04. CLASSIC ( END )
Hallo😭 langsung aja yah.
Ini nggak di edit, soalnya buru2 😭 jadi kalo ada typo atau kata2 yang kurang pas tolong dikomenin🙏 nanti atau besok *insya allah* aku benerin. Makasih❤
Selamat membaca. Warning banyak typo❤
~~~~
Helaan nafas lelaki pucat itu kembali terdengar. Entah ini sudah yang kesekian kali, tapi tak membuat perasaan Sehun menjadi lebih baik.
"Jadi, belum ada kepastian kapan kembali ke Korea?"
Hening. Seseorang nan jauh di sana juga tak bisa memberi kepastian mengingat keadaan juga sedang tidak baik di negara dengan julukan tirai bambu itu.
Lisa mengikuti Sehun untuk melepas nafas beratnya.
"Kalau tidak ada masalah, besok pagi aku dan staff akan kembali. Doakan saja, semoga berjalan lancar, mengingat bandara di sini sudah mulai di tutup untuk umum"
Jawaban Lisa jelas tak memuaskan Sehun. Lelaki dengan hidung nya yang seperti tidak nyata itu mendesah gusar.
Dengan sebelah tangan yang menempelkan ponsel di telinga sebelah kanan nya, satu tangan lagi yang bebas ia gunakan untuk mengusap wajah tampan nya frustasi.
"Kau -- baik-baik saja, sayang?"
Suara Sehun kembali terdengar. Kali ini terdengar begitu lembut. Nada khawatir tidak dapat di sembunyikan oleh pria pucat itu, mengingat wanitanya masih 'terjebak' di negara tetangga.
Kalau saja, keadaan tidak sedang kacau begini. Sehun tentu tidak akan merasa gundah menanti kepulangan sang kekasih.
Ngomong-ngomong, mereka kembali bersama. Tentu saja itu di putuskan sepihak oleh Sehun. sejak hari di mana Sehun terakhir kali menemui Lisa dan lagi-lagi berakhir di atas ranjang -- Lisa sama sekali tidak mengatakan apapun tentang keinginan Sehun untuk kembali bersama.
Wanita manis itu hanya membiarkan nya mengalir begitu saja, tanpa membenarkan ataupun menyangkal pernyataan Sehun yang mengklaim kalau mereka telah kembali bersama.
Lisa hanya tidak ingin berharap terlalu banyak. Rasanya, sudah cukup ia membuat sakit pada dirinya sendiri dengan keputusan bodohnya dulu. Bukan ia menyesali semuanya, tapi memilih untuk tetap bersama Sehun, membuat Lisa akan menjadi serakah dan menginginkan Sehun hanya untuk dirinya sendiri.
Tentu saja itu hal yang mustahil, mengingat bagaimana banyaknya wanita-wanita di kehidupan Sehun sebelumnya.
"Sayang ----"
"Aku baik, Oppa"
Sehun tersenyum lega "jangan sampai sakit, arra? Kau masih sangat sibuk, meskipun kau tidak akan lagi syuting di china, tapi jadwalmu di Korea juga sangat padat"
Sehun tidak tahu, tapi di dalam kamar hotel Lisa kini sedang tersenyum dengan pipi yang berubah warna menjadi merah muda.
Perhatian kecil Sehun yang seperti ini sudah cukup membuat Lisa terbang di awang. Dulu, selalu Lisa yang melakukan nya. Mengingatkan Sehun tentang hal sekecil apapun. Makan, istirahat, minum vitamin.
Meskipun tidak mendapat balasan yang sama dari Sehun, Lisa tidak masalah. Bagi nya, kesehatan Sehun yang paling penting.
Tapi sekarang --- rasanya seperti ini di perhatikan oleh orang terkasih. Sangat menyenangkan.
"sayang --- kau masih di sana?"
Lisa mengerjap. Ia melamun? Lagi?
"Eoh? --- mian Oppa, mungkin aku lelah"
Sehun menarik nafas dalam "kalau begitu istirahatlah. Besok kabari aku lagi kalau sudah pasti pulang ke Korea"
"Eoh. Selamat malam"
"Malam. I Love You"
Sehun menunggu beberapa saat untuk Lisa membalas. Tapi lama Lisa hanya diam, dan saat Sehun melihat layar ponselnya -- ternyata sambungan telepon sudah di putus Lisa sejak beberapa detik yang lalu.
Sehun membuang nafas kecewa dan menatap layar ponsel pintarmya yang kini berwatna hitam dengan pandangan pias. Dulu -- Sehun tidak harus menunggu lama untuk mendengar jawaban Lisa tentang ungkapan cintanya. Sekarang wanitanya sudah banyak berubah, dan itu karenanya.
"Butuh waktu. Kau yang sabar saja"
Tepukan tepat di pundak lebarnya membuat kepala Sehun menoleh dan tersenyum tipis pada Chanyeol. Sejak tadi, memang pria Park itu terus memperhatikan apa yang terjadi, dan Chanyeol begitu terkejut melihat sendiri bagaimana perubahan Lisa pada Sehun.
Oh ayolah. Lisa dulu itu bucin nya Sehun. Melihat Maknae Blackpink itu yang seakan menjaga jarak -- membuat Chanyeol terkejut.
"Aku tahu, Hyeong"
Chanyeol menarik nafas dalam. Pria tinggi itu menatap Maknae nya lekat sebelum Chanyeol kembali beralih pada gelas soju yang sejenak tadi ia abaikan.
"Kau terlambat menyadari kesalahanmu. Kau harus kehilangan Lisa lebih dulu untuk menyadari -- kalau kau mencintainya"
Sehun diam. Sementara Chanyeol kembali meneguk soju dan menimbulkan suara aneh setelah rasa pahit cairan bening itu mengalir di kerongkongan nya.
"Tapi setidaknya kau bisa memperbaiki semuanya. ----- meskipun sedikit terlambat sih"
Sehun membuang nafas lelah. Sudah beberapa hari berlalu sejak hari itu, tapi belum ada perubahan berarti pada hubungan mereka. Sehun memang mengklaim bahwa mereka telah kembali bersama, Lisa juga tidak mengatakan apa pun, bahkan tidak menolak. Wanita itu menerima semua perhatian yang Sehun berikan, tapi tidak pernah melakukan hal sama untuk Sehun.
Sehun merasa -- hubungan yang terjalin kini hanya berjalan di satu pihak saja. Sehun yang terus berjuang, sementara Lisa membiarkan semuanya mengalir tanpa berharap lebih.
"Kau lelah?"
Sehun menatap Chanyeol dengan satu alis terangkat naik.
"Kalau yang Hyung maksud lelah dalam arti yang sesungguhnya --- aku memang lelah. Tapi kalau yang Hyung maksud soal Lisa, aku tidak akan pernah lelah menunggunya"
Chanyeol menganggukkan kepala mengerti. Tuhan memang sangat adil. Dulu -- tanpa kenal lelah, Lisa selalu menunggu Sehun untuk berubah. Selalu sabar saat Sehun lebih mementingkan teman wanitanya dari pada dirinya.
Sekarang, keadaan berbalik telak. Lisa yang kini bersikap dingin pada Sehun, dan Sehun yang harus berjuang mati-matian untuk mempertahankan Lisa.
Kalau di pikir lagi, perjuangan Sehun masih belum seberapa di bandingkan dengan penantian Lisa selama dua tahun bersama Sehun.
"Sebenarnya, Lisa hanya butuh terus di yakinkan lagi. Mengingat kebodohan nya dulu --- sepertinya dia memang sudah lelah setelah berjuang selama dua tahun bersamamu"
Sehun mengangguk lemah. Tidak sedikitpun membantah ucapan Chanyeol.
"Dia hanya tidak ingin terluka lagi, Hun~ah. Karena itu, dia membangun pertahanan yang kuat agar tidak luluh padamu lagi"
Sehun mendesah lelah. Pria dengan hidung mancung itu menyandarkan punggung nya pada punggung kursi di belakangnya.
"Lisa mungkin tidak ingin berharap lagi. Karena itu dia lebih memilih untuk menghindarimu dengan sikap dingin nya"
Chanyeol benar. Kenapa Sehun tidak memikirkan itu sejak awal? Lisa menghindar bukan karena tidak lagi mencintainya. Tapi memang karena sudah merasa lelah, dan --- takut.
"Kalau begitu --- dia harus bersiap-siap mulai sekarang"
Sehun memutar kepala nya kesamping lalu menatap Chanyeol dengan senyuman kepercayaan dirinya.
"Karena mulai sekarang, aku tidak akan main-main lagi"
Chanyeol mengangguk paham. Pria bertelinga lebar itu kembali menuang soju ke dalam gelas yang memang sudah kosong, sebelum kembali meminumnya dalam sekali tegukan.
"Kalau begitu, buktikan"
-
-
"Ck, Oppa --- berhenti menempel padaku" Lisa bersungut-sungut kesal saat Sehun tak juga melepaskan nya, bahkan ketika Lisa ingin mencuci piring kotor bekas sarapan mereka berdua tadi.
Wanita asal Thailand itu merasa heran sekaligus ngeri melihat perubahan drastis sikap Sehun padanya.
Sejak kepulangan nya dari China beberapa waktu yang lalu, Sehun memang tidak langsung bisa untuk menemui Lisa begitu saja. Selain karena setelah perjalanan dari luar negri, Lisa juga harus melakukan self quarantine untuk mencegah hal-hal yang tidak di inginkan.
Alhasil, selama hampir satu bulan lama nya Sehun harus menahan diri untuk tidak memeluk Lisa dan menciumi setiap jengkal tubuh wanitanya itu.
"Jadi menjemput Leo nanti siang?"
Tidak mengindahkan gerutuan Lisa, Sehun terus saja menciumi bahu Lisa yang terbuka, karena tank top putih yang di pakai wanita itu tidak sepenuhnya bisa menutupi bagian-bagian tubuh Lisa yang terpampang indah di depan Sehun.
"Eoh. Oppa bisa mengantarku?"
Sehun diam-diam tersenyum saat merasa sikap Lisa tidak sedingin beberapa waktu lalu.
"Tentu saja" jawab Sehun dengan semangatnya "sudah ku bilang, satu minggu ini aku full jadi pesuruhmu"
Lisa terkekeh mendengar ucapan Sehun. Pesuruh katanya?
Lisa hanya menggeleng, ketika begitu saja Sehun membalikkan tubuhnya untuk menghadap pria pucat itu --- sesaat setelah Lisa menuntaskan bilasan terakhir pada piringnya tadi.
"Aku serius soal yang semalam" ucap Sehun serius sambil memeluk erat pinggang ramping Lisa.
"Oppa --- aku tidak mau membicarakan masalah ini"
"Tapi aku serius. Aku tidak main-main, Lalisa"
Lisa membuang nafas lalu memalingkan wajahnya dari Sehun. Untuk saat ini, menatap mesin pembuat kopi yang tadi belum sempat di simpan nya lebih menarik perhatian, daripada harus menatap mata elang Sehun yang kini sedang memandanginya dengan tatapan menuntut.
"Oppa ----"
"Kau -- apa masih meragukan ku?"
Lisa menoleh cepat pada Sehun, lalu menggeleng ribut.
"Bukan. Bukan begitu"
"Lalu apa? Apa yang membuatmu ragu?"
Lisa menarik nafas dalam-dalam, Sebelum membuangnya perlahan. Wanita itu kini menatap Sehun dapat di manik elang lelakinya.
"Oppa, masih banyak yang perlu kita pikirkan. Perjalanan kita masih panjang. Kontrak ku masih tiga tahun lagi di YG. Dan Oppa masih punya banyak tanggung jawab di SM"
Tangan Lisa terangkat naik untuk mengelus rahang Sehun yang begitu kokoh. Sehun memejamkan mata menikmati Sentuhan Lisa. Pria itu mengulum senyum karenanya.
Rasanya -- menenangkan.
"Masih banyak yang harus kita pikirkan untuk kedepan nya, Sehun ssi. Oppa juga belum wajib militer"
Sehun mendengus sebelum mencuri satu kecupan singkat di bibir Lisa.
"Itu masalah mudah. Yang penting, kau terima dulu lamaran ku. Setidaknya, aku sudah mengikatmu meskipun tidak banyak orang yang tahu"
Lisa tersenyum manis "beri aku sedikit waktu lagi untuk berpikir, Oppa"
Sehun mendesah kecewa. Dulu, mungkin Lisa tidak akan berpikir dua kali untuk menerima lamaran nya. Tapi sekarang semua berubah, itu semua karenanya dan Sehun tidak boleh mengeluh.
"Baik. Satu hari adalah waktu yang kau punya, sayang"
Lisa mendengus kesal "kenapa besok?"
"Kau 'kan tadi bilang sedikit waktu ---" tubuh Sehun sedikit membungkuk mensejajarkan wajahnya dengan wajah boneka Lisa.
"--- jadi, besok aku sudah harus mendapatkan jawaban nya" Sehun tersenyum miring sebelum pria tampan itu meraup bibir Lisa dan langsung mengecapnya lembut.
Sehun menghisap dalam bibir Lisa. Melumat menuntut bibir wanitanya dari atas hingga bawah secara bergantian. Lidah nya melesat masuk begitu Lisa membuka sedikit mulutnya, saat Sehun dengan sengaja menggigit bibir bawah wanita cantik itu.
Sehun membelitkan Lidah nya dengan milik Lisa. Menghisapnya dalam dan Saling bertukar saliva dengan hasrat yang sudah melambung tinggi sampai puncak.
Setelah puas pada bibir Lisa yang sudah mulai membengkak, Sehun beralih menjilati leher jenjang Lisa. Pria dua puluh tujuh itu menghisap dan menyesap leher putih itu tanpa berniat untuk meninggalkan bekas.
Lisa menggigit bibir bawahnya menahan sensasi menggelitik pada perutnya saat lidah panas Sehun mulai turun pada tulang selangka nya.
Nafas Lisa kian memberat, ketika tangan besar Sehun mulai menelusup masuk ke dalam tank top putih yang di pakai nya -- lalu dengan sengaja Sehun mengelus perut rata nya -- sebelum perlahan naik dan meremas payudara Lisa yang masih terbungkus bra berwarna hitam itu.
"Ugh --!"
Desahan pertama akhirnya keluar dari bibir Lisa saat Sehun berhasil masuk ke dalam bra Lisa, lalu memainkan ujung payudara wanita itu dengan jari telunjuk dan ibu jarinya.
Punggung Lisa membusung indah ketika lidah panas Sehun mulai bermain pada nipple merah muda Lisa. Sehun menjilatnya, memainkan nya dengan lidahnya sebelum mulai mengulumnya dengan sensual.
"Oppa -- hh ---"
Sehun mengangkat kepalanya lalu tersenyum manis pada Lisa yang kini tengah terengah, sebelum kembali mencium bibir Lisa dan melumatnya rakus.
Hanya butuh satu kali gerakan kuat dari Sehun untuk membuat Lisa berada di gendongan pria tampan itu.
Dengan bibir keduanya yang masih bertaut panas, Sehun berjalan membawa tubuh semampai Lisa menuju kamar.
Tepat sebelum pintu kamar tertutup, Sehun melepaskan ciuman nya lalu berbisik lirih tepat di depan telinga Lisa.
"I love you"
-
-
"Lioh ---"
Dengan topi hitam dan masker putih yang menutupi separuh wajahnya, Lisa memasuki pet shop di ikuti oleh Sehun yang berjalan di belakang maknae Blackpink itu.
Sudut bibir Sehun tertarik keatas ketika melihat bagaimana antusias nya Lisa masuk ke dalam pet shop yang memang sudah menjadi langganan tempat di mana biasanya Lisa ingin merawat dan memandikan 4L.
"Pelan-pelan, sayang. Nanti kau jat ----"
"Sehun Oppa"
Sehun dan Lisa kompak memutar tubuh untuk mendapati seorang gadis cantik lain yang tadi memanggil Sehun.
Choi Lia. Nama lahirnya Choi Jisu. Gadis cantik yang dulu datang ke konser Exo dan membawakan buquet bunga cantik untuk Sehun. Gadis remaja yang saat itu membuat mood Lisa berantakan, dan dia juga yang membuat Lisa akhirnya memilih menyerah.
Lia tersenyum begitu lebar hingga matanya menyipit, lalu perlahan berjalan mendekati Sehun.
"Oppa" sapa nya ceria tanpa memalingkan wajahnya sedikitpun dari Sehun. Gadis itu sama sekali tidak menyadari keberadaan Lisa yang berdiri tepat di samping pria pucat dua puluh tujuh tahun itu.
"Oh -- Jisu~ya" Sehun menjawab tenang sambil sesekali melirik Lisa yang sudah tak seceria waktu datang tadi.
Menarik nafas dalam lalu menghembuskan nya sepelan mungkin. Lisa berusaha untuk tetap terlihat tenang, meskipun rasa sesak kembali menelusup kedalam dadanya.
Yeah. Harusnya Lisa sudah menduga hal ini akan terjadi. Seharusnya Lisa sudah siap untuk hal ini. Bagaimana pun, Lisa tak mungkin bisa berharap banyak pada Sehun. Lisa kembali pada Sehun atas kemauannya sendiri. Tak ada paksaan, itu semua karena Lisa mencintai Sehun.
Mungkin ini yang dinamakan bucin membutakan segalanya.
Kembali memutar tubuhnya, Lisa akan kembali melangkah untuk memasuki pet shop meninggalkan Sehun dan Lia, tapi pergerakan nya terhenti begitu tangan besar Sehun secara tak terduga menahan nya.
"Oppa --" Lisa mengangkat sebelah alisnya sambil menatap heran pada Sehun.
"Mau kemana?"
Mengabaikan Lisa yang masih manatapnya aneh, Sehun lebih memilih untuk bertanya.
"Mau kemana, sayang?"
Lisa tersentak mendengar panggilan Sehun. Dulu, saat Sehun sudah bersama teman wanitanya, pria pucat itu tidak akan pernah memanggilnya seperti itu. Jangankan panggilan sayang, di akui di depan teman-teman Sehun saja Lisa sudah sangat bersyukur.
"Te - tentu saja masuk" jawab Lisa yang masih merasa terkejut "Leo sudah menunggu, Oppa"
Sehun mengangguk paham. Lalu, pria pucat itu kembali menoleh pada Lia yang kini sudah menatap Lisa aneh. Sepertinya gadis dua puluh satu itu baru menyadari keberadaan Lisa yang juga ada disana bersama Sehun.
"Oppa" Lia menatap Sehun seakan menuntut penjelasan "dia ---" lalu gadis itu kembali beralih pada Lisa yang masih terheran-heran.
"Anneyeong hasseo, subaemim. Choi Jisu, imnida" Lia menyapa Lisa dengan sopan. Gadis remaja itu bahkan sedikit membungkuk pada Lisa.
"Eh --" mendapat sapaan formal dari Lia, Lisa terlihat canggung dan sesekali meremas tangan Sehun yang entah sejak kapan sudah bertaut dengan tangan kecilnya yang terasa begitu pas dalam genggaman.
"Ah -- Ye Jisu ssi. Senang bertemu denganmu"
Lia tersenyum tipis, sampai pandangan nya teralihkan pada tautan tangan Sehun yang menggenggam tangan lentik Lisa dengan begitu erat.
Gadis cantik itu langsung menatap Sehun dengan ekspresi kaget nya "kalian ----"
Lisa yang paham situasi mencoba untuk melepaskan genggaman tangan Sehun --- yang sayangnya gagal karena pria pucat itu semakin mengeratkan genggaman tangan mereka berdua.
"Kalian -- datang bersama?" tanya Lia penasaran. Gadis itu bahkan -- entah sadar atau tidak sudah bicara menggunakan kalimat banmal pada Lisa yang masih saja terdiam kaku.
"Ti ---"
"Eoh. Kami datang berdua"
Lisa menoleh cepat menatap Sehun yang kini tengah tersenyum manis dan lebih dulu menatap sayang Lisa.
"Wae?" ucapnya tanpa suara yang sengaja menggoda Lisa. Sehun bahkan memggedipkan sebelah matanya genit, membuat Lisa mendengus pelan
"Apa kalian --- berkencan?"
Lisa kembali memutar kepala, menatap Lia tajam -- ketika gadis manis itu kembali bersuara dan bertanya tentang hal yang menurut Lisa sangat tidak pantas untuk gadis itu campuri.
Bagi Lisa, apa yang di tanyakan Lia tadi itu sangat tidak sopan. Mengingat Lia adalah orang luar, dan gadis manis dari JYP itu sudah melebihi batasan nya.
"Jisu~ssi ----" Lisa hampir saja kelepasan kontrol kalau saja Sehun tidak menenangkan nya lewat genggaman tangan yang mengerat.
Lisa menoleh dan mendapati gelengan kecil dari Sehun. Pria pucat itu kembali memberikan nya senyuman hangat, membuat gejolak amarah yang sempat terpancing menguap begitu saja.
"Oppa!"
Suara Lia yang meningkat satu oktaf kembali terdengar membuat Sehun dan Lisa memutus kontak mata di antara mereka. Lisa mendengus. Sama sekali tidak menyembunyikan rasa tidak suka nya atas kelakuan Lia yang menurut Lisa sangat tidak sopan.
Damn. She so annoying. Lisa membatin kesal mengumpati Hoobae nya yang kini sedang menatapnya tidak suka.
Lisa yang biasanya bersikap begitu tenang, sekarang seakan kesabaran nya sedang di uji. Maknae Blackpink itu mencoba begitu keras untuk mengontol emosinya yang seakan di permainkan olah Lia.
"Opp ---"
"Yeah. Kami berkencan, Jisu~ya" ucap Sehun pada akhirnya yang langsung membuat Lia bungkam, dan menatap tak percaya pada Sehun.
"APA?"
Lisa memutar bola matanya jengah. Memang harus sekali sampai berteriak begitu?
Untung saja basement tempat dimana mobil Sehun di parkir dalam keadaan sepi. Coba bayangkan, bagaimana kalau ada fans yang melihat atau lebih parahnya -- ada Sasaeng yang tidak sengaja mengintili Sehun kemari?
"Tapi kenapa harus dia?"
"Excuse me" Lisa semakin di buat kesal saat Lia dengan berani menunjuk wajahnya dengan jari terlunjuknya. Jangan lupakan senyuman congkak yang tersemayam di bibir tipis gadis muda itu.
"Attitude please"
Senyum meremehkan yang tadi terlihat di bibir tipis Lia, perlahan memudar ketika Lisa dengan berani bicara seperti itu padanya. Mungkin, Lia sama sekali tidak menyangka kalau Lisa berani melawan nya.
"Katanya Chaebol. Tapi kenapa tidak sesuai dengan sikap tidak sopan mu kepada orang yang lebih tua?"
"YA! Kau ----"
"Aish -- geumanhae. Kenapa jadi bertengkar?"
Sehun yang sempat kebingungan sendiri, langsung saja berusaha menengahi Lia dan Lisa yang sedang beradu mulut.
"Jisu~ya sopan lah sedikit. Bagaimana pun, Lisa lebih tua darimu" Sehun geleng-geleng kepala "dia juga sunbae-mu"
Lia mendengus mendengar Sehun membela Lisa. Gadis muda itu tak menghiraukan Sehun dan lebih memilih melipat kedua tangan nya di depan dada angkuh.
"Sayang ----"
"WAE!" Sahut Lisa galak. Serius, emosinya sudah naik sampai ubun-ubun.
Sehun bukan nya marah mendengar nada sinis Lisa, pria pucat itu malah melipat kedua bibirnya kedalam menahan senyum.
Selama ini Lisa selalu begitu tenang saat bersamanya. Lisa begitu dewasa, dan mampu mengontrol diri dengan sangat baik. Tapi melihat Lisa-nya yang cemburu hari ini, rasanya tidak buruk. Sehun menyukainya.
"Aigoo. Imut sekali" ucapnya gemas sambil menangkup wajah Lisa dengan kedua tangan besarnya. Sehun menekan pipi wanitanya itu hingga membuat bibir Lisa maju beberapa centi.
"Kiyowo. Kalau begini terus aku bisa gemas. Mana bisa aku jauh-jauh darimu, sayang"
Tanpa memperdulikan Lia yang masih berada disana, Sehun dengan gilanya mengecup bibir monyong Lisa berkali-kali. Membuat pekikan wanita asal Thailand itu terdengar begitu menganggu di telinga Lia.
"YA!"
Sehun terkekeh geli mendengar pekikan Lisa. Pria pucat itu sekali lagi mengecup bibir Lisa, sedikit melumatnya pelan, sebelum melepaskan kedua telapak tangannya pada wajah kecil Lisa dan membiarkan wanitanya itu bebas.
"Ayo. Kita jemput Leo dan kembali pulang. Hari ini kita makan siang di rumah saja, oke?"
Lisa mendengus, tapi sedetik kemudian ia mengangguk patuh. Sehun tersenyum manis sambil merangkul pundak Lisa untuk di peluknya. Pria pucat itu akan pergi bersama Lisa, ketika sebuah suara kembali menahan langkahnya.
"Oppa!"
Lia masih berdiri disana. Menatap interaksi sepasang kekasih itu dengan mata yang memerah penuh amarah.
"Kau -- melupakanku" ujarnya lemah, dengan nafas yang memburu menahan emosi.
Sehun membuang nafas berat, tepat sebelum menoleh ke samping untuk menatap Lisa-nya yang kini juga tengah menatapnya dalam.
"Mian, Jisu~ya" hanya itu yang Sehun ucapkan sebelum kembali berbalik dan membawa Lisa dalam rangkulan nya untuk masuk ke dalam pet shop.
"Pulang, dan lupakan semuanya. Jangan di sini terlalu lama. Banyak Sasaeng berkeliaran"
Ujar Sehun terakhir kali tanpa sedikitpun menoleh pada Lia yang kini menatapnya terluka.
"Oppa --" Lisa menahan nafas "apa -- kau tidak keterlaluan padanya?"
Sehun tersenyum tanpa sedikitpun berniat menatap Lisa. Pria pucat itu terus berjalan, lalu membuka pintu pet shop dan menarik tubuh Lisa masuk bersamanya.
"Memang nya aku harus bagaimana, sayang?"
"Oppa!!"
"Dengar ---" Sehun menghentikan langkah, memegang kedua bahu Lisa sambil mantap dalam kedua mata bulat kesukaannya.
"Aku dulu brengsek, tapi aku tidak akan mengulangi hal bodoh itu lagi lalu kehilangan mu untuk kedua kalinya"
Sehun kembali menangkup wajah kecil Lisa "aku tahu, kau butuh waktu untuk kembali percaya padaku. Tapi berikan aku kesempatan untuk membuktikan kalau kali ini hanya kau satu-satu nya untukku, Lalisa"
Sehun mengelusi pipi Lisa dengan ibu jarinya "aku hanya mencintaimu. Mungkin butuh waktu untuk membuatmu percaya, tapi aku berkata jujur"
Lisa menatap mata elang Sehun yang tampak begitu kelam. Rasanya menenangkan. Tatapan Sehun -- Lisa selalu menyukainya.
"Jadi -- biarkan aku membuktikan nya padamu. Aku hanya minta kau untuk percaya padaku, sayang. Aku memang brengsek, tapi aku akan mencoba memperbaiki semuanya dan menjadi lebih baik lagi"
Lisa masih diam. Kata orang, mata tidak bisa berbohong. Oleh karena itu, Lisa mencoba untuk mencari sebuah kebohongan di mata elang Sehun -- tapi nihil. Lisa tak menemukan nya. Disana hanya ada sebuah tatapan tulus dan sebuah harapan besar.
Lisa membuang nafas "oppa ---"
"Aku hanya minta satu kesempatan, Lisa"
Lisa menggigiti bibir bawahnya merasa gugup. Telapak tangan nya bahkan sudah berkeringat dingin. Rasanya, ini bahkan lebih mendebarkan daripada evaluasi bulanan saat masa trainee dulu.
Kembali menatap mata kelam Sehun, Lisa rasanya tidak dapat berpaling dari wajah sempurna Sehun yang tampak seperti pahatan. Kadang Lisa berpikir, bagaimana mungkin ia berani jatuh cinta pada pria sesempurna Sehun?
"Sayang -----"
"Hanya satu kesempatan terakhir untuk Oppa"
Senyum Sehun merekah sempurna. Pria itu kembali akan mencium bibir Lisa, saat wanita itu malah mendorong pelan dadanya.
"Hanya satu kesempatan. Kali ini, aku ingin egois dengan memiliki Oppa untuk diriku sendiri"
Sehun menatap lekat wajah boneka Lisa yang tampak begitu sempurna.
"Tidak ada wanita lain, aku ingin hanya ada kita berdua. Aku ingin Oppa ----- YA!!"
Sehun terkekeh mendengar teriakan kesal Lisa saat ia baru saja mencuri kecupan tepat dibibir.
"Cerewet sekali, sayang"
Sehun menarik Lisa dalam pelukan nya lalu mengecupi pucuk kepala wanitanya dengan sayang.
"Kali ini, hanya kita berdua. Aku janji"
Lisa membuang nafas dalam pelukan Sehun. Pada akhirnya, Sehun akan selalu menjadi pilihan Lisa. Bukan menjadi wanita bodoh, tapi Lisa hanya ingin memperjuangkan apa yang membuatnya bahagia. Meskipun -- proses untuk menggapai Sehun-nya harus melewati rasa sakit yang begitu mendalam.
"Saranghae, my lili"
End.
🙂🙂🙂🙂🙂🙂🙂🙂
Hanya ini yang bisa akan buat, semoga bisa menghibur 🙏 aku nggak pandai buat ending, tapi hasil ini emang seperti ide awal aku untuk drabble 'classic' ini.
Jadi, semoga bisa setidaknya menghibur 😭 untuk yg nggak puas sama endingnya, mianhae 🙏
Oke, see you kapan-kapan ....
cute 😭
Cantik😭
Caplang😌
Mbak Julia ✋🏻
Jumat, 10 Juli 2020
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro