05. THE DEVIL
Selamat membaca
G lelah untuk mengingatkan, kalo ini cuma FF .. Tidak nyata....
Jadi komen nya bisa aja g usah ngegas :v g usah baper juga :v
Cuma mau bilang, di part ini ada sedikit mature content nya, jadi adek2 minggir dulu hehe 🌚
Dan ini g diedit dulu, alias langsung publish ... Jadi kalo ada typo yang g manusiawi ... Mohon dimaklumi 🙏
~~~~~~
Lisa menelisik setiap sudut ruangan itu dengan mata bulatnya. Gadis itu terjebak bersama Sehun di apartemen pemuda pucat itu. Mengurungnya, dan tak memberikan kesempatan padanya untuk kabur.
Lisa membuang nafas panjang, sebelum kembali menatap sang pelaku 'penculikan' yang membawanya kesini, dan tak bisa pergi.
"Sebenarnya apa yang kau inginkan, Sunbae?"
Sehun tersenyum pada Lisa "sudah kubilang, aku ingin tidur denganmu"
Lisa menunduk dan kembali membuang nafas jengah. Gadis itu mengapalkan kedua tangannya kuat, sebelum kembali mengangkat kepalanya dan menatap Sehun lekat.
"Sunbae pikir aku jalang? Datang ketika ingin dan pergi begitu saja setelah mendapatkan kepuasan?"
Sehun bisa menangkap nada sinis itu. Lisa tersinggung. Tentu saja. Siapa yang tak akan marah ketika tiba-tiba datang seorang pria lalu mengajaknya untuk bercinta. Padahal sebelumnya, mereka sama sekali tak pernah mengobrol atau bahkan memiliki hubungan yang special.
Tapi sungguh. Sehun tak pernah berpikir bahwa Lisa adalah seorang jalang. Meskipun ia sangat sering mendengar rumor tak baik tentang gadis itu, tapi Sehun sama sekali tak pernah berpikir bahwa Lisa adalah seorang jalang.
"Cari wanita lain" Lisa mencoba mengontrol nada suaranya "apa Sejeong ssi tak bisa memuaskanmu? Hingga Sunbae harus datang padaku?"
Seharusnya Sehun marah. Karena Lisa sudah berani membawa nama Sejeong dalam kasus ini. Tapi Sehun sama sekali tak merasakan nya. Emosinya sama sekali tak tersulut, dan ia sendiri bingung akan hal itu.
"Aku sama sekali tak pernah menganggap mu sebagai seorang jalang" ucap Sehun lirih, tapi masih bisa didengar dengan sangat baik oleh Lisa.
"Lalu apa alasan Sunbae ingin mengajak ku untuk tidur bersama? Sunbae menyukaiku?" tanya Lisa tegas sambil menatap manik tajam milik Sehun.
"Atau Sunbae hanya menyukai tubuhku? Seperti pria-pria lain nya?"
Hening. Lisa menatap Sehun datar dan pemuda itu juga sepertinya tak mampu menjawab pertanyaan Lisa yang sejujurnya ------ ia sendiri tak tahu apa yang sebenarnya hatinya inginkan.
Lisa tersenyum sinis. Gadis cantik itu menatap Sehun sebentar, sebelum melangkah pergi meninggalkan pemuda tampan itu yang masih diam tak bersuara sedikitpun sejak pertanyaan Lisa terlontar tadi.
"Aku juga tidak tahu" Lisa berbalik, ketika pergelangan tangan nya dicekal oleh Sehun, saat ia akan melewati tubuh kekar pemuda itu.
"Mwo?" satu alis Lisa terangkat naik mendengar jawaban pria pucat itu.
Sehun membuang nafas nya secara perlahan, sebelum berbalik pada Lisa sepenuhnya. Menatap manik bulat Lisa yang begitu cantik.
"kalau kau bertanya padaku ..... Jawaban nya aku tak tahu" Sehun meraih kedua sisi bahu lebar Lisa "aku tak tahu apa yang kurasakan. Tapi aku tak bisa berhenti memikirkan mu sejak aku mengantarmu ke club waktu itu. Aku tak suka melihat pria lain menatap lapar tubuhmu, aku benci itu"
Sehun menatap mata bulat Lisa sambil terus menjelaskan apa yang menganggu pikirannya belakangan ini.
"Lalu aku berpikir ..... Mungkin aku jatuh padamu" Sehun tersenyum "tapi itu lebih tak mungkin lagi. Karena aku masih punya Sejeong, aku masih memiliki kekasih dan sangat tak mungkin bagiku untuk menyukai wanita lain, selain Sejeong"
Sehun semakin medekat pada Lisa, mengikis jarak yang ada pada mereka "karena itu .... aku mau membuktikan nya" pria pucat itu menatap lekat manik bulat Lisa yang sangat ia sukai "Ayo kita bercinta, Lalisa"
Lisa diam. Tak berniat untuk menjawab Sehun. Gadis itu hanya diam dan terus menatap lekat pemuda tampan yang dengan gila nya mengajaknya untuk bercinta.
Untuk pertama kali, Lisa baru menemukan yang seperti ini. Sehun mengajaknya untuk tidur bersama secara langsung, tanpa sebelumnya Sehun berusaha untuk mendekatinya atau menggodanya.
Lisa membuang nafas kasar. Ia menyingkirkan kedua tangan Sehun dari bahunya.
"Geuraeso ..... Untuk membuktikan rasa penasaran Sunbae, aku harus bercinta denganmu. Begitu?" Lisa tersenyum sinis "lalu setelah itu, setelah kau mendapatkan jawaban apa yang membuatmu penarasan ..... Apa yang Sunbae akan lakukan? Membuangku?"
Tubuh Sehun kaku. Pemuda itu tentu saja tak memikirkan sampai sejauh itu, yang dia pikirkan hanya mendapatkan jawaban atas perasaan nya sendiri. Perasaan nya pada Lisa ... perasaan yang entah apa namanya, tapi begitu menyesakkan, dan menyenangkan di waktu yang bersamaan.
"Kau diam?" Lisa terkekeh sinis "cari saja wanita lain kalau Sunbae tidak puas dengan kekasihmu" Lisa akan kembali melangkah, tapi secapat angin berhembus tubuhnya berbalik dan begitu saja menabrak dada kekar Sehun, saat pemuda itu kembali menyentak lengan nya dengan kuat.
Lisa mendongak. seketika tubuhnya kaku, karena langsung di suguhi oleh wajah tanpa cacat Sehun yang berjarak begitu dekat dengan wajahnya.
Tidak ... Tidak. Ini begitu dekat. Lisa menelan salivanya gugup. gadis itu masih terpaku akan paras tegas Sehun, yang sejak tadi juga tak pernah berpaling sedikitpun pada wajah boneka Lisa.
Mereka berdua terus dalam posisi seperti itu dalam kurun waktu yang lumayan lama. Saling menatap satu sama lain, dan tak ada yang berniat untuk saling menjauhkan diri.
Sialan. Kenapa tampan sekali. Dia seperti bukan manusia. Batin Lisa menjerit tak terima.
Meskipun dia berusaha bersikap cool dan sok cuek didepan Sehun, tapi kenapa pertahanan nya runtuh seketika hanya dengan melihat paras tampan pemuda Oh itu. Lisa memaki dirinya dalam hati.
"Aku tidak ingin wanita lain. Aku hanya menginginkan mu" ucap Sehun dengan suara beratnya.
"Aku tak pernah menginginkan wanita lain setelah berkencan dengan Sejeong" Sehun menangkup wajah kecil Lisa dengan dua telapak tangan besarnya.
"hanya kau ..... Yang mampu membuatku begitu bergairah dan terus-menerus menginginkamu" perlahan tangan Sehun turun, meraih tangan Lisa dan menuntun nya pada sela-sela pahanya.
Mata Lisa membola, terkejut atas apa yang Sehun lakukan. Sehun menarik sudut bibirnya, dan mengecup bibir Lisa singkat.
"Kau merasakannya?" suara nya begitu rendah, dan tangan nya terus menekan tangan Lisa pada pusat inti tubuhnya.
"Dia selalu seperti itu, bahkan dengan hanya memikirkan mu" Sehun memajukan wajahnya berada tepat di leher putih Lisa, ia mengikis jarak yang masih tersisa di antara mereka.
Sehun mengecup dan menghisap pelan leher jenjang itu, membuat sang gadis harus menggigit bibir bawahnya menahan desahan.
"Bahkan dengan Sejeong .... Aku tak pernah seperti ini. Kau mengubahku begitu banyak Lalisa .... Dan kau harus bertanggung jawab atas hal itu"
"Su---sunbae ----- akhhh" Lisa memekik kala Sehun begitu saja menggigit cuping telinganya, dan disaat yang bersamaan tangan besar pemuda itu meremas dadanya yang masih tertutup Cropped pink cardigan yang dipakai Lisa.
"Ayo kita lakukan dengan cepat" Lisa memejamkan mata begitu erat, di kala ia merasakan nafas hangat Sehun yang berhembus di wajah sebelah kirinya. menandakan pemuda itu berjarak begitu dekat dengan nya. Sangat dekat hingga membuat tubuh Lisa meremang.
"Sunbae. Please akh ----- don't -----"
Mulutnya memang berkata jangan, tapi tubuh Lisa malah bereaksi sebaliknya. Lisa merespon dengan sangat baik setiap Sentuhan tangan berotot Sehun pada setiap inchi tubuhnya.
"Sunbae .... Please ---- aah"
Terkutuklah suara desahan Lisa yang semakin membuat Sehun terbakar gairah. Sehun menggeram tertahan, di pandanginya dengan lekat paras ayu Lisa yang kini tengah memejamkan mata dengan mulut sedikit terbuka.
Ah sialan. Cantik sekali.
"Mendesah lah sayang ~" ucap Sehun sensual didepan telinga Lisa "akan ku buat kau tidak bisa berjalan besok"
Begitu saja, Sehun meraup bibir tebal Lisa dengan bibir tipis miliknya. Melumatnya dengan rakus, dan tak memberikan kesempatan untuk Lisa menolaknya.
Tubuh Lisa lemas. Gadis itu seakan begitu pasrah atas apa yang dilakukan Sehun pada tubuhnya. Katakanlah ia murahan, tapi, hey .... Siapa yang bisa menolak Sehun dengan segala pesonanya. Apalagi sentuhan Sehun pada tubuhnya begitu memabukkan.
Lisa tak sanggup.
Lisa menggeram. tangan kanan Sehun tak hanya terus menekan, tapi juga meremas dada Lisa yang masih terbungkus oleh cardigan.
Tangan kiri pemuda itu juga tak tinggal diam, Sehun berusaha masuk kesela-sela cardigan pink yang dipakai Lisa, kemudian mengelus punggung polos Lisa dengan begitu sensual.
Tak tahan, Sehun mengangkat tubuh Lisa, melingkarkan sebelah kaki gadis itu pada pinggangnya, kemudian meremas kuat bokong Lisa ketika sebelah kaki Lisa yang satunya otomatis terangkat dan ikut mengait kuat pada pinggang Sehun.
Pumuda itu menggendong Lisa seperti anak koala----- dengan kedua bibir yang masih bertautan, tak mau melepas satu sama lain. Sehun membawa Lisa pada sofa terdekat. Duduk disana, dengan Lisa yang berada dipangkuan nya.
Merasa membutuhkan oksigen, Lisa memukul pelan dada bidang Sehun. Melepas tautan bibir mereka dan dengan begitu cepat, Sehun mengalihkan ciuman nya pada leher putih Lisa.
Sehun mencium, menghisap dan memainkan lidahnya disana------ tak memberikan Lisa kesempatan, bahkan hanya untuk bernafas dengan baik.
Sehun tersenyum miring, saat melihat hasil karyanya yang terlihat begitu mecolok pada leher jenjang Lisa. Pemuda itu seakan ingin memberi tahu bahwa tanda itu adalah hasil mahakaryanya, mengklaim bahwa Lalisa adalah miliknya.
Lisa mendongak, memberi akses pada pria pucat itu. Ia meremat surai kelam Sehun, dan menekan kepalanya menginginkan hal yang lebih.
Lisa mendesah, gadis itu sudah tak menahan diri lagi. Ia menggeram, dan meleguh dengan suara rendahnya, membuat Sehun semakin terbakar birahi.
"Please------ ahh"
Lisa memohon. Kalau tadi ia memohon untuk dilepaskan, kali ini Lisa memohon menginginkan Sehun untuk terus menyentuhnya, mencumbunya.
Tangan kekar Sehun perlahan mulai membuka kancing cardigan milik Lisa, membuka nya dengan sebelah tangan, karena sebelah tangan nya lagi terus menekan tengkuk Lisa untuk semakin menempel padanya.
Sehun menggeram. Pemuda itu menarik kepalanya sedikit menjauh, kemudian menatap Lisa yang kini tengah memerah karena di selimuti oleh nafsu.
Sehun kembali mendekat, kemudian secara tak terduga ia mengecupi Lisa dengan begitu sayang. Mulai dari kening, kedua mata besar Lisa yang otomatis terpejam, pipi chubby nya, dan terakhir Bibir tebal Lisa yang menjadi candu baru untuk Sehun.
Sehun tak melewatkan se-inchi pun, untuk mengecupi wajah ayu Lisa.
"Aku tak pernah menginginkan wanita lain, sepeti aku menginginkamu" ucapnya dengan suara serak, sambil kedua tangan nya meloloskan cardigan Lisa------ yang entah sejak kapan, kancingnya sudah terlepas semua. Menyisakan bra berwarna hitam, yang sangat kontras sekali dengan kulit putih Lisa.
"Bahkan dengan Sejeong, aku tak pernah menginginkan nya seperti aku menginginkan mu"
Entah sejak kapan, Lisa mulai tak menyukai nama Sejeong disebut-sebut saat keduanya sedang bercumbu seperti sekarang ini. Lisa tak suka, dan Sehun sangat menyadari itu.
Sehun kembali meraup bibir tebal Lisa, memengutnya dengan tergesa. Tangan nya kembali meremas kuat payudara Lisa, melepaskan kaitan bra hitam Lisa dan begitu saja ------- Sehun melemparkan nya ke sembarang arah.
Di usapnya puting Lisa yang sudah mencuat dengan ibu jarinya. Sehun dan Lisa sama-sama menggeram rendah disela-sela ciuman menuntut mereka. Tubuh Lisa menggelinjang, saat usapan pada payudaranya berubah menjadi pilinan yang membuat gairahnya makin terbakar hebat.
"Oohh .... Please, more -----" desah Lisa kencang ketika Sehun sudah melepaskan pangutan bibirnya.
Pemuda itu menatap wajah memerah Lisa dengan senyuman tipis dibibirnya. Ia menjilat bibir bawahnya sendiri, sebelum memberikan Lisa satu kecupan manis tepat dibibirnya.
"Kau sangat cantik Lalisa, aku begitu memujamu"
"Aahh ..... Sunbae" Lisa kembali memekik, ketika Sehun dengan begitu saja meraup nipple Lisa dengan mulutnya, memainkan nya dengan lidahnya dan menyesapnya seperti bayi kecil yang sedang menyusu.
Lisa mencengkram erat bahu Sehun. Nafasnya terengah, kepalanya mendongak dengan mulut terbuka karena kenikmatan yang diberikan Sehun. Gadis itu bergerak, dan dengan sengaja menggesek bokongnya pada bagian inti Sehun yang sudah mengeras sempurna.
"Aahhh ---- shit Lalisa. Kau membuatku semakin gila"
Sehun menggeram disela-sela kuluman nya pada puting Lisa. Pemuda itu akhirnya berdiri secara tak sabaran, dengan Lisa yang masih pada gendongan nya.
Sehun Melangkah menuju kamar dan melanjutkan aktifitas panasnya disana bersama sang gadis Manoban.
Malam ini akan menjadi malam yang panjang untuk keduanya, terlebih untuk Lisa. Gadis bermata indah itu benar-benar merasakan sesuatu yang baru saat bercinta dengan Sehun. Entah apa namanya, tapi Lisa merasa sangat nyaman saat berada dibawah kungkungan pria pucat itu.
Lisa tahu ini salah, tapi bisakah malam ini ia menikmatinya tanpa memikirkan siapapun? Bolehkah ia memiliki Sehun untuk dirinya sendiri hanya untuk malam ini saja? Ia tak mengharapkan sesuatu yang lebih pada Sehun, tapi bisakah hanya malam ini----- ia merasakan keistimewaan saat bercinta dengan Sehun untuk dirinya sendiri?
Pemuda itu benar-benar memperlakukan Lisa layaknya kekasih. Tak melecehkan nya seperti yang pria-pria lain lakukan padanya.
Sehun benar-benar memperlakukan nya dengan sangat baik, dia benar-benar menginginkan Lisa, bukan hanya karena seks tapi lebih dari itu. Lisa senang, untuk pertama kali ia merasa seperti diinginkan.
Ia menginginkan Sehun. Malam ini bisakah ia memiliki pemuda itu seutuhnya tanpa memikirkan perasaan wanita lain yang akan tersakiti nantinya? Ia hanya merasa nyaman, dan ia berjanji akan menghilang dari hadapan Sehun setelah malam ini.
Mereka berdua samasama menginginkan satu sama lain. Bolehkah Lisa bahagia untuk sementara waktu? Bersama Sehun, Lisa merasa menjadi wanita yang begitu special.
Maafkan aku. Tapi aku kembali membuat dosa dengan tidur dengan kekasih orang.
TBC.
Author left the chat.......
Apa an ini woe nista sangat😭 maafkan kalau tydack nge-feel .... Aku tak tahu cara menulis NC dengan baik.....
Aku kan masih polos. Hehe 🌚
Abaikan kalo ini aneh guys 😭 but hope y'all like it❤❤❤
Sayangku 😌
Sayangku juga 😌
© on pic
Senin, 21 oktober 2019
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro