02. CLASSIC
Langsung aja. Selamat membaca❤
Warning ini no edit, jadi mungkin akan ada banyak typo gaes🙏
~~~~~~~~~~~~~
Remember. Just FF okay?
"Ck. Kemana perginya anak itu?"
Sehun tidak bisa berhenti mengomel, sambil sesekali menekan-nekan layar ponsel pintarnya dengan perasaan kesal.
"Sudah dua hari -- dia tidak menghubungi ku sama sekali. Hari ini malah ponselnya mati"
Entah mengomel pada siapa, Sehun sama sekali tidak peduli. Rasa kesal karena kehilangan kabar dari sang kekasih membuat emosinya naik turun belakangan ini.
"Kau kenapa sih, Oh Sehun?" geram Chanyeol menahan rasa kesalnya.
Pria tinggi yang sejak tadi memegang stick PS itu, merasa terganggu dengan gerutuan tidak jelas Sehun yang sangat mengganggu konsentrasinya. Sejak tadi, Chanyeol berusaha sabar saat Sehun tiba-tiba datang ke kamarnya, lalu terus menggerutu sendiri seperti orang gila pada benda tipis persegi panjang itu.
"Lisa"
Chanyeol membuang nafas kasar "Kenapa dengan Lisa?" tanyanya dengan kening berkerut "Dia minta putus? Atau -- dia selingkuh?" entah kenapa rasa kesal Chanyeol menguap pergi begitu saja.
"Kalau memang Iya. Woow ----- aku akan sangat bersyukur"
"Hyung ---" Sehun menggeram marah.
"Wae? Kenapa memelototiku seperti itu? Kau marah karena ucapan ku?"
Sehun membuang nafas kasar. Pria pucat itu lalu meletakkan ponsel pintarnya di atas meja dengan kasar.
"Kenapa Hyung ingin sekali kami berpisah?"
Chanyeol tersenyum miring mendengar pertanyaan Sehun. Apalagi setelah melihat pria pucat itu sedang mencoba untuk menahan amarahnya.
Ck. Kontrol emosinya benar-benar baik. Chanyeol mencibir Sehun dal hati.
"Kenapa yah? Yah -- karena Lisa itu terlalu bagus buatmu" jawabnya ceuk, tanpa memikirkan ucapan nya akan menyinggung Sehun.
"Coba kau pikir, wanita bodoh mana yang akan bertahan dengan mu selama dua tahun selain Lisa"
Chanyeol kembali focus pada stick PS nya tanpa berniat untuk menatap Sehun.
"Bayangkan, Lisa mau saja terus berdiri di sampingmu bahkan setalah kau selingkuh berkali-kali" Chanyeol mendengus pelan "apa namanya kalau bukan wanita bodoh"
"Aku tidak selingkuh" sambar Sehun dengan nada ketus. Tidak di pungkiri, ia cukup kesal mendengar perkataan Chanyeol.
"Pffttt. Baiklah tidak selingkuh" Chanyeol menahan tawamya saat mendengar kekesalan Sehun "Apapun namanya --- tapi kau suka menggoda wanita lain, bahkan ketika kau sudah memiliki Lisa"
Ucapan Chanyeol yang begitu santai dan tenang, malah semakin membuat Sehun naik darah. Sial. Suasana hatinya semakin memburuk. Apalagi sampai saat ini Lisa masih belum bisa di hubungi, dan Chanyeol malah semakin membuatnya emosi.
"Sejak awal, aku sudah bilang padanya kalau dia tak akan bisa menjadi prioritas utama ku. Aku sudah mengatakan nya berkali-kali -- aku tidak bisa meninggalkan teman wanitaku" Sehun bicara tegas dengan otot yang terlihat di keningnya. Emosinya tersulut dan Chanyeol sangat berhasil membuat mood Sehun semakin jatuh hari ini.
"-- dan Lisa bisa menerima itu dengan baik"
"Oleh karena itu aku bilang Lisa itu bodoh"
"Hyung ---"
Chanyeol kembali meletakkan stick PS nya dengan sedikit kasar. Pria bertelinga lebar itu lalu menatap Sehun dengan perasaan kesal. Hancur sudah konsentrasinya karena Maknae kesayangan Junmyeon ini.
"Dengar Sehun~ah. Mungkin saat ini Lisa masih bisa bertahan dan terus bersabar menghadapi sikap burukmu. tapi, kau tak akan pernah tahu sampai mana batas kesabaran seseorang. aku tidak terkejut, kalau seandainya Lisa tiba-tiba saja merasa lelah, lalu pergi meninggalkanmu"
Sehun termangu. Ucapan panjang Chanyeol seakan menghantam tepat di dada nya. Jantungnya berdegup sangat cepat. Rasanya sesak.
"Itu --- itu tidak akan terjadi"
Chanyeol tersenyum meremehkan "tidak ada yang tidak mungkin, brother. Kau tunggu dan lihat, saat Lisa benar-benar ingin pergi darimu, maka aku adalah orang pertama dan terdepan yang akan menertawaimu"
Chanyeol kembali menyambar stick PS nya dan kembali focus pada layar LED di depan nya. Menganbaikan Sehun yang langsung terdiam kaku, setelah mendengar ucapan menusuk Chanyeol yang secara tidak langsung memang mempengaruhinya.
"Lagipula -- kenapa kau mencari Lisa sekarang sih? Biasanya 'kan, setiap tahun baru kau selalu mengajaknya pulang dan bertemu orang tuamu"
Benar. Biasanya setiap tahun baru Sehun selalu membawa Lisa pulang dan bertemu orang tua nya serta kakak tertuanya. Ini sudah beberapa hari sejak pergantian tahun, jadi Chanyeol merasa heran, kenapa Sehun baru mencari Lisa sekarang?
Sehun membuang nafas lesu sebelum menyandarkan punggungnya pada sofa di belakangnya.
"Kemarin aku tidak bisa. Aku ada urusan"
Senyuman miring kembali tercipta di bibir Chanyeol "apa urusan yang kau maksud itu, berkencan dengan Lia si anak baru dari JYP itu?"
Mata sipit Sehun melebar sempurna. Pria pucat itu dengan cepat memutar kepalanya ke samping dan menoleh pada Chanyeol yang masih saja mengabaikan nya.
"Haha. Aku tahu. Sasaeng mu kemarin mengirimkan foto mu dan Lia berkencan di sungai han"
"Bagai--- bagaimana bisa?"
Chanyeol tersenyum menang kala melihat reaksi terkejut Sehun yang sangat menggelikan. Wajahnya bahkan semakin memucat.
"Itu tidak penting. Coba kau pikirkan, kalau aku saja sudah dapat gambarnya, menurutmu Lisa bagaimana?"
Oh sial.
"Dia pasti jadi orang petama yang mendapatkan foto itu dari sasaengmu. Apalagi mereka tak begitu menyukai Lisa"
Chanyeol kembali tersenyum meremehkan "bisa kau bayangkan, sasaengmu pasti berusaha melakukan apa saja agar bisa membuat Lisa hancur. Termasuk mengirimkan foto-foto mu saat bersama wanita lain"
Chanyeol memang sangat sialan. Lihat, bagaimana pria tiang itu bisa membuat Sehun akan meledak dengan begitu mudah nya.
Wajah tampan Sehun sekarang sudah merah padam setelah mendengar ucapan Chanyeol yang sialnya tidak salah sedikitpun. Sehun meraih ponselnya dengan kasar, Sebelum beranjak berdiri dan meninggalkan Chanyeol yang saat ini sedang tersenyum kemenangan.
"Sialan kau Hyung" teriak Sehun saat sudah berada di luar kamar Chanyeol.
"Ye! Ye! sama-sama. Aku juga mencintaimu, brother"
Chanyeol sialan.
-
-
Sehun mendesah kasar. Jari panjangnya menekan kode password yang memang sudah sangat di ingatnya. Setelah berhasil, pria pucat itu membuka pintu di depan nya dengan sedikit kasar.
Setelah beradu mulut dengan Chanyeol -- yang berakhir dengan naiknya tensi Sehun tadi, Sehun langsung bergegas pergi untuk menemui wanitanya. Apartemen Lisa adalah tujuan utama Sehun.
"Lisa!!"
Kaki panjang nya mulai melangkah lebar-lebar setalah berhasil masuk, dan menutup pintu.
"Sayang!!"
Tempat yang pertama di tujunya adalah kamar sang kekasih. Tapi belum sempat Sehun sampai pada tempat tujuan nya, langkah kakinya terhenti di ruang tengah yang akan di lewatinya.
Pria dengan marga Oh itu termangu sesaat, sebelum bernafas lega seperti kehilangan beban yang sangat menyiksanya.
Lisa-nya baik-baik saja. Wanita yang sudah dua hari ini sama sekali tak ia ketahui keadaan nya itu sedang tertidur pulas di atas sofa dengan selimut tebal yang membungkus tubuh kecilnya.
Sehun mulai berjalan menghampiri Lisa. Pria dengan proporsi tubuh sempurna itu berjongkok tepat di depan wajah Lisa yang masih saja tetap cantik, bahkan ketika tidur sekalipun.
Senyum tipis Sehun tercipta dengan begitu mudahnya.
"Sayang, hey --- bangun" satu tangan kekar nya terangkat naik untuk menyelipkan anak rambut Lisa kebelakang telinga gadis Manoban itu.
Senyum manis Sehun semakin mengembang saat melihat manik bulat favorit nya itu perlahan mulai bergerak-gerak, hingga akhirnya mulai terbuka sepenuhnya.
"Oppa?"
Suara serak Lisa adalah hal pertama yang Sehun dengar. Sehun tersenyum manis, masih tidak berniat untuk menjauhkan telapak besar nya pada sisi wajah Lisa.
"Ini aku"
"Bagaimana ----"
"Aku kemari karena ponsel mu mati. Tidak bisa di hubungi" Sehun menyela cepat, seakan tahu apa yang akan Lisa tanyakan.
"Ah itu ---"
Kening Sehun mengernyit, merasa heran karena baru kali ini Lisa sama sekali tidak berniat untuk memberi kabar padanya. Padahal, Lisa itu tipe kekasih pengertian yang akan selalu memberi kabar, meskipun ketika ia sedang tidak ada jadwal seperti sekarang ini.
Tapi sekarang --- jangankan telepon, pesan singkat pun tidak ada.
"Kau kenapa. Hhmm?"
Lisa tersenyum dan menggeleng "nothing"
Perempuan manis itu mulai beranjak untuk bangun, tapi tiba-tiba saja tubuh besar Sehun menindihnya -- membuat Lisa kembali terjatuh pasrah di bawah Kungkungan tubuh besar Sehun.
"Kenapa sayang?"
Lisa membuang nafas dalam "memangnya aku kenapa Oppa?"
Lisa memang bilang ia baik-baik saja. Tapi entah mengapa, Sehun merasa Lisa-nya berbeda. Bukan karena pengaruh ucapan Chanyeol tadi, tapi Sehun sudah merasakan nya sejak kekasihnya itu datang ke konser Exo, di malam pergantian tahun beberapa waktu yang lalu.
"Ponselmu. Kenapa mati?"
Kenapa yah? Yah karena Lisa memang sengaja. Sejak menerima pesan-pesan serta foto dari Sasaeng Sehun, Lisa memang sengaja mematikan ponselnya.
"Aku lelah Oppa"
Lisa mendorong pelan dada bidang Sehun, membuat pria pucat itu menjauh dari Lisa. Kali ini, Sehun tidak menahan tubuh Lisa lagi saat kekasihnya itu berusaha untuk bangun, lalu duduk di sebelah Sehun.
"Sasaengmu tidak membiarkan aku tenang. Karena itu aku mematikan ponselku"
Sehun tertegun. Kalau Lisa sudah mendapatkan teror dari Sasaeng nya, berarti soal Lia kemarin ----
"Sayang. Kemarin aku dan Lia ----"
"I know" Lisa menyela dengan cepat ketika Sehun ingin menjelaskan "tapi aku tak ingin membicarakan nya sekarang"
Sehun menahan nafas untuk sesaat -- sebelum mengangguk dan memeluk tubuh Lisa-nya dari samping.
Belakangan ini, Sehun merasa takut tanpa sebab. Entah apa alasan nya, Sehun sendiri tidak tahu.
Ketika bersama wanita lain, pria pucat itu merasa gelisah. Ia tak tahu mengapa, tapi ini baru pertama kali terjadi. Sehun selalu memikirkan Lisa, memikirkan bagaimana kalau nanti gadis itu akan pergi meninggalkan nya.
Seharusnya tidak begini. Sejak awal sudah ada kesepakatan antara dirinya dan Lisa, dan gadis itu menerimanya dengan baik.
"Bersiaplah. Eomma ingin bertemu denganmu"
Lisa masih diam. Wanita muda itu menunduk dalam sambil menggigit bibir bawahnya.
"Bisakah ---- Oppa saja yang pergi?"
Lisa mengangkat kepalanya, mencoba memberanikan diri untuk menatap Sehun yang berada tepat di samping nya.
"Kenapa?"
Sehun bertanya dengan nada tak suka nya. Pria itu bahkan menatap Lisa dengan tatapan super dingin, yang selalu coba untuk Lisa hindari.
"Aku --- aku --- hanya merasa lelah. Ingin istirahat"
Sehun menatap wajah kekasihnya --- yang memang tampak pucat hari ini. Wajah lelah Lisa begitu terlihat dan Sehun tahu, Lisa tak berbohong untuk ini.
"Tapi Eomma terus mencarimu, sayang. Apa yang harus aku katakan nanti?"
Lisa mengusap wajahnya dengan kedua dengan nya. Bagaimana yah? Bertemu orang tua Sehun, akan membuat pertahanan Lisa kembali goyah.
"Baiklah"
Baiklah. Mungkin untuk kali ini saja. Untuk yang terakhir mungkin.
"Tunggu aku, aku akan bersiap"
Lisa bangkit, dan baru saja akan melangkah tapi sebuah tarikan pada lengan nya berhasil membuat tubuhnya goyah, dan berakhir jatuh di panguakn Sehun.
Sehun memegang tengkuk Lisa dengan kedua telapak tangan besarnya -- sebelum mengecupi seluruh permukaan wajah kecil Lisa.
"I love you"
-
-
Sehun melirik Lisa yang kini sibuk menatap sisi kanan jendela mobilnya. Kekasihnya itu kini menjadi lebih pendiam, setelah pulang mengunjungi orang tuanya tadi. Padahal, ketika bersama Eomma nya tadi, Lisa sangat bahagia dan terus tertawa.
Tapi kenapa sekarang jadi begini?
Sehun meraih tangan Lisa untuk di genggamnya, tapi itu sama sekali tak membuat perhatian Lisa terlaihkan. Gadis itu seakan punya dunianya sendiri dan terus mengabaikan Sehun.
Oke baiklah. Sehun akan membiarkan nya untuk sementara. Mungkin Lisa memang sedang butuh waktu untuk merenung, dan Sehun tidak akan memaksa kekasihnya itu untuk bicara, setidak nya untuk saat ini.
Suasana di dalam Audi putih itu tampak begitu hening. Biasanya, disaat seperti ini akan selalu terdengar celotehan-celotehan Lisa yang mengisi keheningan itu. Lisa tidak akan pernah bisa diam, kalau sedang berdua bersama Sehun. Gadis itu selalu punya topik untuk diceritakan pada Sehun.
Sekarang, Sehun mulai merindukan kecerewetan Lisa.
Kecupan basah pada punggung tangan nya --- Lisa merasakan nya. Sebenarnya, gadis itu sejak tadi tidak melamun, Lisa seratus persen sadar. Hanya saja -- ia tengah memikirkan beberapa hal yang mungkin akan berpengaruh pada hubungan nya dan Sehun kedepan nya.
"Sayang ---"
Lisa menoleh dan memberikan senyuman tipisnya "terima kasih sudah mengantarku Oppa"
Sehun mengangguk dan kembali mengecup punggung tangan Lisa.
"Masuklah. Besok aku akan menjemputmu sebelum kau berangkat ke bandara"
Lisa mengangguk. Tangan nya masih melayang di udara saat akan membuka pintu mobil. Lisa terdiam dengan mwngingit bibirnya, sebelum kembali berbalik menghadap Sehun dan membatalkan niat untuk turun dari mobil mewah kekasihnya itu.
"Oppa ---"
"Ya sayang"
Lisa menatap Sehun lama, sebelum membuang nafas kasar dan menatap Sehun tepat di mata elang nya.
"Apa kita akan terus seperti ini?"
Kening Sehun berlipat mendengar pertanyaan Lisa. Pria pucat itu diam, ia belum mencerna dengan baik apa maksud dari pertanyaan kekasihnya itu.
"Mungkin Oppa benar"
Mata Sehun menyipit "tentang apa?"
"Tentang kita" Lisa tersenyum. Gadis itu lebih memilih untuk menyandarkan punggungnya pada jok mobil Sehun "dulu Oppa bilang, kita tidak akan cocok. Mungkin Oppa benar. Dunia kita memang berbeda"
Jantung Sehun rasanya ingin keluar dari sarangnya. Kenapa Lisa tiba-tiba membicarakan soal itu?
"Aku berpikir, mungkin banyaknya perbedaan di antara kita membuat hubungan kita berbeda dari orang-orang di luaran sana"
Lisa bicara cukup tenang, sambil menatap lurus kedepan dengan tatapan mata yang meredup.
"Mereka yang tidak tahu soal kita --- selalu bilang kalau kita unik" Lisa terkekeh geli setelah mengatakan itu. Gadis itu kembali menoleh ke samping untuk menatap Sehun dengan mata teduhnya.
"Tapi aku sekarang baru menyadari, kalau hanya aku yang selalu menyukai Oppa"
Wajah Sehun mengeras. Terlihat begitu dingin, dengan tatapan menusuk pada Lisa yang saat ini terus saja tersenyum seperti gadis idiot.
"Apa yang yang coba ingin kau bicarakan Lalisa?"
Lisa memalingkan wajah, membuang muka dari Sehun. Menatap wajah dingin Sehun membuat sesak di dadanya semakin terasa.
"Ayo kita akhiri semuanya sampai disini saja Oppa"
Lisa berusaha terlihat untuk baik-baik saja. Lisa mencoba untuk bertahan dan tidak menangis, setidaknya jangan di depan Sehun.
"Aku lelah"
TBC.
It's weird 😭
Mian-kan kalau sampai tidak sampai dihati kalian bacanya. i'm trying so hard biar ini tidak kacau-kacau amat😂 tapi jadinya yah seperti ini🤭
Hope y'all like this chapter❤ terimakasih yang sudah berkenan membaca 🙏
Rabu, 8 Juli 2020
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro