Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

✎៚┆Dua

Bunyi gemetuk sepatu terdengar bersahutan dalam ruangan. Berirama. Tak kalah indah dengan lantunan nada pada handphone yang sengaja dibunyikan.

Degup jantung dibiarkan seirama dengan langkah kaki. Mencuri kurva kala diri merasa genggaman semakin erat pada pinggang. Menimbulkan rona, yang tak kalah hangat dengan salur rasa dari kasih sang pemuda.

Toge nampak tersenyum begitu menawan dalam remang sorot lentera yang menerangi kamar. Memikat hati begitu manik bersitatap langsung dengan lensanya, terlebih kala Toge sesekali menyesap harum rambutnya, juga menggoda dengan tiupan-tiupan candu yang intens pada tengkuk.

Gadis itu bersandar lembut di dada bidangnya.

Damai terasa.

Menimati detak jantung Toge yang terdengar merdu pada indera.

"Kau menyukai dansa malam ini sayang?" Toge berkata di tengah keterbuaian sang gadis terhadapnya.

Gadis itu mengadah menatap wajahnya, mengangguk, lantas merekahkan senyum manis yang begitu nyaman dipandang.

Pemuda itu pun tersenyum.

Kemudian menunduk, beralih menyesapi wangi sabun mandi di leher gadisnya.

"Kau harum sekali."

"Jangan banyak bicara. Nanti aku kena kutukanmu." sejujurnya tindakan [Name] ini murni untuk mengalihkan topik semata. Dirinya hanya tak ingin terbuai lebih pada Toge. Bisa dikata, ia belum siap.

Sayang, nampaknya Toge sama sekali tak terkecoh.

Begitu musik terhenti, Toge, dengan tangan besarnya menggendong lembut sang gadis menuju ranjang. Tak peduli kala gadisnya meronta pelan dalam dekapan nya. Tak peduli kala gadisnya mencengram erat punggungnya. Ketakutan.

Inumaki Toge telah berlayar jauh dalam nafsunya.

Manik berkaca-kaca ditatapnya lembut. Seakan meyakinkan, bahwa ini akan baik-baik saja, bahwa ini akan berjalan sesuai rencana.

Menyiratkan,

'Tak mengapa. Ikuti saja permainannya.'

[Name] mengangguk perlahan, sejujurnya diri sudah yakin dan percaya pada sang pemuda. Jika dua rasa itu tak bersemayam dalam hatinya, mungkin sakralnya janji suci tak akan pernah mengikat raga dan hati mereka.

Altar yang suci tak akan menjadi saksi. Begitu pula semesta dan kerabat dekat.

Dalam hati Toge pun bersemayam hal yang patut ia ingat. Pemuda itu merasa diri harus bisa menjadi seorang yang bisa melindungi, bisa dipercaya dan bisa mencintainya tanpa pandang apapun.

Karena ia suaminya.

Suami dari gadis yang ia cintai sepenuh hatinya.

Ciuman manis mendarat pada bibir ranum sang gadis. Membuainya. Terlebih kala tangan Toge mulai liar mengusap kulitnya.

Di tengah keterbuaian,

BRAK!

"Toge! [Name]! Semua sudah menunggu kalian di lantai da-- UHUK!!!" Zenin Mai yang baru saja masuk buru-buru membanting pintu, bersandar disana sebelum dirinya lari terbirit-birit menuju tangga.

"MAAFKAN AKU!!"

[Name] dan Toge serempak menoleh, tertawa canggung sebelum akhirnya memutuskan untuk duduk santai bersama di pinggir ranjang.

Toge merona hebat. Malu-malu mencuri pandang seraya menggaruk tengkuk yang tak sedikitpun terasa gatal.

Melihat itu, sang gadis yang sedari tadi diam akhirnya kembali tertawa, gemas melihat tingkah laku Toge yang seperti balita meminta permen.

"Kita lanjutkan nanti saja." tangan gadis itu mendarat pada surainya, mengusap-usap pelan sebelum akhirnya melenggang pergi menuju pintu.

Iya.

Tubuhnya saja yang pergi namun pikirannya tetap diatas ranjang.

⋆ ✧ ⋆ ✧ ⋆

"Tuna mayo?"

"Ah, Zenin? Dia ijin ke kamar mandi dari 10 menit yang lalu."

"Pftt--"

"Kenapa kalian tertawa?"

"Tak mengapa Panda senpai. Ayo kita lanjutkan makan malamnya."

"Jangan lupakan makan malam kita nanti di atas ranjang, sayang."

"Ah [Name] ! Kenapa kau menampar Toge?"

⋆ ✧ ⋆ ✧ ⋆




Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro