Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

SAO

Yurie. Itu adalah nama asliku. Rie adalah nama panggilanku di dunia nyata, sementara Yui adalah panggilanku di dunia virtual. Salam kenal.

Satu hal tentangku adalah aku berusia lebih dari dua puluh tahun, mungkin hampir tiga puluh malah. Tapi, wajahku terjebak diantara usia belasan tahun. Bukan hanya wajah, sifat dan kepribadianku bahkan tak lebih dewasa dari anak SMA.

Aku bekerja sebagai Unity Developer dalam pengembangan proyek Augmented Reality (AR). Kalian pasti pernah mendengarnya bukan? Puluhan tahun yang lalu, saat orang tuaku bekerja sebagai pemimpin proyek pengembangan game VR (Virtual Reality), sekitar awal abad 20, yang menewaskan ratusan ribu gamers di seluruh dunia hanya dalam waktu beberapa bulan. Tragedi paling bersejarah yang menjadi tonggak awal mula game AR dan langsung mencapai jutaan account pengguna dalam beberapa menit setelah release.

Sebuah dunia yang memproyeksikan dunia virtual ke dalam dunia nyata dan menjadi trend paralel di manca negara. Sudah beberapa tahun terlewati dengan grafik peningkatan paling signifikan yang pernah ada.

Oke, cukup informasi tak berguna ini. Karena sekarang, ada hal penting yang sedang kupikirkan. Tapi, mungkin ini tidak begitu penting untuk dibicarakan. Tunggu dulu, bagiku, ini adalah hal terpenting yang pernah kuhadapi selama hidup.

Baiklah, akan kuceritakan pelan-pelan.

Pertama, aku baru saja bertengkar dengan rekan kerjaku masalah pengkodingan. Kami bertengkar hebat dan aku membenci diriku sendiri yang terima saja dikambing hitamkan.

Setelah itu, aku menemui pacarku untuk melampiaskan kekesalanku. Tapi, yang selanjutnya terjadi sungguh diluar dugaan.

"Jadi, bagaimana menurutmu?" Tanyaku saat itu setelah selesai bercerita mengenai keributan yang terjadi. Wajahnya masih menunjukkan ekspresi bingung dan dia mendongak dengan gugup saat aku mencubit lengannya keras-keras.

"Maaf, bisa kau ulangi?"

Aku sangat yakin, aku sudah bercerita dengan jelas dan lengkap. Dia memintaku mengulangi cerita panjang dengan kata-kata yang sama? "Kamu tidak mendengarku? Kamu lagi mikirin apa sih?"

"Bukan apa-apa."

Bohong! Dia pikir setelah bertahun-tahun bersama, aku tidak dapat membedakan ucapannya yang jujur dan yang berbohong? Meskipun begitu, aku hanya menghela nafas panjang. Aku yakin dia akan menceritakannya kalau memang perlu.

"Rie, maafkan aku, sebenarnya-"

Aku penasaran. Tapi, diam saja.

"Aku benar-benar minta maaf, Rie. Sebenarnya aku menemuimu cuma ingin bilang-"

Orang ini kenapa sih? Kenapa bicaranya putus-putus gitu? Dia mau pinjam uang tapi malu bilang? Apa gimana?

"Sebenarnya, aku berencana minta putus darimu."

Oke, dia mulai bercanda di saat yang tidak tepat. Aku benci menanggapi candaan yang tidak lucu seperti ini saat moodku benar-benar buruk.

"Aku serius."

Dia mencengkeram lenganku kuat dan menatapku dalam. Dia tidak berbohong! Tapi, aku tidak ingin mempercayainya. Apa dia mengerti apa yang dia bicarakan?

Saat itu, aku amat sangat frustasi dan pikiranku tiba-tiba kosong. Seingatku, aku sedang membanting Amusphere yang terpasang di kepalaku, kemudian memeluk Nerve Gear peninggalan orang tuaku sambil menangis.

Setelah itu, aku tidak ingat apa-apa lagi. Hanya seberkas cahaya yang menyilaukan dan sebuah gate serta beberapa gambar yang aneh dan tulisan yang tidak aku mengerti.

Kemudian, tiba-tiba aku berdiri di ruangan yang sama sekali tidak aku ketahui. Apa ini ada dalam sebuah game? Aku menggeser kursor dengan tangan kananku di udara kosong, tapi tidak muncul apa-apa.

Aku teringat dengan proyek Mesin Penghubung Otak pada sistem Full-Dive terbaru yang menjadi alasan perdebatanku dengan rekan kerjaku. Soul Translator Technology ini mengirim sinyal visual dan audio atau data visual mnemonik menuju mikrotubulus dalam otak. Tapi, sejauh yang aku tahu, ingatan dunia nyata tidak akan terbawa ke dalam dunia virtual karena Fluctlight menutup jalur ingatan.

Kalau ini bukan di dalam game, lalu ini dimana?

Aku berjalan dan memandang berkeliling. Sebuah pondok kayu yang tidak terlalu besar. Jendela yang terbuka itu memperlihatkan salju yang turun dan- salju?! Aku ada di daerah bersalju? Indonesia tidak pernah turun salju bukan?

Sedetik kemudian aku mendengar bunyi pintu digedor dan suara yang tidak asing berteriak "Yui" berkali-kali. Bukankah itu namaku?

Aku bergegas membuka pintu dan benar saja. Orang itu sedang berdiri di depan pintu dengan wajah panik. Nafasnya berembun. Udara yang luar biasa dingin segera menyelimuti tubuhku. Dia sedikit kaget melihatku membelalakkan mata dengan ekspresi tidak percaya.

"Ah, maaf, aku membangunkanmu yah? Cepat ganti baju. Kumosawa-san menghilang. CEO menyuruh kita semua ke pondok utama sekarang. Aku akan menunggumu."

Angin bertiup kencang dan beberapa salju yang turun berhembus masuk ke dalam ruangan. Membuatku bergidik kedinginan meski pun pemanas ruangan itu sudah menyala maksimal.

"Yui, kau baik-baik saja?"

Kepalaku benar-benar kosong. Entah ini mimpi atau kenyataan, aku tidak dapat membedakannya. Yang jelas, sepertinya ini bukan di dalam game seperti pikiranku semula. Karena, orang yang berdiri di depanku ini-

"Kindaichi Hajime?"

Tapi, kalau ini bukan di dalam game, lalu ini ada dimana?!

____________

Judul ini mungkin cuma buat warning karena cerita ini banyak mengambil topik dari anime SAO. Jadi, bukan real ori buatan author 😋

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro