Bab 2: Misi
DI MANA aku?
Ran mengedarkan pandanganya ke sekeliling. Baru saja, dia merasakan tubuhnya seperti disedot masuk ke dalam sesuatu yang Ran sendiri juga tidak tahu.
Ia mengucek matanya, mencubit pipinya, bahkan menampar wajahnya dengan keras.
"Aw!" Ran meringis menahan sakit. Diusapnya pipi yang sudah memerah bekas tamparan dirinya sendiri itu.
Gadis itu tidak sedang bermimpi. Ini sungguh nyata!
Lihatlah! Sepersekian detik yang lalu, dirinya masih berada di kamar tidurnya. Sekarang?
Kamar? Ya, mungkin bisa dibilang kamar juga. Tapi tidak! Ini bukan kamar Ran. Jelas-jelas bukan. Kamar ini bahkan dua kali lebih besar dari miliknya.
Ran tersadar, mendapati dirinya duduk di atas kasur. Sebagian tubuhnya tertutup selimut. Persis seperti seseorang yang baru bangun tidur.
Ting tung!
Gadis itu terlonjak kaget.
Suara apa itu?
Ia meneguk ludah, Memberanikan diri turun dari kasur yang entah milik siapa.
Dibukanya pintu kamar dengan hati-hati. Seketika, mata Ran membesar. Sebuah ruangan baru didapatinya.
"Apartemen?" desisnya tersadar. Ya, ia merasa dirinya sekarang berada di sebuah apartemen.
Teringat suara bel tadi, Ran buru-buru membuka pintu yang diyakininya pintu utama. Merasa mungkin ada petunjuk kenapa dia bisa berada di sini.
Kosong.
Tidak ada siapa-siapa. Ran mencoba memastikan, tapi nihil. Memang tidak ada siapa-siapa, lorong sepi.
Ran bersiap masuk kembali ke dalam apartemen. Tapi urung, matanya lebih dulu menangkap benda di bawah kakinya. Sebuah amplop.
Ia berjongkok meraih amplop berwarna biru itu. Membukanya di tempat.
Selamat datang di dunia novel. Sekarang, anda berada di dalam novel berjudul 'Four'
Tidak puas dengan akhir cerita 'Four'?
Jangan khawatir. Anda bisa mengubahnya.
Satu bulan. Waktu yang kami sediakan untuk Anda.
Misi anda sangat mudah. Yaitu menyatukan Arga dan Rachel.
Jika tidak berhasil melakukannya, mau tidak mau kami kembalikan anda ke tempat asal. Tanpa hasil.
Jika anda berhasil, otomatis, novel 'Four' akan berubah jalan ceritanya. Dan Anda bisa kembali ke tempat asal anda dengan kejutan menarik nantinya.
Hari ini Anda adalah murid baru di kelas yang ditempati Rachel, Arga, dan Nathan.
Pastikan anda bersikap se- normal mungkin.
Sekali lagi selamat.
-Four-
Ran menutup mulut tidak percaya.
Perlahan, ia melangkah menuju meja dapur. Sebuah teko berisi air adalah tujuannya saat ini.
Setelah menuang air ke dalam gelas, Ran meminumnya habis. Kemudian ia mengatur ritme jantungnya.
Satu menit. Ran menatap lamat-lamat surat di tangannya. Senyum lebar terlukis di wajahnya.
"AKU DI DALAM NOVEL!!" teriak Ran kegirangan. Ia menari-nari senang. Rasanya, mimpinya seakan menjadi kenyataan. Akhirnya ada saat dimana Ran bisa menyatukan Arga dan Rachel secara langsung.
"Eh?" Ran terhenti. Menyadari ada sesuatu yang aneh.
"Gak, gue gak bisa semudah ini percaya," gumam Ran dalam hati. Ia berjalan cepat menuju jendela apartemen. Menatap keadaan sekitar dengan mata takjub.
Lihatlah, pemandangan kota yang aneh berhasil membuat jantung Ran berdetak tak karuan. Matanya bisa menangkap sebuah tugu raksasa di tengah kota. Persis dengan tugu di kotanya. Tapi kali ini berbeda, bentuk bangunan-bangunan yang berbeda, kendaraan umum yang berbeda pula berhasil membuat Ran menarik bibirnya ke atas untuk tersenyum. "Ini bukan kota gue." Ran mengangkat bahu santai seolah semua ini hanya permainan. "Jadi gue gak lagi mimpi."
Mata Ran terbelalak.
"Sekolah!" serunya kalap.
Dengan terburu-buru, Ran berlarian mengambil seragam yang menggantung rapi di dinding kamar.
Ia tidak mau menyia-nyiakan kesempatan emas ini.
»※※※«
"Hai semua, perkenalkan, namaku Ran. Mohon bantuannya." Gadis itu memperkenalkan diri secara singkat. Tampilannya ia ubah sedikit. Dimana biasanya dia mengenakan kacamata besar dan rambut dibiarkan tergerai, kali ini Ran tidak memakai kaca mata dan rambut diikat seperti ekor kuda. Bagaimanalah mau memakai kacamata? Saat dirinya tersedot beberapa menit lalu kedalam novel, ia tidak sedang memakai kacamata. Tapi untunglah ada lensa kontak yang ditemukannya di dalam kamar mandi apartemen. Seperti sudah disediakan.
"Baiklah, Ran. Kamu bisa duduk di samping Rachel," titah sang guru.
Ran mengangguk. Ia sudah bisa menebak siapa Rachel. Gadis cantik dengan wajah cueknya.
"Hai, Rachel," sapa Ran sambil mendudukan dirinya ke kursi.
Rachel tersenyum tipis. "Hai, Ran."
Ran menghela napas pelan.
Baiklah, sudah dimulai. Dilihat dari kondisi saat ini. Itu berarti gue masuk ke dalam novel saat satu bulan sebelum Rachel dalam bahaya. Yang artinya, hubungan Rachel, Arga , dan Nathan sedang panas-panasnya.
Itu berarti, gue cuma punya tiga rencana. Rencana A: buat Rachel menjauh dari Nathan.
Rencana B: Bantu Arga mendapatkan hati Rachel. Dan, ah ... Gue benci ini ... Rencana C: buat Nathan suka sama gue.
Ran tersadar dari lamunannya. Diliriknya Rachel yang sedang mencatat.
Ran sadar, Nathan tidak mungkin suka pada dirinya. Cobalah bandingkan Ran dan Rachel, macam putri dan pelayan. Rachel yang selalu tampil cantik dengan rambut panjang bergelombangnya, wajah yang sudah dijamin kecantikannya.
Berbeda dengan Ran dengan tampilan murid BIASA-nya. Tidak ada yang bisa dibanggakan. Bahkan Ran sama sekali tidak memakai make up-Sekadar untuk menandingi kecantikan Rachel-tapi tetap saja itu tidak cukup.
Ran termenung. Rasanya, dia akan melakukan rencana A saja. Lebih mudah membuat Rachel tidak suka pada Nathan dari pada harus berurusan dengan Nathan. Mungkin bisa dibilang, Ran sangat-sangat tidak suka dengan tokoh "Nathan" ini.
Mengingat Ran tidak pandai berakting. Kalaupun ia berusaha menarik perhatian Nathan, dirinya tidak akan bisa menghilangkan raut kebenciannya.
Dan itu mustahil dilakukan.
»※※※«
..To Be Continue..
(843 kata)
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro