✎៚┆Lima
" [Name] hujaaaaannn~"
Pemuda bermanik langit yang sedari tadi sibuk meniti rintik gerimis pada kaca jendela mengeluh kini. Selagi lidah sibuk memainkan permen, ia menyadari. Jikalau hujan akan membatalkan rencana indah mereka pada hari ini.
"Ya sudah tunggu reda saja."
"Tapi kita sudah membeli tiketnya." satu tangan merogoh saku celana, menarik dua lembar kertas, yang tak lain merupakan tiket nonton bioskop yang mereka pesan di hari sebelumnya.
Senyum pasrah mengiringi rengekan manja sang suami. Menguatkan diri meski hati terus berdesir, sebab ditatap dengan mimik sedih yang terlihat imut malah di pelupuk mata [Name].
"Jangan gitu. Kerutanmu nambah loh."
"Ha?"
Langkah kaki diambil mendekat pada sang pemuda bersurai salju. Menatap sejenak dua lembar tiket di tangannya, untuk kemudian bertindak menyandarkan kepala sang suami di dadanya.
"Nanti kita beli lagi ya." ujarnya lembut selagi mengusap surai halus suaminya.
Gojo yang menikmati posisi ini pun bertindak melingkarkan lengan pada pinggang istrinya. Menaruh sejenak lolipop nya pada meja. Untuk kemudian bergegas menenggelamkan wajah dalam lipatan dada.
Alunan rintik hujan yang menggema pada apartemen menjadi begitu nyaman pada indera. Tak lagi merasa dingin, sebab salur hangat keduanya menjadi selimut alami yang candu.
"Bagaimana kalau nonton di tv saja?"
"Ngga mauu~" Gojo menggeleng lemah.
"Main petak umpet?"
"Ngga mau jugaa~" Gojo semakin mengeratkan lengan.
"Lalu maumu bagaimana?"
"Mau kencaaaannn."
Tangan yang sedari tadi bertengger manis pada pinggang kini perlahan meringsek turun, menyingkap sejenak kain rok gadisnya, untuk kemudian menarik paha halus [Name] hingga terduduk di atas pangkuannya.
Dengan kepala yang masih tenggelam dalam dada. Sang suami mulai menyesap lembut aroma baju gadisnya.
(udah jangan dipantengin mulu gambarnya)
"Jadi mau mu gini?"
Sang pemuda mengangguk dalam posisi.
Tak butuh waktu lama hingga kenyaman benar-benar merengkuh kedua insan. Gojo yang mulai terbawa suasana semakin mengeratkan dekap. Menangkup sejenak jemari lentik istrinya, untuk di dekatkan pada bibir ranum yang nampak menggoda dalam sayup kelabu cahaya awan.
"Kita kencan di kasur saja bagaimana?" ujarnya sebelum mengecup manis punggung tangan [Name].
[Name] terkesima mendapati diri suaminya menjadi begitu bergairah hari ini. Meski setiap saat tampak menawan, namun momen kala Gojo seperti ini lah yang paling ia sukai. Seperti, ketampanan wajah suaminya itu bisa meningkat berkali-kali lipat dari sebelumnya.
Terlebih kala sentuhan manis nan intens Gojo terbarkan pada seluruh tubuhnya. Untuk menariknya lebih dekat. Lebih nyaman. Dengan belai lembut namun cepat bertempo. Yang memanas pada setiap detiknya. Hingga membawa kenikmatan yang memuncak kala tubuh tak lagi memiliki jarak.
"Kau mulai menyukai ini sayang?" Gojo bertanya dengan nada serak.
"E-euhm."
Tawa kecil melantun manis dari bibir ranum sang suami. Entah apa yang tengah ia tertawakan. Yang jelas [Name] kini menyadari, pasti karena ekspresi wajahnya lah yang berhasil mengundang gelak dari sang pemuda.
Detik demi detik bergulir dengan manis uap panas keduanya yang mengepul pada udara penghujung musim panas.
Hingga akhirnya,
JDERR!!
[Name] terkesiap hebat dalam dekapan. Membuat tubuhnya hampir oleng. Sebelum Gojo, sang suami bergegas menangkup pinggang istrinya mendekat. Bersitatap dengan wajah kaget. Untuk kemudian tertawa lepas kala menyadari betapa lucunya jika sang istri tak segera ia dekap.
"Lucu kalau kamu nyosop di situ."
"Heh!" sang gadis mencubit pelan pipi suaminya. Selagi membatin, 'Gini banget punya suami jahil.'
⋆ ✧ ⋆ ✧ ⋆
"[Name] ayo lanjutkan."
"Ga. Kamu bauk."
"Aishh ayolah~"
"Ga!! Eh--- tunggu deh--"
"Apa? Berubah pikiran?"
"Bukan--- Satoru-- jemuran udah diangkat belom?"
⋆ ✧ ⋆ ✧ ⋆
Perfect fanart from
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro