Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

02. THE DEVIL


 
     
     
Selamat membaca


Warning banyak typo

~~~~~~~~

    

        

          

        

       
       


"Hyung aku sudah diluar"

"Cepat sekali. Tunggu sebentar"

Sehun mematikan sepihak panggilan telepon, yang menghubungkan nya dengan Baekhyun. Pemuda itu menoleh ke kanan dan ke kiri mengamati sekitar.

Setengah jam yang lalu, Sehun menghubungi Baekhyun dan bertanya keberadaan pemuda cantik itu. Sehun sedang bosan sendirian didorm. Sejeong juga sedang syuting drama. Sama sekali tak ada yang bisa dilakukan nya selain berbaring di kamar, dan Sehun merasa bosan.

Jadilah ia berdiri disini. Di apartemen yang entah milik siapa, tapi Baekhyun bilang, ia disuruh untuk menyusulnya kemari, Apartemen yang terletak didaerah Hongdae. Karena tak hanya ada Baekhyun, katanya Jongin dan Jennie juga berada disini.

"Lama sekali"

Sehun mencibir pelan saat mendapati Baekhyun yang baru saja membuka pintu untuknya.

"Cerewet" mulut Baekhyun mencebik Lucu "Lagipula ... Tumben sekali kau mau ikut main bersama kami" sewot sang pemuda Byun sambil membuka pintu sedikit lebar, membiarkan badan besar Sehun untuk masuk "biasanya kau kan sibuk dengan pacarmu"

Sehun berhenti melangkah tepat didepan Baekhyun. Pemuda tampan itu menatap Baekhyun lama sebelum kembali melanjutkan langkahnya. Entah ada apa dengan Hyungnya, tapi sejak menjalin hubungan dengan Sejeong satu tahun yang lalu, Baekhyun secara terang-terangan bilang tak menyukai gadis ber-marga Kim itu.

Entah karena apa .... Padahal Sejeong itu baik dan sopan, tapi itu tak membuat Baekhyun luluh. Memang, Baekhyun tak menunjukkan rasa tak sukanya pada Sejeong langsung didepan gadis itu, tapi tetap saja, rasanya aneh.

"Sejeong sedang syuting. lalu, ini apartemen siapa?"

Baekhyun berjalan lebih dulu menuju ruang tengah, mengabaikan Sehun yang menatapnya Jengah.

"Hyung ...."

"Jangan banyak bicara dan cepat kemari"

Sehun berdecak kesal, tapi meskipun begitu, pemuda tinggi itu menurut pada Baekhyun, dan mulai berjalan untuk menyusul Hyung cantiknya itu.

"Hyung kau --------"

"Aisshh aku baik-baik saja Eonnie. Jangan berlebihan" Sehun langsung mengatupkan mulutnya rapat, saat mendengar suara gadis yang dua minggu lalu, sempat berdebat dengan teman-teman nya di cafe.

Lalisa. Itu Lisa yang dua minggu lalu ditemuinya secara tak sengaja di cafe dekat gedung YG.

"Ya! Kau ini menurut saja kenapa sih?" Jennie mulai kesal karena sikap keras kepala Lisa.

"Ck aku hanya butuh istirahat. Tapi kalian malah datang kemari dan mengganggu jam tidur berhargaku"

Jisoo dan Jongin hanya bisa geleng-geleng kepala melihat perdebatan kecil antara Jennie dan Lisa.

Yah mereka, maksudnya ... Jisoo, Jongin, Jennie dan Baekhyun memang sedang berada di apartemen Lisa. Niatnya sih, ingin menjenguk Lisa yang tak enak badan sejak semalam. Gadis dengan mata bulat itu sangat sibuk dengan jadwal individu nya belakangan ini. Semalam saja dia habis pulang dari Thailand.

"I'm fine, Eonnie. Hanya kelelahan" tapi Jennie tak melihatnya begitu. Kelelahan tapi suhu tubuh nya tak normal. Heol, mau berbohong yah?

"Kalau kau tidak mau kerumah sakit, aku akan menelpon manager Oppa untuk menyuruh dokter Park kemari"

Lisa mendengus dan kembali bersandar pada bahu Jisoo. Kepala terasa berat sejak semalam. Ia pusing.

"Terserah" jawab Lisa tak peduli.

Sementara Sehun hanya bisa berdiam diri mematung pada posisi awalnya. Sejak tadi ia tak besuara dan hanya terus memerhatikan perdebatan rapper line Blackpink itu. dari sana ia menyimpulkan, bahwa apartemen yang sedang dimasukinya ini .... Adalah apartemen pribadi milik Lisa.

"Woe ... Kenapa berdiri saja. Sini duduk" Tepukan Baekhyun pada bahu lebarnya membuat Sehun berjengit, kemudian sadar.

Heol. Apa yang ia pikirkan? Apa baru saja ia melamun?

Sehun tersenyum kaku dan mulai melangkah untuk duduk disamping Jongin.

"Eoh, sudah sampai?" Anggukan Sehun menjawab rasa penasaran main dancer Exo itu.

"Kenapa kalian kemari? tidak berkencan huh?" bisik Sehun pada Jongin yang tersenyum mendengar pertanyaan teman satu Line nya itu.

"Berkencan. Tapi nanti. Sekarang mau jenguk adik ipar yang sedang sakit"

Sehun melirik Jongin aneh. Benar-benar lirikan super sinis "ugh, aku mual"

Jongin hanya terkekeh, tak peduli akan sikap Sehun yang seperti ini. Ia sudah terlalu biasa dinistakan oleh Sehun. Jongin 'kan kuat.

"Loh, Sehun Oppa" Sehun mengalihkan diri dari Jongin, dan menoleh ketika suara Jisoo menggelegar.

"Sejak kapan datang nya?"

Sehun tersenyum tipis, melirik Lisa yang masih memejamkan mata bersandar pada bahu Jisoo "lima belas menit yang lalu"

"Sendirian?"

Sehun mengangguk masih dengan ulasan senyum tipisnya "kau mengharapkan aku datang dengan siapa? Junmyeon Hyung?"

Jisoo berdecak pelan saat Sehun menggodanya "kukira Oppa mengajak Sejeong"

Sehun mengusap tengkuknya canggung "dia sedang syuting drama"

"Ohh ....." Jisoo hanya mengangguk. Gadis Kim itu kemudian menoleh kesampingnya dan mengelus pucuk kepala Lisa dengan sayang.

"Aigoo .... Aku tak biasa melihatnya sakit begini"

Lisa diam. dalam hati gadis itu merutuki nasib sialnya dan mengumpat entah pada siapa. Gadis itu tak tidur sebenarnya, ia mendengar semuanya, mendengar suara Sehun yang tegas juga----- Ia tahu pemuda itu sesekali terus meliriknya sejak tadi.

Lisa peka.

Sial. Bagaimana mungkin kesialan ini terus terjadi padanya? Sejak dari cafe, Lisa selalu berdoa agak tak lagi dipertemukan dengan Sehun. Baik di sengaja ataupun tidak. Entah, Lisa hanya merasa tak nyaman berada dalam satu ruang lingkup bersama Maknae Exo itu. Apalagi tatapan tajam itu. Eerrrr .... Selalu mengintimidasinya.

"Ya! Bangun. Ponsel mu dari tadi tak berhenti bernyanyi" Jennie masih dengan nada kesalnya mengguncang pelan lengan Lisa. Membangunkan Lisa yang sebenarnya tidak tidur.

"Jen ... Kalau tidak penting, lebih baik biarkan saja. Lisa sakit, butuh istirahat"

Jennie menghela nafas berat "tapi ini dari Chaeyeon. Kalau penting bagaimana?"

"Chaeyeon?" Jennie dan Jisoo kompak menoleh pada Lisa yang kini sudah membuka mata, bahkan gadis itu sudah duduk dengan tegap setelah tadi pura-pura tidur.

"Eoh Chaeyeon"

"Kemari kan ponselku" Jennie memberikan ponsel Lisa yang segera diterima dengan baik oleh gadis bermata bulat itu.

"Eoh Chaeyeon~ah" sapa nya ceria setelah Lisa menempelkan ponsel pada telinga kanan nya.

"Kenapa menel ------- WHAT?" bukan hanya Sehun, tapi semua orang yang berada disana terkejut karena lengkingan suara Lisa.

Lisa memejamkan mata dan memijit tulang hidungnya "Ya! Bukankah sudah ku bilang untuk tak datang kesana?" ujarnya dengan suara menahan amarah.

Jisoo yang masih berada disamping gadis bermata bulat itu mengelus pelan lengan Lisa, menenangkan gadis itu saat dirasa amarahnya mulai berkobar.

"Sudah kubilang Mingyu itu tak baik, dia brengsek kenapa tak mendengar ucapan ku waktu itu?"

"Tapi aku hanya ingin berteman Lisa~ya"

Lisa menggeram tertahan "berteman pantatmu. Sudah jelas dia itu punya maksud lain, dasar hitam. Lelaki memang semuanya sialan"

Kalau Baekhyun dan Jongin geleng-geleng kepala mendengar umpatan Lisa, tidak dengan Sehun. pemuda pucat melongo, kaget karena baru pertama kali mendengar seorang Lalisa mengumpat. Ia memang sering mendengar gosip yang tak baik tentang gadis cantik dengan mata bulat itu, tapi ia tak menyangka kalau Lisa juga suka bicara kasar.

Jisoo menyenggol pelan lengan Lisa, bermaksud untuk memberitahu keberadaan Sehun disini. Tapi entah bagaimana, mungkin masih merasa kesal, Lisa seakan masa bodoh pada Sehun yang kini tengah menatapnya menilai.

"Ya! Neo eodiya?"

"Club yang biasanya Mingyu -------"

"Ya! Bagaimana bisa kau sampai ada disana? Kau mau jual diri atau bagaimana?" Lisa marah. Gadis itu kalau sudah marah tak peduli lagi akan ucapan nya yang terdengar kasar dan bisa menyakiti siapa saja.

Mungkin orang-orang terdekatnya akan memaklumi karena sudah biasa, tapi bagi Sehun ..... Ini pertama kalinya ia mendengar yang seperti ini.

Maksudnya, dulu imej Lisa dimatanya itu adalah seorang gadis manis, polos dan ceria. Meskipun dulu Sehun tak begitu mengenal Lisa, tapi ia tahu kalau Lisa itu gadis baik-baik. Tapi sekarang ia tak menyangka ... Lisa bisa berubah secepat itu.

"Ya! Jangan banyak bicara, cepat kemari dan jemput aku. Disini seram Lisa~ya"

Lisa memejamkan mata, diam-diam terus mengumpati Chaeyeon yang kelewat polos.

"Aishh .... Michigetda ..... "

Jongin melipat kedua bibirnya kedalam menahan tawa. Ia mendekat pada Sehun kemudian menepuk pelan bahu lebar pemuda Oh itu.

"Jangan kaget. Dia kalau sedang marah memang begitu, selalu bicara kasar tanpa sadar" bukan tanpa maksud kenapa Jongin bicara seperti itu pada Sehun.

Pasalnya, teman satu line nya itu terkadang suka menilai seseorang dari kesan yang dilihatnya secara langsung. Dan Jongin tak ingin Lisa terlihat buruk dimata Sehun, karena pemuda tanned itu sudah menganggap Lisa seperti adik sendiri.

Sehun menaikkan sebelah alisnya "memangnya apa hubungannya denganku?"

Jongin terkekeh pelan "kau 'kan biasanya suka menilai seseorang dari luarnya saja. Percayalah, meskipun dia terlihat liar dan menyandang predikat gelar gadis 'nakal' dikalangan idol, tapi kau akan terkejut bagaimana sikap Lisa yang sebenarnya"

Sehun menatap Jongin aneh. Untuk apa pula si hitam ini menjelaskan tentang Lisa sebegitu nya.

"Untuk kesana, aku butuh tiga puluh menit Chaeyeon~ah. Kau bisa menunggu selama itu?"

"Akan kucoba. Tapi cepat, selamatkan aku Lisa~ya ... Jebal"

Lisa membuang nafas kasar. Tangan nya memijat pelan pelipisnya, karena rasa pening yang semakin terasa.

"Fine. Wait for me. I'll be there in 30 minutes" Lisa mematikan ponselnya sepihak kemudian beralih pada Jennie yang lebih dulu sudah menatapnya dengan tatapan super tajam.

"Eonnie ------"

"No. Untuk kali ini, tak akan kubiarkan kau membuat masalah Lalisa"

Lisa menekuk bibirnya kebawah "please .... Chaeyeon sedang dalam masalah. Biarkan aku membantu nya sebentar, lalu aku akan segera pulang. promise"

Jennie menggeleng tegas "kau sakit Lalisa. Tak akan kubiarkan kau pergi keluar sendiri"

Lisa mendesah kasar. Kalau Jennie sedang dalam mode begini, pasti akan susah. mau dibujuk sampai Jongin menjadi putih pun, tak akan berhasil.

"Eonnie ----- please" Lisa memohon dengan tangan yang sudah disatukan. Menatap Jennie dengan mata membesar seperti anak anjing "Bokyung Oppa 'kan juga sedang sakit, jadi aku tak mau merepotkan nya"

"Kau tahu itu" jawab Jennie cepat "jadi lebih baik kau dirumah saja dan istirahat. Kali ini jangan buat masalah Lisa~ya"

"Lalu Chaeyeon?" Sehun membeku. Bukan karena apa, tapi nada suara Lisa secepat itu berubah menjadi begitu datar dan dingin.

"Apa aku harus membiarkan nya begitu saja? Eonnie tahu dengan baik bagaimana Mingyu"

Jennie menghela nafas lelah "Lisa~ya bukan begitu -------"

"Kalau Eonnie tak mau meminjamkan mobil, aku bisa naik taksi"

Lisa berdiri dan akan berlalu sampai suara Sehun menghentikan langkahnya.

"Biar aku yang mengantarmu"

Lisa berbalik dan menatap Sehun terkejut "nde?"

"Biar ... Aku yang mengantarmu ... Lisa~ssi"

Lisa membeku. Menatap Sehun yang kini sedang menawarkan diri untuk mengantarnya.

Lisa bergidik ngeri. Kalau Sehun mengantarnya, nanti dalam perjalanan otomatis ia akan berdua saja dengan pemuda es batu itu?

Heol, membayangkan nya saja sudah seram. Lebih baik ia naik taksi saja.

"Tid ------"

"Ide bagus" Belum sempat Lisa menolak, Baekhyun lebih dulu menyela ucapan nya "Sehunnie sedang tidak sibuk, lagipula .... Kau 'kan sedang sakit, kalau diantar Sehunnie kami bisa tenang membiarkan mu pergi"

"Yaaahh... Setidaknya ada yang menemanimu diluar sana" lanjut pemuda Byun itu dengan tatapan cemas mengarah pada Lisa.

"Tapi ---------"

"Pergi dengan Sehun Oppa, atau tidak sama sekali Lalisa"

"Eoniie ------" gadis itu membuang nafas jengah, menatap Jennie dan Sehun bergantian.

Lisa menunduk, memejamkan mata dan mengepalkan kedua tangan nya sebelum berjalan cepat menuju kamarnya.

"Dasar sialan" umpatnya sekali lagi yang masih bisa didengar oleh Jennie dan Sehun.

"Maafkan Lisa yah Oppa, dia memang suka begitu kalau sedang emosi" Jennie tersenyum tak enak pada Maknae Exo itu.

"Tak apa, aku bisa mengerti" Jennie masih menatap Sehun, merasa bersalah.

"Aku baik-baik saja Jen, jangan terlalu dipikirkan" Jennie mengangguk dan membuang nafas kasar.

"Tolong jaga Lisa yah Oppa, dia itu sedang sakit ... Tapi tetap saja sok kuat" Jennie menatap arah kamar Lisa yang kini tertutup rapat "dia sudah tak begitu baik sejak berangkat ke Thailand. Jadwalnya sangat padat belakangan ini, jadi aku minta bantuan Oppa untuk menjaga Lisa dengan baik selama diluar nanti"

Sehun menatap kekasih sahabatnya itu dalam diam, tak tahu harus merespon seperti apa. Jangan kan harus merespon permintaan Jennie, ia sendiri juga tak paham dengan dirinya.

Kenapa pula ia mengajukan diri untuk mengantar Lisa? Mencampuri urusan orang lain itu sama sekali bukan gayanya. Apalagi harus berhubungan dengan Lalisa.

Tapi entah apa yang mendorongnya berbuat sesuatu yang diluar akal sehatnya.

"Memangnya Lisa mau pergi denganku? Aah maksudku, dia tadi pergi kekamarnya dan -------"

Jennie terkekeh pelan, membuat Sehun tak lagi melanjutkan ucapan nya.

"Dia tak ada pilihan lain Oppa, dia kekamar hanya untuk mengambil jaket dan tas. Aku yakin sebentar lagi dia akan keluar"

Sehun mengangguk ragu. Diam-diam ia menyesali keputusan nya yang tadi menawarkan diri untuk mengantar Lisa. Pemuda tampan itu mendesah pelan, masih berpikir bagaimana bisa ia sampai melakukan hal yang tak bisanya ia lakukan? Apalagi dengan gadis selain Sejoeng.

'Biar aku yang mengantarmu' . kalimat nya tadi nyatanya masih terus terngiang di kepala nya. Sehun masih berpikir keras, bagaimana mungkin ia mengucapkan kalimat itu pada Lisa tadi?

"Oppa ...." Sehun mengangkat kepalnya saat Jennie kembali membuka suara.

Gadis Kim itu tersenyum tulus "mungkin nanti Lisa akan bersikap kurang sopan, tapi aku mohon untuk bisa memahami sikap Lisa nantinya" Jennie menghela nafas panjang.

"Aku minta maaf terlebih dulu kalau nanti sikap Lisa menyakiti Oppa. aku harap Oppa bisa mengerti, Lisa suka berbuat diluar batas saat sedang emosi"

Sehun mengangguk pelan. Meskipun otak pintarnya masih terus berpikir, bagaimana bisa Lisa yang selalu dibicarakan tak baik di Grup Chat oleh teman sesama idolnya, bisa membuat Hyung-hyung nya begitu menyayangi nya?

Sehun merasa .... Pandangan buruknya terhadap Lisa selama ini salah.

Tapi entahlah .... Ia tak mau memikirkan nya terlalu jauh. Bukan gaya Sehun sekali kalau sampai mencampuri urusan orang lain.

Yah, Sehun memang seperti itu sejak dulu.

Tapi sekarang kenapa, otak pintarnya tak bisa berhenti memikirkan Lisa dengan julukan 'the beautiful devil' nya itu?


Sehun mendesah frustasi, sebelum mengacak-acak surai legamnya kasar.

"Aku bisa gila kalau terus begini"

     

       

   

TBC.

    

     

     
Maaf kan kalau ini g ngefeel gaes ..... Dan maafkan kalau ada kalimat yang kurang pas atau kurang enna untuk dibaca.

Mungkin besok baru aku akan edit ... Tapi kalo g males :v

Ini aneh, tapi semoga kalian suka .....

    

     

Uwwuu .....

    

Byun Baekhyun

   

Kim Jongin

   

Kim Jennie

    

Kim Jisoo


     

      
      
Kamis, 17 oktober 2019
   

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro