Bab 12: Ran!
DOKTER MENYERAH karena Ran bersikeras pulang hari itu juga. Akhirnya dokter mengizinkan Gadis itu pulang ditemani ketiga tokoh novel.
"Kalo gitu, gue masuk dulu ya," ujar Ran berdiri di depan pintu.
"Makan teratur sama rajin istirahat. Festival sekolah bentar
lagi. Kita butuh lo buat nulis antologi. Lo tahu sendiri kan, kalo cuman lo yang bisa nulis buku di klub." Rachel tersenyum simpul. "Makanya, cepet sembuh ya...," lanjutnya.
Ran mengangguk. Kemudian masuk kedalam apartemen setelah memasukkan password.
Rachel, Arga, dan Nathan sudah separuh jalan menuju lift.
Ran menghempaskan tubuhnya ke atas kasur. Menatap langit-langit kamar dengan mata lelah.
Rencana hari ini. Gagal.
_●°●°●_
Ponsel Ran bergetar saat gadis itu membuka mata esok harinya.
Tangannya terjulur mengambil ponsel di nakas meja. Beranjak duduk.
Tokoh Sampingan: udah makan?
Ran hampir tersedak ludahnya sendiri, mengetahui seorang Nathan mengirimi pesan aneh seperti itu pagi-pagi. Dengan cepat, ia memencet tombol "panggil".
"Halo?" Terdengar suara Nathan di seberang sana.
"Ini beneran lo?!" pekik Ran.
Nathan buru-buru menjauhkan ponsel dari telinganya.
"Bukan, Rachel yang nyuruh gue," jawab Nathan seolah tahu apa maksud pertanyaan Ran.
"Rachel sama lo?! Berduaan?!" teriak Ran tidak terima.
Nathan segera menyerahkan ponsel miliknya pada Rachel.
"Halo, Ran. Lo udah makan?" tanya Rachel membuat pertanyaan Ran terjawab.
"Lo berduaan sama Nathan?!"
"Nggak, kita bertiga di ruang klub Kebersihan buat bahas festival minggu depan. Lo udah makan?"
Ran menghela napas lega. "Gitu? gue kira lo berdu-"
_●°●°●_
"Ran? Kok diem?" Wajah Rachel berubah cemas.
"Kenapa, Chel?" Arga mendekat.
Gadis berambut panjang itu tidak mendengarkan pertanyaan Arga. Sibuk memanggil Ran di ujung sana lewat ponsel milik Nathan.
"Ran, lo nggak papa? Ran, jawab gue!"
"Ran kenapa?" Arga ikut cemas.
"Nggak tahu, tiba-tiba dia diem," jawab Rachel resah.
"Kita kesana!" Arga lebih dulu keluar ruangan. Diangguki Rachel yang kemudian menyusulnya. Nathan melesat sepersekian detik kemudian.
_●°●°●_
Rachel, Arga, dan Nathan berlarian menyusuri lorong apartemen. Hingga mereka tiba di depan pintu dengan nomor 444.
Rachel lebih dulu memencet bel.
Tidak ada jawaban. Gadis itu beralih memencet beberapa tombol di samping pintu.
"Sial! Gue nggak tahu password nya!" Telunjuk Rachel tertahan di udara.
"Gue tahu," kata Arga dibarengi dengan gerakan tangannya lincah memencet beberapa nomor.
Rachel dan Nathan saling tatap. Heran kenapa Arga bisa tahu password apartemen Ran.
Pintu terbuka. Rachel lebih dulu berlarian masuk. Mencari-cari keberadaan teman sebangkunya.
Saat dibuka, kamar gadis berkacamata itu tidak di temukan sosok penghuninya. Terlihat ponsel milik Ran tergeletak begitu saja di atas kasur.
"RAAAN!" Teriak Arga. Memanggil gadis itu.
Rachel ikut berteriak. Memanggil nama temannya.
"Loh? Kalian kok disini?" Suara itu berhasil membuat ketiga tokoh novel berbalik.
"Ran! Lo nggak papa?" tanya Rachel seraya mendekat.
"Gue nggak papa." Ran terdiam sebentar, lantas menepuk dahi. "Sorry, guys. Gue lupa kalo lagi nelpon," ucap Ran nyengir.
Rachel, Arga, dan Nathan saling bertukar pandang.
"Tadi perut gue mual. Terus gue lari ke kamar mandi. Muntah-muntah di sana, hehe. Abis itu sekalian mandi deh." Ran menggaruk rambutnya yang tidak gatal.
"Lo udah makan?" tanya Rachel. Tangannya dilipat di dada.
Ran nyengir. Wajahnya mendadak pias. "Belum, dari kemaren."
Air muka Rachel berubah garang seketika.
_●°●°●_
..To Be Continue..
.
.
(512 kata)
#Ran
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro