Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

first!

happy reading :*

...

Tsukishima berjalan melewati lorong lorong rumah sakit. Beberapa hari setelah kejadian, mereka memutuskan untuk beristirahat sejenak, Banyak yang berbahagia dan berinisiatif untuk mengambil liburnya untuk sekedar menyapa keluarganya disana.

Namun Tsukishima memutuskan untuk tetap bekerja. Selain karena ia baik baik saja setelah penangkapan mafia yang hanya membuahkan hasil setengah karena tak berhasil menangkap ketua dari mereka, Ia juga sempat merasa bahwa masalah ini harus cepat diatasi.

Tsukishima memasuki kamar pasien. Si 'Ou-sama' masih tertidur dengan nafas teratur ditempat tidurnya. Ia menatapnya sebentar, lalu segera menaruh beberapa keperluan untuknya.

Dia kembali melagkahkan kakinya dan menuju kamar pasien sebelah. Ketika pintu terbuka, orang itu menyambutnya dengan ramah. "Ohayou, Tsukki."

Dia mengangguk. "Ada pesan dari taichou untukmu." Dia mengeluarkan beberapa surat dan memberikan benda tersebut kearahnya. "Ada yang ingin kutemui ditokyo. Kemungkinan aku akan pulang besok. Ada yang ingin kau beli disana?"

"Bertemu siapa?"Tanya yamaguchi. Dia meraih beberapa surat tersebut. "Sebaiknya kau meminta bantuan orang lain jika kesana karena misi kemarin. Semuanya tak akan berjalan sesuai keinginanmu."

"Ya, coba kutanya nanti. kalau begitu sampai jumpa." Dia melangkah pergi tanpa menghiraukan pertanyaan dari temannya.

'Apa aku harus benar benar kesana?'

dia memutuskan untuk melihat berita sementara. Dia berbelok kearah ruang tunggu dan meminjam sebuah Remote tv. Keadaan masih sepi. walau beberapa saat kemudian beberapa orang tertarik dan menunggunya untuk menyalakan tv tersebut.

layar TV menyala, menampilkan berita besar. wartawan lengkap dengan kondisi pelabuhan hancur menjadi latar belakang yang lumayan memenuhi penglihatan.

'kami disini. Pelabuhan peti kemas terlihat hancur berantakan. Satu hari sebelumnya, tepatnya pada malam hari senin. Diturunkan anggota personil Intelejensi HQ guna menangkap Sindikat sekelompok Mafia,

Namun, masih belum jelas berapa total keruskan akibat aksi kejar kejaran ini. beberapa aanggota tewas dan luka luka.satu kapal besar hancur dengan crane yang menjadi penyebabnya.'

Tsukishima mengerti, mengapa mereka terlihat kesusahan mencari beberapa data dari peristiwa ini. Ini misi khusus. Bukan sembarang misi yang akan dengan mudah dipertontonkan publik. Demi kerahasiaan dan memperkecil kemungkinan dalam bocornya rahasia.

'Ketua dari sindikat tersebut dapat melarikan diri dengan beberapa anak buahnya. Beberapa anggota mafia tersebut bahkan telah tewas dan kini polisi tengah mengidentifikasi dan tengah mencari keberadaan mereka kembali. sekian dari saya dan terima kasih.'

Tsukishima mendecak sebal, berita ini sama saja seperti menyudutkan mereka. Tidak mudah menangkap ketua dari sindikat mafia besar. tsukishima mendengus lalu mengganti channel. Ia sama sekali tak tertarik.

'keputusanku sudah bulat. Sepertinya aku harus tetap kesana.'

...

Tokyo. Kota yang sangat padat penduduk dengan catatan kriminalitas yang terbilang tinggi ada disana. Dia akhirnya sampai sekitar jam tujuh malam. dengan memakai kereta dan berangkat pada sore hari. Suasana sore disana sangat padat.

Dia merogoh ponselnya. Lalu menelepon seseorang. "Hana-san, saya sudah sampai."

Kesempatan baginya untuk mengetahui siapa dalang dari semua ini. Perempuan itu menelepon nya dan menyuruhnya untuk pergi ketokyo, dia masih tidak tahu maksud dari perempuan itu. Hanya saja semua pikirannya serta pemikiran orang orang disekitarnya mengatakan bahwa saja bisa jadi, dialah pelakunya.

Perempuan itu, terlihat familiar, perempuan itu terlihat mencurigakan. Apa itu sudah membuat fikirannya berubah dan mengatakan bahwa dia pelakunya? Tsukishima mendengus pelan, terlalu lelah ia memikirkannya sedari kemarin.

'Wartawan kota tokyo. Cuma penyamaran?'

"Kau bisa tunggu di cafe terdekat stasiun. Aku akan menemuimu setengah jam lagi.'

Tsukishima mendecak sebal, mana mungkin ia kan menunggu lama disana. ia menengok kesekitar. Tempat ini agak asing baginya. Ia menghela nafas dan akhirnya terpaksa menuruti perkataannya.

Disinilah dia. Kembali ketempat ia pernah ditangkap disini dulu. Dia tersenyum kecil. Rasanya ia ketakutan setengah mati ketika akan ditangkap hingga harus naik turun kereta dalam waktu lama itu cukup merepotkan.

Dia berfikir sebentar. Mengingat kejadian itu membuatnya teringat pada sesuatu.

'kepolisian Nekoma.'

Dia mencari tempat dan nomor ponsel yang tersambung pada kantor kepolisian. Beberapa detik telepon berbunyi menandakan bahwa ia terhubung.

'Dengan kepolisi nekoma disini. Apa ada yang bisa kami bantu, tuan/nyonya?' Seseorang membalas panggilannya.

"Apa bisa aku bicara pada Kuroo-san?"

'Ah!, megane-kun! Hisashiburi, lama tidak bertemu denganmu. Aku melihatmu masuk berita dan boom! Aku terkejut. Kau cukup sukses disana.' Diseberang sana, laki laki itu tertawa kecil. Telepon masih tersambung.

"Aku sekarang sedang di tokyo."

'Malam malam begini, Ada apa?'

"Aku sedang dalam misi. Begini, Aku akan meminta tolong untuk datang dicafe terdekat dari stasiun tokyo. Aku sedang berupaya mencari bukti pada pelaku yang akan menemuiku malam ini."

'Tapi stasiun dengan kantor Nekoma jauh.' ucap Kuroo dengan jengkel. 'Aku juga ada patroli malam ini.' Tsukishima berfikir keras, untuk mengubah pemikirannya. Dia tersenyum miring. Suatu ide telintas difikirannya.

" Ah, pantas saja anda tidak 'naik pangkat' Kuroo-san."

'HEI!MEGANE, KAU KEJAM SEKALI. SUDAH KUBILANG AKU TIDAK NAIK PANGKAT KARENA SESUATU TAPI BUKAN KARENA ITU!'

Dia berteriak kencang, Saking kencangnya membuat Tsukishima dengan cepat menjauhkan ponsel itu dari kupingnya. Padahal ia sedang menyalakan speaker pada saat menelpon. Alhasil ia mengundang tatapan aneh dari orang yang berlalu lalang disana.

'Kuroo! Kau mengganggu.'

'Ketua!jangan berisik. Ini sudah malam!'

'He, dia tau dari mana kau tidak naik pangkat?'

Beberapa seruan juga terdengar. Tsukishima tersenyum miring. Mungkin dia akan berhasil membujuknya untuk datang. "Jadi bagaimana, Kuroo-san? Kalau tidak mau ya sudah. Akan kututup teleponnya."

'Tunggu disitu. Aku akan datang secepatnya.' Ucap Kuroo dengan kesal, Akhirnya telepon tersebut berhenti tersambung. Tsukishima tersenyum puas. Tinggal menunggu saja. Mengumpulkan barang bukti. Dan akhirnya semua selesai.

Beberapa menit ia menunggu, hingga seseorang wanita yang ia kenal menyapanya dari seberang sana. Tsukishima hanya mengangguk membalas sapanya.

"Apa sudah lama tsukishima-kun?" Tanyanya, tsukishima hanya menggeleng. Ia memandang pakaian yang perempuan itu pakai. kenapa perempuan ini rapih sekali, dan sejak kapan wartawan memiliki waktu senggang. Bukankah ia wartawan kota tokyo.

"ya sudah. Mari kita bicara didalam." Ucap Hana dengan senyuman. Ah, lagi lagi senyuman itu. Tsukishima kurang menyukainya. 'itukan hanya topeng.'

Ia merasa bahwa dirinya sudah benar benar membenci perempuan disampingnya ini, Hana dimatanya seperti sebuah boneka porselen. Tersenyum palsu dengan anggun. Walau terlihat cantik semua itu hanya buatan kan?

Dan secantik apapun boneka itu dimatanya, percayalah. Dia lebih memilih sebuah boneka dinosaurus berwarna hijau.

lupakan lupakan :)

Mereka memasuki sebuah kedai cafe yang berukuran kecil. Aroma harum kopi hitam memenuhi indra penciumannya. Aneh, mengapa perempuan sepertinya bisa menyukai tempat ini. biasanya semua perempuan akan lebih memilih ketempat yang lebih terlihat cantik dan manis.

Seorang maid menemui mereka. Ia tersenyum dan menyapa. Dia memberikan daftar menu tersebut. "Selamat datang tuan dan nyonya. Anda mau pesan apa?"

"Aku ingin pesan yang ini saja." Ucap Tsukishima dengan tangan yang menunjuk sebuah coffe hitam. Pelayan tersebut mengangguk. "lalu, anda mau apa nyonya?"

"Yang seperti biasa saja."

"Baiklah, tolong tunggu sebentar."Pelayan itu meninggalkan mereka. Tsukishima lebih memilih untuk fokus melihat ponselnya, mengacuhkan keberadaan wanita yang berada tepat didepannya saat ini.

Hana hanya tersenyum canggung. Tsukishima juga memilih diam dan seperti enggan berbicara. Beberapa saat hingga pesanan itu datang bahkan ia tak bicara sedikitpun.

Sesekali ia menatap tsukishima ketika laki laki itu tengah terdiam dengan mata yang terfokus pada ponsel tersebut. Hana menatapnya dalam waktu yang lama.

Tsukishima mendecak sebal. Kesal akibat perempuan itu terus saja memperhatikannya. Dia menghela nafas dan menaruh ponsel tersebut dengan kesal diatas meja cafe."Kau sebenarnya mau apa menyuruhku kesini?" Tanyanya.

"Tidak. Aku hanya ingin menemuimu dan mengatakan sesuatu." Ucap Hana dengan tersenyum. Dia menyesap minumannya. "Aku hanya ingin menemuimu. Tsukishima-kun."

Tsukishima terdiam. Dia tak tau harus bereaksi apa. Dengan cepat ia melihat ponselnya. Merutuki keterlambatan kapten nekoma itu. 'Kuroo-san lama sekali..'

Perasaannya juga tidak sedang baik hari ini, terlebih lagi dia datang sendirian. Bagaimana jika yang dikatakan semua orang benar-benar terjadi.

"Akhir-akhir ini. Apa anda tau berita yang sempat tersebar luas kemarin?" Tanya Tsukishima. Dia berusaha berucap dengan hati hati dan dengan ekspresi setenang mungkin, bisa gawat jika perempuan itu menegtahui maksudnya. Dia meliriknya, sebentar. "Kau tahu, aku sedang mencari pelakunya. Apa—"

"Apa anda mau menemaniku keluar?" Tanyanya tiba-tiba, alhasil beberapa kata yang sempat ingin ia katakan tertahan karena terpotong ucapan wanita itu. Wajahnya terlihat berharap, Tsukishima malah semakin bingung. Jika ia mengikutinya bagaimana nasib kuroo-san?

Dia menghela nafas dan mengangguk."Boleh, tapi disekitar cafe saja."

...

Tsukishima terdiam didepan cafe tersebut. Ia hanya menyesap kopinya dengan pelan, memandang hitamnya langit. Suasana masih terasa dingin seperti biasa. Dia mengeratkan mantelnya dan menatap sekeliling. Perempuan tersebut menatap dirinya.

"Tsukishima-kun?" Panggil wanita itu. Sesaat ia terdiam lalu kini menengok kearahnya. "Ada apa?"

Samar samar terlihat rona merah diwajahnya, Tsukishima menengguk ludah. Pasti ada sesuatu yang ia sampaikan setelah ini. Wanita tersebut menunduk. Sepetah kata keluar dari mulutnya.

Dia mulai maju satu langkah mendekat, yang membuat Tsukishima reflek menjaga jarak.

"Aku mencintaimu.."

Dahinya berkerut sebal menanggapi kalimat tersebut, bagaimana bisa seseorang tiba-tiba menyukainya? Tsukishima terdiam. Berharap wanita itu tak membutuhkan jawaban.

Dia menghela nafas untuk kesekian kalinya dan mendecak sebal. "Maafkan aku Hana-san. Aku tidak bisa menganggapmu lebih dari seorang wartawan kota tokyo, rekan dan sebagainya."

Perempuan itu menatapnya terkejut. "Tapi, aku suka, aku cinta padamu."

'Keras kepala.'

"Aku sama sekali tidak menganggapmu lebih. Sungguh." Dia menatap lekat Hana, ada rasa bersalah dihatinya. Lagipula ia baru mengenal perempuan itu. wajar saja bahwa semua perasaan tersebut sama sekali tak terasa dihatinya.

'Kita hanya rekan kan?' kata kata itu yang ingin ia lontarkan,namun dirinya m,enolak mengatakan hal kejam semacam itu saat ini. Tsukishima menghela nafas kasar.

Dia tiba tiba menggenggam tangannya dengan kuat, Tsukishima tak tau harus berbuat apa saat ini. Punggungnya bergetar dan wajahnya tertutup poni. Isakan kecil terdengar darinya. "Kau suka siapa?"

Tsukishima menggeleng. "Tidak, aku sama sekali tak memikirkan hal itu sekarang dan tolong lepaskan aku." Tsukihima menarik tangannya dengan tak suka, Hana kini menatapnya kesal.

"Aku sama sekali tidak menyukai jawaban itu Tsukishima-kun. Aku tidak menerima semua penolakan darimu."Ucapnya.

Tsukishima terkejut atas perkataan wanita itu. suara langkah kaki tiba tiba saja terdengar dibelakangnya. Dia berusaha menengok. Sebelum tiba tiba saja sebuah mobil menghantamnya dengan kuat.

...

Kuroo menginjak pedal gas dengan kesal. sial, selama beberapa menit ia terkena macet yang panjang. Liat berapa jam yang ia pakai karena kemacetan ini. Mengapa tokyo selalu padat ketika malam hari?!

Dia menggerutu selama perjalanan, akhirnya dengan segenap kesabaran, dia akhirnya sampai dekat stasiun. Ia berfikir sebentar. Mengingat letak cafe yang terdekat dengan stasiun.

Dia menemukan cafe kecil, namun sama sekali tak ada tanda si megane itu. Dia menggerutu sebal. Kemana dia?

Dia mencoba kembali mengecek keadaan sekitar. Tinggal jalan sepi yang berada dihadapannya. Sama sekali tak wajar jika kota tokyo akan sepi pada jam segini. Kemana semua penduduk yang terbisa berlalu lalang?

Brukk!

Kuroo menangkap bunyi yang tiba-tiba muncul dari seberang gang. Matanya terkejut melihat kejadian tersebut. Badannya reflek berlari kearahnya. Sebuah mobil terlihat membawa pergi Tsukishima yang sudah tak sadarkan diri disana.

Suara berdebum itu. suara terbentur yang ia dengar. Benar benar mengejutkan. Darah terlihat mengalir dipelipisnya setelah dengan keras terjatuh dan terkena aspal jalan. Dia menatap laki laki tersebut dengan terkejut.

"Megane-kun!"

Mobil tersebut berjalan menjauh, kuroo hendak mengejarnya jika saja tidak ada seseorang laki laki yang kini menghalanginya. Dia menggeram. "Lev."

"Hisashiburi, kapten." Dia tersenyum dengan aneh, lalu wajah nya kembali datar. "Lebih baik kau menghadapiku. Kuroo-san."

Kuroo merutuki dirinya yang sama sekali tak membawa senjata, berbeda dengan lawannya yang mengeluarkan sebilah pisau lipat. Dia menyeringai. "kau boleh maju duluan, kapten."

"Hentikan omong kosongmu Lev. Kembalilah kepada kami!" Kuroo menggeram. Anggotanya telah berubah. Bagaimana bisa?

Seakan mengetahui apa yang kuroo fikirkan Lev tersenyum pedih. "Kau tau, semua itu.. Mungkin hanya keberuntungan dan rasa prihatin kalian. Karena orang tuaku mati bukan?!!"matanya terlihat berkilat-kilat menatap Kuroo.

Sebuah tinju mengarah dengan cepat kearah kuroo. Dia dengan cepat menghindar, namun dia melupakan pisau yang sedari tadi telah mengincarnya.

Crakk!

Tanganya sukses tersayat pisau yang berada digenggaman Lev. Dia mengaduh pelan. Tak ada pilihan lain selain mundur.

Lev mendekat. Kuroo menahan semua pukulannya dengan menangkisnya. Beberapa kali ia menendang Kuroo, namun ia sama sekali tak tersungkur. Kuroo menghela nafas kasar. "Masih butuh berapa tahun lagi untuk berhasil menyandingiku kau tahu,"

Perkelahian terjadi, tendangan yang ia lontarkan berhasil mengenai pergelangan tangan Lev yang tengah mengeggam pisau terjatuh dan kesempatanya untuk membuatnya lumpuh. Kuroo mendekat dan dengan cepat memukul keras syaraf kesadarannya. Laki laki tersebut terduduk dan akhirnya terjatuh.

Dia menatap Lev dalam diam. Setelah pertarungan tadi. sama sekali tak terbesit rasa amarah yang muncul akibatnya. "Seharusnya kau terus berlatih dan menyandingiku."

Kuroo mengelap pelipisnya. Lalu memapah anggotanya yang tengah tak sadarkan diri. Lalu menuju kantornya untuk melaporkan kasus yang baru saja terjadi.

Mobil polisi melaju cepat, kuroo senantiasa menggenggam pergelangan tangannya yang mengucurkan darah. Ia meringis selama diperjalanan. "Sial sial. Kenapa tubuhku jadi dingin begini, Apa aku kehabisan banyak darah disana?"

Mobil polisi berjalan memasuki kantor, beberapa anggota ikut keluar dan terkejut melihat kuroo dalam keadaan yang terluka sambil memapah Lev yang tak sadarkan diri.

"Apa yang terjadi kuroo-san?!" Mereka memapah Lev dan juga langsung mengobatinya. Kuroo dengan cepat mengaambil beberapa helai kain dan mengikatnya dengan kuat dengan tangannya. ia segera berjalan kearah komputer tanpa menghiraukan luka sayat karena pisau tersebut. tak ada waktu untuk memikirkannya.

"Kenma. Tolong cepat kau sambungkan telepon ini dengan Daichi. Kantor pusat intelejensi of hq."

Kenma mengangguk, dia segera menghentikan akitivitasnya dan segera menyalakan monitor tersebut, beberapa saat kemudian layar monitor tersebut menampilkan seseorang.

"Ada apa kau memanggilku dijam jam segini?"

"Anak buahmu dalam bahaya. Tsukishima terlihat dibawa seseorang yang sama sekali tak dapat kukejar saat itu. dia menghilang dengan mobil yang membawanya. Apa yang kau ketahui selama ini tentang misi yang mereka jalankan Daichi."

"Dia tak memberi tahu siapapun. Kau tahu, semua orang dalam keadaan yang bahaya disini. saat ini. mereka diteror secara terus menerus oleh peristiwa peristiwa yang terjadi belakangan ini."

Daichi terdiam, dia menatap mereka dengan khawatir. Sesaat Sugawara datang dan langsung mendekat kearah monitor.

"Kau tahu berapa plat nomor Mobil tersebut?"

Kuroo berpikir sesaat, dia menutup matanya mengingat ingat apa yang ia lihat sebelumnya. Dia akhirnya menjentikan jarinya, dia mengingat nomor tersebut. bahkan dengan jelas.

" AJ XXXX HU "

"Ngomong ngomong, ada apa dengan penampilanmu?" Tanya Kuroo melihat sebagian wajah Daichi terdapat luka bakar bahkan hingga samapi keleher. Daichi hanya terkekeh. " Hanya luka kecil. "

"Kalau begitu. cepat kau diskusikan. Tsukishima benar benar dalam bahaya sekarang." Ucap Kuroo degan wajah serius. Dia terdiam sesaat. "kalau begitu akan kumatikan sambungannya. Segera lakukan tidak lanjut Daichi."

...


tbc...

lev jadi orang orang kriminal :,V

sorry sorry. emang [pertamanya dia dari nekoma tapi dia berubah jahat karena cuci otak. haruskan aku untuk menjelaskan bagian cuci otaknya :"V


one picture : 

Lev kok gitu sama ayahnya :')

awokwkwkw.


Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro