Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

✎៚┆Enam

Cermin.

Diri kini terpantul jelas dalam sebuah cermin di samping lemari. Bertemankan sunyi dan gundah hati, begitu untaian kata menyayat lara terputar kembali dalam angan. Kala sirat pandang bersitatap dengan dengki. Kala sorot tajam menukik mendapati diri tengah bermanja bersama suami.

Apa yang salah?

"[Name]?" pemuda jakung tengah berdiri senyap di balik daun pintu. Ia tau suami tercinta tengah merasa gundah yang sama. Terbukti dengan nada sayu khas yang terucap sebagai tanda dirinya mencemaskan seorang [Name] di balik sana.

"Sayang, boleh aku masuk?" senyap menjawab tanya sang pemuda.

Gelisah hati kini melahap sisa emosi. Ingin memeluk, sayang daun pintu menutup akses masuk. Kenop tak bersalah kini di putar ke sembarang arah. Tidak. Ia tidak marah. Percayalah seorang Gojo Satoru tengah frustasi dalam bungkam katanya.

"Nanti rusak kamu yang bayar lo."

Sahut kata menjadi pemecah kesunyian antar dua insan. Mencuri seutas kurva. Kala sang pemuda menyadari dirinya tak lagi jadi pemicu amarah sang gadis jelita.

"[Name], aku masuk ya?"

"Buka aja. Dari tadi ga di kunci blo'on."

"Lah?"

Daun pintu kini mengernyit pelan. Menampakkan seekor-- ralat-- seorang Gojo Satoru dengan kaus oblongnya tengah berdiri tegap, menjadikan separuh dari surai salju nya tertutup tembok di atas pintu.

Titan memang.

"[NAAAAMEEE]" rengek sang pemuda menggema dalam ruang. Memekakkan telinga. Terlebih memecahkan kepala yang sedari tadi kalut akan permasalahan.

"[NAME], SAYANGKU JANGAN MARAHHHHH"

Gemuruh ranjang kini menjadi teman rengekan. Di pukul-pukul. Berombak sampai, sebab ulah gemas Gojo yang mendapati istrinya terpaku lesu di depan kaca rias.

"Wihh ada kambing, kurr kurr."

"Gasehat ni wiro sableng."

"Avv panggilan sayang ya itu?"

Sang gadis seakan tersedak kerikil gelak dalam kerongkongannya, tak kuasa menahan tawa, begitu diri merasa polos sekali tatapan sang suami terhadapnya.

Sahut tawa kini jadi pemanis udara. Yang seakan menjadi pertanda pasti, akan menghangat nya ikatan dua insan yang terpecah sebab sepatah kata menyayat hati.

"Hei, suami mu ganteng banget. Ga cocok kali sama kamu yang standart."

Gelak tawa sang gadis memudar seiring masa. Sirat kata penuh lara itu tak kunjung menghilang, terputar lagi dan lagi, menoreh luka untuk kesekian kali dalam angan. Membuat Gojo Satoru kini tersadar dalam gelak.

Istrinya masih belum baik-baik saja.

"[Name]--" untai kata terjeda.

"Aku ga cantik ya?"

Panah imajiner menukik menusuk hati. Menaikkan pula emosi. Kepada siapa saja yang berani mengucapkan kata penuh penghinaan kepada sang istri. "Jangan di dengerin sayang. Bagiku kamu ini udah jauh di atasnya sempurna."

Rayuan nampak tak berpengaruh besar terhadap mood sang istri. Ia tetap tak beranjak dari depan cermin, pula tak bergeming selagi manik sayu terus meniti lantai-lantai.

"Tapi, kata mereka--"

"[Name] cantik. Kalau Gojo yang ganteng banget begini bilang [Name] cantik, ya berarti [Name] memang cantik, " jeda kata membawa sang pemuda mendekat ke arah istrinya. Untuk kemudian mendekap. Yang memacu linang embun sang istri menderai haru tatkala kepala bersandar hangat pada dada bidang.

"Sayangku cantik. Kalau ada yang bilang ngga nanti ku ryoiki tenkai sampe modyar."

Kurva tulus kini mengembang manis dalam dekap. Menyadarkan ia akan suatu hal, bahwa hidup memang terkadang mengundang cibiran. Tapi jangan terlalu dipikirkan. Karena hidup adalah sebuah hal yang menyenangkan.

✧ ⋆ ✧

"[Name] mau es krim? Nanti a'a Gojo beliin."

"Tapi aku males keluar."

"Ya udah nanti tokonya ku angkat ke sini."

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro