Prolog
Putra hujan…
Sang penawan hati yang datang sekali
Sang pemasung jiwa-jiwa yang lemah hati
Sang pemberi harapan bagi raga-raga yang sunyi
Putra hujan…
Datang sekali tak pernah kembali
Secepat buih yang menabrak bibir pantai
Memberikan setitik memori yang tak bisa teringkari
Putra hujan…
Apa kau benar makhluk bumi?
Apa kau malaikat yang bersikap manusiawi?
Ataukah sebuah kefanaan yang kuciptakan dari sebuah imaji?
7 September 2013
Ini adalah puisi ketujuh yang kubuat. Sekaligus hujan ketujuh yang sia-sia.
Kuputuskan untuk menutup kisahku di depan tirai hujan ini. Mengucapkan salam perpisahan pada bulir hujan yang memenjaraku saat ini.
Dan hujan ketujuh ini... membuatku berikrar.
Aku membenci pertemuan itu. Aku membenci hujan yang mempertemukan dua insan yang tak pernah bersatu.
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro