Sembilan
Dua bulan Rafly tak ada kabar. Ia seakan hilang ditelan bumi. Tak ada seorang pun yang tahu bagaimana keadaan anak itu. Ya, kecuali para guru yang selalu menatap sayu tempat duduk Rafly yang kini ditempati oleh Jono.
Mengingat hal itu, sudah satu bulan lamanya Jono duduk di sana. Mencoba merasakan bagaimana menjadi Rafly. Bagaimana rasanya duduk di tempat itu. Memandangi hujan yang kerap kali datang, seperti Rafly. Bahkan Jono pun mengikuti apa yang Rafly lakukan, menuliskan namanya di atas jendela yang berembun.
Jono rasa hal ini menyenangkan. Ada sensasi yang berbeda ketika jarinya merasakan dinginnya kaca saat menuliskan namanya. Jono tersenyum, mungkin ini yang Rafly rasakan hingga ia merasa begitu menyukai kegiatannya.
Ah, Rafly. Sejujurnya, Jono merindukan anak itu. Rindu surat-menyurat dengannya. Rindu melihat kegiatan yang kerap kali Rafly lakukan. Kini yang membuat Jono bertanya-tanya adalah mengapa anak itu tak masuk sampai dua bulan? Apakah ia pindah? Atau sakit?
.
311018
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro