6. GIVE UP [ NOONA ] EPILOG
Mianhae yorobun ... Kemaren kepencet 🙏😭
Happy reading ....
Special chap untuk kemaren yang gantung😌 first time bikin epilog .... Dan hasilnya amburadul wkwkwkwk ......
Oke, warning typo
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
"Lisa"
Sehun menghela nafas lelah. Sudah panggilan ke tiga .... tapi Lisa sama sekali tidak merespon nya.
Sudah tiga hari .... Saat Lisa sadar, gadis itu tidak menunjukkan emosi sama sekali. Lisa tidak menangis, tidak teriak, tidak juga marah. Lisa hanya diam, dan menatap kosong kearah jendela rumah sakit. Gadis itu hidup tapi seperti tidak bernyawa. Ia hanya terus melamun dan sama sekali tidak bisa diajak bicara.
"Sayang ....." Sehun menepuk pelan bahu kanan Lisa. Ia tersenyum manis saat Lisa menoleh kepadanya. Duh .... Sakit sekali, saat melihat tatapan yang dulu nya berbinar cerah, berubah redup seperti tidak ada harapan sama sekali disana.
Lebih baik Lisa menatapnya penuh dengan kebencian, daripada harus melihat gadisnya yang seperti ini. Sehun tak kuat.
"Waktunya makan siang. Kau harus minum obatmu" ucapnya dengan begitu lembut. Lisa mengalihkan pandangan nya dari Sehun, dan kembali menatap kosong jendela rumah sakit.
Sehun bergerak, berjalan ke sisi lain ranjang. Pemuda itu berdiri tepat didepan Lisa, menutupi arah pandang gadis itu. Sehun tersenyum tulus.
"Sayang ....." Sehun bergerak duduk disisi kasur, menghadap Lisa. Ia meraih satu tangan Lisa kemudian mengecup nya lama.
"I missed you" pria itu memejamkan mata sambil masih meletakkan punggung tangan Lisa didepan bibirnya "so much ......"
Lisa diam. Gadis itu tak lagi menatap jendela, tapi ia memusatkan pandangan nya pada Sehun yang kini menunduk mengecup punggung tangan nya. Gadis itu ingin menangis, ia juga merindukan pria itu, tapi ------- ia merasa tak pantas.
"Aku mencintaimu. Sebanyak apa pun kau mengusirku, aku akan terus datang dan mengganggu mu" ucap pemuda bermarga Oh itu dengan tegas. Tidak ada keraguan sama sekali. Sehun satu tahun yang lalu, sudah mati. Sehun yang plin-plan dan selalu ragu akan perasaan nya sudah tidak ada. Sekarang hanya ada Sehun yang mencintai Lisa.
"Jangan terlalu banyak berpikir. Aku tahu kau tidak sengaja menghilangkan nya" suara pemuda itu sedikit tercekat ketika membahas masalah ini. Tapi ia tidak berhenti, Sehun selalu mengajak Lisa bicara ... Meskipun yang diajak bicara sama sekali tidak mendengarkan nya.
"Uri aegi ..... Pasti sudah bahagia diatas sana" Sehun mengelus lembut surai Lisa. Gadis itu .... Masih dengan tatapan kosongnya membuat Sehun sakit. Ia tidak suka Lisa-nya seprti ini. Ia merindukan Lisa-nya yang dulu.
"Sekarang .... Kau harus makan, setelah itu minum obat" tangan panjang Sehun meraih nampan disaat nakas "kau ingin segera keluar dari sini kan? kalau begitu kau harus makan yang banyak"
Lisa menatap Sehun kosong. Rasa berduka nya belum hilang, ia kehilangan calon bayinya ---- karena tindakan cerobohnya. Sekarang, ia harus melihat Sehun yang seperti ini, hatinya menjadi semakin sakit. Ia merasa ----- tidak pantas untuk mendapatkan perhatian dari Sehun. Pemuda itu berhak mendapatkan wanita lain yang lebih baik dari Lisa.
Mata Lisa memanas. Ingin menangis, tapi tidak bisa. Ingin berteriak, ia juga tidak bisa melakukan nya. Ingin mengusir Sehun ---- tapi pemuda itu sangat keras kepala. Dia terus datang meskipun Lisa selalu mengabaikan nya.
Bodoh. Kau berhak mendapatkan wanita yang lebih baik dariku ------ Oppa.
-
-
Setiap kali Jennie ingin menjenguk adiknya, sebisa mungkin ia harus menahan diri untuk tidak menangis. Disaat seperti ini, ia harus menjadi orang yang lebih kuat untuk Lisa.
Ia tidak boleh menangis didepan gadis itu.
"Oppa" Sehun menoleh, kemudian tersenyum pada Jennie yang baru saja datang.
"Sudah datang?" Jennie mengangguk. Ia meletakkan tas Chanel nya diatas sofa, kemudian berjalan mendekati Sehun dan Lisa.
"Sendiri?"
Jennie menggeleng sambil tersenyum "Bersama Jongin Oppa. Dia sedang membeli makanan tadi"
Sehun mengangguk pelan. Pemuda itu kembali menatap Lisa yang saat ini sedang tidur. Telapak tangan besarnya perlahan menyentuh sisi wajah Lisa. Mengelusnya dengan sayang.
Jennie hampir saja kembali menangis. Oh ayolah, bahkan orang buta pun bisa merasakan ketulusan Sehun pada Lisa. Pemuda itu, terus berada disini saat Lisa berada dalam titik terendah dalam hidupnya. Ia dengan sangat sabar merawat Lisa, meskipun beberapa kali mendapat usiran dari gadis itu.
Jennie mengerti. Ia juga tidak bisa menyalahkan Lisa atas semuanya ......
Wanita mana yang tidak tertekan kalau berada diposisi Lisa. Gadis itu hamil, tapi dilain cerita kekasihnya juga menghamili wanita lain. Keadaan semakin parah saat Mark lebih memilih untuk bertanggung jawab pada kehamilan Sana, tanpa tahu kalau Lisa juga tengah mengandung calon bayinya.
Kalau saja Jennie berada diposisi Lisa, mungkin ia juga akan melakukan hal yang sama seperti Maknae nya itu.
"Oppa ..... Lebih baik oppa pulang dulu" Sehun menggeleng pelan. Meskipun pemuda itu tidak menoleh sedikitpun pada Jennie, tapi gadis Kim itu tahu .... Sehun pasti sedang tersenyum sambil memandangi wajah Lisa.
"Setidaknya Oppa harus membersihkan diri. Setelah itu, Oppa boleh kemari lagi" Sehun diam memikirkan ucapan Jennie. Ah mungkin Jennie benar. Lebih baik ia pulang dulu, Sehun butuh mandi dan berganti pakaian. Lisa-nya juga sedang tidur, jadi mungkin tidak apa-apa meninggalkan gadis bermata bulat itu sebentar.
Sehun menghela nafas sebelum mengangguk lemah. Dia kembali melirik Lisa, kemudian menoleh pada Jennie "tolong jaga Lisa selama aku pergi" Jennie mengangguk sambil menatap Sehun teduh.
"Kalau ada sesuatu, segera hubungi aku Jennie~ah. Aku pergi tidak akan lama" Jennie kembali mengangguk sambil tersenyum tipis.
"Gomawo"
Jennie menatap sendu punggung lebar Sehun yang baru saja menghilang dibalik pintu. Gadis Kim itu menghembuskan nafas berat, kemudian kembali beralih pada Lisa yang masih tidur.
"Kau harusnya lihat bagaimana Sehun Oppa dengan sabar merawat mu dan selalu ada disampingmu dongsaengie" Jennie menghembuskan nafas lelah "kau juga pasti bisa merasakan bahwa ...... Sehun Oppa sangat mencintaimu"
Jennie mengelus pelan punggung tangan Lisa "aku tahu, dia pernah berbuat salah dimasa lalu, tapi .... " Jennie tampak mengigit bibir bawahnya "bukankah dia sangat berhak menerima kesempatan kedua dan maaf darimu, Maknae?"
"Aku takut kau menyesal nanti ....... Menyesal saat Sehun Oppa sudah benar-benar merasa lelah, dan pergi menjauh darimu" Jennie mengelus lembut surai Lisa.
"Cepatlah sadar ..... Maknae ..... Dan buka mata mu lebar-lebar"
"Dia tidak mau makan lagi?"
Jennie menggeleng lemah. Sudah waktunya untuk Lisa makan dan minim obat, tapi gadis dengan mata bulat itu menolak apapun yang sudah Jennie tawarkan pada Lisa.
Sehun menatap pintu ruang rawat didepan nya dengan pandangan lelah "dia .... Belum bicara apapun padamu?" gelengan kepala Jennie membuat Sehun memejamkan mata sejenak, untuk merasakan kepalanya yang tiba-tiba saja berdenyut sakit.
Sehun lelah. Bukan karena Lisa, tapi lelah fisik. Ia baru saja kembali setelah membersihkan diri dan mengganti pakaian nya. Sehun tidak meninggalkan Lisa terlalu lama, hanya beberapa jam saja. Tapi setelah ia kembali kesini, Lisa-nya bukan nya membaik .... Tapi malah semakin parah.
Iya parah. Gadis itu masih belum mau bicara pada siapa pun. Kata-kata yang keluar saat pertama kali membuka mata saat itu adalah kata umpatan dan berakhir dengan kalimat usiran untuknya.
Setelah itu, Lisa tidak bicara lagi ..... Pada siapa pun.
"Biar aku yang coba"
"Tapi Oppa -----"
"Tak apa jen, biar aku saja" Jennie menatap pemuda dengan marga Oh itu iba. Oh ayolah, Sehun sudah cukup lelah setelah bekerja. Syuting, pemotretan, bahkan latihan untuk debut sub unit bersama Chanyeol. dan sekarang, malah ditambah masalah Lisa yang belum terselesaikan.
Jennie saja lelah. Lelah karena melihat Sehun yangvterus diabaikan oleh Maknaenya.
"Sayang ......" Sehun menepuk pelan bahu Lisa. Seperti biasa, gadis itu sedang menatap kosong jendela rumah sakit. Menatap lurus keadaan diluar sana yang terlihat gelap.
Sehun tersenyum pada Lisa "kenapa tidak mau makan? Kau mau ingin cepat keluar dari sini kan?" Sehun berdiri didepan Lisa, menatap gadisnya yang seperti kehilangan jiwa nya.
Sakit sekali, saat lagi-lagi melihat Lisa-nya yang seperti ini.
Lisa melirik Sehun dengan tajam. Sorot matanya kosong, dan ia menatap Sehun tanpa ekspresi.
"Ka ......" ( pergilah ) Sehun memejamkan mata. Senyumnya yang tadi mengembang sempurna, memudar begitu saja saat mendengar satu kata yang keluar dari mulut Lisa.
"Sayang tap ------"
"Karago ......." Sehun menatap gadisnya yang saat ini juga sedang menatapnya ----- tanpa ekspresi.
Gadis itu ------ Sehun rasanya ingin menangis melihat Lisa yang seperti ini. Ia memang senang, saat Lisa kembali bicara setelah tiga hari hanya diam. Tapi mengapa harus kalimat usiran yang gadis itu ucapkan saat melihat Sehun.
"Lisa~ya ....." Sehun menunduk dan menjilat bibir bawahnya "aku mencintaimu" ucap pemuda pucat itu parau. Ia kembali mendongak menatap Lisa dengan air mata yang sudah menggenang dipelupuk mata elang nya.
"Bagaimana lagi aku harus meyakinkanmu ....." Sehun berucap dengan nada yang terdengar begitu putus asa "kau benar-benar ingin aku pergi?"
Lisa menahan diri sekuat mungkin untuk tidak menangis. Baginya, Manahan Sehun bukanlah pilihan yang tepat. Pria itu berhak bahagia. Sehun tidak pantas untuk mengemis padanya seperti ini. Ia tidak ingin egois, Sehun ... berhak mendapatkan cinta yang lebih baik diluar sana.
"Lihat aku dan jawab lah Lalisa ......" Sehun meraih dagu Lisa dan membuat gadis bermata bulat itu mau tidak mau untuk beradu pandang bersama Sehun.
"Ya ......"
Sehun membeku "a-apa?"
"Aku ingin kau pergi dari hidupku ------ Sehun Ssi" Sehun menatap Lisa dengan pandangan kosong, pemuda itu terkejut tentu saja.
'Pergilah .... Dan cari kebahagian mu sendiri'
Sehun tertawa hambar. Tangan nya yang memegang dagu Lisa bergetar. Bukan seperti ini yang ia harapkan.
Sehun menunduk dan tersenyum pahit "begitu yah ...." Lisa mendongak saat Sehun lengah dan sedang tidak menatapnya. Gadis itu mencegah buliran airmata nya yang akan jatuh.
Kali ini ----- Lisa akan sedikit kejam pada pemuda pucat itu.
"Kau ---- kau sudah tidak mencintaiku?" tanya nya kembali dengan nada penuh luka. Pemuda itu bahkan membiarkan lelehan airmata yang perlahan jatuh di pipi mulusnya.
Sehun sedikit menunduk, dan tangan panjangnya mengusap pelan mata nya yang sudah dipenuhi oleh cairan bening.
"Kau menanyakan sesuatu ----- yang jawabannya sudah kau tahu dengan sangat jelas ..... Sehun Ssi"
Sehun menggangguk, masih dengan menunduk dalam. Lisa ingin menangis. Melihat Sehun seperti ini .... Membuat hatinya sakit.
"Kalau begitu ------" Sehun mendongak dan menatap Lisa dengan mata yang sudah memerah "tatap aku, dan katakan kau memang tidak mencintaiku"
Lisa membeku. Ia memalingkan wajahnya menghindari tatapan tajam Sehun. Bagaimana mungkin Lisa sanggup untuk melakukan nya, menatap Sehun saja ia butuh perjuangan extra.
"Sehun Ssi ------"
"Jangan memanggilku seperti itu Lisa" Anggota termuda Blackpink itu berjengit kaget saat Sehun meraih sisi wajahnya dan seakan meminta untuk kembali menatap nya.
"Jangan buat jarak diantara kita" Lisa mengigit bibir bawahnya yang sudah bergetar, saat melihat dengan sangat jelas ------ bagaimana terluka nya Sehun, ketika ia melihat sorot mata pemuda itu.
Sehun-nya terluka .... Ia menyakiti Sehun-nya.
"Jangan membohongi dirimu sendiri, dan mulai jujurlah sayang" Lisa menunduk, dan seketika airmatanya mulai berjatuhan.
"Tahan aku jika kau masih menginginkan ku" Sehun berkata dengan suara bergetar nya "karena jika kau sekali mengatakan itu .... Aku tidak akan berpikir dua kali untuk melakukan nya ----- Untukmu"
Bahu Lisa bergetar hebat. Gadis itu menangis sesenggukan masih dengan posisi awalnya --- menunduk dan tidak mau menatap Sehun.
"Sayang -----" Sehun menyentuh bahu Lisa yang bergetar ..... saat gadis itu dengan cepat menepis tangan Sehun.
"Pergi ---- Oppa" Lisa mendongak menampilkan mata nya yang merah dan wajahnya yang basah karena menangis.
"Kau ----- cari lah wanita lain yang bisa memperlakukan mu dengan baik" Lisa mengigit bibir bawahnya. Berusaha sekuat mungkin agar tangisnya tidak kembali pecah.
"Aku tidak pantas menerima semua perlakuan baikmu, setelah selama ini aku -------"
"Kau memeprlalukanku dengan baik" ucap Sehun tegas menyela kalimat Lisa "kau .... Memperlakan ku dengan sangat baik, jadi berhentilah bicara omong kosong"
Lisa tersenyum miris "eonje?" Lisa menatap Sehun intens. Kali ini bukan tatapan tajam seperti bisanya, tapi tatapan sendu penuh dengan rasa bersalah.
"Perlakuan mu membuatku merasa buruk Oppa. Aku tidak pantas menerimanya" Lisa tidak bisa menahan nya lagi, setelah mengatakan itu .... gadis itu menutup wajahnya dengan kedua telapak tangan nya. Lisa menangis.
Sehun dengan cepat meraih tubuh Lisa dan memeluk gadis nya dengan erat. Memberikan kenyamanan pada Lisa yang terus menangis dengan begitu keras.
"Jangan bicara seperti itu" Ucap Sehun parau. pemuda itu sebenarnya juga sedang menahan isakan nya agar tidak terdengar oleh Lisa "kau itu segalanya untuk ku. Cukup satu tahun aku kehilnganmu, dan cukup beberapa bulan aku merelakan mu untuk pria lain. sekarang aku tidak akan melakukannya lagi"
Sehun mengecup berkali-kali puncuk kepala Lisa. Menyalurkan perasaan nya yang selama satu tahun terakhir selalu ia pendam. Lisa masih sesenggukan didalam pelukan Sehun. Gadis itu menumpahkan semuanya, ia menangis seperti orang gila.
"Aku gadis yang buruk Oppa ---- aku bahkan menghilangkan calon bayiku"
"Sshhhh ..... Jangan bicara begitu" Sehun mengusap pelan pipinya sendiri yang sudah mulai basah "kau tidak sengaja .... Aku tahu kau tertekan. Jangan bicara seperti itu Lisa~ya"
Lisa menggeleng kuat didalam dekapan hangat Sehun "tapi aku bukan ibu yang baik. Seharusnya aku bisa menjaganya, seharusnya aku tidak melukainya dengan minum obat-obatan itu"
Sehun semakin memper-erat pelukan nya pada tubuh kurus Lisa. Pemuda pucat itu sesekali mengelus lengan atas gadisnya.
"Jangan bicara sepeti itu ..... Aku yakin uri aegi sudah bahagia diatas sana"
Lisa memejamkan mata. Hatinya terasa sakit saat mendengar Sehun menyebut calon bayinya yang sudah pergi dengan sebutan 'uri aegi' ------ disaat pemuda pucat itu mengetahui dengan baik siapa ayah nya yang sebenarnya.
"Jangan menangis ..... Hatiku terasa sakit saat mendengar mu menangis" Tangis Lisa makin pecah.
Pantaskah ia mendapatkan perlakuan special ini dari Sehun? Ia merasa kotor dan tidak lagi pantas untuk berada disisi Sehun.
"Kumohon .... Jangan mengusirku lagi. Sekuat apa pun kau mendorongku pergi, itu tidak akan berhasil. Karena aku akan kembali lagi untuk mengganggu mu" tangan Lisa perlahan mulai bergerak dan menggantungkan pada pinggang Sehun.
"Jangan pikirkan apapun .... Cukup pikirkan kesehatanmu dan juga aku" Sehun melirik Lisa yang kini juga mendongak menatapnya "jangan lakukan itu lagi Lisa ..... Kau membutku takut saat aku menemukan mu di apartemen saat itu"
Lisa menenggelamkan wajahnya pada dada bidang Sehun "mianhae" Sehun mengangguk dan kembali mengecup puncuk kepala Lisa.
"Aku mencintaimu ..... "
Tidak ada yang bisa Lisa lakukan selain mengangguk dan dan menyamankan posisisnya didalam dekapan Sehun.
Ia merasa buruk, ia juga merasa tidak pantas lagi untuk bersanding bersama Sehun. Tapi ia tidak bisa mengabaikan perasaan nya begitu saja ....
Ia mencintai Sehun dan ia akan bertahan bersama pemuda pucat itu. Biarlah dia egois kali ini ....
Lisa .... Juga berhak bahagia bukan?
End.
Oke ini failed ....
Aku g jago bikin epilog .... Tapi semoga ini g buruk2 banget 😭😭😭
Sebenernya ragu mau publish apa enggak ... Soalnya aku g yakin ini berhasil 🤣 takutnya nanti jadi aneh ....
Ini buat kalian yang nagih epilog .... Maaf kalau mengecewakan dan tidak sesuai harapan 🙏
Minggu, 23 Juni 2019
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro