Casting Part 2
Sailub Pov
Saat tahu nama pria itu, aku merasa senang bahwa dia juga lolos sama sepertiku. Entah mengapa aku sangat ingin dia menjadi pasangan main ku di series ini jika aku terpilih nanti.
Tetapi.. tunggu jangan berpikir kalau aku gay ya meskipun aku mempunyai banyak sahabat gay, tetapi aku masih straight.
Yeah.. Kalian tau bukan kata straight?
Ya.. aku masih pria normal yang menyukai wanita yang berbadan seksi dan dada montok. 😅
Aku sebenarnya sudah mempunyai seorang kekasih yang bernama Nalin. Dia bekerja di sebuah perusahaan menjadi Supervisor Finance. Dia wanita yang sangat baik, selalu memahami keadaan dan pekerjaanku. Dia juga selalu mendukungku. 😊
Kami sudah menjalin kasih selama 5 tahun belakangan ini. Saat aku terpuruk kemarin juga dia tidak meninggalkan aku dan selalu menyemangatiku sehingga aku membuka coffee shop di Chiang Mai.
( Anggap saja ini Nalin ya 😁😄)
Ok.. Segitu saja aku menceritakan pacarku dan tidak banyak orang yang tahu aku mempunyai pacar karena ini juga demi reputasi dan nama baikku sebagai seorang aktor. Hanya beberapa sahabatku saja yang tahu tentang hal ini dan salah satunya Nut. Yeah.. dia tahu aku sudah mempunyai pacar, tetapi entah kenapa dia tetap selalu bersikap manja kepadaku bahkan saat aku bersama-sama dengan Nalin. 🙄
Pada awalnya.. Nalin sempat merasa cemburu karena dia mengira aku juga menyukai Nut. Apa lagi setelah dia tahu Nut adalah seorang gay.. Tetapi aku terus menyakinkan dia bahwa Nut dan aku hanya sebatas sahabat dan aku hanya mencintainya. Akhirnya Nalin mengalah dan tidak merasa cemburu lagi bila Nut selalu menempel padaku. 😅
Oh ya.. Apakah kalian tahu?
Aku rasa kalian pasti tidak tahu bahwa ini adalah kali pertama aku mencoba untuk bermain di drama Boys Lover biasanya aku hanya bermain drama series biasa dan selalu mendapatkan peran straight.
Kalian pasti terkejut bukan.. 😅
Lalu.. kenapa aku mau mencoba drama yang berbeda dari yang biasa aku peran kan?
Hm.. Karena aku merasa bosan bermain peran yang seperti itu-itu saja dan merasa lama-lama peran yang aku mainkan terasa kurang menantang.. Lalu alasan lainnya, hm.. aku merasa bahwa aku sudah terlalu tua dan sudah kurang populer lagi jika harus bermain drama yang bergendre romansa picisan. 😅
Jadi.. apa salahnya aku mencoba untuk bermain drama boys lover yang terlihat sedang booming belakangan ini di semua kalangan. Selain itu, aku berpikir bila bisa mendapatkan peran yang berbeda dari yang biasa akua mainkan itu rasanya akan lebih menantang. 😊
Meskipun aku pada awalnya merasa ragu karena umur ku juga, tetapi karena Nut menyakinkan aku bahwa umur bukan masalah dan sedikit memaksa aku untuk menemani dia juga, akhirnya aku mau ikut mencobanya dan disinilah aku sekarang.
Pertama kali ikut audisi Boys Lover ‘Pit Babe’ dan lolos ke tahap ke 2.. Yeah meskipun belum menjamin aku masuk menjadi 12 besar paling tidak aku termasuk beruntung bukan? 😁
Kalian pasti bertanya-tanya jika aku straight apakah tidak risih memerankan drama boys lover?
Risih atau tidak entahlah.. Haha.. 😅
Aku masih casting jadi belum tahu bagaimana rasanya bermain drama boys lover sesungguhnya. Selama casting tadi, terasa seperti biasa tidak ada yang aneh.
Tetapi.. entah mengapa saat aku pertama kali melihat Pon, jantungku terasa berdetak lebih cepat dari biasanya dan.. aku ingin berpasangan dengannya jika kami bisa bersama-sama lolos ke tahap selanjutnya. 😊
Aku entah mengapa merasa tertarik kepadanya dan dingin mengenal jauh dirinya karena dia terlihat sangat imut serta seperti anak kecil yang perlu dilindungi. 😅
---
“Phi Sai.. Phi Sai.. Hei Phi!! Kamu mendengarkan aku berbicara tidak si?”
“Ha? Apa katamu?”
“Kenapa Phi dari tadi melamun saja? Kita diminta berkumpul di tengah untuk berfoto bersama-sama sebelum naik ke lantai atas untuk tahap ke dua..”
Nut mengatakan itu dan menarik tanganku sehingga membuyarkan pikiranku. Aku lalu hanya mengikuti Nut saja.
“Phi Sai.. ayo kita ambil posisi di depan..”
“Hm.. Tidak.. Kamu saja Nut, aku di belakang saja..”
Aku mengatakan itu dan melepaskan tangan Nut, lalu segera berjalan ke arah belakang.
Setelah kita berfoto beberapa kali, kami lalu diarahkan untuk naik ke lantai 25 gedung ini untuk tahap ke 2.
Karena ada 30 orang maka untuk naik ke lantai 25 harus di bagi tiga kelompok 10 orang per lift. Aku sangat beruntung sekali lagi bisa selift dengan Pon dan berdiri di dekatnya lagi. Aku bisa mencium aroma parfumnya yang manis saat kami berdiri berdekatan. 😊
Di dalam lift karena ada 10 orang, kami saling berkenalan satu sama lain. Di dalam lift yang sama denganku ada Nut, Pon, Benz, Pavel, Pooh, Ping, aku, Garfield, TopTen dan Pop. Tidak membutuhkan waktu lama untuk sampai ke lantai 25 untuk tahap selanjutnya.
---
Pon Pov
“Phi Pon.. Ayo sini, kita mau berfoto..”
Aku mendengar suara Benz dan aku mulai berjalan mendekatinya. Posisiku dan Benz saat ini di baris paling depan. Aku memang suka berfoto dan tidak masalah jika harus paling depan yang dimana kebayakan orang biasanya akan memilih berdiri di belakang saat harus berfoto.
Aku merasa tampan dan imut, jadi.. kenapa harus di belakang. Tentu aku harus di paling depan supaya semua orang bisa mengenaliku bukan? 😅
Setelah beberapa saat berfoto, kami lalu diminta untuk naik ke lantai 25 untuk tahap ke dua. Kami di bagi 3 kelompok karena lift tidak bisa memuat 30 orang sekaligus.
Entah ini kebetulan atau bagaimana.. Aku selift lagi dengan P’Sai. Dia bahkan berdiri di sampingku membuat jantungku terasa berdebar-debar apalagi dengan aroma parfum maskulinnya yang tercium di hidungku. 😣
Untung saja tidak membutuhkan waktu lama untuk sampai ke lantai 25 kalau tidak.. mungkin aku akan meleleh di dalam lift karena harus berdiri sangat dekat dengan P’Sai.
---
Lantai 25 Gedung GMM TV
Pon Pov
Karena kelompok kami yang pertama sampai, jadi kami otomatis harus masuk dan duduk di lantai dibaris terdepan.
Aku duduk di paling depan dengan Benz dan beberapa orang lagi karena tiap baris di buat 10 orang. Di belakangku duduk P’Sai..
Hm.. Entah perasaanku atau bagaimana kenapa P’Sai rasanya sangat ingin dekat-dekat denganku? Bukankah dia sudah mempunyai P’Nut?
Aku segera menyingkirkan pemikiran itu ketika aku mendengar lagi suara P’James yang sudah ada di depan kami saat semua yang lolos di tahap ke 2 berada di ruangan ini.
---
James Pov
“Hello Nong.. Nong.. Selamat sekali lagi bagi kalian yang sudah lolos ke tahap ke dua ini. Untuk tahap ini, aku akan memberikan kalian selembar kertas dialog yang harus kalian pelajari dan akan meminta kalian untuk mengambil nomor di depan sini sehingga kalian tahu siapa pasangan kalian untuk melatih dialog ini. Kalian paham?”
“Iya Phi..”
“Baiklah.. Ayo mulai maju satu persatu untuk mengambil kertas dialog dan nomor undian..”
Kami lalu mulai maju satu persatu untuk mengambil kertas dialog dan nomor undian.
“Apakah kalian sudah mendapatkan dialog dan nomor semua? Siapa yang belum mendapatkan?”
“Sudah Phi..”
“Bagus.. Nanti setelah ini, kalian bisa mencari pasangan kalian dan berlatih bersama-sama. Aku akan memberikan kalian waktu sekitar dua jam untuk berlatih sebelum kalian menampilkannya di depan P’S dan P’Chod di dalam ruangan lain.. Sekarang silakan mencari pasangan kalian dan silakan pilih tempat latihan kalian di dalam ruangan ini..”
---
Pon Pov
P’James mengatakan itu dan kami semua mulai mencari pasangan sesuai nomor kami. Aku mendapatkan no 4 dan segera melihat kesekelilingku.
Hm.. Siapa yang akan menjadi pasanganku?
“Hei.. Apakah kamu mendapatkan no 4?”
Saat aku sedang memikirkan itu, aku merasa bahuku di tepuk oleh seseorang. Aku segera berbalik dan menatap pria itu. 🙄
“Hm.. Iya Khun. Apakah Khun juga mendapatkan no 4 juga?”
Aku bertanya dengan ragu-ragu kepada orang itu karena aku tidak mengenali orang itu.
“Hm.. Iya. Berarti nanti Khun yang menjadi pasanganku?”
Pria itu bertanya sambil tersenyum. 😊
“Ah.. Iya. Perkenalkan Khun, namaku Pon. Nama Khun siapa?”
Aku mengulurkan tanganku untuk berkenalan dengannya.
“Oh.. Iya aku lupa memperkenalkan diriku hehe.. Namaku Dean.. Khun cukup panggil Dean saja tidak perlu kata Khun atau Phi..”
Dean berkata sambil membalas jabatan tanganku dan tersenyum. 😊
“Baiklah kalau begitu Dean juga bisa memangilku Pon saja..”
“Kalau begitu ayo kita mulai latihan dialog ini Pon. Kamu mau latihan dimana?”
Dean mengangkat kertas yang kami dapatkan dan bertanya kepadaku.
“Baiklah.. Hm.. Dimana ya enaknya..”
Aku mengatakan itu sambil mengedarkan pandanganku ke sekeliling ruangan ini. Aku melihat P’Sai sudah terlihat bersama-sama dengan pasangannya di belakang ruangan ini.
Hm.. Apakah lebih baik kalau aku berlatih di dekat P’Sai saja? 😏
“Hm.. Dean.. Bagaimana kalau kita latihan di belakang saja di pojok sana..”
Aku mengatakan itu sambil menujuk ke arah pojok ruangan dimana dekat P’Sai berlatih dengan pasangannya.
“Iya.. Ok.. Ayo kita kesana..”
“Hm..”
Aku dan Dean lalu segera berdiri dan berjalan ke arah pojok ruangan ini untuk latihan. Saat aku melewati P’Sai dan pasangannya, aku hanya tersenyum saja.
Tetapi.. kenapa aku merasa P’Sai memperhatikanku dan Dean dengan tatapan yang sulit di artikan. 🙄
---
Sailub Pov
Saat membuka nomor undian, aku ternyata mendapatkan no 5.
“Phi Sai.. kamu mendapatkan no berapa?”
Nut bertanya saat aku kembali duduk di sebelahnya setelah mengambil no undian itu.
“Hm.. No 5.. Kamu no berapa?”
“Yah.. Aku mendapatkan no 7.. Kita tidak bisa menjadi pasangan P’Sai.. Aku ingin menjadi pasangan P’Sai..”
Nut mengatakan itu sambil cemberut dan aku segera menggusak kepalanya. 😊
“Aizz.. P’Sai jangan merusak rambutku..”
“Hahah.. Dasar manja.. Sudahlah, aku ingin mencari pasanganku dulu dan kamu juga segera cari pasanganmu. Semangat na..”
Aku mengatakan itu dan segera berdiri untuk mencari pasanganku.
Tidak membutuhkan waktu lama aku menemukan pasanganku dan pasanganku bernama Pharm.
“Hm.. N’Pharm..”
“Iya Phi..”
“Kamu ingin latihan dimana?”
“Terserah Phi saja..”
Aku lalu segera mengedarkan padanganku ke sekelilingku dan melihat Pon sedang berbicara dengan seorang pria di depan.
Hm.. Mungkin itu pasangan Pon.. Lupakan.. Fokus latihan Sai..
Aku kembali mengedarkan pandanganku dan melihat ke arah belakang ruangan ini yang masih terlihat sepi karena semua memilih untuk berlatih di depan.
“Bagaimana kalau kita berlatih di belakang ruangan ini. Apakah kamu mau Nong?”
Aku bertanya kepada N’Pharm.
“Iya Phi.. Tidak masalah..”
Aku dan N’Pharm lalu segera berjalan ke arah belakang ruangan ini untuk latihan.
Setelah kami berdiskusi dan mulai membagi peran, aku melihat Pon berjalan ke arah kami dengan pasangannya. Dia lalu segera tersenyum saat aku melihatnya.
Aku menatapi mereka sampai mereka duduk tidak jauh dari tempatku dan N’Pharm duduk. 😑
Lalu aku kembali lagi fokus dengan dialog yang ada di tanganku.
---
Pon Pov
Aku dan Dean segera duduk di pojok ruangan ini. Kami lalu mulai membaca dialog yang ada di kertas sebentar dan kemudian berdiskusi.
“Dean.. Kamu mau memerankan siapa?”
“Hm.. Bagaimana kalau aku jadi Babe dan kamu jadi Charlie..”
“Boleh saja.. Lalu setelah itu kita tukeran peran ya..”
“Kenapa harus tukeran peran?”
“Yeah.. Aku takut saat kita di dalam sana ternyata kita harus bisa memerankan kedua tokoh ini..”
“Oh.. Iya juga.. Ok..”
Kami lalu duduk dan mulai menghafal dialog yang ada di dalam kertas ini.
30 menit kemudian
“Hm.. Pon..”
“Iya ada apa Dean?”
Aku bertanya saat mendengar Dean memangil namaku.
“Bagaimana kalau kita latihan sekarang? Supaya nanti lebih terlihat alami..”
“Boleh saja.. Kita mau coba dari bagian mana?”
“Hm.. Dari Babe menangkap Charlie yang sedang mengikutinya sehabis balapan..”
“Ok..”
--
Action Latihan
Pon Pov
Babe berjalan perlahan-lahan seorang diri menuju tempat untuk berganti baju sehabis balapan yang dia menangkan, tetapi saat dia berjalan, dia merasakan ada seseorang mengikutinya. Babe segera berbalik dan menangkap orang yang mengikutinya dan memelintir tangan orang itu ke belakang.
“Siapa kamu? Kenapa kamu mengikutiku..”
“Ah.. Sakit Phi.. Aku hanya orang biasa yang sangat menyukai X-Hunter..”
“Kamu adalah penggemar kami?”
“Hm.. Iya..”
Babe lalu segera membuka topi dan masker yang menutupi wajah pria yang mengikutinya lalu melepaskan tangannya. Charlie hanya tersenyum..
“😁”
“Apakah sekarang semua penguntit berwajah tampan?”
“Aku benar-benar bukan penguntit Phi.. aku datang kesini untuk menonton pertandingan.. Ini aku punya buktinya..”
Charlie lalu segera menujukkan tiket kepada Babe.
“Kalau begitu kamu salah masuk pintu keluar ini adalah ruangan untuk khusus staff..”
“Aku tidak salah masuk ruangan.. Aku memang kesini untuk mencari P’Babe..”
“Bukannya kamu bilang bahwa kamu bukan penguntit?”
“Aku benar-benar bukan penguntit dan aku juga sudah menunggu P’Babe sejak awal disini karena sangat ingin bertemu dengan Phi..”
“Bukankah aku sudah mengatakan bahwa ini adalah ruangan khusus staff dan bukan ruangan sembarangan? Silakan pergi!!”
“Phi Babe.. Bisakah Phi meminjamkan aku mobil? Mobil yang mana saja boleh..”
“Kamu benar-benar menyebalkan!”
“Aku sangat ingin menjadi pembalap seperti Phi. Tetapi.. aku tidak bisa ikut tes itu jika aku tidak memiliki kendaraan..”
“Kalau begitu kamu pergi saja menyewanya karena aku bukan seorang dewa..”
“Aku baru saja lulus Phi.. Aku tidak mempunyai banyak uang untuk menyewa mobil dan aku tahu bahwa Phi mempunyai banyak mobil balap yang bagus.. Tolong pinjamkan aku Phi..”
“Untuk apa aku mendengar kamu berbicara dan untuk apa aku meminjamkan mobilku padamu? Cepatlah pergi dari sini atau aku panggil security untuk mengusirmu.. Apakah kamu mengerti!”
Setelah itu Babe pergi meninggalkan Charlie.
---
Pon Pov
“Bagus Pon.. Bagus sekali actingmu..”
Aku mendengar Dean berkata seperti itu dan sepertinya dia merasa puas dengan latihan kami ini.
“Ah.. Terima kasih dan kamu juga sama bagusnya..”
Aku membalasnya sambil tersenyum dan menggaruk leherku karena merasa malu. 😊
Aku lalu tidak sengaja mengedarkan mataku ke sekelilingku dan melihat P’Sai tersenyum kepadaku.
Huh? Apakah dia memperhatikan aku sedang berakting? 🤔 Kenapa dia tersenyum seperti itu dan semakin terlihat tampan?
Aku memikirkan itu dan segera melihat ke arah lain karena merasa wajahku mulai memanas. Aku lalu segera mengerakan tanganku untuk mengambil botol air untuk aku minum untuk meredakan rasa maluku.
---
Sailub Pov
Saat aku sedang membaca dialog di tanganku, aku mendengar bahwa pasangan Pon meminta Pon untuk mencoba berakting dengannya.
Aku memperhatikan mereka berakting dan berpikir Pon sangat terlihat natural serta bisa dengan cepat mendalami peran Charlie. 😊
Hm.. Mungkin karena dia sudah terbiasa berakting di drama boys lover jadi tidak canggung lagi.
Aku memikirkan itu karena aku sempat mendengar Nut berkata bahwa Pon sebelum ini pernah bermain di beberapa series boys lover di agensinya yang lama. Kalau tidak salah dengar nama pasangan Pon adalah Bank.. 🙄
Tidak membutuhkan waktu lama mereka selesai berakting dan aku tersenyum saat melihat Pon.
“😊”
Aku bisa melihat saat mata kami tidak sengaja bertemu, wajah Pon terlihat memerah. 😅
Mungkin dia merasa malu tetapi.. dia terlihat sangat imut dan manis.
“Phi Sai..”
“Hm.. Ya N’Pharm..”
“Apakah kita juga harus mencoba seperti mereka?”
“Iya.. Jika Nong sudah siap, Phi tidak masalah..”
Aku mengatakan itu sambil tersenyum.
“Aku sudah siap Phi..”
“Ok.. Ayo latihan supaya tidak terlalu canggung nanti..”
Setelah itu, aku dan N’Pharm juga mulai latihan dialog yang sama seperti Pon dan pasangannya sambil menunggu di panggil untuk bertemu dengan P’S dan P’Chod.
TBC
Vote and Comment Please 🙏😊
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro