01. BREATHE ( TIRED )
********
Happy reading❤
Typo adalah sesuatu hal yang manusiawi 😌
"Kau melamun?"
Lisa tersentak saat mendapati telapak besar yang mengelus lengan nya lembut. Gadis itu tersenyum saat melihat Teddy dengan raut khawatirnya.
"I'm okay Oppa. Jangan Khawatir"
"Too .... Too. Kau selalu mengatakan nya" Teddy menghela nafas berat "kalau lelah bilang lelah. Kalau sakit bilang sakit. Jangan menyimpan semuanya sendiri"
Mata Lisa berkaca. Gadis itu mengalihkan pdangan nya dari Teddy. Menatap segala sudut ruangan studio milik Producer utama YG itu.
"Aku merindukan Jiyong Oppa" Lisa berucap lirih sambil menunduk "aku rindu Jiyong Oppa yang cerewet dan selalu mengomeliku"
Lisa menutup wajahnya dengan kedua telapak tangan nya. Tangisnya pecah dan ia sudah tidak bisa menahan nya lagi.
"Kau masih ada aku" Teddy bergerak untuk mendekap tubuh kecil Lisa "ceritakan semuanya. Jangan dipendam sendiri" ucapnya sambil mengelus lengan gadis yang sudah ia anggap seperti adik kecilnya ini.
"Apa sangat sakit?" Lisa mengangguk. Gadis itu masih sesenggukan didalam dekapan Teddy.
"Sudah ku bilang lepaskan, kau tidak pernah mendengarkan ku" nada suaranya berubah menjadi sinis "kau hanya akan menyakiti diri sendiri kalau terus bertahan. Bukan nya aku sudah memperingatkan mu dulu?"
Lisa mengangguk, masih belum bersuara. Gadis itu menumpahkan semuanya dengan tangisan.
"Kau selalu melarangku saat aku ingin memukulnya" Teddy mendengus "kalau saja Jiyong ada disini, dia tidak akan selamat. Aku jamin itu"
Lisa terkekeh disela tangisnya. ia mengusap pipinya yang basah dengan kasar.
"Aku benar-benar merindukan Jiyong Oppa" Teddy memejamkan mata dan mengeratkan dekapan nya.
"Apa begitu sakit?" tanya nya sekali lagi. Dan anggukan kepala Lisa menjawab pertanyaan lelaki yang akan berusia empat puluh satu tahun itu.
"Sekarang, apa lagi yang kau lihat?"
Lisa melepaskan pelukan Teddy, dan mengusap pipinya yang masih sedikit basah.
"Hanya pernyataan cinta seperti biasanya" Lisa menghembuskan nafas dalam "tapi kali ini dengan sedikit kecupan di kening Eonnie" Lisa tertawa miris setelahnya.
"Eottokaji Oppa? Apa aku harus benar-benar melepasnya kali ini?"
Teddy memutar bola matanya "bukankah aku sudah mengatakan nya dari dulu. Lepaskan dan meyerah lah. Laki-laki seperti dia tidak pantas mendapatkan perasaan tulus darimu"
Lisa bergidik mendengar ucapan Teddy "ough .... Aku merinding. Itu sama sekali bukan gaya Oppa sekali"
"YA!!!!"
Lisa terkekeh melihat Teddy yang terlihat kesal. Lelaki itu kembali menatap Lisa teduh.
"Boleh Oppa memberi saran?" Lisa mengangguk. Mata bulatnya ikut menatap Teddy serius.
"Selesaikan semuanya. Semua tergantung pada keputusanmu. Jangan menghindari nya lagi, kau hanya harus memilih. Terus bertahan dalam kesakitan atau melepasnya pergi" Teddy masih menatap Lisa yang wajahnya berubah sendu.
"Kudua pilihan itu memang menyakitkan, tapi jika kau memilih untuk melepaskan nya ..... Setidaknya kau tidak lagi menjalani hubungan palsu"
Hati Lisa tercubit mendengar kalimat terakhir Teddy. Tidak salah memang, tapi kenyataan itu membuatnya sakit.
Hubungan palsu yah. Teddy Oppa memang benar. Hubungan yang terjalin selama ini memang penuh dengan kepalsuan.
Usapan lembut pada puncuk kepalanya membuat Lisa kembali mendongak, dan mendapati Teddy yang tersenyum hangat padanya.
"Sakit?" Lisa mengangguk lemah. Ingin menangis tapi ia tahan.
"Kau akan lebih sakit jika terus memendamnya dan terus menghindarinya" Teddy menghembuskan nafas berat "pikirkan lagi apa yang kukatakan tadi, Arraseo?"
Lisa mengangguk ragu. Apa bisa dia melepaskan pemuda yang sangat ia cintai itu. Selama ini ia bertahan dalam kebohongan yang kekasihnya ciptakan karena satu alasan, cinta.
Ia rela tersakiti dengan sikap dingin kekasihnya. Kadang juga ia tidak pernah dianggap, diabaikan. Tapi ia masih bertahan. Se-berharga itu nilai kekasihnya dimata Lisa.
Mengambil nafas dalam kemudian menghembuskan nya perlahan. Mungkin Teddy Oppa benar, sudah waktunya untuk melepas nya pergi.
Ia sudah lelah akan semua kebohongan ini. Pemuda itu selalu memaksakan senyumnya saat bersama Lisa. Mengingatnya membuat dadanya sesak.
"Apa aku bisa Oppa?" Lisa menatap Teddy dengan mata berkaca.
Teddy kembali merengkuh Lisa, mendekapnya dan memberinya kekuatan.
"You can. i'll be there for you jika kau membutuhkan pelukan kekuatan" Teddy tersenyum tipis "sakit nya hanya beberapa saat, kemudian seiring berjalan nya waktu sakit itu akan segera hilang"
Bisa Teddy rasakan anggukan Lisa dalam dekapan nya.
"Berbeda cerita jika kau bertahan, sakitnya akan terasa lebih lama karena kau akan terus memendam dan menahan perasaan mu" Teddy mengelus surai Lisa dengan sayang.
"Aku seperti orang bodoh" Lisa tertawa hambar "aku selalu menutup mata dan bertingakah seakan tidak terjadi apa-apa. Mereka bahkan tidak mengatakan apapun, aku terlihat menyedihkan sekarang"
Lisa tertawa tapi cairan bening itu menetes keluar dari kedua mata bulatnya.
"Hanya Oppa yang aku punya setelah Jiyong Oppa pergi wajib militer. Aku merasa sendirian"
"Sshhh ..... Berhenti bicara omong kosong. Selain aku, masih ada Ikon dan Winner. Kau tidak sendiri, princess"
Lisa tersenyum tipis dalam dekapan Teddy "sudah lama aku tidak mendengar panggilan itu. Aku merindukan nya"
Teddy menarik mundur Lisa dan melepaskan pelukan nya "sekarang berhenti menangis. Kalau Jiyong melihat ini, dia pasti akan mengomel"
Lisa terkekeh dan Teddy senang melihatnya.
"Aku masih tidak habis pikir .... Kau menolak seorang G Dragon hanya untuk bertahan bersama lelaki yang menyakitimu"
Lisa mendengus "aahh Oppa .... Berhenti membahas itu. Aku jadi merasa bersalah"
Teddy terkekeh dan mengusap poni Lisa dengan gemas.
"Kalau begitu, kau harus mempertimbang kan kembali perasaan Jiyong. Sudah terlalu lama dia menunggumu"
Lisa menunduk dan memainkan jari-jari nya "aku .... Aku tidak tahu Oppa" Lisa menghela nafas panjang "Jiyong Oppa .... Terlalu tinggi untuk ku gapai"
"Tinggi apa nya" kini gilaran Teddy mendengus "tinggi kalian hampir sama kalau kau lupa"
Lisa menatap Teddy tajam "aku sedang tidak ingin bercanda"
Teddy terkekeh "tapi aku serius. Perasaan Jiyong tulus padamu" Teddy tersenyum tulus "pikirkan lagi Arraseo?"
Lisa mengangguk ragu "akan ku coba" gadis itu kembali tersenyum lebar "tapi aku harus menyelesaikan semuanya dengan Sehun Oppa terlebih dulu"
Wajah Teddy berubah seketika "jangan sebut namanya di depan ku. Aku sudah menahan untuk tidak memukulnya demi kau" Ucap Teddy sinis.
"Aku rasa, aku harus mengingatkan Mino untuk berhenti mengenalknmu pada teman-teman nya" Teddy melipat tangan nya didepan dada "semua ini berawal dari nya, kalau saja dulu ia tidak membawa Sehun masuk dalam hidupmu, kau pasti akan bahagia Sekarang"
Lisa menggeleng kan kepalanya pelan "Oppa ... Berhenti menyalahkan Mino Oppa. Dia sudah merasa bersalah padaku, jadi berhenti terus menyindirnya saat Oppa bertemu dengan nya"
Lisa tersenyum tipis "semuanya bukan salah Mino Oppa, tapi kesalahan ada padaku. Aku terlalu buta dan terus menutup mata, padahal semua bukti sudah ada didepan mata"
Lisa menatap Teddy dan kembali tersenyum "mungkin kali ini memang aku harus berhenti, aku juga lelah Oppa"
Teddy tersenyum dan mengelus surai Lisa dengan sayang.
"Kau sudah melakukan yang terbaik. Sehun akan benar-benar menyesal nanti"
"Tentu saja dia akan menyesal" ucapnya percaya diri.
Teddy mendecak pelan melihat Lisa yang terlalu percaya diri, padahal sebelumnya gadis itu habis menangisi kekasih berengseknya itu.
"Setelah ini coba pikirkan kembali tawaran Jiyong, Arraseo?" Teddy menggoda Lisa dengan lagi mengaitkan nama leader Bigbang itu.
"Isshh ..... Oppa"
Teddy tertawa lepas melihat Lisa merengek dengan pipi yang bersemu merah. Ia sangat menyukai menggoda Maknae Blackpink itu. Sangat lucu. Jiyong harus melihatnya sendiri nanti.
-
-
-
Baru saja keluar dari studio Teddy, Lisa dikejutkan dengan ponselnya yang bergetar. Gadis itu merogoh saku jaketnya dan mengambil benda pipih itu.
Wajahnya berubah sendu saat melihat nama Sehun yang terpapar di layar ponselnya. Gadis itu kembali menaruh ponselnya disaku jaket, sengaja mengabaikan panggilan dari kekasihnya itu.
Belakangan ini Lisa memang sengaja menghindari pemuda pucat itu. Tidak menghubungainya sama sekali, bahkan mengabaikan semua pesan dan panggilan pemuda pucat itu. Lisa hanya butuh sedikit lagi waktu, sebelum mengakhiri semuanya.
Gadis itu akan menekan tombol lift saat lengan nya ditarik oleh seseorang sehingga membuat tubuh Lisa berbalik dan menghadap langsung pada orang itu.
"Oppa ....." Lisa terkejut, tentu saja. Karena yang berdiri dihadapan nya sekarang adalah pemuda yang sudah dua minggu ini selalu ia hindari.
"Bagaimana ....."
"Aku menghubungimu dari tadi. Kenapa tidak menjawabnya?" ucapnya dengan nada datar.
Lisa masih dalam mode Shock karena terlalu terkejut melihat Sehun ada di gedung YG.
"Bagaimana Oppa bisa sampai kesini?"
Sehun mendecak "kau tidak menjawab pertanyaan ku Lalisa" Sehun menatap Lisa tajam.
"Mian .... aku tadi ada sedikit urusan dengn Teddy Oppa. aku tidak melihat ponsel ku sama sekali"
Sehun menghela nafas berat "kau sudah selesai kan?"
Lisa mengangguk lemah. Gadis itu berusaha untuk menghindari kontak mata dengan Sehun. Ia masih belum siap jika harus terus menatap wajah Sehun, rasanya sangat sakit.
"Kalau begitu aku akan mengantarmu pulang" ucapnya sambil menarik pelan pergelangan tangan Lisa.
"Eh? .... Anni Oppa. Aku akan pulang bersama Bokyung ....."
"Aku sudah menyuruh Bokyung Hyung pulang" tatapan Sehun kembali menajam "kau tidak ingin pulang bersamaku?"
"Bukan begi ---"
"Kalau begitu tunggu apa lagi. Ayo kita pulang"
Lisa menghela nafas berat, pasrah saat lengan nya kembali ditarik oleh Sehun untuk memasuki lift. Lisa menatap Sehun dari samping, pemuda itu terlihat berbeda, Lisa bisa merasakan nya.
Ia melirik kebawah, melihat tangan nya yang berada dalam genggaman hangat Sehun. Gadis itu akan melepasnkan nya, saat Sehun malah semakin erat menggegam tangan nya dan memasukannya dalam saku Coat yang dipakai pemuda pucat itu.
Jantung Lisa berpacu dengan cepat, sudut bibirnya tertarik tipis. Tidak bisa dipungkiri, ia senang melihat sikap Sehun yang seakan ingin menjaganya. Tapi itu tidak berlangsung lama, hatinya kembali merasakan sesak saat mengingat sikap Sehun dibelakang nya.
Lisa hanya bisa menunduk dan menguatkan hatinya untuk tidak kembali goyah.
Aku tidak ingin terjebak dalam hubungan yang semu ini. aku lelah.
-----
"Kau melamun?"
Elusan pada puncuk kepalanya membuat Lisa menoleh pada Sehun yang duduk di kursi kemudi. Pemuda itu sedang menatap nya khawatir dengan satu tangan yang mengelus surainya, dan sebelahnya lagi masih memegang stir mobil yang akan membawanya menuju dorm Blackpink.
"Aniyo"
Sehun menghela nafas berat "apa hari ini sangat melelahkan? Kau banyak diam hari ini, tidak seperti biasanya"
Lisa tersenyum dan kembali memalingkn wajahnya, menatap jendela dengan pemandangan jalanan yang tampak sedikit padat.
"Hanya sedikit lelah, Oppa"
Lengan Sehun turun untuk menggenggam tangan Lisa, gadis itu sedikit terkejut akan perlakuan Sehun. Tapi itu tidak membuatnya untuk kembali menatap pemuda yang memiliki tatapan super tajam itu.
"Itu karena kau melewatkan waktu makan siangmu" entah hanya perasaan Lisa saja atau memang nada suara Sehun terdengar datar tapi syarat akan ke-khawatiran didalam nya.
Lagi-lagi Lisa dibuat dilema oleh sikap manis Sehun. Disaat Lisa sudah ingin melepaskan pemuda itu, kenapa Sehun malah datang dan bersikap selayaknya kekasih sungguhan. Satu tahun lalu, ia kemana saja? Kenapa baru sekarang.
"Kau harus makan nanti saat didorm, aku sudah memblikan banyak makanan untuk kita"
Lisa tersenyum miris. Kita? Sejak kapan Sehun menyebut Kita. Ia selalu mengunjungi dorm bukan untuk menemui Lisa, tapi untuk melihat gadis lain yang juga tinggal disana. Salah satu saudaranya.
"Terserah Oppa saja" Lisa berujar dingin, membuat Sehun secara reflek semakin mengeratkan genggaman tangannya.
Alis Sehun menyatu manatap Lisa sekilas. Gadisnya .... Entah apa, tapi ia merasa ada yang berubah dari gadis yang berstatus sebagai kekasih nya itu.
Apapun itu, tapi yang jelas Sehun mulai merasa tidak nyaman dengan perubahan sikap Lisa. Ia merasa takut dan tidak tenang.
Sehun sesekali melirik Lisa yang masih betah menatap jalanan diluar sana. Sama sekali tidak ingin menatapnya.
Sehun kembali menghela nafas beratnya.
"Sayang ... Kau yakin baik-baik saja?" kalau saja Lisa melihat wajah Sehun, gadis itu mungkin kan menangis sekarang. Sehun menatapnya dengan teduh dan syarat akan rasa khawatir didalamnya.
Panggilan itu .... Baru kali ini Lisa mendengarnya. Gadis itu ingin menangis rasanya.
"Gwenchana. Aku hanya lelah Oppa"
Sehun mengangguk, meskipun sama sekali tidak dilihat oleh Lisa. Pemuda itu mengangkat tangan Lisa dalam genggamannya, mengarahkannya pada bibir tipisnya, kemudian mencium punggung tangan Lisa dengan lembut.
Lisa memejamkan mata saat merasakan kecupan lembut pada punggung tangannya. Rasanya sakit dan senang disaat yang bersamaan.
Kau membuat semua menjadi rumit, Oppa.
-
-
Gak tau ini nulis apa .....
Tapi semoga suka ❤
Blackpink comeback woeee 😭
Siapa yang kejang liat doja 😭😭😭
3 April 2019
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro