Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

Third.

Dalam keraguan. Entah apapun itu. aku selalu berpikir bukanlah hal yang baik jika aku bermain dengan asal dan tanpa pemikiran sematang apapun.

Aku takut, jika itu terjadi maka yang hanya bisa kulakukan adalah menyaksikan kegagalanku yang berada didepan mata.
.

Hana terdiam dengan mata yang tampak menatap lembut kearah keluar jendela. Ia terdiam, merasakan ketenangan didalam kamarnya.

"Kau belum tidur Hana-chan." Ucap seseorang yang baru saja memasuki kamarnya. ia menyelimuti tubuhnya dengan selimut tebal ketika mendekat kearahnya. Hana tersenyum lembut. "Aku belum bisa tidur Tooru-nii."

"Ah, ada apa? ada yang ingin kau sampaikan padaku?" Tanyanya dengan raut wajah bingung, perempuan tersebut terkekeh kecil dan menggeleng. "Aku hanya memikirkan dia lagi."

"Si kacamata itu lagi. ya ampun. Aku tahu, jatuh cinta memang sulit Hana." Ucap Oikawa disertai dengan candaan. "Ah, Hana-chan ku sudah besar rupanya."

"Hentikan onii-chan bodoh." Ucap hana dengan memukul pelan Oikawa. Oikawa kini merengek. "Hana-chan hidoi!"

Mereka berdua tertawa. Oikawa menghela nafas lelah. Kini ia berjalan dan ikut terduduk menatap jendela disampingnya.

"Jangan pikir kau akan mendapatkannya bodoh. kita sudah dikenal jahat karena sindikat keluarga kita, kau tahu.."

"Entahlah, menyukai seseorang memang sulit." Hana menatap kecewa orang yang berada disampingnya. Ia menghela nafas dengan kesal. Ia menjatuhkan kepalanya dengan lembut pada pundak tegap disampingnya.

"Jangan bersedih Hana-chan. Aku bisa saja buat ia berubah fikiran dan akan mencintaimu sepenuhnya." Ucap Oikawa dengan yersenyum. Tangannya terulur mengacak rambutnya pelan. " you're my everything. Honey."

"mungkin aku akan merubah penampilanku pada pertarungan nanti. aku akan 100 persen mirip denganmu seperti saat kecil. "

Hana menatap sendu keluar jendela. Walau semua yang ia dapat, kekayaan dan kasih sayang Oikawa beserta keluarga angkatnya tetap saja. Semua itu hanya menutupi perilaku jahat mereka yang sama sekali tak terlihat dirumah hangat ini. disini mereka hanya tertawa hangat layaknya keluarga lain diluar sana.

Hana kini menatap tangan kecilnya. Ia juga sering terlibat dalam kejahatan mereka. Dia hanya seorang perempuan yang mempunyai seribu topeng. Mengikat targetnya dan membuatnya tak berdaya.

Hana Shiragiku. Hana yang berarti bunga dan shiragiku adalah bunga yang melambangkan arti dari keabadian dan duka. Hana siragiku. Duka yang abadi. Begitulah maknanya. Mungkin itu benar benar mencerminkan hidupnya.

tanpa sadar Hana tersenyum kecil. 'Duka yang abadi ya?'

topeng yang bagus. Mungkin itulah yang dikatakan banyak orang mengenai wajahnya yang terlihat sangat cantik. Warna mata coklat. Dengan rambut yang halus dan bergelombang. Wajahnya yang benar benar memikat dengan senyum terus terukir diwajahnya.

Wajahnya benar benar begitu mirip dengan kakaknya. Oikawa Tooru. Mereka sama sama dapat dengan mudah tersenyum sayangnya begitu dewasa ia lebih memilih mengubah penampilannya. Mewarnai rambutnya dan mengganti marga demi penyamaran.

Dia mencoba bekerja menjadi wartawan dan hidup di tokyo untuk waktu yang lama. selama beberapa waktu akhirnya ia kembali kerumah lamanya. Ia kesini dalam menjalani misinya juga.

Lamunan terhenti ketika ia mendengar suara ketukan dari pintunya. Oikawa mengatakan untuk masuk saja. Kini beberapa orang datang dari luar kamar sambil tersenyum.

"Kau belum tidur Hana?" Tanya seseorang yang bernama Iwaizumi. Dia membawa sebuah teko dengan minuman hangat didalamnya. Hana kini tersenyum. "Aku tidak dapat tidur."

"Mau minum?" Tanya orang itu. Dia hanya mengangguk dan mengambil salah satu gelas yang berada di atas nampan.

"Apa kau benar benar menyukai si kacamata itu?" Tanya Hanamaki dengan raut wajah tidak suka. "Aku sama sekali tidak menyukainya."

"Tch, benar juga," Balas Matsukawa. Matsukawa menyeruput pelan minumannya. " menyebalkan. Kalau bukan karena suruhanmu. Sudah pasti kubunuh dia tadi."

"Hei,hei sudahlah," Ucap oikawa dengan santai. Pundaknya tiba tiba memberat. Ia menengok kearah Hana yang ternyata kini tertidur dipundaknya. Dia terkekeh pelan.

"Katanya tidak bisa tidur."

Semua menengok kearah Hana yang tertidur pula. Mereka semua sepakat untuk tidak mengeluarkan suara. Akhirnya selepas minum bersama mereka memilih untuk keluar dan membiarkan ia tertidur tenang.

Oikawa dengan pelan mengangkatnya ketempat tidur. Sambil menatap wajah Hana ia tersenyum kecil. ia mengusap pelan rambutnya.

"oyasumi, Ohime-sama."

...

"Yaku—s-san."

Laki laki itu memandangnya dengan tatapan kosong. Dia berjalan mendekat kearah meja interogasi. "Lev. Lama tidak bertemu."

Dia memandangnya denganya dengan tatapan kosong, walau begitu matanya memperlihatkan raut kesalnya. Ia membuka laci meja dengan kasar. Hingga menimbulkan bunyi bedebum keras.

Dia mengambil beberapa dokumen dan menaruhnya diatas meja. Menyuruh lelaki dihadapannya untuk melihat isi dari dokmen dokumen tersebut.

"Kau bilang kau masuk dan terdaftar kesini karena kepolisian ini terlalu mengasihimu? Karena orang tuamu gugur disini?" Ucap Yaku dengan setengah berteriak. Dia mendengus kasar.

"Apa yang mereka katakan padamu? Kenapa semua fikiranmu berubah?"

"Anda tidak mengerti." Ucap Lev dengan menatapnya tajam.

"Berapa banyak prestasi yang kau dapat? Mana mungkin tempat ini menolak prestasimu? Apa kau orang yang tidak gampang bersyukur untuk semua yang kau dapat, Hah?!"

"ANDA TIDAK MENGERTI!!" Kini lelaki dihadapannya berteriak frustasi. Dia menarik paksa tangan nya yang menyatu dengan borgol yang terpasang dengan kursi yang ia duduki. Hingga tangannya tertlihat berdarah akibat tekanan itu.

"Lev, hentikan itu!!" Ucap Kuroo ketika melihat Lev dalam keadaan kacau. Dia dengan susah payah melepapas borgol yang mengikat kedua tangannya. dua tangan nya terlihat berdarah akibat gesekan borgol besi itu.

Kuroo menatap kesal Yaku. Ia terlihat susah payah. "Hei, bantu aku yaku!"

"Semua yang mereka katakan benar. Semua yang mereka katakan benar." Lev kini meracau dengan raut wajah aneh. ia menatap lantai lantai ruangan.

Lev yang hilang kendali tiba tiba terdiam. sial! Perubahan suasana hati yang sangat ekstrim. Mereka semua hendak membawanya kembali ketempat tahanan jika saja sesuatu yang buruk tidak terjadi.

Dia yang kini tak memakai borgol merampas senjata angin dari saku inuoka dan senjata tersebut mengarah kekepalanya sendiri.

"Lev jangan!!"

Duarr!

Kenma dengan cepat menampis senjata tersebut, sebuah peluru melesat dengan cepat mengarah ketangan fukunaga yang mencoba menghentikannya. Beruntung setelah peluru pertama yang mengenai fukunaga tak ada peluru selanjutnya karena kini pistol tersebut beralih ketangan Kapten Nekoma.

Bruuk!

Lev terjatuh setelah peristiwa itu terjadi. Dia kehilangan kesadaran setelahnya. Mereka menatapnya khawatir. "Cuci otak yang benar benar parah."

"Sebaiknya aku akan panggil psikolog dan dokter. Kita butuh penanganan dalam mental dan pemikirannya."

"Dia terlihat sangat brutal tadi." Ucap Yaku dengan menghela nafas. dia membantu fukunaga yang agak kesusahan akibat luka yang dideritanya. "Untung hanya tanganku yang kena."

"Sebaiknya kita harus cepat. Hubungi mereka saat ini juga." Ucap Yaku, namun Kuroo menolaknya dengan menggeleng. "Tidak tidak. kita harus kesana sekarang juga."

Mereka mengambil beberapa senjata serta pelindung tubuh. Memakainya dengan cepat dan bergegas menuju kendaraan mereka.

"Aku akan pakai motor polisi saja. Aku ingin cepat sampai sana." Kuro mengambil helm dan memakainya. Dia baru saja akan tancap gas, sebelum ia mengingat sesuatu. di menghentikan kegiatannya sebentar.

"Sekarang kota Tokyo macet." Ucap Kuroo dengan kesal. lalu lintas saat ini terbilang macet. Akan memakan waktu lama jika ia harus menunggu mereka sampai. Suatu ide terlintas dipikirnnya. "Begini, kalian pakai motor saja. Akan susah jika memakai mobil."

"wah, boleh saja!" Ucap Fukunaga yang telah selesai mengobati tangannya. dia terlihat senang. " Bagaimana jika aku bawa moge."

"Terserahmu saja. Ayo kita berangkat."

...

"Aku mendapat struktur dari rumah tersebut." Ucap Asahi dengan senang. Ia memperlihatkan monitornya. Mereka melihat sebuah bangunan dengan ruangan ruangan yang terlihat sekaligus. Banyak yang menatapnya kagum. "Keren."

"Struktur bangunan ini biasa. Hanya saja ada tiga lantai disana, namun hanya lantai teratas yang sangat terbatas ruanganya. Sedangkan lantai satu dan dua terlihat ruangan lebar. Kita akan masuk melalui pintu paling ujung. "

Asahi menunjuk sebuah pintu diujung bangunan. Pintu tersebut langsung menjorok pada tebing. Karena posisinya berada diatas bukit dengan dibawahnya sebuah pantai berkarang. Mereka menatap aneh desain rumah tersebut. Memang terkesan aneh dan berbahaya.

"Kerja bagus Asahi. " Ucap suga. dia menunjuk monitor tersebut. "Dengan begini, aku dapat menyesuaikan tubuh dengan kondisi disana. boleh aku minta copy dari petanya?"

Asahi mengangguk. " Dan aku meminta Kiyoko untuk membuatkan sebuah seragam khusus untuk kita. Dia sudah selesai membuatnya sekarang. "

"Kiyoko-san membuatkan seragam untuk ku?!" Ucap tanaka dan nishinoya bersamaan. Tiba tiba mereka bersemangat. "Sungguh?!!"

"Tidak. Aku membuatnya untuk semuanya. Bukan cuma kalian."

Kiyoko datang dengan satu buah sample baju yang berada ditanganya. dia tersenyum. "Bagus bukan?"

Baju yang berbahan elastis. Dengan sebuah pelindung bagian tubuh yang telah terpasang rapi disana. serta tempat menaruh senjata yang sangat mudah digapai. Baju tersebut dapat berkamuflase dengan cepat pada lingkungan. Ringan dan anti air.

"Terlihat snagat detail."

Brum! Brum!

Mereka menengok kearah suara berisik tersebut. beberapa orang memakirkan motornya didepan kantor mereka. Daichi menatap dengan serius seragam yang mereka pakai dari sini. dia mengagguk. "Mereka Nekoma."

Daichi berjalan menuju mereka kearah aula diikuti dengan anggotanya yang berjalan dibelakang mereka.

"Selamat datang Kuroo-san. kebetulan anda kemari." Ucap Daichi dengan menjabat tanganya. Kuroo membalasnya menjabat. "Maaf, mungkin kami hanya bisa membantu sedikit. "

"tidak apa apa. Kami akan membantu anda untuk bagian peralatan. Mohon bantuannya." Kuroo mengangguk. Mereka berjalan hingga menuju keruang rapat.

...

Sunyi. Dihutan lebat ini nishinoya berlari diantara hutan sendirian. Dia tak takut. Karena ini sering dialaminya, lagipula kedaan lingkungan sekitar tak cukup menghalanginya. Ia mampu menyesuaikan diri dari lingkungan sekitar.

Dia mengendap endap tanpa mengenai banyak semak. Nafasnya yang seakan tenang membuat ia sukar untuk diketahui musuh. Ia mengambil walkie talkienya. "Lapor..."

"Penjagaan daerah timur. Enam orang." Ucap Noya. Dia kembali mengendap endap. Menuju bagian selatan rumah. "lapor. Daerah selatan. Lima orang."

Untuk terakhir. Ia lebih memilih naik menuju sebuah pohon besar yang menjorok kerumah itu. dia melihatnya dengan teliti. Noya menyeringai. "aku butuh tiga orang. Datang kesini dalam hitungan dua puluh detik."

Nishinoya mengarahkan sebuah senjata bius yang mampu melepas peluru sejauh lima meter dihadapannya. Dia menarik nafas, lalu menyesuaikan posisinya.

Sraak!

Tiga orang terkapar dalam waktu tiga detik. Beruntung mereka berdekatan dan lengah. Beberapa saat setelahnya Hinata, Kageyama dan Yamaguchi datang dan menghampirinya.

"Cepat pakai seragam mereka. cari ruangan Tsukishima. kalau bisa Yamaguchi, tolong kau cari ruangan kamera CCTV. Jika dapat segera informasikan dan matikan perangkatnya. Buat ia hancur."

Mereka mengangguk dan dengan cepat meninggalkanya. Nishinoya megambil walkie talkienya. "Lapor. Waktunya misi dimulai."

Daichi berjalan mengendap kearah lawan yang lengah. Dengan mudah ia membuat lawan tersebut terkapar. Ia kembali terdiam sebentar. merasa sebuah alat mengintainya.

"Disitu rupanya." Dia melihat sebuah perangkat CCTV terpasang diujung ruangan. ia mengarahkan sebuah pistol kearah perangkat tersebut.

Duarr!

"Daichi!!" Ucap Suga dengan marah. Ia melotot kearahnya. "Kan sudah kubilang. Jangan sembarangan. ledakan tadi terdengar besar tau!"

"Maaf maaf."

"Ja, kita harus lumpuhkan banyak musuh dahulu ya?" Tanya Kuroo dengan menampilkan smirknya. Ia memandang ruangan dengan seringai. "Sudah lama aku ingin begini."

Bunyi langkah kaki tiba tiba menggema diruangan tersebut. mereka terdiam dan memilih untuk bersembunyi.

Dari lantai dua terlihat seorang perempuan yang tengah berdiri menatap ruangan lantai satu dengan kesal.

Wajahnya,warna matanya sangat mirip dengan ketua sindikat hitam. Oikawa Tooru. Rambut cokelatnya bergelombang dan terikat dengan rapih.

Dia Siragiku Hana.

Tbc.
.
.
.
.

Siapa yang benci Hana. Hayo ngaku wkwkwk. Aku juga sebenarnya emang buat Hana sebagai tokoh yang dibenci.

Tapi aku juga tau kalau antagonis juga  punya maksud atau hal yang ngebuat dia kayak gini.

Semua itu ada alasannya. Ehehe.

Tapi malah bingung. Ini buat endingnya
Hana mati? Atau oikawa ketangkep :,)
Silahkan jawab maunya gimana :,) aku bingung.

Ya masa aku bikin Hana mati terus Oikawa gila pas ketangkep. Kek ftv aja :,V

Hana siragiku itu cuma nama samaran.

Karasuno mafia. Pertamanya cerita ini judulnya mafia karasuno tapi kuganti karena minim pengetahuan tentang mafia dan gak tega aja :,,) aku punya picturenya tapi kenawhy wp gak bisa upload? :,)

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro