31. Kisah Sang Pawang
Menggumam di sudut-sudut pelabuhan demi pengusaha bungkil
Seraya menatap rintik yang jatuh di Bulan April
Saatnya bekerja meski tubuh menggigil
Sini mari dengarkan sang pawang bercerita tentang detail
Ini bukan masalah adil tak adil
Sang pawang hanya ingin memberi makan si kecil
Meski pekerjaannya terasa ganjil
Tapi, tak perlu pakai seragam formil
Di "sana" sang pawang wajib berhasil
Jika mau pundi-pundinya bisa diambil
Walau belum tentu bisa stabil
Terpenting sang kekasih tak mengucil
🌺🌺🌺
MK.Laylha
22 September 2023, 18.55 WIB
🌺🌺🌺
Kisah di balik puisi:
Aku dulu sering heran, kenapa area pelabuhan tempatku bekerja hujannya tak merata. 🤔
Pernah suatu hari, aku pulang kerja sambil mengeluh. Sebab hujan sangat deras. Otomatis kupakai, lah, jas hujan lengkap. Kesalnya, keluar dari area tersebut cuaca sangat kering, bahkan tidak ada tanda-tanda bakal hujan atau bekas hujan. 🙄
Sebaliknya pernah juga, di area Kota Bandar Lampung hujan deras tak terkira. Namun, karena sudah terlambat masuk kantor. Aku pun labas saja.
Sampai di daerah Way Lunik, hujan mulai hanya rintik saja. Aku pikir hujan di tempat tersebut baru saja reda atau baru mau turun. Tapiii, aneh bin ajaib, justru pas masuk pintu pelabuhan, langitnya teranggg. 😮
Hal ini hampir jadi misteri tak terpecahkan. 🤭
Cerita punya cerita, ternyata pelabuhan memang memakai jasa pawang. Sebab, bakal repot kalau sampai turun hujan deras pas lagi ada bongkaran pupuk, gula, dsb.
Unik, banget, kan?
Cerita serupa bukan hanya aku saja yang mengalami, tetapi banyak rekan kerja atau keluarga/teman yang tinggal di Kecamatan Panjang pernah merasakan hal sama.
So, apakah di balik puisimu punya kisah tersendiri? Atau barangkali punya cerita unik yang berhubungan dengan pawang hujan?
Bagikan di kolom komentar, yuk! 🙏🤗
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro