Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

7 ╬ Escape!

Tangan Jungkook bergetar sembari memangku tubuh Dahyun yang sudah tak sadarkan diri dengan nafas pendek-pendek nan lemah itu.

"Masih ada harapan! Dahyun pasti bisa selamat!" Jungkook mulai menyeka air matanya yang terus mengalir sedari tadi karena melihat keadaan Dahyun yang sangat memprihatinkan.

Semangat Jungkook terasa berkobar kembali saat mendengar suara dari walkie talkie di saku bajunya.

"Letnan Han Taehyung, masuk! Cepat lari ke atap, kita akan keluar dari sini dengan helikopter!"

Jungkook dengan lengannya yang kekar dan kokoh langsung saja mengangkat tubuh ringan Dahyun yang semakin kurus itu dan membawanya keluar dari sana.

"Tuan Lee, lebih baik kau ikut juga bersama kami!" Ajak Jungkook, Doyoung awalnya terlihat ragu tetapi akhirnya ia tetap mengikuti kemana larinya Jungkook. Di tengah jalan, mereka akhirnya berpapasan dengan Taehyung bersama Jungmin yang baru saja keluar dari ruangan manajemen hotel itu.

"Aku sudah mengurung pak tua itu di dalam sana, aku juga sudah mengatur rudal yang kubawa untuk meledak dalam waktu 2 menit lagi! Waktu kita tak banyak, rekan-rekan kita dengan helikopter sudah menunggu di atas sana!" Seru Taehyung sambil terus berlari, membuat Jungkook, Doyoung dan Jungmin turut meningkatkan kecepatan berlari mereka.

Berbagai hambatan dari orang-orang gila yang muncul berhasil dihempas dengan mudah dengan pistol dan tongkat listrik yang dibawa mereka. Setelah sampai di roof top, sialnya pintu nya terkunci oleh tali tambang yang dililitkan pada pintu tersebut.

"Sial ini pasti pekerjaan pak tua gila itu!" Seru Taehyung dengan emosi, saat tangannya dengan cekatan berusaha membuka ikatan tali ini, tiba-tiba suara tawa menggelegar terdengar dari belakang mereka.

"Hahaha kalian pikir semudah itu untuk pergi dari sini, huh? Aku juga ingin keluar, sialan!" Pak Kang kini mulai berjalan menaiki anak tangga itu, dengan luka tembak di bagian perut, kaki dan lengan atasnya, Taekyung masih bisa bertahan. Meski kulit tubuhnya sudah mulai lepas-lepas karena diberi serangan tembakan bertubi-tubi oleh Taehyung sebelumnya, tapi lelaki ini masih bisa bangkit. Memang obat itu benar-benar membuat manusia menjadi seorang 'Mayat Hidup.'

Alarm jam tangan Taehyung yang sudah ia atur selama 2 menit sebelum menyalakan rudal yang ia bawa tadi kini mulai berbunyi, menandakan bahwa waktu yang tersisa tinggal 30 detik lagi. Karena sudah terpepet, Taehyung asal saja menembakan pistolnya beberapa kali pada tali tambang itu hingga akhirnya berhasil terlepas. Bertepatan dengan itu, Taekyung mulai mengamuk dan bertransformasi menjadi orang gila haus darah itu lagi, untungnya Jungkook dan rombongannya sudah berhasil berlari keluar.

Di atap sana, benar saja sudah ada 2 helikopter yang terparkir, tidak mengambang di udara seperti sebelumnya jadi kini mereka dapat langsung naik dengan mudah, Jungkook, Dahyun dan Taehyung menaiki helikopter pertama sedangkan Jungmin bersama Doyoung ikut naik helikopter kedua. Saat semuanya sudah naik dan helikopter itu sudah siap lepas landas, Pak manager gila itu malah ikut menggantungkan badannya pada sisi helikopter pertama sehingga terbangnya jadi tidak seimbang.

Taehyung berdecak kesal, "Sial menghambat saja!" Ia membuka sedikit jendela helikopternya lalu menembak Taekyung dengan snipper di tangannya, hingga akhirnya tubuh Taekyung terjatuh ke bawah, bertepatan dengan suara bedebum pertanda hancurnya bagian hotel itu karena rudal yang dinyalakan Taehyung.

"Tepat waktu!" ucap Taehyung yang merasa sedikit lega ketika akhirnya mereka bisa keluar dari hotel itu sekaligus menghancurkan sisa-sisa orang yang sudah terinfeksi di tempat itu.

Jungkook terus menggenggam tangan dingin Dahyun, gadis itu kini bersandar pada bahunya, Jungkook terus berharap agar perempuan yang ia cintai itu masih bisa bertahan.

Tak disangka, tengan Dahyun mulai bergerak dan balas mencengkram tangan Jungkook dengan kuat.

"Dahyun? Dahyun-ah! Hey kau kenapa?" mata Dahyun tiba-tiba terbuka, bola mata hitamnya tak terlihat, hanya bagian putihnya saja yang terlihat, kemudian ia mulai berteriak dengan suara aneh.

"Shit!" Taehyung yang duduk di bangku depan sedikit mengumpat karena kaget melihat Dahyun yang dikira sudah sekarat, ternyata malah bangkit menjadi orang gila tak terkendali.

"Huh kenapa semua orang-orang gila ini menyusahkan saja! sudah buang saja dia keluar!" celetuk Taehyung asal yang langsung dihadiahi tatapan tajam Jungkook.

"Hehe bercanda, tak usah serius begitu lah." Jungkook mengabaikan ucapan Taehyung itu dan melanjutkan usahanya untuk memborgol tangan Dahyun dan menenangkan perempuan itu. Hingga akhirnya Jungkook teringat kalau ia membawa obat yang dihasilkan dari antibodi di tubuhnya, tanpa pikir panjang, Jungkook langsung saja menyuntikkan obat itu pada Dahyun. Jungkook pikir keadaan Dahyun akan langsung baikan atau setidaknya ia akan menjadi lebih tenang begitu, ternyata tidak. Ia masih saja mengamuk-amuk dan berusaha ingin menggigit Jungkook.

"Menyuntikkan obat itu bukan berarti ia akan langsung sembuh Jung, coba menyingkir sebentar, aku akan melakukan sesuatu," titah Taehyung pada Jungkook yang akhirnya mengikuti perkataan Taehyung untuk membuat sedikit jarak dengan Dahyun. Taehyung malah menyetrum Dahyun dengan tongkat yang ia bawa hingga Dahyun kembali tak sadarkan diri.

"Yak apa yang kau lakukan!" Seru Jungkook marah.

"Diam tak usah marah-marah, lagian efek dari meminum pil Axe itu kan dapat mempercepat penyembuhan, setruman kecil seperti itu tidak akan berdampak apa-apa untuknya, yang penting saat ini kita harus membawa dirinya untuk diobati, jangan sampai kau tergigit juga, menyusahkan saja," timpal Taehyung yang nampaknya sudah sangat muak dengan orang-orang terinfeksi ini.

....

Beruntung sekali saat itu Jungkook mengajak Doyoung untuk turut ikut keluar dari hotel itu karena pada akhirnya ditemukan antibodi dari tubuh lelaki itu untuk dikembangkan oleh tim layanan kesehatan tentara.

Sementara itu di ruang inap, Dahyun kerap kali berubah menjadi orang gila haus darah itu berkali-kali dalam sehari sehingga tubuhnya harus dirantai ke sisi ranjang.

"Tampaknya ini karena Dahyun sebelumnya menahan-nahan untuk tidak bertranformasi dengan tidak meminum air dan sebagainya, sehingga kini saat penyakit itu sudah semakin menyebar di tubuhnya, Dahyun jadi sulit untuk mengontrol diri lagi, ia jadi meledak-ledak sekarang," tutur Taehyung yang menyampaikan hasil analisisnya.

"Tapi apakah ada harapan untuk Dahyun agar bisa kembali normal?" Tanya Jungkook harap-harap cemas.

"Tentu ada, kemarin saja berkat obat dari antibodimu saat itu, kondisi istriku saat ini perlahan sudah membaik, sepertinya Dahyun juga akan membaik sebentar lagi, mengingat kemarin lebih dulu istriku yang disuntikkan obat tersebut baru Dahyun."

Jungkook menatap nanar Dahyun yang kini mulai mengamuk lagi di ranjangnya, "Yaa semoga saja ada harapan."

....

Setelah hari itu, Dahyun sudah tidak mengamuk lagi tapi ia koma untuk sementara waktu. Jungkook terus setia menunggu Dahyun di ruangannya, sembari terus memastikan bahwa keadaannya baik-baik saja. Sampai kini sudah sekitar 3 bulan Dahyun koma, Jungkook selalu datang ke tempat rawat Dahyun setiap ia selesai bekerja, karena bagaimanapun pasien-pasiennya banyak yang masih membutuhkannya.

"Dahyun-ah, sampai kapan matamu akan terpejam seperti itu? Aku rindu melihat sorot berbinar matamu saat senang karena hal-hal kecil, aku juga rindu akan sorot mata tajammu ketika berbicara denganku, tolong bangun Dahyun, tolong bertahan, setidaknya demi aku dan eommamu." Jungkook berbicara demikian sembari mengelus lembut punggung tangan Dahyun menggunakan ibu jarinya. Tapi kini hanya suara dari elektrokardiograf saja yang menemani malam sunyinya kali ini.

Jungkook menghela nafasnya kasar, harus sampai kapan lagi ia menunggu. "Tapi selama apapun kau terpejam, aku akan terus memperjuangkanmu agar bisa membuka kembali kedua mata indahmu, kau juga tidak perlu merasa tidak pantas dan rendah diri denganku, di mataku kau adalah segalanya, aku berjanji setelah kau sadar nanti, aku akan mencurahkan semua cintaku untukmu, lebih dan lebih besar dari sebelumnya, saranghe..Dahyun-ah." Jungkook perlahan megecup kening Dahyun, kemudian merebahkan kepalanya di sisi ranjang milik Dahyun dan mulai tertidur.

Jungkook yang memang mudah terbangun kini merasa terhenyak saat merasakan kepalanya diusap-usap dengan lembut. Perlahan ia membuka matanya, yang pertama kali ia lihat adalah Dahyun yang tersenyum lembut kepadanya. Jungkook yang awalnya masih setengah sadar mengumpulkan nyawa, langsung tersadar sepenuhnya dan duduk tegak, menatap Dahyun dengan tatapan tak percaya.

"Dahyun?" Dahyun hanya tersenyum tipis sambil menatap Jungkook dengan tatapan terharu. Tanpa terasa air mata Jungkook mulai mengaliri pipinya, dengan cepat ia langsung saja meraih tangan Dahyun dan mengecupnya dengan sangat lembut.

"Dahyun-ah, terima kasih sudah kembali."

Sementara itu di tempat lain, Taehyung masih berkutat dengan penelitian nya terhadap uji coba obat untuk mengobati penyakit gila ini. Ia menguji obat ini kepada beberapa pasien dengan parameter yang berbeda-beda dan terus memantau perkembangan kesehatan pasiennya. Sebanyak 90% dari total pasien yang diberi perlakuan obat tersebut menunjukkan keadaan yang lebih baik alias sembuh sedangkan 10%nya yang memang memiliki kekebalan tubuh yang lemah serta sebelumnya pernah menggigit orang lain, sembuh tetapi menunjukkan beberapa efek samping seperti lumpuh atau demam tinggi.

"Obatnya berhasil, kita sudah bisa menyebarluaskannya kepada publik," ucap Taehyung yang melakukan konfirmasi dengan pihak atasan via telepon. Tentunya penemuan obat ini akan menjadi kabar gembira bagi semua orang.

....

Setahun kemudian

Keadaan saat ini sudah jauh lebih baik, sudah tidak ada lagi jeritan ketakutan karena penyakit gila itu, dunia terasa lebih indah untuk saat ini. Semua orang sudah kembali fokus pada pekerjaan masing-masing, termasuk Jungkook dan Dahyun.

"Dahyun-ah sudah selesai pekerjaannya?" Tanya Jungkook ketika Dahyun menghampirinya di bagian lobi mall, mereka memang janjian akan bertemu selepas bekerja di mall ini.

"Pakai bertanya, ya sudah lah, buktinya aku sudah disini! Penjahatnya tadi sudah berhasil ditangkap!" Jungkook tersenyum bangga menanggapinya.

"Bagus, kau memang polisi sejati!" Puji Jungkook sambil mulai menautkan jari-jarinya pada jemari mungil Dahyun. Dahyun tersenyum kemudian balas menggenggam tangan Jungkook erat, seolah tak ingin berpisah lagi.

"Mall ini setelah direnovasi jadi lebih bagus ya," komentar Jungkook saat memasuki mall berkonsep outdoor ini.

"Betul, aku sependapat denganmu, ah aku malah jadi teringat masa lalu."

"Pengalaman yang luar biasa bukan?" Tanya Jungkook yang langsung dibalas anggukan semangat oleh Dahyun.

"Setuju, karena kejadian itu juga aku bisa tau perasaanmu yang sesungguhnya serta Taehyung bajingan yang telah mempermainkanku," gerutu Dahyun yang dibalas gelak tawa oleh Jungkook.

"Hahaha kalau dipikir-pikir, keren juga kita bisa bertahan sampai saat ini, terima kasih telah berjuang Dahyun-ah."

"Yaa yaa terima kasih juga."

Jungkook kembali menolehkan kepalanya pada Dahyun dan bertanya, "Apa kau bahagia sekarang?"

Dahyun balas menatap Jungkook kemudian mengangguk kuat-kuat sembari tersenyum, "Tentu saja, aku bahagia." Jungkook tiba-tiba tergelak, membuat Dahyun mengerenyitkan dahinya.

"Kenapa tiba-tiba tertawa?"

"Haha aku hanya masih tidak menyangka saja, sekarang kita berpacaran?" Tanya Jungkook yang dibalas toyoran pada bahu kokoh Jungkook.

"Pikir sendiri!" Seru Dahyun yang kemudian berlari menuju salah satu restoran di mall ini.

"Yak tunggu aku!"

Setelah menyusul Dahyun, akhirnya mereka berakhir di salah satu restoran yang cukup terkenal di sana, mereka kini duduk menunggu pesanannya datang.

"Tumben sekali ya tempat ini sepi, apa karena sekarang belum jadwalnya makan malam?" Komentar Dahyun.

"Hmm sepertinya begitu."

Suara teriakan anak laki-laki membuat atensi mereka teralihkan, "Dahyun Noona!"

"Aaa Woojin kau sedang apa disini? mana ibumu?" Woojin hanya senyum-senyum saja kemudian ia mengeluarkan sesuatu dari dalam tas yang dibawanya.

"Ini untuk Noona," ucapnya dengan senyum lebar sembari menyerahkan sekotak cincin kepada Dahyun.

"Wah cantik sekali, ini sungguhan darimu?" Tanya Dahyun saat memandangi cincin dengan sebuah berlian kecil berwarna biru diatasnya.

"Ani..cincin itu dari hehe..." Tak lama setelah itu, beberapa orang keluar dari bagian dapur restoran ini, membawa kue, bucket bunga, sampai ada pula rombongan pemain biola untuk menambah kesan romantis pada sore ini, membuat Dahyun kontan menutup mulutnya dengan kedua tangannya, speechless.

Jungkook tersenyum senang melihat kejutannya yang tampak berhasil, terbukti dari mata Dahyun yang kini mulai berkaca-kaca. Ia berdiri dari tempat duduknya kemudian mulai meraih kotak cincin yang tadi diberikan oleh Woojin pada Dahyun.

"Kau tau sendiri kan aku tidak memiliki pengalaman terhadap wanita tapi kuharap kau suka ini, Dahyun-ah, setelah kejadian setahun lalu dimana aku hampir kehilanganmu, aku jadi sadar bahwa aku tidak bisa hidup berjauhan denganmu, kau adalah segalanya bagiku, jadi tanpa basa-basi lagi, Will you marry me, my best friend for rest of my life?" Ucap Jungkook sambil menyodorkan kotak cincin yang sudah terbuka itu.

Tanpa berpikir panjang lagi, Dahyun juga sudah mantap jika ingin lanjut ke tahap lebih serius bersama Jungkook. Dengan netra berkaca-kaca saking terharunya, Dahyun langsung mengangguk kuat-kuat.

"Yes, I Will!" Senyuman cerah Jungkook langsung terbit begitu mendengar jawaban Dahyun yang begitu yakin. Kini Jungkook mulai memasangkan cincin yang sangat cantik itu pada jari manis Dahyun. Setelahnya Jungkook bangkit berdiri, tangannya menangkup kedua sisi pipi Dahyun dan perlahan Jungkook mulai mengecup kening Dahyun cukup lama, hidungnya, dan bibirnya. Alunan musik biola pada sore hari ini menambah kesan romantis yang mendalam pada kedua insan yang baru saja akan melangkah menuju kehidupan yang sesungguhnya, yaitu kehidupan pernikahan.

Kebahagiaan bisa didapat dari mana saja, terkadang kebahagiaan juga bisa datang dari sesuatu yang tak disangka-sangka. Seperti kisah Dahyun dan Jungkook yang terjebak di hotel penuh zombie yang pada akhirnya sama-sama menemukan kebahagiaan dan pembelajaran berharga dari pengalamannya di tempat itu. Mereka akhirnya sadar bahwa arti sebuah kehadiran akan terasa saat kehilangan telah merenggutnya. Maka dari itu manfaatkan waktu sebaik-baiknya bersama orang yang kita sayangi, perlakukan mereka dengan baik dan jangan sia-siakan mereka.

Tamat

Epilog

Hari ini adalah hari libur, kebetulan Jungkook juga mendapat jadwal liburnya hari ini sehingga ia bisa menjaga Lee Shinji, anak perempuan mereka yang sudah berusia 2 tahun, disaat Dahyun malah mendapat job untuk mengejar pelaku pembunuhan yang sudah mereka telusuri selama sebulan lamanya.

"Appa! Eomma nana?" Tanya Shinji yang sedari tadi terus saja berceloteh mencari dimana sang ibu, tapi kini anak ini berceloteh sembari merentangkan kedua tangannya pada Jungkook, meminta untuk di gendong.

"Ugh kau semakin berat ya anakku, Eomma sedang bekerja, mencari penjahat, Shinji main sama appa saja ya?" Seolah mengerti, anak itu hanya menatap sang ayah dengan tatapan polos dan mulai mengangguk. Kini Shinji malah meletakan kepalanya pada bahu Jungkook, sepertinya anak ini mengantuk setelah disuapi makan siang oleh Jungkook tadi. Jungkook yang paham kalau anaknya sudah mengantuk ini akhirnya menepuk-nepuk bokong sang anak dengan lembut sampai akhirnya anak itu tertidur pulas di gendongannya.

Baru saja ingin memindahkan sang anak ke atas kasur, suara telepon rumahnya berdering kencang, berkali-kali. Langsung saja Jungkook meletakan anaknya di kasur dan berlari untuk mengangkat telepon tersebut.

"Dengan dokter Jungkook suami dari kopral Yoon Dahyun?" Tanya seorang lelaki yang berbicara di sebrang telepon sana.

"Benar, ada apa ya?"

"Istri anda terkena tembakan dari penjahat yang sedang kami kejar, karena kami sekarang sedang jauh dari mana-mana, agak sulit jika harus membawanya ke rumah sakit, bisa kah kau yang datang kemari untuk mengobatinya?" Hati Jungkook langsung gelisah saat mendengar kabar sang istri tak baik-baik saja.

"Apa?! Dahyun terluka? Aish cepat beri tau aku dimana lokasi kalian!"

Jungkook langsung menyambar kunci mobilnya setelah diberi tahu dimana lokasi Dahyun berada saat ini. Shinji yang sedang tertidur saja kini Jungkook gendong kembali dan ia letakan di bangku belakang khusus bayi yang memang sudah mereka siapkan untuk tempat duduk anak mereka di dalam mobil.

Jungkook terus mengendarai mobilnya dengan cemas, pikiran negatifnya mulai bermunculan, ia juga takut datang terlambat sehingga Dahyun tidak terselamatkan. Sesampainya di lokasi yang ternyata seperti hutan-hutan itu, Jungkook turun dengan menenteng peralatan medisnya dan menggendong anaknya yang kini menangis karena takut masuk hutan yang cukup lebat ini.

"Pembunuh macam apa sih dia sampai bersembunyi di hutan seperti ini," ucap Jungkook dengan sedikit geram.

Tak lama terdengar suara teriakan laki-laki dari ujung sembari melambaikan kedua tangannya. "Disini!" Seru laki-laki itu membuat Jungkook langsung berlari ke arah lelaki berseragam polisi itu berteriak.

Sesampainya di tempat itu, Jungkook kaget saat melihat Dahyun yang sedang terkapar disandarkan pada sebuah pohon dengan tangannya yang menutupi bagian dadanya yang tertembak.

"Oppa..." Ucap Dahyun sembari meringis kecil, membuat Jungkook segera menitipkan anaknya pada rekan Dahyun yang ia kenal bernama Jimin dan mulai membuka peralatan medisnya untuk memberi pertolongan pertama bagi sang istri.

"Terima kasih selalu ada di saat yang tepat, aku mencintaimu..." Ucap Dahyun dengan nada lirih.

"Hey jangan seperti itu lah, jadi teringat lagi kejadian saat di hotel zombie, setelah berbicara begitu kau langsung tak sadarkan diri," omel Jungkook yang agaknya masih trauma dengan kejadian beberapa tahun silam itu.

Dahyun terkekeh lemas kemudian bicara lagi, "Happy anniversary pernikahan kita yang ke 4 tahun, suamiku.." Dahyun langsung saja tak sadarkan diri, membuat Jungkook panik.

"Yak Dahyun-ah! Dahyun-ah!"

"Happy Anniversary!" Seru 3 orang polisi lelaki yang tampaknya merupakan anak baru yang bernama Hyunjin, Jeongin dan Seungmin. Mereka tiba-tiba muncul dari balik pepohonan bahkan Jeongin sampai membawa terompet kecil untuk menambah kemeriahan penyambutan ini.

Jungkook menganga saat melihat ketiga anak itu membawa kue dengan lilin 4 diatasnya. Jungkook langsung saja mengguncang kembali tubuh Dahyun dengan tangannya.

"Yak Dahyun-ah! Apa maksudnya semua ini? Kau mengerjaiku?" Dahyun yang tadinya terpejam kini langsung membuka matanya dan tertawa terbahak-bahak.

"Hahaha gantian sekarang aku yang memberi kejutan padamu—" tanpa aba-aba Jungkook langsung memeluk istri tercintanya itu.

"Jangan seperti ini lagi aku tidak suka melihatmu terluka," ucap Jungkook dengan sangat lembut sembari terus menepuk-nepuk punggung Dahyun.

"Eommaa..." Sang anak sudah gelisah berada di gendongan Jimin maka dari itu Dahyun langsung terkekeh gemas sembari menerima Shijin dari gendongan Jimin.

"Utututu anakku sayang..." Dahyun langsung saja mengecupi pipi anaknya dengan gemas.

"Ayo tiup lilinnya!" Seru ketiga anak baru itu, Dahyun dan Jungkook berpandangan kemudian langsung meniup lilin pada kue itu secara bersamaan.

"Semoga kita masih bisa bersama sampai tahun-tahun selanjutnya," ucap Jungkook dengan senyum yang menawan dan tatapan penuh kasih sayang pada Dahyun dan Shijin.

"Tentu suamiku, semoga saja." Dahyun balas menatap Jungkook kemudian mengecup bibir suaminya cepat, dan kini Jungkook dan Dahyun sama-sama mengecupi pipi anaknya dengan sayang.

Momen hangat itu diabadikan dalam beberapa jepretan foto, dan akan selalu terkenang selamanya.

Hai gimana chap terakhir nya? Semoga puas ya 😭 maaf kalau masih banyak kurangnya ini cerita, semoga bisa mengobati ketidakpuasan terhadap drakor happiness yang ending nya singkat dan padet banget 😭👍

Makasi banyak yang udah baca sampe sini, jangan lupa baca cerita baru aku hehe follow juga akun WP ini

Langsung cek aja di profil aku deoksiribosa

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro