✎៚┆Tiga
Manik sebening embun milik sang gadis menyipit, dahinya mengernyit tanda bingung, alisnya bertaut seraya mengedar pandang ke seluruh sudut ruangan.
"Apa ini?"
Gadis itu meraih setangkai rosemary layu di atas nampan, mengibaskannya sejenak lantas mulai bertanya kembali.
"Apa ini Satoru?"
Sang pemuda melempar senyum sumringah sebagai jawaban, berjalan mendekat sebelum bertindak mendekap manis pinggang gadisnya.
"Pie daging. Makanlah." tangan Gojo meraih pelan sendok di ujung meja, masih tersenyum, selagi menyodorkan sepotong pie yang diambil langsung dari dalam loyang.
"Aaaaa~" Gojo memberi sinyal suapannya.
[Name] menurut dan perlahan membuka mulutnya lebar. Membalas "Aaaa" lantas melahapnya habis. Sesuap pie daging mencuci manis rongga mulutnya kemudian, terkesiap, sang gadis melonjak menutup bibirnya yang sedikit belepotan.
"Enak!" [Name] berujar girang.
"Telan dulu jangan terburu-buru."
"Ini enak Satoru kun."
Gojo tertawa hangat seraya mengusap gemas surai gadisnya. Berpikir, bagaimana bisa ia mengontrol gula darah jikalau setiap hari gadisnya akan bertingkah semenggemaskan ini.
Dalam atmosfer hangat yang bahagia, saat sang gadis dengan lahap menyuapi pie daging ke mulut mungilnya, Gojo, dengan manik sebiru langit musim panasnya tertimpuk pada secuil daging yang bergelanyut di pinggir bibir [Name].
Terdiam dalam rona.
Lantas menungging senyuman kala tiba-tiba sekelibat ide jahanam terlintas di kepalanya.
Bukannya menyambar selembar tisu ataupun lap, sang pemuda memilih bertindak menarik lembut pundak gadisnya, mengajak sejenak manik [Name] berlabuh dalam teduh sorot langit menatapnya, lantas menggoda dengan senyuman.
"Kau belepotan, apa sengaja biar ku cium?"
[Name] terkesiap, terbatuk kaget kala secuil pie meluncur bebas di kerongkongannya.
"U-uhuk--uhuk--"
Gojo yang melihat itu pun sama terkejutnya. Kalap berlari sambil pontang-panting meraih gelas untuk diisi dengan jus jeruk di dalam kulkas. Diri semakin panik kala indera menangkap batuk yang terdengar meraung dari sang gadis.
"Jangan tinggalkan aku!!" Satoru berteriak histeris.
Berlari menabrak apapun yang menghalangi selagi tangan menjinjing gelas untuk minum gadisnya.
"Ini ini ini ini minum---" manik menatap cemas gadisnya yang tengah meneguk kasar jus jeruk dingin pemberiannya. Ikut terdiam kala [Name] berusaha meredam batuknya.
"A-apa-apaan ekspresi itu." [Name] tertawa lepas begitu manik tertimpuk pada ekspresi aneh yang Gojo pancarkan padanya. Seperti cemas, sedih, melas dan bersalah teraduk semua menjadi sebuah ekspresi yang lucu.
Gojo ikut mengulum senyuman, mengusap dada lega saat gadisnya bisa kembali tertawa riang.
"Kau membuat jantungku copot." Gojo berujar lemas.
"Gausah aneh-aneh makanya."
Merasa tersindir, Gojo, bukannya meringkuk sedih atau meminta maaf ia malah bertindak menyentil pelan dahi gadisnya, tersenyum tipis, kemudian menenggelamkan tubuh mungil [Name] dalam dekapan.
"Gapapa aneh-aneh. Asal sama kamu aja. " ujarnya selagi mengecup manis dahi bekas sentilan jarinya tadi.
"Aku kan milikmu."
⋆ ✧ ⋆ ✧ ⋆
"Satoru kun."
"Hmnh?"
"Bau gosong apa ini?"
"....... aku lupa pie di oven."
⋆ ✧ ⋆ ✧ ⋆
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro