First Meet and First Impration
Hari Casting Pit Babe
Starbucks Coffee
Sailub Pov
Saat ini jam 07.30..
Aku sudah berada di gedung GMM TV untuk mengikuti casting Pit Babe. Aku hari ini memakai kaos t-shirt putih dan celana jins biru muda yang aku padu padankan dengan jas coklat kotak-kotak. Terlihat santai tetapi tetap sopan tentunya. 😊
Aku masuk ke dalam Starbuks dan mengedarkan pandanganku ke kiri lalu ke kanan untuk mencari sahabat baikku Nut. Aku janjian bertemu dengannya jam 07.00 tetapi.. karena jalanan kota Bangkok yang selalu macet, makanya aku terlambat 30 menit dari waktu yang kami janjikan.
Dimana Nut? Apakah dia ngambek dan meninggalkan aku? 🙄
Aku mengedarkan pandanganku untuk melihat seluruh Starbucks ini dan tidak lama aku melihat Nut melambaikan tangannya ke arahku.
Aku lalu segera berjalan menghampirinya dan segera duduk di depannya.
"P'Sai.. mengapa kamu lama sekali datangnya? Bukankah kita janjian jam 7 pagi sekarang sudah jam berapa? Kamu selalu tidak pernah tepat waktu.."
Baru saja aku duduk di depannya, Nut sudah mengomel kepadaku dengan muka yang cemberut.
"Maafkan aku.. Jalanan kota Bangkok selalu macet dimana-mana makanya aku datang terlambat. Apakah kamu sudah memesan minuman?"
"Aku tahu jalanan di Bangkok selalu macet makanya aku meminta mu datang pagi. Memang kamu tidak memasang alarm sehingga bisa terlamat? Jam berapa kamu pasang alarmmu? Sudah aku sudah pesan.."
"Heheh.. Aku memasangnya tetapi.. aku tidak mendengarnya.. Sehingga aku baru bangun jam 06.30.. Baiklah aku pesan dulu.. Tunggu sebentar.."
Aku mengatakan itu dan segera berdiri karena tidak ingin mendengar omelan Nut lebih lama lagi. Rasanya kupingku panas mendengar omelannya pagi-pagi seperti ini. 😅
Aku lalu memesan Ice Americano dan Brownies untuk menganjal perutku.
Tidak membutuhkan waktu lama kami menghabiskan sarapan kami dan tepat jam 08.00, kami sudah mengantri di depan lift untuk naik ke lantai 3 tempat dimana di adakan casting Pit Babe.
Saat menunggu lift, Nut seperti biasa selalu mengandeng lenganku dan sedikit menyandarkan kepalanya di bahuku. Aku sudah terbiasa dengan semua ini, jadi aku hanya bersikap santai saja.
Tring!
Aku mendengar lift berbunyi dan tidak berapa lama pintu segera terbuka. Kami lalu dengan teratur mulai masuk ke dalam lift. Aku dan Nut mendapatkan tempat di depan pintu lift.
Tetapi.. sebelum pintu lift itu tertutup.. Aku mendengar suara..
"Tunggu.. Tolong tahan liftnya.. Aku ingin ikut.."
Karena aku berada di dekat panel tombol lift, aku segera menahan pintu lift itu karena aku melihat lift yang kami tumpangi juga tidak terlalu penuh. Tidak berapa lama..
"Hah.. hah.. Makasih Phi.."
Aku melihat ada seorang pria yang terlihat imut yang sepertinya terlihat kehabisan napas karena lari-lari dan sedikit berkeringat membungkuk untuk berterima kasih kepadaku. Saat dia masuk, aku bisa mencium aroma parfumnya yang wanginya sangat manis dan menenangkan hatiku.
Lalu pintu lift segera tertutup.
Aku sedikit mencuri pandang untuk memperhatikannya, pria ini terlihat imut-imut dan manis sama seperti aroma parfumnya.
Hm.. Apakah dia juga akan ikut casting Pit Babe? Berapa usianya? Dia terlihat seperti anak SMA?
Aku memikirkan hal itu sampai mendengar suara pintu lift berbunyi dan itu menandakan bahwa kami sudah sampai ke tempat yang kami tuju. Kami lalu segera keluar dari lift.
Aku melihat pria itu segera menuju ke arah toilet, mungkin untuk membetulkan penampilannya sebelum menghilang dari pandanganku. Lalu.. aku merasakan lenganku di tarik.
"Ayo P'Sai.. Jangan bengong saja.. Ayo kita ambil formulir dan mengisinya di bangku yang ada meja di ujung sana.."
Aku mendengar Nut mengatakan itu sambil menyeret lenganku, sehingga aku hanya bisa pasrah mengikutinya dan segera melupakan pria itu.
Tidak membutuhkan waktu lama kami mengisi lembaran itu dan menyerahkan ke bagian pendaftaran untuk mendapatkan nomor. Sambil menunggu, kami berkenalan dengan beberapa orang yang ikut casting yang duduk dengan kami, antara lain Garfield dan Top Ten. Kami berempat mengobrol dan menjadi dekat satu sama lain, aku sangat suka dengan sikap Garfield. Dia sangat lucu dan kami sama-sama dari Chiang Mai. 😊
---
Pon Pov
Aku melihat jam tanganku dan sekarang sudah jam 08.05.
Sial!! Gara-gara aku lupa menyetel alarm, aku bangun kesiangan dan terlambat. Mudah-mudahan aku masih sempat mengejar lift dan bisa mendaftar tepat waktu..
Aku berlari dengan terburu-buru menaiki anak tangga gedung GMM TV untuk sampai ke depan lift. Saat aku ingin sampai ke depan lift.. aku melihat pintu lift itu akan tertutup.. Aku lalu segera berteriak..
"Tunggu.. Tolong tahan liftnya.. Aku ingin ikut.."
Mudah-mudahan ada orang yang mendengar perkataanku dan menahan lift itu..
Aku hanya bisa berdoa dalam hatiku dan aku melihat ada seseorang yang menahan pintu lift itu sehingga aku bisa masuk ke dalamnya.
Saat aku masuk ke dalam lift, napasku terasa ingin habis. Tetapi.. aku segera sedikit membungkuk untuk mengucapkan terima kasih kepada pria yang berdiri dekat panel tombol lift itu.
"Hah.. hah.. Makasih Phi.."
Lalu aku melihat pria itu hanya menganggukan kepalanya sedikit. Aku bisa merasakan aroma parfum maskulin yang dia pakai karena kami berdiri berdekatan. Hal ini membuat jantungku terasa berdebar-debar.
Aiz.. Ada apa denganmu Pon!! Jangan katakan kamu menyukai pria ini!!
Aku berkata dalam hati kepada diriku dan tidak lama aku mendengar pintu lift berbunyi karena kami sudah sampai di tujuan kami.
Aku memperhatikan pria itu juga ikut turun dan artinya dia juga ikut casting Pit Babe. Tetapi.. aku segera melangkahkan kakiku ke arah toilet untuk merapihkan penampilanku dan menyeka keringatku karena berlari-lari tadi.
Setelah aku merasakan penampilanku kembali sempurna, aku keluar dari toilet dan segera pergi ke meja pendaftaran untuk mengambil formulir.
Aku sudah mendapatkan formulir itu dan mengedarkan padanganku untuk mencari sahabatku P'That sambil mencari tempat duduk. Aku melihat ada kursi kosong di pojok bagian belakang yang sepertinya tidak ada orangnya.
Aku lalu berjalan ke arah kursi itu dan sebelum aku duduk, aku bertanya kepada pria yang duduk di samping kursi itu.
“Permisi Phi.. Apakah kursi ini kosong? Bolehkah aku duduk disini..”
“Oh ya.. Kursi ini kosong. Silakan duduk saja Nong..”
Setelah dipersilakan pria itu untuk duduk, aku segera duduk dan mengeluarkan ponselku untuk menelepon sahabatku.
Tidak membutuhkan waktu lama bagi sahabatku untuk mengangkat teleponku.
“Hallo Phi.. Kamu duduk dimana? Aku duduk di belakang dan ingin mengisi formulir.. Apakah kamu sudah datang?"
"Iya.. Aku sudah datang dan.. ah.. Aku melihatmu.. Kamu lihat aku sedang melambaikan tanganku?"
"Iya aku melihatnya.. Apakah bangku di sebelahmu kosong Phi? Aku ingin duduk dekatmu.."
"Maafkan aku Pon.. Bangku yang aku duduki saat ini sudah sesuai dengan nomor antrian untuk casting.. Kamu cepatlah mengisi formulirmu itu agar mendapatkan nomor antrian juga sebelum kehabisan.."
"Ah.. Baiklah aku mengerti.. Iya aku akan segera mengisinya. Phi tenang saja.. hehehe.. Semangat untuk hari ini Phi, semoga kita bisa keterima bersama-sama..."
"Iya.. Kamu juga semangat ya Pon.. Semoga hari ini adalah hari keberuntunganmu.."
"Amin.. Amin Phi.. Makasih.."
Lalu setelah aku menutup teleponku, aku segera mencari pulpen, untuk mengisi formulir ini. Tetapi.. sepertinya aku lupa membawa pulpen. 😅
Sekali lagi aku mencoba untuk berbicara dengan pria yang ada disampingku untuk meminjam pulpen.
“Hm.. Maaf Phi, apakah Phi mempunyai pulpen? Aku sepertinya lupa membawanya dan tidak bisa mengisi formulir ini.. hehe..”
“Ah.. Ini pakai saja, aku sudah selesai mengisi formulir itu. Ayo cepat isi karena sebentar lagi akan di tutup pendaftarannya..”
“Iya Phi.. makasih..”
Aku lalu segera mengambil pulpen yang dia ulurkan kepadaku dan cepat-cepat mengisi formulirnya. Setelah itu aku segera mengisi formulir yang sudah aku isi ke meja pendaftaran dan mendapatkan nomor antrian untuk casting. Setelah aku menyerahkan formulir itu, meja pendaftaran terlihat langsung di tutup.
Ah.. Betapa beruntungnya aku hari ini.. Semoga Budha selalu memberkatiku.. Shadu.. 🙏
Aku lalu kembali ke tempat dudukku dan mengambalikan pulpen yang aku pinjam.
“Phi.. Ini pulpennya, makasih ya.. Btw nama Phi siapa? Namaku Pon..”
“Iya sama-sama Nong. Namaku Michael..”
Kami lalu saling berjabat tangan dan mulai saling berbicara satu sama lain. Ternyata setelah kami berbicara, aku lebih tua satu tahun darinya. 😅
Michael anak yang sangat humoris dan lucu sehingga tidak membosankan berbicara dengannya. Aku akhirnya mendapatkan satu teman baru lagi di tempat casting ini, rasanya sangat senang. Kami bahkan bertukar media sosial. 😊
Michael di panggil duluan masuk untuk casting, sementara aku menunggu giliranku, aku kembali mengedarkan padanganku lagi untuk melihat-lihat kesekelilingku, siapa tahu ada orang yang aku kenal lagi. Kalau ada kan sekalian reuni hahaha.. 😄
Saat aku mengedarkan padanganku.. tatapan mataku berhenti kepada sosok pria yang sudah membantuku tadi di lift dan aku melihat lengannya sedang di genggam oleh pria lain yang terlihat gemulai dan kurus darinya.
Aku lalu semakin memusatkan pikiranku dan berpikir selama beberapa saat..
Tunggu.. sepertinya aku tahu siapa pria yang menggenggam lengan pria itu.. Hm.. Apakah pria itu P’Nut? Supanut yang seorang penyanyi dan aktor itu? Apakah pria itu pacarnya? 🙄
Saat aku terus memperhatikan interaksi mereka berdua dari jauh, tanpa aku sangka.. pria yang lengannya di genggam oleh P’Nut mengangkat kepalanya dan mata kami bertemu untuk beberapa saat.
Aku baru bisa memperhatikannya secara detail sekarang dan aku mengakui bahwa pria ini terlihat tampan serta maskulin. Aku segera mengingat aroma parfum yang tadi sempat tercium oleh hidungku saat kami berdiri berdekatan di lift.. Tanpa aku sadari..
Deg.. Deg.. Deg..
Aku merasakan jantungku kembali berdebar-debar dengan kencang.
Ada apa dengan jantungku? Mengapa saat menatap matanya.. mengingat aroma parfumnya.. jantungku terasa berdebar-debar? 😣
Jangan katakan aku bahwa aku sudah merasakan jatuh cinta pada pandangan pertama pada pria yang bahkan aku tidak kenal namanya itu!! 😨
Aku segera menggelengkan kepalaku untuk membuang pemikiranku itu dan menepuk-nepuk kedua pipiku yang terasa menghangat.
Jagan gila Pon!! Kamu kesini untuk casting bukan untuk mencari pacar!! Lagian pria itu sudah milik P’Nut, ingat itu!!
Aku kembali menatapnya sekali lagi dengan tatapan sedih sebelum mengalihkan pandangan ke arah lain. 🥺
Bisakah kali ini aku berharap dapat casting dengannya sekali saja? Aku sangat ingin tahu namanya..
Aku mengatakan itu di dalam hatiku dan kembali menatap ke arah lain sambil berharap..
Aku ingin pria itu menjadi milikku bukan milik orang lain..
---
Sailub Pov
Aku terus saja mendengarkan Nut berbicara tentang hal apapun kepadaku, Garfield dan Top Ten tanpa henti. Dia juga tidak mau melepaskan genggaman tangannya dari lenganku.
Aku yang sudah terbiasa dengan sikapnya membiarkan Nut melakukan apapun yang dia suka. Hal ini karena jika tidak maka dia akan ngembek dan aku akan repot sendiri.
Lalu saat aku merasa bosan mendengar perkataannya, aku mengadahkan kepalaku untuk meregangkan leherku. Aku lalu mulai mengedarkan pandanganku ke arah lain untuk melihat-lihat sekitar kami.
Saat aku mengedarkan pandangan mataku, tanpa sengaja, aku melihat pria yang tadi aku temui di dalam lift tadi sedang memperhatikanku dari sudut lain di ruangan ini.
Pandangan mata kami lalu bertemu dan aku merasakan dia sedikit terkejut.
Deg.. Deg.. Deg..
Hei.. Ada apa dengan jantungku ini? Kenapa dia berdetak lebih cepat saat mataku menatap pria yang terlihat imut itu? Siapa dia? 🤔
Aku bertanya-tanya di dalam hatiku dan terus memperhatikan ekspersi wajahnya yang menurut aku sangat lucu untuk pria seusiannya. Wajahnya terlihat sangat baby face dan dia terlihat sedang menggelengkan kepalanya dan menepuk-nepuk pipinya yang terlihat memerah.
Oh.. sungguh manis saat pipinya berwarna merah muda seperti ini.. seperti tomat yang baru mateng..
Aku melihat dia sempat mengalihkan pandangan matanya ke arah lain, sebelum menatapku dengan tatapan mata yang terlihat sedih.
Hei.. Mengapa dia menatapku dengan tatapan yang menyedihkan seperti itu? Tolong jangan menatap ku seperti itu pria manisku..
Pria manisku.. Hahaha.. Apakah aku gila? Kita saja tidak saling mengenal bagaimana aku bisa mengatakan itu kepadanya?! 😅
Saat aku memikirkan itu, aku tidak menyadari bahwa aku sudah tersenyum.
“😊”
“P’Sai.. kenapa kamu tersenyum seperti itu? Apakah ada yang lucu?”
Aku mendengar Nut bertanya dan mau tidak mau aku segera mengalihkan pandangan mataku dari pria manis itu untuk kembali menatap Nut.
“Siapa yang tersenyum? Aku tidak tersenyum.. Kamu salah liat kali..”
“Aizz.. selalu tidak mau mengakui kalau kamu tersenyum.. Siapa yang Phi lihat?”
Nut berusaha untuk mengedarkan pandangan matanya dan melihat ke arah yang aku lihat tadi, untung saja sekarang pria itu sedang mendundukkan kepalanya sehingga Nut tidak menyadari siapa yang aku lihat.
“Aku tidak melihat apa-apa.. Memang siapa yang aku lihat?”
“Entahlah.. aku hanya tahu Phi melihat ke arah sudut di pojok sana dan tersenyum..”
"Aku selalu tersenyum kepada semua orang yang tersenyum kepadaku.. Ayo lanjutkan ceritamu.."
Aku mengatakan itu untuk mengalihkan perhatian Nut lagi dan berpura-pura kembali memperhatikan dia dengan serius.
Entahlah.. antara sadar atau tidak, aku tidak ingin ada pria lain yang memperhatikannya. Aku hanya ingin menyimpannya untuk diriku sendiri. 😅
Sangat lucu pemikiranku itu bukan? Memang siapa aku? Kami kenal saja tidak!
Saat Nut kembali asyik bercerita, aku kembali mengarahkan pandanganku untuk menatap pria itu lagi.. Tetapi, dia sekarang terlihat sedang asyik memainkan ponselnya dan menggunakan earphones nya mungkin mendengarkan lagu atau bermain game. Entahlah.. 😊
Apakah aku bisa beradu akting dengannya? Aku sangat ingin mengenalnya dan kalau bisa memilikinya untuk diriku sendiri..
TBC
Vote and comment na.. 🥰🙏
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro