03. BREATHE ( TIRED )
********
-
Nyongan 😂 wkwkwkwk nungguin yah 🤭
Tadi kepencet gaes maap ... Human error😌
Yaudah g banyak bacot ... Happy reading
Typo adalah sesuatu yang harus dimaklumi
-
Lisa berjalan cepat dengan salah satu tangan nya membawa paper bag berisikan bubur dan beberapa makanan didalamnya. Separuh wajahnya tertutup dengan masker berwarna hitam. Meskipun begitu, anggota termuda Blackpink itu tidak dapat menutupi rasa khawatirnya, terbukti dengan sorot matanya yang memancarkan rasa kecemasan.
Pikiran nya kembali teringat saat Junmyeon menghubunginya semalam.
"Lisa~ya .... Akhirnya kau bisa dihubungi" Lisa bisa mendengar hembusan nafas lega oleh Leader Exo itu.
"Junmyeon Oppa ...?"
"Eoh ... Naya....."
Alis Lisa bertaut, tidak biasanya Junmyeon menghubunginya "Waeyo Oppa ... Ada sesuatu yang ingin Oppa sampaikan? Apa .... Ada sesuatu yang terjadi?"
Bisa Lisa dengar hembusan nafas berat pemuda Kim di ujung sana. Gadis itu masih menunggu Leader Exo itu untuk kembali bicara dan menyampaikan maksudnya.
"Bisakah Oppa minta tolong padamu .... Aku tahu hubungan mu dan Sehun sedang tidak baik. Tapi bisakah kau menemuinya sebentar"
Lisa terdiam dan masih menunggu Junmyeon menyambung kalimatnya yang menggantung.
"Dia sakit .... Sudah dua hari ini"
Tubuh Lisa menegang. Meskipun ia ingin tidak perduli pada Sehun, tapi nyatanya Lisa tidak bisa mengabaikan pemuda pucat itu begitu saja. Mendengar kabar Sehun yang sedang tidak baik saja sudah membuat hatinya kembali kacau. Sehun ... Terlalu melekat dalam hatinya.
"Sa-sakit?"
"Nde .... Kau menghilang selama empat hari, dia mencarimu dan tampak sangat kacau. Dia sudah seperti orang gila"
Mata Lisa berkaca "Sehun Oppa mencari ku?"
"Eung ...." Junmyeon kembali menhembuskan nafas berat "Aku tidak akan bertanya tentang kau yang menghilang atau masalah kalian berdua, tapi bisakah kau temui Sehun saat kau sudah pulang nanti? Dia sakit, dan terus mencarimu"
Lisa keluar dari lift yang mengantarkan nya pada lantai teratas dimana Apartemen Sehun berada. Gadis yang menggunakan jeans biru, dengan bomber jaket brand dari Acne Studios berwarna hijau itu baru saja mendarat di Gimpo Airport dan langsung begegas menuju Gangnam, tempat dimana Apartemen Sehun berada. Tas Chanel berwarna merah masih menggantung dipunggung nya.
"Oppa mohon padanu Lisa~ya. Temui Sehun sebentar saja"
Kalimat terakhir Junmyeon masih terniang dikepalanya. Gadis itu terlihat lelah, terlihat dari sorot matanya yang tampak sendu. Tapi rasa khawatirnya pada Sehun jauh lebih mendominasi. Bagaimana banyak nya Sehun terus menyakitinya, tapi ia tidak bisa begitu saja membenci pemuda pucat itu. Apalagi berpura-pura tidak perduli padanya.
"Oppa ....." panggilnya dengan nada suara yang sedikit berteriak.
Lisa tidak perlu menekan bell atau semacamnya, karena gadis itu sudah mengetahui pasword apartemen Sehun, karena pemuda itu pernah membawanya kesini, saat beberapa bulan setelah mereka baru menjadi sepasang kekasih.
Apartemen itu tampak sunyi, seruan Lisa tidak juga di tanggapi oleh pemuda pucat itu. Lisa berjalan menuju dapur dan menata bubur yang ia bawa untuk Sehun. Kemudian ia kembali berjalan menuju kamar kekasihnya untuk melihat keadaan pemuda itu. Ia yakin, Sehun masih terlelap saat ini.
"Oppa ----" Lisa langsung menutup mulut dengan kedua tangan nya saat melihat pandangan didepan sana. Seketika jantung Lisa berdetak dua kali lebih cepat.
Disana ...... Sehun sedang tidur, pemuda itu terlihat sangat pucat. Tapi bukan itu yang membuat Lisa terkejut, tapi disebelah pemuda itu terdapat wanita lain yang sedang memeluk tubuh kekar Sehun dan ikut terlelap disana.
Kim Jisoo.
Tubuh Lisa mematung sempurna. Ia meremat tangan didepan dadanya. Lagi-lagi seperti ini, sakit sekali. Seharusnya ia tidak banyak berharap. Sehun memang mencarinya, tapi bukan berarti pemuda pucat itu menginginkan nya.
"Mungkin Jisoo Eonnie jauh lebih bisa merawat Sehun Oppa" ucapnya lirih, kali ini tidak ada air mata yang menetes. Mungkin Lisa sudah membiasakan diri melihat satu persatu skinship antara Sehun dan Jisoo.
Ia juga sudah terlalu lelah untuk menangis.
Lisa berbalik, kemudian berjalan pelan kearah pintu apartemen Sehun dan pergi dari sana. Untuk apa juga ia bertahan disini, Sehun tidk membutuhkan nya.
Lisa mengambil ponsel pada saku belakang jeans nya. Mencari kontak disana kemudian menempelkan pada telinga nya.
Ia mengatur kembali nafasnya yang tampak sedikit terengah karena terlalu shock setelah melihat Jisoo dan Sehun tadi.
"Teddy Oppa ....."
"Princess ....."
Lisa mengigit bibir bawahnya yang mulai bergetar karena desakan air mata yang ingin keluar. sebisa mungkin ia menahan nya.
"I'm home. Aku akan kesana sebentar lagi. Wait for me"
Teddy menahan nafas "everything is okay?"
Lisa menjilat bibir bawahnya. Bagaimana pun ia berusaha untuk tetap kuat, tapi rasanya hatinya terlalu sakit untuk melupakan begitu saja kejadian di apartemen Sehun tadi.
"Not really" Lisa menghembuskan nafasnya kasar "Aphayo Oppa ....."
Teddy terdengar kembali menghela nafas berat diujung sana "kau menangis lagi?"
"Anii .... Kali ini aku tidak menangis"
"Good girl. Cepat datang kemari, aku akan memesankan gamjatang untukmu"
Bibir Lisa tertarik pelan mendengar kalimat Teddy "Arraseo. Tunggu aku. Kita akan Saparan bersama Oppa"
"Anything for you, princess"
Lisa tersenyum tipis menatap layar ponselnya yang sudah gelap. Bicara dengan Teddy sedikit banyak membuatnya merasa lega, sesak di dada nya sedikit berkurang. Seandainya itu Jiyong, aahh .... Ia merindukan Leader Bigbang itu.
-----
Sehun memijit pelipisnya karena denyutan di kepala nya yang masih terasa. Pemuda itu menempelkan ponsel ditelinga kanan nya menunggu seseorang diseberang sana untuk menjawab panggilan nya. Ia menatap meja makan dan mendapati bubur dan beberapa makanan sudah tertata rapi disana.
Ia mengernyit heran sambil mengingat sesuatu. Sejak kapan ia membeli bubur? Atau Jisoo yang membawa semua makanan ini? Seingatnya Jisoo masih terlelap di kamar nya dan tidak mungkin gadis Kim itu yang membeli semua makanan ini.
Oh jangan salah, mereka tidak berbuat sesuatu yang diluar batas. Jisoo hanya menemani Sehun karena pemuda itu memang benar-benar sakit. Jisoo hanya tertidur di kamar Sehun karena gadis itu memutuskan untuk menjaga sang pemuda Oh semalaman.
"Oh Hyung ....." Sehun berucap lemah.
"Sehunnie .... Wae? Kau sudah merasa lebih baik?"
"Eoh .... Keunddae .... Apa Hyung mampir Ke apartemen ku pagi ini?"
"Anii .... Waeyo?"
Sehun mengernyit heran, kalau bukan Junmyeon siapa lagi?
"Mungkin Baek Hyung, atau Chan Hyung?"
Junmyeon menghela nafas kasar "tidak Sehun~ah. Kau tahu Chanyeol dan Kyung-soo sedang ada di Jepang. Baek sedang ada project dengan majalah ceci"
Sehun mengusap wajahnya kasar "tapi siapa yang membawa makanan kesini kalau bukan Hyungdeul"
"Uh makanan?"
"Nde. Saat aku bangun, sudah ada makanan yang ter tata rapi dimeja makan"
"Ah itu ...." Sehun mendengar tawa renyah Junmyeon membuatnya semakin bingung.
"Kurasa itu Lisa. Aku baru bisa menghubungi nya semalam, dan menyuruhnya untuk menemuimu. Mungkin dia pergi keapartemen mu saat kau masih tidur"
"MWO?"
"Haissh ... Kenapa berteriak segala sih" Junmyeon mendengus kasar.
"Apa Lisa hanya meninggalkan makanan saja? Tidak berbicara denganmu terlebih dulu?"
Sehun benar-benar tidak mendengarkan apa yang diucapkan oleh Hyung nya itu. Pikiran nya hanya tertuju pada Lisa. Sehun meremat surai nya dengan kasar.
"Hyung Eottokhae ....." rengek Sehun, pemuda itu terdengar seperti ingin menangis dan itu membuat Junmyeon bingung.
"Wae .... Ada apa denganmu?"
"Aisshhhhh....." Sehun secara sepeihak memutuskan panggilan, dan dengan tergesa mencari kontak Lisa pada ponselnya.
"Oh ayolah Lisa ..... " Sehun bergumam pelan tapi wajahnya sama sekali tidak bisa menyembunyikan raut frustasinya.
"Ah sial" Sehun menggebrak meja makan disamping nya dengan kuat, saat panggilan yang ketiga tidak juga mendapat respon dari Lisa.
"Aahh apa yang harus aku lakukan?" nafasnya tersengal karena luapan emosi yang tertahan "Lisa pasti melihat semuanya, sialan" ia mengumpat dan kembali meremat surainya dengan kuat.
"Seharusnya aku menolak saat Jisoo ingin menjagaku semalam" ucapnya lirih dengan wajah nya yang mulai berubah sendu.
"Sekarang, apa yang harus aku lakukan?"
-
-
"Kau berubah Jisoo~ya"
"Jinyoung~ah"
Park Jinyoung menghela nafas berat "Apa karena sebuah perasaan yang kau rasakan pada Sehun bisa sangat merubahmu seperti ini?"
"Jin ----"
"Aku bahkan seperti tidak mengenalimu Jisoo~ya"
Jisoo menunduk dan memainkan jari-jari tangan nya. Jinyoung hanya bisa menggelengkan kepala pelan.
"Bukan hanya padaku, tapi pada Lisa ....."
Jisoo langsung mendongak menatap Jinyoung sinis.
"Bwa ... Bwa ... " Jinyoung menunjuk Jisoo dengan jarinya, tepat di depan wajah si gadis Kim "kau bukan Jisoo ku yang seperti biasanya"
Kim Jisoo mendengus sinis "Sebenarnya apa yang ingin kau katakan Jinyoung~ah"
Jinyoung mengendikkan bahu "kau secara tidak sadar sudah menyakiti Lisa. Harusnya kau menunggu Sehun dan Lisa berakhir, kemudian kau boleh bersama dengan nya"
Jisoo memutar bola matanya "itu karena aku yang meminta Sehun Oppa untuk bertahan bersama Lisa"
"Dan kau dalam keadaan sadar juga menjalin hubungan bersama Sehun ..... dibelakang Lisa?" tanya Jinyoung tepat sasaran, dan membuat Jisoo terdiam.
"Kau bilang kau yang meminta Sehun untuk bertahan, dan sekarang jangan salahkan Sehun kalau dia benar-benar jatuh cinta pada Lisa"
Jinyoung menatap Jisoo yang sudah menjadi sahabatnya dalam dua tahun terakhir belakangan.
"Pikirkan lagi bagaimana perasaan Lisa. Kau sudah mengenalnya lebih dari tujuh tahun, jangan hanya karena perasaan pribadimu kau menghancurkan hubunganmu dengan Lisa" Jisoo tertegun mendengarkan kalimat Jinyoung. Rasanya gadis Kim itu seperti ditampar oleh sesuatu yang sangat menyakitkan.
Dadanya mulai terasa sesak.
"Dia masih adik kecilmu kan? Yang dulu sering kau ajak pulang ke rumah karena kau tak tega meninggalkan nya sendirian di dorm" Jinyoung tersenyum.
"Aku yakin jika Lisa tahu tentang hubunganmu dan Sehun, dia akan mengalah dan memilih meninggalkan Sehun demi kau"
Tiba-tiba mata Jisoo memanas. Gadis itu menatap Jinyoung dengan mata berkaca.
"Karena dia adalah Lalisa, gadis bodoh yang mementingkan orang lain dari pada dirinya sendiri" Jinyoung tersenyum karena sepertinya Jisoo mendengarkan dengan baik apa yang ia ucapkan baru saja.
"Jinyoung~ah ...."
Jinyoung terkekeh pelan "kau baru menyadarinya? Heol. Ternyata cinta bisa membuatmu berubah sebanyak ini"
Jisoo menutup wajah dengan kedua telapak tangan nya.
"Aigoo .... Kau menangis? selama dua tahun kita berteman, aku baru melihatmu menangis" Jinyoung terkekeh tapi tangan nya menarik bahu Jisoo untuk didekapnya.
"Uljimayo .... kau masih bisa memperbaiki semuanya dengan Lisa nanti. Kau masih punya kesempatan untuk itu"
Jisoo mengangguk dalam dekapan Jinyoung. Gadis itu sesengukan dan kembali mengingat betapa ia sudah sangat menyakiti Lisa selama ini.
Kenapa ia baru menyadarinya. Dada nya sesak saat mengingat perlakuan nya dibelakang Lisa dan menjalin hubungan diam-diam bersama Sehun.
-------
"Jadi bagaimana?"
"Bagaimana apa nya Oppa? Tentu saja aku harus mengakhiri nya"
Teddy tersenyum lebar mendengar jawaban dari Lisa. Lelaki itu bahkan tidak repot-repot untuk menyembunyikan kegembiraan nya saat ini.
"Good girl. Kau mengambil keputusan yang bagus, Princess. Aku mendukungmu seratus persen" Teddy memberikan dua jempol nya pada Lisa sambil tersenyum lebar.
Lisa mendengus "kenapa Oppa terlihat sangat bahagia saat aku sedang patah hati?"
"Eyy .... apa aku terlihat seperti itu?" Lisa mengangguk mantap, dan Teddy terkekeh dibuatnya.
"Itu hanya perasaan mu saja. Oppa turut sedih atas kandas nya hubungamu dan pemuda vampire itu" Teddy mengatakan itu dengan nada yang sangat ketara dibuat-buat. Ia bahkan menaruh kedua tangan nya didepan dada untuk mendramatisir keadaan.
Lisa menatap Lelaki itu dengan tatapan malas.
"Sehun. Namanya Oh Sehun, Oppa. Kenapa Oppa selalu tidak mau menyebut namanya" tanya Lisa heran.
"Ck, aku tidak mau menyebut nama seseorang yang sudah menyakiti hati Princess kami" Teddy menatap Lisa dan tersenyum hangat "karena kau Lisa, siapapun yang menyakitimu aku tidak akan tinggal diam"
Lisa tertegun sesaat, kemudian gadis itu tersenyum dengan mta yang sudah berkaca. Ia bahagia, disaat dirinya dikhianati oleh orang-orang terdekatnya ... Tapi ia masih memiliki Teddy yang selalu ada untuknya dan melindunginya. Lisa merasa sedikit berharga karena itu.
"Kau tersentuh kan? Bwa .... kau sampai hampir menangis" Teddy sengaja menggoda Lisa agar gadis itu berhenti menangis. Baginya sudah cukup melihat Lisa yang selalu membuang airmata karena hal yang sia-sia. Ia tidak ingin lagi melihat adik kecilnya bersedih.
"Aku menangis karena terharu" Lisa menyeka air mata yang menggenang "gomawo .... Karena Oppa selalu ada untuk ku disaat aku sedang merasa terpuruk. Aku merasa tidak sendiri karena Oppa"
Teddy berdiri menghampiri Lisa dan duduk sebelah gadis itu, kemudian ia mendekap tubuh kecil Lisa.
"Aku sudah berjanji pada Jiyong untuk selalu menjaga Princess nya" Teddy tersenyum tipis "sudah berhenti menangis. Kau selalu saja menangis saat datang ke studio ku" lelaki itu mendengus kecil, membuat Lisa terkekeh pelan dengan suara parau.
"Karena disini tempat yang paling nyaman untuk menangis tanpa harus diganggu oleh Oppadeul yang lain"
Teddy terkekeh mendengar ucapan Lisa "itu karena mereka khawatir padamu. mungkin itu cara mereka untuk menunjukkan nya .... dengan selalu menganggumu"
Lisa mendengus tapi kemudian terkekeh kecil "arrayo .... Dan aku sangat bersyukur karena memiliki kalian"
"Gomawo Oppa" Lisa tersenyum lebar. Untuk sesaat i melupakan masalahnya bersama Sehun.
"Ck, berhenti mengatakan itu. Kita keluarga, benar kan?" Lisa mengangguk dalam dekapan Teddy.
Seringaian Teddy perlahan muncul "Kecuali kalau kau menikah dengan Jiyong, itu akan berbeda lagi ceritanya"
Lisa mendorong Teddy hingga pelukan nya terlepas. Gadis itu menatap lelaki yang duduk disampingnya itu dengan mata memicing tajam.
"Isshh Oppa ....."
Teddy tertawa lepas mendengar rengekan Lisa. Menggoda Lisa, memang semenyenangkan itu. Dan Teddy sangat suka melakukan nya.
"Kau memerah Princess ...."
"Oppaaa .... Berhenti menggodaku"
-
-
Gak tau ini nge feel apa enggak ... Soalnya ditulisnya dalan keadaan tepar tak berdaya.
7 April 2019
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro