Bab 10: Double Date?
NATHAN baru saja ingin memarkirkan mobilnya saat di depan tampak Rachel dan Arga berdiri menunggu di samping mobil Arga. Terlihat sekali mereka memakai baju yang sama. Kaus abu-abu dan celana panjang. Nathan menghentikan mobilnya. Mendelik marah ke arah Ran yang duduk di sampingnya.
Gadis berkacamata itu tampak tidak peduli ataupun merasa bersalah.
"Ini semua ide lo?" tanya lelaki itu. Masih belum berniat turun.
Ran mengangkat bahu. "Bukan salah gue. Gue mau ngasih tahu lo di mana Rachel, dia ada di sini. Dan soal baju, itu cuma saran. Lo sendiri yang mau ngikutin saran gue." Ran nyengir tanpa dosa.
Nathan mendengkus kesal. Catatan untuknya, jangan pernah mau menuruti saran cewek gila.
Mereka berdua segera turun. Dari kejauhan, Rachel dan Arga melambai. Tapi, dua orang itu seketika saling tatap saat mendapati Ran baru turun. Sontak mereka berlari menghampiri Ran dengan wajah cemas.
Ran mengernyit, begitu juga Nathan di sampingnya. Heran kenapa dua orang berkaus kelabu itu berlari ke arah mereka.
"Ran! Lo kenapa?!" seru mereka berdua hampir bersamaan.
"Kenapa?" Ran balik bertanya.
"Lo sakit?" Rachel menyentuh dahi Ran dengan punggung tangannya.
"Hah? Enggak kok," tukas gadis itu cepat.
"Beneran, muka lo pucet gitu...." Arga ikut mengecek dahi Ran.
"Masa sih?" Ia menoleh ke arah Nathan di sampingnya. "Gue se- pucet itu ya?"
Wajar Ran menanyakan hal itu pada Nathan. Karena Nathanlah yang pertama kali melihatnya pagi ini.
Yang ditanya tidak menjawab.
"Lo gimana sih, Nat. Udah tahu Ran sakit kok diajak sih, " gerutu Rachel. Ia menggandeng Ran agar duduk.
"Mana gue tahu, gue kira dia pake bedak," jawabnya acuh tak acuh.
Rachel memutar mata malas. "Lo tahu sendiri kalo Ran itu nggak pernah pake make up," balasnya sengit.
"Udah, kenapa malah berantem sih. Gue nggak papa kok. Cuma masuk angin. Buruan gih, acaranya mau mulai," ucap Ran menengahi. Ia beranjak berdiri. Heran kenapa teman-temannya begitu memermasalahkan kondisi tubuhnya yang mungkin hanya masuk angin itu.
"Acara?" Nathan mengernyit.
Ran menepuk dahi. Lupa kalau Nathan belum diberi tahu soal event hari ini. Ia segera menarik Nathan sedikit menjauh. Menjelaskannya dengan cepat lalu kembali dengan wajah lega.
"Udah siap?" Rachel menatap Ran dan Nathan penuh selidik.
"Udah, yuk!"
_•°•°•_
Acara berlangsung menyenangkan. Mereka ber- empat menjadi lebih paham soal pentingnya menjaga kebersihan dan pentingnya gerakan zero waste.
Usai acara, mereka membeli beberapa peralatan kebersihan. Menyimpannya kedalam bagasi mobil. Beristirahat sebentar di salah satu bangku panjang yang ada di sekitar tempat parkir.
Duduk berjejer sambil menikmati minuman masing-masing.
"Wah, ada yang lagi nge-date nih." Suara itu membuat ke empat anggota klub kebersihan itu menoleh.
Ran langsung mengenali siapa perempuan itu. Dari ciri-cirinya, rambut pendek sedikit ikal dengan paras cantik. Grace, mantan Arga.
Di belakangnya, dua orang perempuan dengan senyum jahatnya menatap mereka berempat.
Rachel memutuskan fokus pada ponselnya. Pura-pura tidak mengenali perempuan itu. Begitu juga Nathan dan Ran. Hanya Arga yang memerhatikan.
Tiga perempuan itu mendekat. "Lo kenal mereka?" Salah satu dari mereka tersenyum licik. Bertanya pada Grace.
"Of course, dia mantan gue," jawabnya sambil menunjuk pada Arga.
"Dia gebetan mantan gue." Tunjuknya pada Rachel yang duduk di sampingnya. Dua perempuan di samping Grace tertawa.
"Dia gebetannya gebetan mantan gue." Tunjuknya lagi pada Nathan.
Tawa kedua perempuan itu semakin menjadi. "Dan ... hmm gue nggak yakin siapa dia...." Grace menunjuk Ran yang asyik menyesap minumannya.
"Mungkin dia cewek gatel yang ngincer gebetan gebetannya mantan gue," ucapnya dengan nada meremehkan.
Ran memutar mata malas. Tidak ingin terlalu peduli dengan kelakuan tiga cewek itu yang sekarang sibuk menertawakan dirinya. Rachel sudah memberi kode pada Ran untuk tidak membalasnya. Sementara itu, Nathan masih fokus pada ponselnya.
Kalau bukan karena isyarat dari Rachel, Ran mungkin sudah mencekik tiga gadis di depannya.
Tapi, mata Ran berkunang-kunang. Tubuhnya memang sudah lemas sejak yadi pagi. Sekarang ditambah tawa cekikikan mereka, Ran tidak bisa menahan diri untuk membuat mereka bertiga diam.
"Oi, cabe!"
Tiga perempuan itu serentak menoleh pada Ran.
Gadis berkacamata itu seketika menutup mulutnya. Pura-pura terkejut. "Gue kira bo'ongan, ternyata cabe beneran," ucap Ran dengan senyum miring.
Mata Grace terbelalak. Wajahnya merah padam. "APA LO BILANG!?" Ia bersiap menampar gadis berkaca mata itu.
"CE-"
Tangan Grace terhenti. Atau lebih tepatnya ditahan. Ia menatap tajam pada Nathan yang kini mencengkeram pergelangan tangannya. Pemuda itu balas menatapnya tajam. "Berisik! Sekali lagi lo ngomong, gue patahin tangan lo!"
Mendadak, Gadis berambut pendek itu ketakutan. Ia menghempaskan tangannya dari cengkeraman pemuda itu. "Girls, cabut." Ketiga gadis itu pergi setelah Nathan menatap mereka garang.
Ran menepuk pundak Nathan. "Gila, lo pinter juga ngusir mereka."
Rachel terkekeh. "Ran, lo nggak papa, 'kan? Nggak usah dengerin omongan mereka."
Gadis berkacamata itu mengangguk. "No problem. Gue cuma kesel aja sama suara mereka."
"Sorry, Ran. Gue diem aja pas lo mau di-"
"Bukan salah lo. Gue paham alasan lo, Ga," potong Ran. Ia tahu, Arga tidak bisa sembarangan meladeni cewek itu. Kalau tidak hati-hati, bisa-bisa Rachel lah yang akan menjadi korban.
"Guys, gue ke toilet dulu ya," ujar Rachel seraya berdiri.
Ketiga temannya mengangguk serempak. Rachel segera melangkah pergi.
"Lo ngancem cewek tadi karena gue?" Ran melirik pada Nathan di sampingnya.
"Mimpi," jawabnya malas.
Ran tertawa. "Iya, gue tahu lo nggak bakal nolongin gue. Kan lo it-"
BUK!
"RAN!" seru Arga ketika mendapati gadis itu mendadak jatuh di pangkuan Nathan.
Nathan reflek menahannya.
"Ran! Bangun!" Arga jongkok di depan tubuh Ran yang ada di pangkuan Nathan.
"Dia pingsan." Nathan mengecek napas gadis itu.
Rachel berseru tertahan saat tahu Ran yang sedang dibopong kedalam mobil putih milik Nathan. Ia segera berlarian menghampirinya. "Ran kenapa?!" tanyanya parau.
"Pingsan," jawab Arga setelah memosisikan tubuh Ran di kursi belakang mobil. Rachel segera masuk. Memeluk Ran di pangkuannya.
Sementara itu, Arga segera duduk di kursi depan. Dan Nathan sudah bersiap di depan setir.
Benda putih itu melesat meninggalkan area parkir C mall.
_•°•°•_
.. To be Continue..
.
.
(957 kata)
#Ran
🤔Males bikin vector atau cover buat cerita?
🧐Atau malah nggak bisa?
😐Atau nggak mau bayar mahal dan susah?
😉Plus mau yang sehari jadi?
🤓Tenang aja, Ran Sya's Studio hadir untuk kamu!
🍭🍭🍭🍭🍭🍭🍭🍭🍭🍭
🦅 Pembayaran mudah (via Pulsa/Shopeepay)
🦅 Jadi dalam 1-3 hari (tergantung antrian)
🦅 For personal use
🍭🍭🍭🍭🍭🍭🍭🍭🍭🍭
(*Untuk komersial bisa didiskusikan)
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro