar jawaban Ran. Itu masuk akal, pikir mereka berdua.
"Lo berdua nggak sakit hati gitu?" Ran bergantian memandangi Arga dan Nathan.
Arga mengernyit. "Buat apa? Gue kan suka sama lo," ucap Arga penuh percaya diri.
Ran memutar bola mata malas. Tak mau memperpanjang topik. Ia segera berdiri setelah menghabiskan minuman milik Arga dan Nathan.
"Mau kemana?" cegah Nathan.
"Pulang."
"Gue anter!" ucap Arga dan Nathan bersamaan.
"Nggak, makasih. Gue bawa sepeda." Ran pergi begitu saja. Meninggalkan Arga dan nathan yang masih terpaku di kursi mereka.
"Aneh, Ran nggak masuk beberapa hari ini," gumam Arga masih menatap pintu keluar kafe.
Nathan menoleh pada pemuda berambut hitam di depannya. Ia juga penasaran.
Sedetik kemudian, mereka berdua berebut keluar dari kafe untuk menyusul Ran.
_●°●°●_
Tujuh hari lagi. Ran sudah puas dengan hasil kerjanya. Ia sudah tak mau memikirkan apapun lagi. Sekarang, ia berniat ke sekolah untuk sekadar menyapa teman-temannya.
Tapi gadis itu lebih dulu di kejutkan dengan dua mobil yang terparkir rapi di depan apartemen. Tampak masing-masing pengemudinya berdiri bersandar pintu mobil.
"Arga? Nathan?"
Arga melambai kecil. Menunjukkan senyum lebar khasnya. "Hai, Ran."
Nathan tak mau kalah. Ia lebih dulu membukakan pintu mobil. "Masuk, Ran. Gue mau nganter lo."
Ran menepuk dahi. Dua orang itu tak akan pernah mengerti, kalau gadis itu tak akan menerima satupun perasaan dari dua pemuda itu.
"Ran, bareng gue aja ke sekolahnya," tawar Arga.
Ran berjalan mendekat. "Motor lo mana?" tanyanya pada Arga.
Arga menggaruk alisnya. "Di rumah. Emang kenapa? Lo mau gue anter pake motor?"
Ran menggeleng kecil. "Nggak. Cuma nanya."
"Ran, masuk," ujar Nathan datar. Pintu mobilnya masih terbuka.
Ran menoleh. "Oh, oke." Ia berjalan masuk kedalam mobil putih milik Nathan. Dan sang pemilik benda putih itu memasang senyum bangga. Berhasil membuat Arga kalap.
"Ran, lo nggak mau gue anter?" tanya Arga setelah mengetuk jendela kaca mobil. Ran membukanya, kemudian menggeleng. "Nanti aja pas pulang sekolah," ujar Ran santai.
Senyum di wajah Nathan seketika hilang.
_●°●°●_
..To Be Continue.
.
(723 kata)
#Ran
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro